Anda di halaman 1dari 48

TAKIKARDIA VENTRIKULER

OLEH
Lia Pertiwi, S.Ked
1308123689

PEMBIMBING
dr. Jajang Sinardja, Sp. JP-FIHA
BAB I

PENDAHULUAN
Gangguan irama jantung adalah kelainan
elektrofisiologi jantung yang dapat
disebabkan oleh gangguan sistem
konduksi jantung

Gangguan Gangguang
pembentukan pengantaran
impuls impuls

Ventrikel ekstrasistol
Gangguan
pembentukan impuls
di ventrikel Takikardia ventrikular

Fibrilasi ventrikel
• Takikardia ventrikular  cardiac output
berkurang karena denyut jantung cepat dan
kurangnya kontraksi atrium yang
terkoordinasi.

• Takikardia ventrikular yang berlangsung lama


merupakan suatu keadaan gawat darurat
karena bisa menyebabkan kematian
mendadak.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI

Takikardia ventrikular adalah terdapatnya tiga


atau lebih premature ventricular contraction
(PVC) dengan laju lebih dari 120 kali permenit.
Klasifikasi

1. Monomorfik : kompleks QRS yang sama pada tiap


denyutan dan menentukan adanya depolarisasi yang
berulang dari tempat yang sama.

2. Polimorfik : kompleks QRS yang bervariasi dan


menunjukkan adanya urutan depolarisasi yang berubah
dari beberapa tempat.
Berdasarkan Etiologi

1. Takikardia ventrikular idiopatik


a. Takikardia ventrikular idiopatik alur keluar ventrikel kanan
b. Takikardia ventrikular idiopatik ventrikel kiri

2. Takikardia ventrikular pada kardiomiopati dilatasi non-iskemia


a. Bundle branch reentrant ventrikuler takikardi
b. Arrhythmogenic right ventricular dysplasia (ARVD)

3. Ventrikuler takikardi iskemia


Etiologi

- Gangguan sirkulasi koroner (infark miokard)


- Kardiomiopati
- Gangguan keseimbangan elektrolit
- Obat-obatan seperti digitalis dan antiaritmia
MANIFESTASI KLINIS

- Jantung berdebar-debar (palpitasi)


- Hipotensi
- Pusing
- Ketidaksadaran
- Sesak napas atau nyeri dada
- Lemas
PATOGENESIS

- Automaticity
- Reentry
- Triggered activity
DIAGNOSIS

- Durasi dan morfologi kompleks QRS


- Laju dan irama
- Aksis kompleks QRS
- Dissosiasi antara atrium dan ventrikel
- Capture beat dan fusion beat
- Konfigurasi kompleks QRS
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS BANDING

- Takikardi supraventrikel dengan konduksi aberan


- Takikardi supraventrikel dengan konduksi melalui
jaras tambahan
PEMERIKSAAN
PENUNJANG

- Laboratorium (darah rutin dan elektrolit)


- Foto thoraks
- Elektrokardiografi (EKG)
- Monitor holter
- Elektrofisiologi
PENATALAKSANAAN

Pada keadaan akut, hemodinamik stabil, terminasi takikardia


ventrikular dilakukan dengan :
Pemberian obat-obatan secara intravena seperti
amiodaron (dosis loading dose 15mg/menit diberikan dalam
10 menit, diikuti dengan infus kontinu 1 mg/menit selama 6
jam dan dosis pemeliharaan 0,5 mg/menit dalam 18 jam
berikutnya), lidokaine dan prokainamid.

NB : Bila gagal dengan obat


dilakukan kardioversi elektrik yang
dapat dimulai dengan energi rendah.
PENATALAKSANAAN

Jika keadaan hemodinamik tidak stabil (hipotensi, syok,


angina, gagal jantung dan gejala hipoperfusi otak) maka
pilihan pertama adalah kardioversi elektrik.
TATALAKSANA PADA JANGKA
PANJANG

- Pada pasien dengan takikardia ventrikular non sustained


dan bergejala dapat diberikan obat penyekat beta.

- Jika tidak efektif dapat diberikan satolol atau amiodaron.

- Pada pasien dengan riwayat infark miokard akut dan


penurunan fungsi ventrikel kiri, terdapat takikardia ventrikular
yang dapat dicetuskan dan tidak dapat dihilangkan dengan
obat maka ICD lebih unggul dalam menurunkan mortalitas
Non-medikamentosa
1. Implantable cardioverter defibrillator (ICD)
Mekanisme kerja ICD adalah dengan mendeteksi adanya ventrikel
takiaritmia serta memberikan defibrilasi untuk menghilangkan kondisi
takikardia tersebut agar kembali normal. ICD juga digunakan sebagai
pace maker pada bradikardi.

2. Ablasi kateter
Ablasi kateter merupakan suatu tindakan memutus (terminasi) sirkuit
atau fokus aritmia dengan menggunakan energy gelombang
(radiofrequency ablation). Secara umum, tujuan tindakan ablasi kateter
adalah untuk mengurangi gejala yang timbul dan untuk mengurangi
risiko terjadi kematian mendadak
BAB III

LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
• Nama : Tn. M
• Usia : 49 Tahun
• Jenis kelamin : Laki-Laki
• Agama : Islam
• Pekerjaan : Wiraswasta
• Status : Menikah
• Tanggal masuk RS : 01 Agustus 2016
Anamnesis
Keluhan utama
Jantung berdebar-debar sejak 6 jam SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang
• Sejak 2 tahun SMRS pasien mengeluhkan jantung berdebar-debar. Kemudian
pasien berobat ke RSUD AA dan didagnosis mengalami gangguan irama jantung.
Sejak saat itu hingga sekarang pasien sudah 8 kali dirawat di rumah sakit dengan
keluhan yang sama dan pasien mengkonsumsi obat bisoprolol secara rutin.

• 1 tahun SMRS pasien dilakukan tindakan kateterisasi dan dilaporkan bahwa tidak
ada sumbatan maupun penyempitan pada pada pembuluh darah jantungnya.
Dokter menyebutkan bahwa penyakit jantung pada pasien ini murni karena
gangguan irama. Pasien pernah mendapatkan tindakan kejut jantung di IGD
sebanyak 5 kali dalam 2 tahun ini karena keadaan pasien tidak membaik dengan
obat yang diberikan, pasien merasa irama jantungnya menjadi normal setelah
diberikana kejut jantung, namun ketika dirumah keluhan berdebar-debarnya
sering kambuh kembali jikap pasien merasa kelelahan dan banyak pikiran.
Riwayat Penyakit Sekarang
• Sejak 6 jam SMRS pasien mengeluhkan jantung
berdebar-debar yang dirasakan semakin lama semakin
berat, keluhan berdebar-debar tidak berkurang dengan
istirahat, lalu pasien meminum obat bisoprolol, obat
rutin dari dokter jantung, tapi keluhan tidak berkurang,
sesak napas (-), nyeri dada (-). Lemas (+), pusing (+),
berkeringat (+), mual (+), muntah (+) 5 kali, volume satu
kali muntah sebanyak 1 gelas aqua, muntah berisi air
dan makanan, BAK dan BAB tidak ada keluhan.
Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat hipertensi (-)
• Riwayat diabetes melitus disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga

• Tidak ada anggota keluarga yang mengeluhkan sakit yang sama


• Keluarga tidak pernah menderita penyakit jantung, hipertensi dan
diabetes melitus

Riwayat pekerjaan, kebiasaan, dan sosial ekonomi

• Pasien bekerja sebagai wiraswasta


• Riwayat merokok (+) sejak umur 17 tahun dan berhenti 2 tahun yang lalu
(IB = 240 (sedang))
• Kebiasaan mengkonsumsi makanan yang berlemak dan bersantan serta
pasien tidak pernah berolahraga.
Pemeriksaan Fisik
(Pemeriksaan di IGD)

• Kesadaran : Kompos mentis


• Keadaan umum : Tampak sakit sedang
• Tekanan darah : 90/60 mmHg
• Nadi : 192x/menit
• Nafas : 34 x/menit
• Suhu : 36,2°C
• BB : 80 kg
• TB: 170 cm
• BMI : 27.7 ( obesitas 1)
Pemeriksaan Fisik
(Pemeriksaan di CVCU)

• Kesadaran : Kompos mentis


• Keadaan umum : Tampak sakit sedang
• Tekanan darah : 100/70 mmHg
• Nadi : 70 x/menit
• Nafas : 28 x/menit
• Suhu : 36,2°C
• BB : 80 kg
• TB : 170 cm
• BMI : 27.7 ( obesitas 1)
KEPALA DAN LEHER

Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera


tidak ikterik, pupil bulat, isokor diameter
3mm/3mm,refleks cahaya +/+,exoftalmos (-)

Leher : tidak terdapat pembesaran KGB,


JVP 5 + 2 H2O
Thoraks
1. Paru
Inspeksi : Gerakan dinding dada simetris kiri dan kanan,
Penggunaan otot napas tambahan tidak ditemukan
Palpasi : Vokal fremitus simetris kiri dan kanan
Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi : Vesikuler (+/+) Ronkhi (-/-) Wheezing (-/-)
2. Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Perkusi : Batas jantung kanan : SIK 5 linea parasternalis
dekstra
Batas jantung kiri : SIK 5 linea midklavikula sinistra
Auskultasi : SI dan SII normal, Gallop (-), murmur (-)
Abdomen

Inspeksi : perut tampak cembung, tidak terdapat benjolan


pada dinding perut, scars (-)

Auskultasi : bising usus normal

Palpasi : nyeri tekan (-), supel ,tidak terdapat


pembesaran hepar dan lien

Perkusi : timpani pada semua kuadran abdomen


Ekstremitas

Capillary Refill Time < 2 detik


Edema (-/-)
Sianosis (-)
Pemeriksaan Penunjang
(01 Agustus 2016) Faal hati
Pemeriksaan darah rutin
• SGOT : 53 U/L
• HB : 15,3 g/dL • SGPT : 47 U/L
• HT : 45,7 %
• Leukosit : 16.210 µL
• Trombosit : 601.000 µl Faal ginjal
Elektrolit • Ureum : 41 mg/dL
• Na+ : 143 mmol/L • Kreatinin : 1,7 mg/dL
• K+: 3,5 mmol/L
• Ca++ : 0,27 mmol/L
Pemeriksaan foto thoraks :

tidak dilakukan foto thoraks


EKG (01 AGUSTUS 2016)

Interpretasi EKG :
Irama aritmia takikardi
Frekuensi jantung: 150 x/menit reguler
Gelombang P tidak terlihat
Kompleks QRS : durasi melebar atau lebih 0,12 detik.
EKG (02 AGUSTUS 2016)

Interpretasi EKG :
Irama sinus ritme
Frekuensi jantung: 55 x/menit reguler
Gelombang P normal (lebar <0.12 detik, tinggi < 2.5 mm)
Kompleks QRS : normal (<0.10 detik)
Segmen ST : isoelektrik
Gelombang T : T inverted di lead I, AVL, V3, V4, V5, dan V6
DAFTAR MASALAH :

Takikardia Ventrikular Tidak Stabil


PENATALAKSANAAN :

(Penatalaksanaan di IGD)
Oksigen NRM 6 liter/menit
IVFD RL 12 tpm
Cardioversi (DC Shock) 200 Joule
Tiarid 1 X 200 mg
Inj Ozid 1 gr IV
Inj Ondansentron 8 gr IV
Monitor dengan alat
(Penatalaksanaan di CVCU)

• IVFD RL 12 tpm
• Oksigen NC 3 L/menit
• Bisoprolol 1 x 5 mg
• Alprazolam 1 x 0,25 mg
• Lansoprazol 1 x 40 mg
• KSR 3 x 1
PEMBAHASAN
Tn. M berusia 49 tahun datang ke rumah
sakit dengan keluhan jantung berdebar-
debar sejak 6 jam SMRS yang dirasakan
semakin lama semakin berat. Berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang yang dilakukan
maka diagnosis pada pasien ini adalah
takikardia ventrikular tidak stabil.
Manifestasi klinis pasien takikardia
ventrikular adalah jantung berdebar-debar
(palpitasi), hipotensi, pusing,
ketidaksadaran, sesak napas atau nyeri
dada dan lemas. Pada pemeriksaan EKG
didapatkan tiga atau lebih PVC dengan laju
lebih dari 120 kali permenit.
• Takikardia ventrikular pada pasien ini ditegakkan dengan
anamnesis yaitu jantung berdebar-debar yang dirasakan
semakin lama semakin berat, lemas, dan pusing.

• Hasil pemeriksaan fisik didapatkan frekuensi nadi pasien


192 kali/menit, tekanan darah 90/60 mmHg.

• Pada pemeriksaan EKG didapatkan irama aritmia


takikardi, HR 150x/menit reguler, gelombang P tidak
terlihat dan kompleks QRS melebar >0,12 detik, terdapat
lebih dari 3 PVC.
Penatalaksanaan pada kasus ini di ketika di IGD adalah dilakukan kardioversi
200 J sebanyak 1 kali yang berguna untuk membantu menjaga irama jantung
kembali normal.

Pada pasien ini juga diberikan tyarit yang mengandung amiodaron, obat ini
berfungsi untuk menekan dan mencegah terjadinya aritmia ventrikuler dan
supraventrikuler yang membahayakan jiwa, termasuk takikardia ventrikular
dengan hemodinamik yang tidak stabil.

Pasien ini juga diberikan ozid yang mengandung omeprazol, termasuk dalam
golongan penghambat pompa proton. Obat ini bertujuan untuk menekan
produksi asam lambung. Obat ini diberikan karena pasien memiliki keluhan
mual dan muntah.

Pada pasien ini juga diberikan ondansentron. Ondansentron merupakan suatu


antagonis 5-HT3 yang sangat selektif yang dapat menekan mual dan muntah
Penatalaksaan pasien ini ketika dirawat di CVCU yaitu pemberian
oksigen 3 liter permenit dan cairan ringer laktat 12 tetes permenit.

Pasien ini juga diberikan bisoprolol yang merupakan obat golongan


Beta Blocker yang berguna untuk memperlambat kecepatan
denyutan sinus

pasien juga diberikan alprazolam yang termasuk golongan


benzodiazepines, biasanya digunakan sebagai antianxietas yang
diberikan dalam waktu jangka pendek.

Lansoprazol merupakan obat golongan penghambat pompa


inhibotor, obat ini diberikan untuk menekan produksi asam
lambung.
Pemberian KSR pada pasien ini bertujuan sebagai profilaksis agar
kadar kaliaum dalam darah pasien stabil karena kadar kalium
dalam darah pasien batas bawah kadar normal.

Pada pasien ini dianjurkan untuk pemasangan ICD atapun


dilakukan tindakan ablasi kateter karena pasien mengalami
ventrikel takikardi yang berulang dan tidak ditemukannya
penyebab yang reversibel.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai