Anda di halaman 1dari 48

MIOMA UTERI DENGAN

MENOMETHORRAGIA, ANEMIA (9,5)


PADA OBESE KELAS I

Disusun Oleh:
Karina Fadhilah Ahmad G99 171022
Nurul Hidayah G99 172130
Rahadian Arista G99 181050
Iqbal Rafsanzani G991902031
Rahma Luthfa Annisa G99 172137
Andini Herviastuti S. G99 172073
Mioma Uteri

TINJAUAN PUSTAKA
MIOMA UTERI

Neoplasma jinak

berasal dari otot polos uterus, Berbatas tegas,


tidak berkapsul

wanita umur 35 - 45 tahun, riwayat keluarga,


ras, kegemukan, kehamilan, dan nullipara
GEJALA

Massa di perut bawah

Perdarahan Abnormal

Nyeri perut

Pressure Effects (Efek Tekanan)

Penurunan Kesuburan dan Abortus


DIAGNOSIS
• Pasien mengeluh adanya benjolan pada perut
Anamnesis bagian bawah, kadang mempunyai gangguan
menstruasi dan ada nyeri

Pemeriksaan • Pemeriksaan bimanual : teraba terbenjol-benjol


fisik
Pemeriksaan • Pemeriksaan Penunjang
Penunjang • MRI
KLASIFIKASI

Menurut Mioma Mioma


Submukosa Intramural
letaknya :

Mioma Mioma
Subserosum Intraligmenter
Mioma Uteri

TINJAUAN PUSTAKA
MIOMA UTERI

Neoplasma jinak

berasal dari otot polos uterus, jaringan fibroid dan


kolagen; Berbatas tegas, konsistensi cenderung padat

wanita umur 35 - 45 tahun, riwayat keluarga, ras,


kegemukan, dan nullipara
PATOLOGI
Biasanya berbatas jelas dengan miometrium sekitarnya
Makroskopis dari potongan transversal berwarna lebih
pucat dibanding miometrium disekelilingnya, halus,
berbentuk lingkaran,
Biasanya lebih keras dibanding jaringan sekitar, dan
dapat terdapat pseudocapsule.
GEJALA

Massa di perut bawah

Perdarahan Abnormal

Nyeri panggul

Pressure Effects (Efek Tekanan)

Penurunan Kesuburan dan Abortus


DIAGNOSIS
• Pasien mengeluh adanya benjolan pada perut
Anamnesis bagian bawah, kadang mempunyai gangguan
menstruasi, perdarahan abnormal, dan ada nyeri

Pemeriksaan • Pemeriksaan bimanual : teraba terbenjol-benjol


fisik
Pemeriksaan • Pemeriksaan Penunjang
Penunjang • MRI
KLASIFIKASI

Menurut Mioma Mioma


Submukosa Intramural
letaknya :

Mioma Mioma
Subserosum Intraligamenter
PENATALAKSANAAN

medikamentosa Operatif

• Analog GnRHa • Miomektomi


(Gonadotropin • Histerektomi
Realising Hormon • Embolisasi (Uterin
Agonis), progesteron, Artery Embolization
danazol, gestrinon, atau UAE)
tamoksifen, gosereline
STATUS PASIEN
IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. R
Tanggal Lahir : 31 Desember 1968
Alamat : Tawangsari, Sukoharjo
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
No. RM : 01-44-xx-xx
Tanggal Masuk : 11 Maret 2019
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Perdarahan dari jalan lahir
Riwayat Penyakit Sekarang
Seorang P3A1, 50 tahun merupakan rujukan RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo dengan
keterangan mioma uteri+anemia. Perdarahan saat ini sudah tidak ada, riwayat
menstruasi/perdarahan lama dan banyak (+), nyeri menstruasi (-), benjolan di perut
disangkal. Riwayat mondok 3 kali, yaitu :
Juni 2018 : kuretase dengan keluhan perdarahan + transfusi 8 kantong (Hb masuk : 3).
Hasil kuretase dikirim untuk pemeriksaan PA, hasilnya: endometrium: hiperplasia kelenjar
endometrium dengan endometritis kronis, didapatkan jaringan yang mengesankan villi chorialis
lisis dan nekrotik.
Oktober 2018: dikuretase dengan keluhan perdarahan (transfusi 2 kantong)
Januari 2019 : dirawat karena perdarahan  transfusi 4 kantong, Hb saat pulang: 8,5
Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat keluhan serupa: disangkal
Riwayat keluhan serupa : disangkal Riwayat darah tinggi : disangkal
Riwayat darah tinggi : disangkal Riwayat sakit gula : disangkal
Riwayat sakit gula : disangkal Riwayat asma : disangkal
Riwayat asma : disangkal Riwayat alergi obat/makanan : disangkal
Riwayat alergi obat/makanan : disangkal Riwayat penyakit jantung : disangkal
Riwayat penyakit jantung : disangkal
Riwayat kejang : disangkal Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien berobat menggunakan fasilitas BPJS
kelas III.

Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat Obstetri Riwayat Menstruasi
I: Laki-laki, 31 tahun, BBL 4100 gr, Menarche : 13 tahun
spontan Lama menstruasi : 10-15 hari
II : Perempuan, 16 tahun, BBL 3500gr,
Siklus menstruasi : tidak teratur
spontan
III: Abortus, UK 2 bulan, tidak
dikuretase
IV: Laki-laki, 10 tahun, BBL 4400gr,
spontan
Riwayat Perkawinan
Menikah 1 kali, selama 32 tahun

Riwayat Penggunan Kontrasepsi


Pasien pernah menggunakan KB suntik 3 bulanan selama 10 tahun
.
PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum : Sedang, Suhu : 36,5 0C


somnolen, gizi kesan berlebih (obese
BB : 78 kg
kelas I)
Tanda Vital TB : 155 cm

Tekanan Darah : 120/70 mmHg BMI : 32,5 kg/m2

Nadi : 82 x/menit
Respiratory Rate : 20 x/menit
SpO2 : 98%
Conjunctive anemis (+/+)
normocephal
Icteric sclera (-/-)
Tonsillary enlargement (-) secretions (-)
lymphadenopathy (-)
Normothorax, Gld. mammma is within normal limits,
Inspection: Development of right chest = left areola mammary hyperpigmentation (+)
Palpation: tactile right chest fremitus = left
Percussion: Sonor / sonor Inspection: Ictus cordis is not visible
Auscultation: Vesicular basic sound (+ / +), Palpation: Ictus cordis palpable in SIC VI linea
additional sound (- / -), RBK (- / -), RBH (- / -), midclavicularis sinistra 2 cm laterally
Wheezing (-) Percussion: The heart's border seems to be widening
of the caudolateral
Supel, NT (-), teraba massa padat , permukaan Auscultation: I-II heart sounds intensity decreases,
rata, batas atas 2 jari bawah pusat, batas regular, noisy (-)
bawah kesan masuk panggul, batas kanan
LMCD, batas kiri LMCS
Genital
Inspekulo : v/u tenang, dinding vagina dbn, OUE
tertutup, portio utuh, darah (-), discharge (-), sondase
10 cm
Oedem Oedem VT : v/u tenang, dinding vagina dbn, OUE tertutup,
++ - - portio licin, uterus membesar sebesar UK 12 minggu,
++ - - portio ikut bengkak jika massa digerakkan, tidak
teraba pole bawah tuba, A/P tidak teraba massa,
DIAGNOSIS

MIOMA UTERI DENGAN MENOMETHORRAGIA,


ANEMIA (9,5) PADA OBESE KELAS I
TERAPI

Pro histerektomi
Transfusi 1 PRC
Pre med Deksametason 1 amp
Konsul Jantung
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium (11/3/2019) KIMIA KLINIK
Glukosa Darah
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN RUJUKAN 103 mg/dl 60-140
Sewaktu
HEMATOLOGI
SGOT 14 u/l <31
Hemaglobin 9.5 g/dl 12.0-15.6
SGPT 11 u/l <34
Hematokrit 30 % 33-45
Albumin 4,0 g/dl 3.5-5.2
Leukosit 9.2 ribu/ul 4.5-11.0
Creatinine 0.6 mg/dl 0.6-1.1
Trombosit 573 ribu/ul 150-450
Ureum 15 mg/dl <50
Eritrosit 4,65 juta/ul 4.10-5.10
ELEKTROLIT
HOMEOSTASIS
Natrium darah 137 mmol/L 136-145
PT 13.3 Detik 10.0-15.0
Kalium darah 3.9 mmol/L 3.3-5.1
APTT 28.8 Detik 20.0-40.0
Klorida darah 110 mmol/L 98-106
INR 1.050 -
HbSAg Non reactive
Laboratorium (12/3/2019)

PEMERIKSAAN HASIL SATUAN RUJUKAN


HEMATOLOGI
Hemaglobin 10.3 g/dl 12.0-15.6
Hematokrit 36 % 33-45
Leukosit 12.0 ribu/ul 4.5-11.0
Trombosit 638 ribu/ul 150-450
Eritrosit 5.14 juta/ul 4.10-5.10
Laboratorium Pemeriksaan Histopatologi (23/7/2018)
Kesimpulan :
Hiperplasia kelenjar endometrium dengan endometritis kronis
Didapat jaringan yang mengesankan villi chorialis lisis dan nekrotik
SIMPULAN
Seorang P3A1 52 tahun rujukan dari RS PKU Muhammadiyah Sukoharjo dengan
mioma uteri+anemia. Perdarahan saat ini sudah tidak ada, riwayat
menstruasi/perdarahan lama dan banyak (+), nyeri menstruasi (-), benjolan di
perut disangkal. Dari pemeriksaan fisik vital sign tekanan darah adalah 150/90
mmHg, didapatkan conjuntiva anemis (+/+), akral dingin (+), BB : 78 kg, TB : 155
cm, BMI: 32,5 kg/m2 , pada pemeriksaan abdomen didapatkan massa padat ,
permukaan rata, batas atas 2 jari bawah pusat, batas bawah kesan masuk panggul,
batas kanan LMCD, batas kiri LMCS. Sedangkan dari pemeriksaan genitalia dengan
VT didapatkan uterus membesar sebesar UK 12 minggu, portio ikut bengkak jika
massa digerakkan.
FOLLOW UP (11/3/2019)
P3A1, 50 tahun Pulmo : Suara dasar vesikuler (+/+), RBH (-/-), Wh (-/-)
S : Cengeng Abdomen : Supel, NT (-), teraba massa padat, permukaan
rata
Genital : darah (-), discharge (-)
O : KU : CM, baik
TD : 130/90 mmHg
A : Mioma Uteri Dengan Menomethorragia, Anemia (9,5) Pada
HR : 94x/menit Obese Kelas I
RR : 20x/menit P:
T : 36,50C Pro histerektomi
Mata : konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-) Transfusi 1 PRC pre med 1 ampul
Thorax Konsul jantung
Cor : BJ I - BJ II reguler
FOLLOW UP (12/3/2019)
P3A1, 50 tahun Thorax
S : tidak ada keluhan Cor : BJ I - BJ II reguler
Pulmo : Suara dasar vesikuler (+/+), RBH (-/-), Wh (-
/-)
O : KU : CM, baik
Abdomen : Supel, NT (-), teraba massa padat,
VS permukaan rata
TD : 120/70 mmHg Genital : darah (-), discharge (-)
HR : 98x/menit
RR : 20x/menit A : Mioma Uteri Dengan Menomethorragia, Anemia
(9,5) Pada Obese Kelas I
T : 36,70C
Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
P : Pro histerektomi (Rabu, 13/3/2019)
LABORATORIUM (12/03/2019)
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN RUJUKAN

HEMATOLOGI RUTIN

Hemoglobin 10.3 g/dl 12.0-15.6

Hematokrit 36 % 33-45

Leukosit 12.0 ribu/ul 4.5-11.0

Trombosit 638 ribu/ul 150-450

Eritrosit 5.14 juta/ul 4.10-5.10


FOLLOW UP (13/3/2019)
P3A1, 50 tahun Thorax
S : tidak ada keluhan Cor : BJ I - BJ II reguler
Pulmo : Suara dasar vesikuler (+/+), RBH (-/-), Wh (-
/-)
O : KU : CM, baik
Abdomen : Supel, NT (-), teraba massa padat,
VS permukaan rata
TD : 120/70 mmHg Genital : darah (-), discharge (-)
HR : 74x/menit
RR : 20x/menit A : Mioma Uteri Dengan Menomethorragia Pada Obese
Kelas I
T : 36,50C
P : Pro Histerektomi
Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
FOLLOW UP (13/3/2019)
Instruksi Post Op (13/3/2019)
Awasi KU/VS/tanda-tanda perdarahan
Puasa sampai 6 jam post operasi
Terapi:
 Inj. Asam Traneksamat 500mg /8jam
 Inj. Ketorolac 30 mg/8 jam
 Inj. Ampicillin Sulbactam 1,5 gr/8 jam
 Cek DR3, 6 jam post operasi
FOLLOW UP (13/3/2019)
Instruksi 2 Jam Post Operasi (13/3/2019) perban
P3A1, 50 tahun Genital : darah (-), discharge (-)
S : nyeri post operasi (-)
O : KU : CM, baik A : Post TAH a/i Mioma Uteri Intramural dengan Obesitas
VS grade I DPH 0
TD : 120/80 mmHg
HR : 96x/menit P:
RR : 20x/menit Injeksi Ampicillin Sulbactam 1,5 gram/8 jam
T : 36,70C Injeksi asam tranexamat 500 mg/8 jam
Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-) Injeksi Ketorolac 30 mg/8 jam
Thorax Cek DR3 6 jam post operasi
Cor : membesar, BJ I - BJ II reguler
Pulmo : Suara dasar vesikuler (+/+), RBH (-/-), Wh (-/-)
Abdomen : Supel, NT (-), tampak luka post operasi tertutup
FOLLOW UP (13/3/2019)
Instruksi 2 Jam Post Operasi (13/3/2019) perban
P3A1, 50 tahun Genital : darah (-), discharge (-)
S : nyeri post operasi (-)
O : KU : CM, baik A : Post TAH a/i Mioma Uteri Intramural dengan Obesitas
VS grade I DPH 0
TD : 120/90 mmHg
HR : 96x/menit P:
RR : 20x/menit Injeksi Ampicillin Sulbactam 1,5 gram/8 jam
T : 36,70C Injeksi asam tranexamat 500 mg/8 jam
Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-) Injeksi Ketorolac 30 mg/8 jam
Thorax Cek DR3 6 jam post operasi
Cor : membesar, BJ I - BJ II reguler
Pulmo : Suara dasar vesikuler (+/+), RBH (-/-), Wh (-/-)
Abdomen : Supel, NT (-), tampak luka post operasi tertutup
FOLLOW UP (14/3/2019)
P3A1, 50 tahun Genital : darah (-), discharge (-)
S : kentut (-), nyeri luka post operasi (+)
A : Post TAH a/i Mioma Uteri Intramural dengan obesitas
O : KU : CM, baik grade I DPH I
VS
TD : 130/80 mmHg
HR : 91x/menit P:
RR : 21x/menit Edukasi multidisiplin operasi - duduk
T : 36,80C Injeksi Ampicillin sulbactam 1,5 gr/ 8 jam
Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-) Injeksi Ketorolac 30 mg/8 jam
Thorax Diet TKTP
Cor : membesar, BJ I - BJ II reguler
Pulmo : Suara dasar vesikuler (+/+), RBH (-/-), Wh (-/-)
Abdomen : Supel, NT (-), luka post operasi
tertutup verban kering, BU (+)
FOLLOW UP (14/3/2019)
P3A1, 50 tahun Genital : darah (-)
S : nyeri (-)
A : Post TAH a/i Mioma Uteri Intramural dengan obesitas
O : KU : CM, sedang grade I DPH II
VS
TD : 120/80 mmHg
HR : 86x/menit P:
RR : 10x/menit BLPL
T : 36,50C Asam Mefenamat 3 x 500mg
Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-) Vitamin C 50 mg/12 jam
Thorax Amoxicillin 3 x 500mg
Cor : BJ I - BJ II reguler
Pulmo : Suara dasar vesikuler (+/+), RBH (-/-), Wh (-/-)
Abdomen : Supel, NT (-), luka post operasi
tertutup perban
ANALISA KASUS
ANALISIS KASUS
Analisa Status
Pada pembuatan status ini sudah dilakukan pemeriksaan obstetri yang cukup
lengkap meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang guna
mendukung penegakkan diagnosis.
Analisa Kasus Diagnosis

• Pasien mengaku memiliki riwayat menstruasi/perdarahan lama dan banyak.


Selain itu riwayat medis pasien menunjukkan pasien telah 3 kali dirawat di
rumah sakit dengan keluhan perdarahan dan telah dilakukan kuretase.
• Pendarahan Uterus Abnormal (PUA) adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan semua kelainan haid baik dalam hal jumlah maupun
lamanya. Manifestasi klinisnya dapat berupa pendarahan dalam jumlah yang
banyak atau sedikit, dan haid yang memanjang atau tidak beraturan.
• Terdapat 9 kategori utama yang disusun berdasarkan akronim “PALM-
COEIN”.
• Salah satu penyebab perdarahan uterin abnormal adalah leiomioma atau disebut
dengan PUA (L). PUA (L) merupakan perdarahan uterus yang abnormal yang
disebabkan oleh adanya Leiomioma.
• Leiomioma uteri (fibroid atau mioma) adalah tumor jinak dan secara klinis jelas
pada sebagian besar wanita usia reproduksi. Lesi ini tampaknya timbul karena
adanya transformasi miometrium sebagai akibat dari kondisi fisiologis dan
patologis tertentu.
• Secara klinis, leiomioma uteri memiliki berbagai gejala: perdarahan menstruasi
yang berlebihan, dismenore dan perdarahan intermenstrual, nyeri panggul kronis,
dan gejala tekanan seperti sensasi kembung, peningkatan frekuensi buang air
kecil, dan gangguan usus.
• Selain itu, penyakit ini juga dapat membahayakan fungsi reproduksi, mungkin
secara tidak langsung memicu subfertilitas, kehilangan kehamilan dini, dan
komplikasi kehamilan kemudian.
• Pada pasien ini, didapatkan gejala perdarahan menstruasi yang berlebihan,
sehingga diagnosis dapat diarahkan menuju mioma uteri submukosa atau intramural.
• Diagnosis pasti leiomioa uteri dapat ditegakkan setelah pemeriksaan histopatologi
yang dilakukan pada sampel yang diangkat saat prosedur operasi. Pada pasien ini,
diagnosis yang ditegakkan setelah pemeriksaan histopatologi dilakukan adalah
mioma uteri intramural.
• Faktor risiko yang dikemukakan oleh berbagai penelitian epidemiologis mengaitkan
leiomioma uteri dengan efek estrogen dan kadar progesterone, serta metabolisme
hormon tersebut.
• Faktor risiko lain yaitu usia, dimana beberapa penelitian melaporkan peningkatan
kejadian leiomyoma uteri yang cepat setelah usia 30 tahun.
• Faktor risiko berikutnya adalah obesitas. Sebuah penelitian menemukan bahwa
risiko mioma meningkat 21% dengan setiap 10 kg peningkatan berat badan dan
dengan peningkatan indeks massa tubuh.
• Shikora et al. melaporkan hasil yang serupa pada wanita dengan lemak tubuh
lebih dari 30%. Jaringan adiposa mengubah androgen adrenal dan ovarium
menjadi estrogen, sedangkan beberapa mekanisme yang terkait dengan obesitas
menyebabkan penurunan sintesis globulin pengikat hormon seks. Akibatnya,
peningkatan estrogen yang tersedia secara biologis dapat menyebabkan
peningkatan prevalensi dan/atau pertumbuhan mioma pada wanita yang
kelebihan berat badan dan obesitas.
• Beberapa faktor risiko yang sudah disebutkan diatas menunjukkan kesesuaian
dengan kondisi pasien. Faktor risiko yang pertama yaitu usia, dimana usia pasien
yaitu 50 tahun. Hal ini meningkatkan kemungkinan terjadinya pertumbuhan mioma
yang sudah berlangsung beberapa tahun lamanya. Faktor risiko lainnya yang
dimiliki oleh pasien adalah obesitas. Kondisi tersebut memberikan gambaran
bahwa pasien memiliki kadar estrogen yang cukup tinggi, dimana hormon estrogen
berperan dalam proliferasi mioma uteri.
ANALISIS PENATALAKSANAAN KASUS
Pada pasien dilakukan histerektomi, yang merupakan terapi operatif pilihan
utama, dimana dilakukan pengangkatan uterus. Histerektomi total umumnya
dilakukan dengan alasan mencegah akan timbulnya karsinoma servisis uteri. Selain
itu, pasien juga diberikan transfuse 1 kolf PRC untuk mengatasi anemia yang
diderita pasien saat ini.
SARAN BAGI PASIEN
Penatalaksanaan yang disarankan untuk dilakukan pada pasien ini
1 adalah tindakan operatif, yaitu histerektomi, dengan tujuan untuk
mencegah komplikasi lanjut dari mioma uteri yang diderita pasien.

Perlu edukasi kepada pasien mengenai pengetahuan tentang penyakit,


2 gejala, komplikasi dan penatalaksanaannya juga sangat penting untuk
disampaikan.
SARAN BAGI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN
Perlu tatalaksana yang komprehensif dalam penanganan kasus mioma
1 uteri sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas
pasien.
Perlu edukasi yang mudah dipahami bagi pasien dan keluarganya
2 sehingga pasien dan keluarganya dapat memahami kondisi penyakitnya
dengan baik.
Perlu sosialisasi kepada masyarakat terkait kesadaran kesehatan
3 reproduksi di masyarakat.
SARAN BAGI MASYARAKAT
Perlu peran aktif masyarakat dalam pencegahan
1 dan deteksi dini terhadap gejala yang muncul agar
dapat segera diberikan pelayanan.

Anda mungkin juga menyukai