fakta dan informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan kesimpulan audit. Bukti harus mempunyai hubungan dengan kriteria audit yaitu objektif, relevan, dan bermakna (material). Dalam proses audit, auditor harus dapat menganalisis dan menentukan fakta dan informasi yg relevan, andal, dan berkaitan dengan tujuan audit. JENIS BUKTI AUDIT
Bukti audit dapat dikelompokkan kedalam
empat kelompok yaitu: 1. Bukti analisis (Analytical Evidence) 2. Bukti langsung (Direct Evidence) 3. Bukti tidak langsung (Circumstantial, or Indirect Evidence) 4. Bukti terbaik dan sekunder (Best and Secondary Evidence) BUKTI BERDASARKAN KUALITAS DAN REABILITAS Kualitas dan reabilitas bukti akan sangat berpengaruh pada kesimpulan auditor. Berdasarkan kualitas dan reabilitas bukti, dapat diklasifikasi menjadi: 1. Bukti yang relevan 2. Bukti yang material 3. Bukti kompeten 4. Bukti yang cukup BUKTI MENURUT SIFATNYA
1. Bukti fisik (physical evidence)
2. Bukti pengakuan (testimonial evidence) 3. Bukti dokumen (documentary evidence) 4. Bukti analitis (analytical evidence) JENIS BUKTI BERDASARKAN PROSEDUR AUDIT berdasarkan prosedur audit, bukti audit dikelompokkan kedalm 9 jenis bukti, yaitu: 1. Struktur pengendalian intern 2. Bukti fisik 3. Catatan akuntansi 4. Konfirmasi 5. Bukti dokumenter 6. Bukti surat pernyataan tertulis 7. Penghitungan kembali sebagai bukti matematis 8. Bukti lisan 9. Bukti analitis dan perbandinga TUJUAN PEROLEHAN BUKTI AUDIT
Tujuan perolehan bukti audit adalah untuk menentukan
bahwa: a. Kriteria atas kegiatan yang diaudit sudah sesuai dan dapat diterima b. Terdapat pelaksanaan yang menyimpang (baik tidak diterapkannya prosedur yang sudah ditetapkan untuk setiap program/aktifitas atau tidak dilakukannya pengendalian/supervisi yang semestinya atas kegiatan yang diaudit) merupakan penyebab dari timbulnya akibat yang kurang menguntungkan bagi kegiatan yang diaudit c. Terdapat akibat yang cukup penting dan material dari terjadinya perbedaan antar kondisi dengan kriteria yang telah ditetapkan SUMBER-SUMBER BUKTI
Menurut Leo Herbert, kompetensi dari bukti audit
yang berkaitan dengan sumber. Sumber dalam hal ini berkaitan dengan yang berasal dari sebuah pandangan dan yang berasal dari dunia nyata. Berdasarkan persyaratan tersebut maka bukti audit hanya dapat berasal dari tiga sumber yaitu: a. Pandangan auditor yang berkaitan dengan dunia nyata (bukti observasi) b. Pandangan orang lain yang berkaitan dengan dunia nyata yang disampaikan kepada auditor (bukti testimonial) c. Karakteristik khusus dari suatu item yg terkait dengan realitas yang dapat dirasakan oleh siapa saja (bukti tercatat) KECUKUPAN BUKTI AUDIT
Berkaitan dengan kuantitas bukti audit.
Faktor yang mempengaruhi kecukupan bukti audit meliputi: 1. Materialitas 2. Resiko audit 3. Faktor-faktor ekonomi 4. Ukuran dan karakteristik populasi KOMPETENSI BUKTI AUDIT Bukti kurang kompeten Faktor kompetensi Bukti lebih kompeten Dari dalam perusahaan SUMBER Dari luar perusahaan yang independen Pengendalian intern Pengendalian intern baik lemah Perolehan atau Perolehan atau pengetahuan tidak pengetahuan langsung langsung Relevan tidak langsung RELEVANSI Relevan langsung Subyektif OBYEKTIFITAS Obeyektif Bukti diterapkan pada SAAT/WAKTU Bukti diterapkan pada selain tanggal neraca tanggal neraca KUALITAS DAN KEANDALAN BUKTI
Dalam menentukan akseptabilitas dan
reabilitas dari bukti audit, auditor harus memperhatikan empat hal berikut: • Relevansi bukti • Materialitas bukti • Kompetensi bukti • Kecukupan bukti HUBUNGAN BUKTI HUKUM DENGAN BUKTI AUDIT Bukti hukum dan bukti audit memiliki banyak kesamaan. Keduanyan memiliki tujuan yang sama untuk memberikan bukti, untuk mendorong keyakinan tentang kebenaran atau kesalahan setiap pernyataan atas suatu masalah. Keyakinan dibangun dari pertimbangan atas informasi, informasi tersebut yang kemudian disajikan dalam bentuk apapun merupakan bukti. TERIMA KASIH