Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEPERAWATAN

PERSEPSI HALUSINASI
OLEH KELOMPOK 6

ANDI FITRIANI

FATIMAH

PRISKA DELIMA .S

UMMI SALMA .B
A . P E N G E RT I A N H A LU S I N A S I

Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam


membedakan ransangan internal (pikiran) dan ransangan
eksternal (dunia luar) klien memberi persepsi atau
pendapat tentang lingkungan tanpa ada objek atau
ransangan yang nyata (Farida dan Yudi, 2010).
B. FA K T O R T E R JA D I N YA
H A LU S I N A S I
Menurut Stuart dan Sunndeen (1995), halusinasi
pada seseorang muncul akibat adanya dua macam
faktor, yaitu faktor predisposisi dan presipitasi.
1. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi yang mungkin mengakibatkan
gangguan orientasi realitas adalah aspek biologis,
psikologis dan sosial.
2. Faktor Presipitasi
Umumnya sebelum timbul gejala klien mengalami
hubungan yang bermusuhan, tekanan, isolasi,
pengangguran yang disertai perasaan tidak berguna,
tidak berdaya dan putus asa.
C. J E N I S J E N I S H A LU S I N A S I
1.Halusinasi pendengaran
 DO:
 bicara atau tertawa sendiri
 marah tampa sebab
 mendekatkan telinga ke arah tertentu
 menutup telinga
 DS:
 Mendengar suara atau kegaduhan,mendengar suara yang mengajaknya
bicara,atau menyuruhnya melakukan sesuatu.
2. halusinasi penglihatan
DO:
 Menunjuk kearah tertentu
 Ketakutan pada sesuatu yang tidak jelas
DS:
 Melihat bayangan,sinar,hantu atau monster
3. Halusinasi penciuman
DO:
 Mengendus seperti membaui sesuatu dan menutup hidung
DS:
 Membaui bau bauan seperti darah,urine atau terkadang bau yang disukai
oleh klien.
4. Halusinasi pengecap
DO:
 Sering meludah dan muntah
DS:
 Merasakan seperti darah,urine dan feses.
5. Halusinasi perabaan
DO:
 Menggaruk permukaan kulit
DS:
 Mengatakan ada serangga di permukaan kulit dan merasa seperti tersengat
listrik.
6. Halusinasi kinestetik
DO:
 Memegang kakinya yang di anggap bergerak sendiri
DS:
 Mengatakan bahwa badanya melayang di udara
7. Halusinasi visual
DS:
 Mengatakan bahwa perutnya mengecil setelah minum.
D. PROSES TERJADINYA HALUSINASI
a. Fase I
Perasaan terpisah, cemas, kesepian, stress mengakibatkan melamun dengan fokus
menyenangkan, untuk sementara masih dapat mengontrol kesadarannya mengenai
pikiran tetapi intensitas meningkat.
b. Fase II
Cemas meningkatkan hubungan pengalaman tentang internal dan eksternal, pikiran
internal menonjol mengakibatkan halusinasi berupa bisikan yang tidak jelas, ketakutan
mendengar orang lain , ketidakmampuan mengontrol pikiran.
c. Fase III
Halusinasi menonjol, pengalaman halusinasi tidak dapat ditolak, perhatian terhadap
lingkungann berkuranng, klien menyerah dan menerima pengalaman sensorinya.
d. Fase IV
Ancaman, perintah marah yang menimbulkan rasa takut, tidak berdaya, hilang kontrol
sehingga, dapat menyebabkan putus hubungan dengan orang lain.
E . D A T A YA N G P E R L U D I K A J I
 Masalah keperawatan
Perubahan persepsi sensori halusinasi
 Data yang perlu dikaji
SUBJEKTIF:
1. Klien mengatakan mendengar sesuatu
2. Klien mengatakan melihat bayangan putih
3. Klien mengatakan kepalanya melayang diudara
4. Klien mengatakan mencium bau bauan yang tidak sedap
5. Klien mengatakan bahwa merasakan sesuatu yang berbeda pada dirinya.
OBJEKTIF:
1. Klien terlihat berbicara sendiri atau tersenyum sendiri saat di kaji
2. Bersikap seperti membenarkan sesuatu
3. Berhenti berbicara ditengah kalimat untuk membenarkan sesuatu
4. Disorientasi
5. Konsentrasi rendah
6. Pikiran cepat berubah ubah
7. Kekacauan alur pikiran.
F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Perubahan persepsi sensori : halusinasi

G. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


1. Bina hubungan saling percaya

 Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun nonerbal

 Jelaskan tujuan pertemuan

 Perkenalkan diri dengan sopan,tanyakan nama lengkap dan nama panggilan

 Jujur dan menepati janji

 Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya

 Berikan perhatian kepada klien dan memperhatikan kebutuhan dasar klien

2. Bantu klien mengenal halusinasinnya yang meliputi isi, waktu terjadinya halusinasi,
frekuensi, situasi pencetus, dan perasaan saat terjadi halusinasi.
3. Latih klien mengontrol halusinasinya dengan cara menghardik.
Tahapan tindakan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
 Jelaskan cara menghardik halusinasi
 Peragakan cara menghardik halusinasi
 Minta klien memperagakan ulang
 Pantau penerapan cara ini dan berikan penguatan pada perilaku
klien yang sesuai
 Masukkan dalam jadwal kegiatan klien

Anda mungkin juga menyukai