Anda di halaman 1dari 10

ISOLASI KOFEIN

Alat :

 Alat refluks
 Batang pengaduk
 Beaker glass
 Botol semprot
 Cawan penguap 400 ml
 Corong Buchner
 Corong pisah
 Erlenmeyer 250 ml
 Erlenmeyer tutup
 Gelas ukur
 Kertas saring
 Penangas air
 Pipet tetes
 Timbangan analitik

Bahan

 Aquadest
 CHCl3
 Etanol
 H2SO4 (P)
 HCl (P)
 NaOH
 Serbuk MgO
 Serbuk simplisia: Kopi Robusta

Cara Kerja

1. Timbang ± 100 gr serbuk simplisia, lalu disari


dengan 200 ml etanol menggunakan alat refluks
selama ± 30 menit.
2. Ekstrak yang diperoleh dipindahkan ke dalam
cawan penguap yang telah berisi 25 gr serbuk
MgO dalam 150 ml akuadess
3. Campuran diuapkan sampai kering di atas
waterbath, sambil sesekali di aduk
Cara Kerja

4. Residu yang didapatkan dididihkan dengan 250 ml, saring


panas-panas dengan menggunakan corong buchner. Residu
sekali lagi dididihkan dengan 125 ml air dan kembali
disaring panas-panas dengan menggunakan corong
buchner.
5. Filtrat ditambahkan 25 ml H2SO4 10 %, kemudian
dipekatkan hingga menjadi sepertiga volume asal. Saring
kembali dalam keadaan panas dengan menggunakan
corong buchner, kemudian didinginkan.

6. Filtrat disari dengan 3 x 10 ml CHCl3, dan diambil lapisan


CHCl3 (berwarna kuning).
Cara Kerja

7. warna kuning dihilangkan dengan menambahkan


beberapa ml larutan NaOH 1% dan air dengan
volume yang sama, diambil lapisan CHCl3 yang
sudah tidak berwarna.
8. menguapkan lapisan CHCl3 secara perlahan,
sampai terbentuk kristal dalam bentuk kasar.
9. melakukan rekristalisasi, dimana kristal yang
didapatkan dimurnikan kembali dengan sublimasi.
Pengujian Isolat Kofein

 Organoleptik : Hasil isolasi berupa kristal bentuk


jarum, berwarna putih
 Identifikasi :
 Test Murexide
 Koffein + KClO3 + beberapa tetes HCl (p), dalam
cawan penguap, kemudian diuapkan sampai kering,
lalu ditambahkan uap amoniak  (+) ungu
 Hasil pengamatan  ungu, positif.
 Spektrofotometer UV Vis
 Zat diencerkan sampai 10 ppm dengan aquadest lalu
diukur serapannya pada panjang gelombang 200 nm
– 350 nm (panjang gelombang maksimum coffein 
273,4 nm).
 Hasil pengamatan : diperoleh serapan maksimum
pada panjang gelombang 273,6 nm, yang hampir
sama dengan panjang gelombang maksimum dari
standar coffein.
 KLT
 Larutan koffein jenuh ditotolkan pada lempeng KLT
yang kemudian dielusi dengan menggunakan larutan
pengembang = kloroform : metanol (9:1). Hasil
kromatografi diperiksa secara visual dan dengan
menggunakan sinar UV 365 nm. Setelah itu untuk
penampak noda digunakan penyemprot pereaksi
dragendorf.
 Hasil pengamatan: hasil KLT diperiksa dengan sinar UV
254 nm, menunjukkan noda koffein standar maupun
sampel berwarna coklat tua. Koffein hasil isolasi
mempunyai nilai Rf sebesar 0,94.

Anda mungkin juga menyukai