Anda di halaman 1dari 25

PENGAWASAN & PENEGAKAN HUKUM TERHADAP

PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK


(Dalam Pengelolaan Dugaan Pencemaran / Perusakan Lingkungan Hidup)

SARTIKA DEWI,S.H.C.L.A
(KEPALA KEASISTENAN PENERIMAAN DAN VERIFIKASI LAPORAN)

11 April 2019, Hotel Grand Tjokro, Bandung 1


PENGANTAR
• SEJARAH OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA

a. Kepres No. 44 Th. 2000 tentang Komisi Ombudsman Nasional


b. UU No. 37 Th. 2008 tentang Ombudsman Republik Indonesia

• SEJARAH ORI PERWAKILAN JAWA BARAT

Surat Keputusan Ketua Ombudsman Republik Indonesia


Nomor : 49/ORI-SK/X/tahun 2010 tentang Pembentukan
Kantor Perwakilan Ombudsman Republik Indonesia Wilayah
Jawa Barat Di Bandung, Wilayah Provinsi Jawa Timur di
Surabaya, Wilayah Propinsi Papua di Jayapura, dan Wilayah
Kalimantan Selatan di Banjarmasin.

2
FUNGSI DAN PERAN OMBUDSMAN
FUNGSI
PERAN
Pasal 6 UU 37/2008 tentang ORI
Ombudsman berfungsi mengawasi OMBUDSMAN adalah lembaga alternatif
penyelenggaraan pelayanan publik yang penyelesaian sengketa pelayanan publik
antara masyarakat dan penyelenggara
diselenggarakan oleh Penyelenggara layanan
Negara dan pemerintahan baik di pusat
maupun di daerah termasuk yang
diselenggarakan oleh Badan Usaha
Milik Negara, Badan Usaha Milik
Daerah, dan Badan Hukum Milik Negara
serta badan swasta atau perseorangan
yang diberi tugas menyelenggarakan
pelayanan publik tertentu.
Penguatan Kewenangan:
Pasal 351 ayat (4) Jo ayat (5) UU 23/2014 :
 Kepala Daerah Wajib melaksanakan Rekomendasi Ombudsman;
 Sanksi bagi Kepala Daerah yang tidak melaksanakan Rekomendasi Ombudsman.
STATISTIK PERSEBARAN LAPORAN NASIONAL
Tahun Total LH ESDM

2018 6183 49 140


2017 8264 89 75
2016 9078 120 38

4
STATISTIK PERSEBARAN LAPORAN JAWA BARAT
Tahun Total LH ESDM

2018 175 0 3
2017 138 2 0
2016 157 2 0

5
DUGAAN MALADMINISTRASI SUBSTANSI LH & ESDM
PADA LAPORAN JAWA BARAT
Tahun Jenis Dugaan Maladministrasi

2016 (LH) Tidak kompeten Penundaan berlarut

2017 (LH) Penundaan Penundaan berlarut


berlarut
2018 (ESDM) Tidak memberikan Penundaan berlarut Tidak memberikan
pelayanan pelayanan

Definisi Maladministrasi dalam Ps 1 angka 3 UU 37/2008 tentang ORI


Maladministrasi adalah perilaku atau perbuatan melawan hukum, melampaui wewenang,
menggunakan wewenang untuk tujuan lain dari yang menjadi tujuan wewenang tersebut, termasuk
kelalaian atau pengabaian kewajiban hukum dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang
dilakukan oleh Penyelenggara Negara dan pemerintahan yang menimbulkan kerugian materiil
dan/atau immateriil bagi masyarakat dan orang perseorangan.

PENYIMPANGAN PENYIMPANGAN TERHADAP


KEWAJIBAN DAN LARANGAN
TERHADAP STANDAR PENYELENGGARA PELAYANAN
PELAYANAN PUBLIK 6
JENIS MALADMINISTRASI
Ps 11 Peraturan ORI 26/2017 Tata Cara Penerimaan, Pemeriksaan, Dan Penyelesaian Laporan

a. penundaan berlarut, merupakan perbuatan mengulur waktu penyelesaian


layanan atau memberikan layanan melebihi baku mutu waktu dari janji layanan;
b. tidak memberikan pelayanan, merupakan perilaku mengabaikan tugas layanan
sebagian atau keseluruhan kepada masyarakat yang berhak atas layanan
tersebut;
c. tidak kompeten, merupakan penyelenggara layanan yang memberikan layanan
tidak sesuai dengan kompetensi;
d. penyalahgunaan wewenang, merupakan perbuatan melampaui wewenang,
melawan hukum, dan/atau penggunaan wewenang untuk tujuan lain dari tujuan
wewenang tersebut dalam proses Pelayanan Publik;

7
JENIS MALADMINISTRASI, lanjutan……………….
Ps 11 Peraturan ORI 26/2017 Tata Cara Penerimaan, Pemeriksaan, Dan Penyelesaian Laporan
 Penyimpangan Prosedur, merupakan penyelenggaraan layanan publik yang tidak sesuai
dengan alur atau prosedur layanan;
 Permintaan imbalan, merupakan permintaan imbalan dalam bentuk uang, jasa maupun
barang secara melawan hukum atas layanan yang diberikan kepada pengguna layanan;
 Tidak Patut, merupakan perilaku yang tidak layak dan patut dilakukan oleh penyelenggara
layanan publik dalam memberikan layanan yang baik kepada masyarakat pengguna layanan;
 berpihak, merupakan keberpihakan dalam penyelenggaraan layanan publik yang
memberikan keuntungan dalam bentuk apapun kepada salah satu pihak dan merugikan pihak
lainnya atau melindungi kepentingan salah satu pihak tanpa memperhatikan kepentingan
pihak lainnya;
 diskriminasi, merupakan pemberian layanan secara berbeda dan tidak adil diantara sesame
penguna layanan
 Konflik Kepentingan, merupakan penyelenggaraan layanan publik yang dipengaruhi karena
adanya hubungan kelompok, golongan, suku atau hubungan kekeluargaan baik secara
hubungan darah maupun karena hubungan perwakilan sehingga layanan yang diberikan tidak
sebagaimana mestinya
8
PELAYANAN PUBLIK
(Dalam Kerangka Yuridis)
1. Diatur dalam UU No. 25 Th. 2009 tentang Pelayanan Publik
2. Dijabarkan lebih lanjut dalam PP No 96 Th 2012 tentang Pelaksanaan UU No.
25 Th. 2009 tentang Pelayanan Publik ;
3. Undang-Undang ini cenderung “kalah pamor” dengan UU Keterbukaan
Informasi Publik;
4. Mengatur beberapa hal pokok:
a. Hak, kewajiban dan Larangan bagi penyelenggara layanan dan pengguna
layanan;
b. Standar minimal pelayanan publik
c. Prosedur umum penanganan pengaduan pelayanan publik;
d. Lembaga penyelesaian pengaduan pelayanan publik, pada tingkatan
internal dan eksternal;

9
Hak & Kewajiban Penyelenggara Pelayanan Publik
Dalam UU No. 25 Th. 2009 tentang Pelayanan Publik

Hak (Pasal 14):


Kewajiban (Pasal 15):
1. memberikan pelayanan
1. menyusun dan menetapkan standar pelayanan;
tanpa dihambat pihak 2. menyusun, menetapkan, dan memublikasikan maklumat pelayanan;
lain yang bukan 3. menempatkan pelaksana yang kompeten;
tugasnya; 4. menyediakan sarana, prasarana, dan/atau fasilitas pelayanan publik yang
2. melakukan kerja sama; mendukung terciptanya iklim pelayanan yang memadai;
3. mempunyai anggaran 5. memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai dengan asas penyelenggaraan
pelayanan publik;
pembiayaan
6. melaksanakan pelayanan sesuai dengan standar pelayanan;
penyelenggaraan 7. berpartisipasi aktif dan mematuhi peraturan perundang-undangan yang terkait
pelayananan publik; dengan penyelenggaraan pelayanan publik;
4. melakukan pembelaan 8. memberikan pertanggungjawaban terhadap pelayanan yang diselenggarakan;
terhadap pengaduan dan 9. membantu masyarakat dalam memahami hak dan tanggung jawabnya;
tuntutan yang tidak sesuai 10. bertanggung jawab dalam pengelolaan organisasi penyelenggara pelayanan
publik;
dengan kenyataan dalam
11. memberikan pertanggungjawaban sesuai dengan hukum yang berlaku apabila
penyelenggaraan mengundurkan diri atau melepaskan tanggung jawab atas posisi atau jabatan;
pelayanan publik; dan dan
5. menolak permintaan 12. memenuhi panggilan atau mewakili organisasi untuk hadir atau melaksanakan
pelayanan yang perintah suatu tindakan hukum atas permintaan pejabat yang berwenang dari
bertentangan dengan lembaga negara atau instansi pemerintah yang berhak, berwenang, dan sah
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
peraturan perundang- 10
undangan
Larangan Pelaksana, Hak dan Kewajiban Pengguna Pelayanan Publik
Dalam UU No. 25 Th. 2009 tentang Pelayanan Publik

Larangan (Pasal 17):


1. Merangkap sebagai Hak Pengguna (Pasal 18)
komisari atau pengurus 1. Mengetahui kebenaran isi standar pelayanan;
organisasi usaha bagi 2. Mengawasi pelaksanaan standar pelayanan;
pelaksana yang berasal 3. Mendapat tanggapan terhadap pengaduan yang diajukan;
dari Lingkungan instansi 4. Mendapat advokasi, perlindungan dan pemenuhan pelayanan;
pemerintah, BUMN dan 5. Memberikan masukan kepada pimpinan penyelenggara atas
BUMD perbaikan layanan yang tidak sesuai standar pelayanan;
2. Meninggalkan tugas dan 6. Mengadukan pelaksana dan atau penyelenggara yang
kewajiban kecuali alasan melakukan penyimpangan terhadap standar pelayanan dan tidak
yang dibenarkan peruuan; memperbaiki layanan;
3. Menambah pelaksana 7. Mendapatkan pelayanan yang berkualitas sesuai dengan asas dan
tanpa persetujuan tujuan pelayanan
penyelenggara;
4. Membuat perjanjian kerja Kewajiban Pengguna (Pasal 19):
sama dengan pihak lain 1. Mematuhi dan memenuhi ketentuan sebagaimana
tanpa persetujuan dipersyaratkan dalam standar pelayanan;
Penyelenggara; 2. Ikut menjaga terpeliharanya sarana, prasarana, dan/atau fasilitas
5. Melanggar asas pelayanan publik; dan
penyelenggaraan 3. Berpartisipasi aktif dan mematuhi peraturan yang terkait dengan
pelayanan publik penyelenggaraan pelayanan publik. 11
14 Komponen Standar Pelayanan Publik
Wajib Ada Untuk Layanan Pengaduan Kerusakan LH

• Dasar Hukum • Sarana & Prasarana


• Persyaratan • Kompetensi Pelaksana
• Prosedur • Pengawasan Internal
• Jangka Waktu Pelayanan; • Penanganan Pengaduan;
• Biaya / tarif; • Jumlah Pelaksana;
• Produk Pelayanan • Jaminan Keamanan dan Keselamatan;
• Jaminan (maklumat) pelayanan • Evaluasi Kinerja

1. Disusun berdasarkan kemampuan penyelenggara, kebutuhan masyarakat,


dan kondisi lingkungan
2. Wajib mengikutsertakan masyarakat dan pihak terkait pada tapahan
penyusunan standar pelayanan sampai dengan evaluasi dan pemberian
penghargaan
12
PENANGANAN PENGADUAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN
PUBLIK

Sarana dan Prasarana

Mekanisme dan
Petugas/Pejabat
Prosedur Pengelolaan
Pengelola Pengaduan
Pengaduan
13
PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LH
(Dalam Kerangka Definisi Yuridis)
UU No 32 Th 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pasal 1 angka 2
Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan
fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi
perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum.

Pasal 1 angka 14
Pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke
dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan.

Pasal 1 angka 16
Perusakan lingkungan hidup adalah tindakan orang yang menimbulkan perubahan langsung atau tidak langsung terhadap
sifat fisik, kimia, dan/atau hayati lingkungan hidup sehingga melampaui kriteria baku kerusakan lingkungan hidup.

Pasal 1 angka 17
Kerusakan lingkungan hidup adalah perubahan langsung dan/atau tidak langsung terhadap sifat fisik, kimia, dan/atau hayati
lingkungan hidup yang melampaui kriteria baku kerusakan lingkungan hidup.

DEKONSTRUKSI (POLITIK HUKUM UU-PPLH):


Mengapa Pembentuk UU dalam merumuskan judul, menyebut “Perlindungan” sebelum “Pengelolaan”
14
PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LH
(Dalam Kerangka Pembagian Urusan Pemerintahan)
UU No 23 Th 2014 tentang Pemerintahan Daerah
Lingkungan Hidup adalah urusan pemerintahan konkuren
yang kewenangannya dibagi antara Pusat dan Daerah

Sub Bidang Pusat Provinsi Kab/Kota


Pengendalian Lintas Daerah provinsi lintas Daerah dalam Daerah kab
Pencemaran dan/atau dan/atau lintas batas kabupaten/kota / kota.
Kerusakan Lingkungan negara. dalam 1 (satu)
Hidup Daerah provinsi.
Pengaduan Lingkungan Izin Lingkungan Izin Lingkungan Izin Lingkungan
Hidup dan/atau Izin PPLH dan/atau Izin dan/atau Izin
diterbitkan oleh Pusat PPLH diterbitkan PPLH diterbitkan
oleh Provinsi oleh Kab / Kota

15
PENGADUAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LH
SEBAGAI PRODUK LAYANAN

1. Salah satu produk layanan di Dinas LH baik pada tingkatan Kabupaten/Kota


ataupun Provinsi adalah melakukan pengelolaan pengaduan dari masyarakat atas
suatu pencemaran dan / atau perusakan lingkungan hidup, baik yang bersifat
merugikan masyarakat langsung (terhadap kesehatan dan properti yang
dimilikinya) ataupun bersifat merugikan lingkungan hidup itu sendiri (mengganggu
daya dukung lingkungan hidup)
2. Sebagai suatu produk pelayanan, maka memenuhi standar minimal pelayanan
publik (Ps. 21 UU Pelayanan Publik) adalah KEWAJIBAN.
3. Ruang lingkup pengelolaan pengaduan pencemaran dan / atau perusakan LH
sebaiknya mencakup setidak-tidaknya hal berikut:
a. Register atas pengaduan (menentukan pengaduan diterima atau tidak);
b. Menerbitkan pemberitahuan perkembangan pemeriksaan terhadap
pengaduan; dan
c. Menerbitkan Laporan Akhir (Kesimpulan dan Saran).
16
PERLINDUNGAN LINGKUNGAN HIDUP
(The Legal System Theory by Lawrence M Friedman - 1975)

“To begin with, the legal sytem has the


structure of a legal system consist of elements
of this kind: the number and size of courts; their
jurisdiction …Structure also means how the
legislature is organized …what procedures
the police department follow, and so on.
Structure, in way, is a kind of crosss section of
the legal system…a kind of still photograph,
with freezes the action.”

“Another aspect of the legal system is its


substance. By this is meant the actual rules,
norm, and behavioral patterns of people
inside the system …the stress here is on
living law, not just rules in law books”

17
PERLINDUNGAN LINGKUNGAN HIDUP
Penerapan Teori Sistem Hukum (Lawrence M Friedman)
Strukture (Penegak Hukum)
1. Instansi Penanggung Jawab LH (Kementerian, DLH Prov, Kab, Kota –
PPLH).
2. APH LH (PPNS + Penyidik, Penuntut Umum, Hakim, Eksekutor)

Substance (Hukum)
1. UU No 32 Th 2009 tentang PPLH
2. PP No 27 Th 2012 tentang Izin Lingkungan
3. Permen LHK No P22/MENLHK/SETJEN/SET.1/3/2017 tentang Tata Cara Pengelolaan
Pengaduan Dugaan Pencemaran dan/atau Perusakan LH dan/atau Perusakan Hutan
4. Perda Jabar No 1 Th 2012 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Penataan
Hukum Lingkungan
5. Berbagai perangkat peraturan lainnya (Perda / Perwal / PePerbup / Pergub)

Culture (Budaya Hukum)


1. Komitmen dan Keberanian (berlaku untuk Pimpinan dan Staf)
2. Kompetensi SDM & Birokrasi penegakan hukum (efektifitas dan dukungan
kinerja)
3. Peran serta masyarakat
18
TANTANGAN DALAM REALITAS PENEGAKAN HUKUM
(The Social System Theory by Talcott Parson - 1951)

Hukum adalah sub-ordinat dari politik dan


ekonomi.

Kepentingan ekonomi cenderung


mengalahkan kepentingan politik,
SOCIAL SYSTEM
kepentingan hukum, dan kepentingan budaya.

Economy Adaptation Kepentingan aturan perlindungan lingkungan


cenderung kalah dengan kepentingan politik,
apalagi kepentingan ekonomi.
Politic Purpose Power
Value
Lebih kompleks lagi, eksternal intansi
Law Integration penanggung jawab LH mengambil posisi
membatasi pada kepentingan hukum atau
Culture Pattern kepentingan budaya

19
MEKANISME PENANGANAN PENGADUAN LAYANAN DI INTERNAL
BAB VIII - UU No. 25 Th. 2009 tentang Pelayanan Publik

30 hari

20
SISI KEMANUSIAAN PETUGAS PENGELOLA PENGADUAN

Pekerjaan pengelola pengaduan adalah


pekerjaan yang mengedepankan pikiran
jernih, bahwa pengguna layanan
“pengelolaan pengaduan” adalah
masyarakat yang memiliki masalah (dalam
hal ini lingkungan hidup) dan memiliki
kepentingan terhadap masalah yang ia
adukan.

Terkadang, tipikal pengguna layanan jenis


ini adalah memahami peraturan dan mudah
mengadu kepada Atasan Petugas Pengelola
Pengaduan.

Karenanya, mereka yang ditugaskan


sebagai Petugas Pengelola Pengaduan
adalah mereka yang kompeten terhadap
alur produk pelayananan secara
komprehensif.
21
MEKANISME PEMERIKSAAN PENGADUAN DI OMBUDSMAN RI
2x 14 Hari Kerja

Dipengaruhi kompleksitas aduan


1 PENERBITAN 2 Terlapor & Pihak Terkait
REGISTER
pemberitahuan
LAPORAN
MASYARAKAT Dokumen
PEMERIKSAAN
“DITERIMA” pemberitahuan
OMBUDSMAN RI
(SYARAT FORMIL &
MATERIIL) Lapangan
pemberitahuan

14 Hari + 30 Hari Mediasi / Konsiliasi / Ajudikasi

Tidak Berlanjut Rekomendasi


Melaksanakan Oleh Kantor Pusat ORI
30 Hari Tindakan
Korektif Melaksanakan Selesai
LAPORAN AKHIR Terbukti
Tanpa
HASIL Maladministrasi
Tindakan Selesai
PEMERIKSAAN Korektif
(LAHP)
Tidak Terbukti
Selesai
Maladministrasi
3 22
MENGENAL PERANGKAT HUKUM DALAM PEMERIKSAAN ORI

UU No. 37 Th. 2008 tentang ORI


Peraturan ORI 26/2017
Tata Cara Penerimaan,
Pemeriksaan, Dan
Penyelesaian Laporan

UU No. 25 Th. 2009 tentang Pelayanan Publik


PP 96/2012 Pelaksanaan UU No. 25 Th.
2009 tentang Pelayanan Publik

23
8 PRINSIP PEMERIKSAAN OMBUDSMAN RI
(Pasal 3 UU No. 37 Th. 2008 tentang ORI

KEPATUTAN KEADILAN

NON -
TIDAK MEMIHAK
DISKRIMINASI

AKUNTABILITAS KESEIMBANGAN

KETERBUKAAN KERAHASIAAN

24
SEKIAN...
TERIMA KASIH...

Ombudsman RI Kantor
Perwakilan Jawa Barat

082216882861
Pengaduan.jabar@ombudsman.go.id

www.ombudsman.go.id

Anda mungkin juga menyukai