P.drainase Hidrologi, Hidrolika
P.drainase Hidrologi, Hidrolika
ASPEK HIDROLOGI
KARAKTERISTIK HUJAN
1. Durasi
2. Intensitas
3. Lengkung Intensitas
4. Waktu Konsentrasi
DURASI
Durasi hujan adalah lama kejadian hujan (menitan,
jam-jaman, harian) diperoleh terutama dari hasil
pencatatan alat pengukur hujan otomatis.
Dalam perencanaan drainase durasi hujan ini sering
dikaitkan dengan waktu konsentrasi, khususnya pada
drainase perkotaan diperlukan durasi yang relatif
pendek, mengingat akan lamanya genangan.
INTENSITAS
Intensitas adalah jumlah hujan yang dinyatakan
dalam tinggi hujan atau volume hujan tiap satuan
waktu.
Besarnya intensitas hujan berbeda-beda,
tergantung dari lamanya curah hujan dan frekuensi
kejadiannya.
Intensitas hujan diperoleh dengan cara melakukan
analisis data hujan baik secara statistik maupun
secara empiris.
LENGKUNG INTENSITAS
Lengkung intensitas hujan adalah grafik yang
menyatakan hubungan antara intensitas hujan
dengan durasi hujan, hubungan tersebut dinyatakan
dalam bentuk lengkung intensitas hujan dengan
kala ulang hujan tertentu.
Lengkung intensitas biasa disebut juga Kurva IDF
(Intensitas-Durasi-Frekuensi).
Kurva IDF Semarang
550
Intensitas hujan (mm/jam)
500
450
y = 1018.3x-0.4611
400
y = 927.84x-0.4607
350
y = 806.17x-0.4604
300
y = 709.57x-0.4598
250
y = 563.92x-0.4588
200
150
100
50
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130
Durasi (menit)
Kala Ulang 2 tahun Kala Ulang 5 tahun Kala Ulang 10 tahun
Kala Ulang 25 tahun Kala Ulang 50 tahun
Lengkung IDF Kawasan Monas, Jakarta Pusat
WAKTU KONSENTRASI
Waktu konsentrasi adalah waktu yang diperlukan
untuk mengalirkan air dari titik yang paling jauh
pada daerah aliran ke titik kontrol yang ditentukan
di bagian hilir suatu saluran.
A
A
to
A
C
Q A
td to
td
A : titik terjauh
C : titik kontrol
to : inlet time
C
td : conduit time Q
Inlet Time & Conduit Time
Pada prinsipnya waktu konsentrasi dapat dibagi
menjadi:
Inlettime (to) : waktu yang diperlukan oleh air untuk
mengalir di atas permukaan tanah menuju saluran
drainase.
Conduit time (td) : waktu yang diperlukan oleh air untuk
mengalir di sepanjang saluran sampai titik kontrol yang
ditentukan di bagian hilir.
Rumus Waktu Konsentrasi
Waktu konsentrasi dapat dihitung dengan rumus:
tc = to + td
Lama waktu mengalir di dalam saluran (td) ditentukan
dengan rumus sesuai dengan kondisi salurannya.
Untuk saluran alami, sifat-sifat hidroliknya sukar
ditentukan, maka td dapat ditentukan dengan
menggunakan perkiraan kecepatan air seperti tabel
di bawah.
Tabel Kecepatan Untuk Saluran Alami
Tahun 1991
Poligon Thiessen
Isohiet
1. Metode rerata aritmatik (aljabar)
Metode ini adalah metode yang paling sederhana. Pengukuran
dengan metode ini dilakukan dengan merata-ratakan hujan di
seluruh DAS.
Hujan DAS dengan cara ini dapat diperoleh dengan
persamaan:
p1 p2 p3 ..... pn
n
p i
p
p i 1
n n
dengan:
p = hujan rerata di suatu DAS
pi = hujan di tiap-tiap stasiun
n = jumlah stasiun
2. Metode Thiessen
Metode ini digunakan untuk menghitung bobot masing-masing stasiun
yang mewakili luasan di sekitarnya. Metode ini digunakan bila
penyebaran hujan di daerah yang ditinjau tidak merata.
Prosedur hitungan ini dilukiskan pada persamaan dan Gambar
berikut ini.
A2
A3
A4
3. Metode Isohiet
Pada prinsipnya isohiet adalah garis yang menghubungkan titik-titik dengan
kedalaman hujan yang sama, Kesulitan dari penggunaan metode ini adalah
jika jumlah stasiun di dalam dan sekitar DAS terlalu sedikit. Hal tersebut
akan mengakibatkan kesulitan dalam menginterpolasi.
Hujan DAS menggunakan Isohiet dapat dihitung dengan persamaan:
I i I i 1 I1 I 2 I 2 I3 I n I n 1
n
A i
2 A1 A2 ..... An
p i 1
2 2 2
n
p
A i
i A1 A2 ..... An
Dengan:
p = hujan rerata kawasan
Ai = luasan dari titik i
Ii = garis isohiet ke i
A1
I1=100
A2
I2=95
A3
I3=90
A4
I4=85
I5=80
Perbaikan data hujan yang hilang
Pengukuran hujan sering mengalami masalah:
Tidak tercatatnya data hujan karena rusaknya alat
Pengamat tidak mencatat data
Adanya perubahan kondisi di lokasi pencatat selama 1
periode pencatatan(pemindahan /perbaikan
stasiun,perubahan prosedur pengukur,dll)
Data yang hilang dapat di isi dengan nilai perkiraan
dari 3 stasiun atau lebih yang terdekat :
Pengisian data hilang
Metode perbandingan normal (normal ratio method)
Reciprocal method
Pemeriksaan konsistensi data
Metode perbandingan normal (normal ratio method)
Dengan
Px = hujan yang hilang di stasiun x
P1,p2,pn = data hujan di stasiun sekitarnya pada
periode yang sama
Nx = hujan tahunan di stasiun x
N1,N2...,Nn =hujan tahunan di stasiun sekitar x
n = jumlah stasiun hujan di sekitar x
Reciprocal method
Cara ini memperhitungkan jarak antara stasiun(Li)
contoh
Data hujan harian di sta X pada tgl 1 januari 2016
hilang/rusak.data hujan yang sama di hari yang sama di
3 sta. A 35 mm,B 25 mm,C 40mm.hujan tahunan di sta
X,A,B,C adalah 1900 mm,2100 mm,2000 mm,2200
mm.jarak dari sta A 15 km,B 10 km,C 25 km ke X
perkirakan hujan yang tidak terukur di Sta X dengan
menggunakan metode
Metode perbandingan normal (normal ratio method)
Reciprocal method
penyelesaian
Metode perbandingan normal (normal ratio method)
Reciprocal method
Contoh soal 2
Selidiki konsistensi data hujan di sta.A jika pencatat
tersebut tidak konsisiten dan koreksi data di Sta.A
Tabel data di slide berikut:
Hitung hujan rerata dari Sta.B,C,D dan E (kolom 7)
Gambar Grafik hubungan Kolom 8 dan 9
Perbandingkan kemiringan baru dan lama
Nilai perbanding untuk koreksi sebelum grafik
patah
Grafik kurva massa ganda dengan faktor koreksi 1,36
Tahapan analisa untuk drainase
Ishiguro.
Perumahan 90 Ha
Industri berat 42 Ha
Jalan aspal 50 Ha
Contoh Soal:
Suatu area seluas 450 Ha memiliki komposisi guna tanah seperti
tabel berikut. Perkirakan debit puncak yang terjadi jika intensitas
hujan dengan kala ulang 25-tahunan sebesar 90 mm/jam?
Jenis Tata Guna Koefisien
No. Luas (Ai) Ai x Ci
Tanah Limpasan ((Ci))
1. Lahan terbuka (taman) 140 Ha 0,20 28,00
2. Hutan 128 Ha 0,15 19,20
3. Perumahan 90 Ha 0,35 31,50
4. Industri berat 42 Ha 0,90 37,80
5. Jalan aspal 50 Ha 0,80 40,00
TOTAL 450 Ha 156,50
05/04/12 44
Perencanaan Sistem Drainase
Jawaban:
Cara 1:
Q = 0,002778 x C x I x A
Q = 0,002778 x 90 x 156,5 = 36,13 m3/detik
Jadi, area ini memerlukan drainase yang memiliki debit ≥ 36,13
m3/detik.
/
Cara 2:
C
C DAS = 140x0,20
140 0 +
+ 128x0,15
x 15 + 90x0,35
90 0 +
+ 42x0,90
x 90 + 40x0,80
40 0
140 + 128 + 90 + 42 + 50
C DAS = 0,35
Q = 0,002778 x 0,35 x 90 x 450 = 36,13 m3/detik.
05/04/12 45
Bersambung...
ASPEK HIDROLIKA
Kriteria perencanaan hidrolika
ditentukan sebagai berikut :
Bentuk saluran drainase umumnya:
trapesium,
segiempat,
lingkaran,
segitiga.
Rumus Luas Profil Basah
luas profil basah berbentuk lingkaran.
a = r sin (Ф - 180˚ )/2
Bila:
a = tinggi air (dalam m).
Ф = sudut ketinggian air (dalam radial)=y
r = jari-jari lingkaran (dalam m).
A = luas profil basah (dalam m2)
P = keliling basah (dalam m)
Luas profil basah Trapesium
Luas profil basah berbentuk trapesium dapat dinyatakan
dalam
rumus sebagai berikut:
Bila:
A = luas profil basah (m2).
B = lebar dasar saluran (m).
h = tinggi air di dalam saluran (m).
T = (B + m h + t h) = lebar atas muka air.
m = kemiringan talud kanan.
t = kemiringan talud kiri.
Luas profil basah berbentuk segitiga
Bila:
n = nilai kekasaran dinding equivalen. Pt = total keliling basah dalam m.
ni = kekasaran dinding pada sub-profil basah i.
Pi = panjang keliling basah pada sub-profil basah i.
RUMUS ALIRAN (Q)
Untuk menghitung debit profil majemuk existing
pada saluran drainase perkotaan digunakan
rumus kontinuitas dengan mengalikan luas profil
ba-sah dengan kecepatan rata-rata menggunakan
rumus Manning dan koefisen kekasaran equivalen
(neq). Rumus alirannya adalah sebagai berikut:
bila
Qt = total dalam m3/dt
At = luas profl basah total dari masing-masing
sub-profl basah dalam m2
Rt = total jari-jari hidraulis dari masing-masing
sub-profil basah dalam.
S = kemiringan rata-rata dasar saluran.
neq = kekasaran dinding equivalen yang
nilainya dinyatakan dalam persamaan:
Bersambung....