Anita Pindi
Aulia Rachmatanti
Efa Suryaningsih
Pengertian Amputasi
1. Iskemia
2. Trauma amputasi
3. Gas ganggren
4. Osteomielitis
5. Kehancuran jaringan kulit yang tidak mungkin diperbaiki.
6. Keganasan
Jenis Amputasi
1. Amputasi selektif/terencana
Amputasi jenis ini dilakukan pada penyakit yang terdiagnosis dan mendapat
penanganan yang baik serta terpantau secara terus-menerus. Amputasi
dilakukan sebagai salah satu tindakan alternatif terakhir
2. Amputasi akibat trauma
Merupakan amputasi yang terjadi sebagai akibat trauma dan tidak
direncanakan. Kegiatan tim kesehatan adalah memperbaiki kondisi lokasi
amputasi serta memperbaiki kondisi umum klien.
3. Amputasi darurat
Kegiatan amputasi dilakukan secara darurat oleh tim kesehatan. Biasanya
merupakan tindakan yang memerlukan kerja yang cepat seperti pada trauma
dengan patah tulang multiple dan kerusakan/kehilangan kulit yang luas.
Metode Pelaksanaan Amputasi
Amputasi dilakukan dengan 2 metode yaitu :
1. Metode terbuka (guillotine amputasi)
Metode ini digunakan pada klien dengan infeksi yang mengemban.
Bentuknya benar-benar terbuka dan dipasang drainage agar luka
bersih, dan luka dapat ditutup setelah tidak terinfeksi, dan dilakukan
pada kondisi infeksi yang berat dimana pemotongan pada tulang dan
otot pada tingkat yang sama
2. Metode tertutup
Pada metode ini kulit tepi ditarik pada atas ujung tulang dan dijahit pada
daerah yang diamputasi. Dilakukan dalam kondisi yang lebih
memungkinkan dimana dibuat skaif kulit untuk menutup luka yang dibuat
dengan memotong kurang lebih 5 sentimeter dibawah potongan otot dan
tulang.
Batas dan Tingkatan Amputasi
1. Tingkatan amputasi ditentukan oleh luas dan jenis penyakit.
a. Pada cedera, ditentukan oleh peredaran darah yang adekuat.
b. Pada tumor, ditentukan oleh daerah bebas tumor dan bebas resiko
kekambuhan lokal.
c. Pada penyakit pembuluh darah, ditentukan oleh vaskularisasi sisa
ekstremitas dan daya sembuh luka puntung
2. Ekstremitas atas
Amputasi pada ekstremitas atas dapat mengenai tangan kanan atau kiri. Hal
ini berkaitan dengan aktivitas sehari-hari seperti makan, minum, mandi,
berpakaian dan aktivitas yang lainnya yang melibatkan tangan.
3. Ekstremitas bawah
Amputasi pada ekstremitas ini dapat mengenai semua atau sebagian dari jari-jari
kaki yang menimbulkan seminimal mungkin kemampuannya.
Adapun amputasi yang sering terjadi pada ekstremitas ini dibagi menjadi dua letak
amputasi yaitu :
a. Amputasi dibawah lutut (below knee amputation).
b. Amputasi diatas lutut (above knee amputation)
4. Nekrosis
ada keadaan nekrosis biasanya dilakukan dulu terapi konservatif, bila tidak berhasil
dilakukan reamputasi dengan level yang lebih tinggi.
5. Kontraktur
Kontraktur sendi dapat dicegah dengan mengatur letak stump amputasi serta
melakukan latihan sedini mungkin. Terjadinya kontraktur sendi karena sendi terlalu
lama diistirahatkan atau tidak di gerakkan
6. Neuroma
Terjadi pada ujung-ujung saraf yang dipotong terlalu rendah sehingga melengket
dengan kulit ujung stump. Hal ini dapat dicegah dengan memotong saraf lebih
proximal dari stump sehingga tertanam di dalam otot.
7. Phantom sentation
Hampir selalu terjadi dimana penderita merasakan masih utuhnya ekstremitas
tersebut disertai rasa nyeri.
Batas dan Lokasi Amputasi
1. Jari dan kaki
Pada amputasi jari tangan dan kaki penting untuk mempertahankan falanx
dasar. Amputasi transmetatarsal memberi puntung yang baik. Amputasi di sendi
tarso-metatarsus lisfranc mengakibatkan per ekuinus dengan pembebanan
berlebih pada kulit ujung puntung yang sukar ditanggulangi.
2. Proksimal sendi pergelangan kaki
Amputasi transmaleolar baik sekali bila kulit tumit utuh dan sehat sehingga
dapat menutup ujung puntung.
3. Tungkai bawah
Panjang puntung tungkai bawah paling baik antara 12 dan 18 cm dari sendi
lutut, tergantung keadaan setempat, usia penderita dan tinggi badan. Bila jarak
dari sendi lutut kurang dari 5 cm, protesis mustahil dapat dikendalikan.
4. Eksartikulasi kulit
Eksartikulasi lutut menghasilkan puntung yang baik sekali. Amputasi ini dapat
dilakukan pada penderita geriatrik.
5. Tungkai atas
Puntung tungkai atas sebaiknya tidak kurang dari 10cm dibawah sendi panggul,
karena bisa menyebabkan kontraktur fleksi-abduksi-eksorotasi. Puntung juga
tidak boleh kurang dari 10 cm diatas sendi lutut karena ujung puntung sepanjang
ini sukar dibebani.
6. Sendi panggul dan hemipelvektomi
Eksartikulasi sendi panggul kadang dilakukan pada tumor ganas. Protesis akan
lebih sukar dipasang. Protesis untuk hemipelvektomi tersedia, tetapi memerlukan
kemauan dan motivasi kuat dari penderita.
7. Tangan
Amputasi parsial jari atau tangan harus sehemat mungkin setiap jari dengan
sensitibilitas kulit dan lingkup gerak utuh berguna sekali sebab dapat digunakan untuk
fungsi menggenggam atau fungi oposisi ibu jari.
8. Pergelangan tangan
Dipertahankan fungsi pronasi dan supinasinya. Tangan mioelektrik maupun kosmetik
dapat dipakai tanpa kesulitan.
9. Lengan bawah
Batas amputasi di pertengahan lengan bawah paling baik untuk memasang protesis.
Puntung harus sekurang-kurangnya distal insersi M. Biseps dan M. Brakhialis untuk
fleksi siku.
10. Siku dan lengan atas
Ekssartikulasi siku mempunyai keuntungan karena protesis dapat dipasang tanpa fiksasi
sekitar bahu. Pada amputasi di diafisis humerus, protesis harus dipertahankan dengan
ikatan dan fiksasi pada bahu
Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan Radiologi
2. Radiologi (ST- Scan)
3. X-ray
4. Kultur jaringan
5. Biopsy
6. Laboratorik
Tindakan pengkajian dilakukan juga dengan penilaian secara
laboratorik atau melalui pemeriksaan penunjang lain secara rutin
dilakukan pada klien yang akan dioperasi yang meliputi penilaian
terhadap fungsi paru, fungsi ginjal, fungsi hepar dan fungsi jantung.
7. Pemeriksaan pasca amputasi
Penatalaksanaan