Anda di halaman 1dari 72

Dengue Haemorrhagic Fever

(DHF) dan Hipertensi


Resi Erman
1310070100070

Preseptor :
dr. Lidya Dewi, Sp.PD

Fakultas Kedokteran
Universitas Baiturrahmah
1
Dengue Haemorrhagic Fever
Dengue Hemoragic Fever adalah penyakit
infeksi yang disebabkan oleh virus dengue
dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot atau
nyeri sendi yang disertai leukopenia, ruam,
limfadenopati, dan trombositopenia.
Merupakan penyakit infeksi yang endemis di
daerah tropis (puncak musim hujan).
Epidemiologi

• Insiden 6-15/100.000 penduduk (1989-1995)


• KLB  35/100.000 penduduk (1998)
• Mortalitas  2 % (1999)
• Vector  Nyamuk genus Aedes
( A.aegeypti & A. Albopictus)
• Kasus   Sanitasi lingkungan

3
Etiologi
• Nyamuk Aedes aegypti  virus dengue
• Virus dengue  RNA virus, genus Flavivirus, Famili
Flaviviridae
• 4 Serotipe virus : Den-1, Den-2, Den-3, Den-4

4
Peningkatan transmisi dipengaruhi oleh :
1. Vektor : perkembangbiakan vektor,
kebiasaan menggigit, kepadatan vektor di
lingkungan, transportasi vektor ke tempat
lain
2. Penjamu : penderita di lingkungan /
keluarga, mobilisasi dan paparan terhadap
nyamuk, usia dan jenis kelamin
3. Lingkungan : curah hujan, suhu, sanitasi
dan kepadatan penduduk
5
PATOGENESIS
Virus dengue dibawa oleh nyamuk Aedes agypti
dan Aedes albopictus sebagai vektor ke tubuh
manusia melalui gigitan nyamuk tersebut. Infeksi
yang pertama kali dapat memberi gejala sebagai
DD. Apabila orang itu mendapat infeksi berulang
oleh tipe virus dengue yang berlainan akan
menimbulkan reaksi yang berbeda.

6
Kurane dan Ennin 1994
• Infeksi virus dengue  aktivasi makrofag  fagositosis
kompleks virus-antibodi  virus bereplikasi di makrofag
• Makrofag terinfeksi  aktivasi Th dan Ts  limfokin
dan interferon gamma
• Interferon gamma  aktivasi monosit  sekresi
mediator inflamasi (TNFα, IL1, PAF, IL6 dan histamin)
• Mediator inflamasi  disfungsi endotel  kebocoran
plasma
• Kompleks virus-antibodi teraktivasi   C3a-C5a 
kebocoran plasma

7
Trombositopenia :
1. Supressi sumsum tulang
2. Dekstruksi sumsum tulang dan pemendekan masa
hidup trombosit

Koagulopati  Interaksi virus dan endotel  disfungsi


endotel
Aktivasi koagulopati melalui jalur ekstrinsik dan intrinsik

8
GAMBARAN KLINIS

Manifestasi klinis infeksi virus dengue ( Sumber : Monograph on dengue/dengue hemorrhagic fever, WHO 1993)

9
Demam Dengue

DEMAM DENGUE

Gejala :
Demam akut selama 2-7 hari
Ditandai 2 atau lebih manifestasi klinis :
• Nyeri kepala
• Nyeri retro-orbital
• Mialgia/atralgia
• Ruam kulit
• Manifestasi perdarahan (petekie atau uji bendung positif)
• Leukopenia
• Serologi dengue positif
10
DEMAM BERDARAH DENGUE

Demam atau riwayat demam akut 2-7 hari (bifasik)


Terdapat minimal satu dari manifestasi perdarahan :
• Uji bendung positif
• Petekie, ekimosis, atau purpura
• Perdarahan mukosa (epitaksis, perdarahan gusi) atau
perdarahan ditempat lain (hematemesis atau melena)
• Hepatomegali
• Trombositopenia (< 100.000/ul)

11
Terdapat minimal satu tanda-tanda plasma
leakage (kebocoran plasma):
• Peningkatan hematokrit >20% dibanding
standar sesuai umur dan jenis kelamin
• Penurunan hematokrit >20% setelah
mendapat terapi cairan, dibanding dengan
nilai hematokrit sebelumnya
• Tanda kebocoran plasma : efusi pleura,
asites, hipoproteinemia

12
DD/DBD Derajat Gejala Laboratorium Keterangan

DBD I Demam disertai 2 lebih Trombositopenia


tanda : sakit kepala, nyeri (<100.000), bukti ada
orbital, myalgia, atralgia kebocoran plasma
+ uji bendung positif

DBD II Gejala diatas ditambah Trombositopenia


perdarahan spontan (<100.000), bukti ada
kebocoran plasma

DBD III Gejala diatas ditambah Trombositopenia


kegagalan sirkulasi ditandai (<100.000), bukti ada
denyut nadi kecil, cepat, kebocoran plasma
lemah, tekanan darah
rendah (kulit dingin dan
lembab serta gelisah)

DBD IV Syok berat, ditandai : nadi Trombositopenia


lemah dan cepat, tekanan (<100.000), bukti ada
nadi menyempit, kulit kebocoran plasma
dingin dan lembab,
hipotensi

Klasifikasi Derajat Penyakit Infeksi Virus Dengue


13
Laboratorium :
Laboratorium rutin :
Leukosit
• normal/menurun
• limfositosis relatif (>45%)
• limfosit plasma biru (>15%  fase syok 
Trombosit
• Trombositopenia pada hari ke 3-8
Hematokrit
• Peningkatan > 20% dari ht awal dimulai hari ketiga

14
Laboratorium khusus :
• Hemostasis (terjadi perdarahan atau kelainan pembekuan
darah) PT, APTT, Fibrinogen, D-Dimer, atau FDP
• Protein/albumin  hipoproteinemia (kebocoran plasma)
• SGOT/SGPT meningkat
• Ureum/Kreatinin  gangguan fungsi ginjal
• Elektrolit  pemantauan pemberian cairan/tanda
kebocoran
• Gol darah dan cross match
• Imunoserologi  Ig M dan IgG terhadap dengue
• Uji HI  survailans
• NS1  Antigen NS1 demam hari 1-8
• Kultur virus (gold standar)
15
LABORATORIUM
• Imunoserologi :
• IgM : terdeteksi mulai hari ke 3-5,
meningkat sampai minggu ke 3,
menghilang setelah 60-90 hari
• IgG : pada infeksi primer terdeteksi pada
hari ke 14, Infeksi sekunder pada hari ke
2
Radiologi
• Foto Rontgen dada posisi lateral dekubitus
kanan  Efusi pleura
• USG Abdomen  efusi pleura dan asites

17
PENATALAKSANAAN
• Prinsip  pemeliharaan volume cairan
• Terapi adekuat  menurunkan angka
kematian < 1%
• Cairan IV  untuk cegah dehidrasi dan
hemokonsentrasi bermakna

18
Keluhan DBD
(Kriteria WHO 1997)

Hb,Ht, Hb,Ht N Hb,Ht N Hb,Ht 


Trombosit N Trombo 100.000-150.000 Trombo < 100.000 Trombo N/

Observasi Observasi
Rawat jalan Rawat jalan
Periksa Hb, Ht Periksa Hb, Ht RAWAT RAWAT
leuko,Trombo/24jam leuko,Trombo/24jam

Protokol 1. Penanganan tersangka DBD dewasa tanpa syok


19
Suspek DBD
Perdarahan spontan dan masif (-)
Syok (-)

Hb,Ht N Hb,Ht  10-20% Hb,Ht  > 20%


Trombo < 100.000 Trombo < 100.000 Trombo < 100.000
Infus kristaloid * Infus kristaloid*
Hb,Ht, Trombo tiap 24 jam Hb,Ht, Trombo tiap 12 jam**

Protokol pemberian cairan


DBD dengan Ht > 20%

*Volume cairan kristaloid per hari yang diperlukan


Rumus 1500 + 20 x (BB dalam kg – 20)
Contoh: BB 55kg  1500 + 20 x (55-20) = 2200 ml
** Pemantauan disesuaikan dengan fase/hari perjalan penyakit dan kondisi klinis

Protokol 2. Pemberian cairan pada suspek DBD dewasa dan kondisi klinis
20
Defisit cairan 5%
PERBAIKAN
TIDAK MEMBAIK
Ht dan frekw nadi Terapi awal cairan iv
Ht,Nadi 
 kristaloid 6-7 ml/kg/jam
TD  <20 mmHg
TD membaik
Evaluasi 3-4 jam Produksi urin 
Produksi urin 

 Infus kristaloid Tanda vital dan HT  Infus kristaloid


5 ml/kg/jam memburuk 10 ml/kg/jam

PERBAIKAN TIDAK MEMBAIK


PERBAIKAN
 Infus kristaloid  Infus kristaloid
3 ml/kg/jam 15 ml/kg/jam

PERBAIKAN Kondisi memburuk


Tanda syok
Terapi cairan dihentikan 24-48 jam
PERBAIKAN Tatalaksana sesuai protokol
Syok dan perdarahan
Protokol 3. Tatalaksana DBD dengan  HT > 20% 21
KASUS DBD
Perdarahan spontan dan masif : Epistaksis tidak terkendali
Hematemesis melena
Perdarahan otak

Syok (-)

Hb,Ht, Trombo,Leuko, Pemeriksaan hemostasis (KID)


Golongan darah, uji cocok serasi

KID (+) KID (-)


Transfusi komponen darah : Transfusi komponen darah :
PRC (Hb<10g/dl) PRC (Hb<10g/dl)
FFP FFP
TC (trombo<100.000) TC (trombo<100.000)
Heparinisasi 5000-10000/24jam drip Pemantauan Hb,Ht, Tromb tiap 4-6 jam
Pemantauan Hb,Ht, Tromb tiap 4-6 jam Ulang pemeriksaan hemostasis 24 jam
Ulang pemeriksaan hemostasis 24 jam kemudian
kemudian

Cek APTT tiap hari, target 1,5-2,5 kali kontrol

Protokol 4. Tatalaksana perdarahan spontan pada DBD dewasa


22
SINDROM SYOK DENGUE

Seluruh kriteria DBD disertai kegagalan


sirkulasi dengan manifestasi :
• Nadi cepat dan lemah
• Hipotensi
• Kulit dingin dan lembab
• Gelisah

23
Protokol 5. Penatalaksanaan sindrom renjatan dengue
Kristaloid guyur 10-20 ml/kgBB 20-30 menit
PERBAIKAN O2 2-4 l/mnt TETAP SYOK
AGD, Hb,Ht, Elektrolit, Ureum,Kreatinin Gol.Drh
Kristaloid Kristaloid
7 ml/kgBB/jam PERBAIKAN Guyur 20-0 ml/kgBB
20-30 mnt
Koloid 10-20ml/kgBB Ht 
PERBAIKAN Tanda vital/Ht  Tetes cepat 10-15 mnt TETAP SYOK
Ht 
Kristaloid Transfusi darah segar 10 ml/kgBB
Kembali ke awal
5 ml/kgBB/jam PERBAIKAN Dapat diulang sesuai kebutuhan

TETAP SYOK
PERBAIKAN
PERBAIKAN Koloid maks 30ml/kgBB
Kristaloid Koreksi gangguan TETAP SYOK
3 ml/kgBB/jam asam basa, elektrolit
hipoglikemia, anemia Pasang PVC
KID, infeksi sekunder
24-48 jam setelah Hipovolemik Normovolemik
syok teratasi tanda PERBAIKAN
vital/Ht stabil TETAP SYOK
Diuresis cukup Kristaloid dipantau
Kombinasi 10-15 mnt
koloid kristaloid Koreksi gangguan
Stop infus asam basa, elektrolit
Inotropik hipoglikemia, anemia
PERBAIKAN
Vassopressor KID, infeksi sekunder
Bertahap vassopressor 24
Afterload
• Diperbolehkan pulang setelah hari ke 7 sakit:
– Tidak demam selama 24 jam tanpa obat
penurun panas
– Nafsu makan baik
– Klinis tampak semakin baik
– Hematokrit tetap stabil
– Tiga hari setelah syok teratasi
– Pernapasan berlangsung normal
– Jumlah trombosit > 50.000/mm3
DIAGNOSIS BANDING
• Demam tifoid
• Malaria
• Influenza

26
Komplikasi
• Sepsis
• Pneumonia
• Hidrasi berlebihan yang menyebabkan gagal
jantung atau pernafasan
• Perdarahan otak
• Miokarditis
• Sindrom syok dengue

27
PENCEGAHAN
• Gerakan 3 M : menguras, mengubur dan menutup
tempat sarang nyamuk seminggu sekali
• Melakukan abatesasi tempat-tempat
penampungan air untuk mencegah perkembangan
nyamuk Aedes aegypti, sebagai vektor penularan
DBD (1 sendok abate untuk bak ukuran 1 m x 1
m x 1 m atau 10 mg dalam 100 liter air)
• Penggunaan lotion anti nyamuk dan atau
penggunaan kelambu.
HIPERTENSI
Hipertensi

Definisi hipertensi yaitu apabila tekanan darah


seseorang tekanan sistoliknya 140mmHg atau lebih
atau tekanan diastoliknya 90 mmHg atau lebih atau
sedang memakai obat anti hipertensi.
The sixth Report of The joint national Committee on
Prevention,detection, Evaluation and Treatment of
High Blood Presure (JNC VI) mengklasifikasikan
tekanan darah untuk orang dewasa menjadi enam
kelompok yang terlihat seperti pada tabel berikut.
Tabel 1. Klasifikasi Tekanan Darah JNC 7
Klasifikasi Tekanan TDS (mmHg) TDD (mmHg)
Darah

Normal < 120 < 80

Pre hipertensi 120 – 139 80 – 89

Stage 1 Hipertensi 140 – 159 90 – 99

Stage 2 Hipertensi > 160 > 100


Epidemiologi
Di Indonesia banyaknya penderita Hipertensi
diperkirakan 15 juta orang tetapi hanya 4% yang
merupakan hipertensi terkontrol.Prevalensi 6-15%
pada orang dewasa, 50% diantaranya tidak
menyadari sebagai penderita hipertensi sehingga
mereka cenderung untuk menjadi hipertensi berat
karena tidak menghindari dan tidak mengetahui
factor risikonya, dan 90% merupakan hipertensi
esensial.

32
Etiologi
1. Hipertensi esensial
Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak
diketahui penyebabnya, disebut juga hipertensi idiopatik.
Terdapat sekitar 95% kasus. Banyak faktor yang
mempengaruhinya seperti genetik, lingkungan, peningkatan
Na dan Ca intraseluler dan faktor-faktor yang meningkatkan
resiko seperti obesitas, alkohol dan merokok.
2. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder atau hipertensi renal terdapat
sekitar 5 % kasus. Penyebab spesifik diketahui, seperti
penyakit ginjal, hipertensi vaskular renal,
hiperaldosteronisme primer, dan sindrom cushing,
hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan, dll 33
Faktor resiko
Keseimbangan
Faktor resiko Sistem saraf antara modulator
seperti: simpatis vasodilasi dan
vasokontriksi

Diet, asupan Endotel pembuluh darah


Tonus berperan
garam, stres,
simpatis utama,remodeling dari
ras endotel & otot polos

obesitas , Pengaruh sistem otokrin


Variasi yang berperan pada sistem
merokok, renin, angiotensin, &
diurnal
genetik aldosteron
Patogenesis
• Tekanan darah = ↑Curah jantung ↑Resistensi perifer
(Hipertensi)

↑Preload Kontraktilitas Vasokonstriksi


Denyut jantung
↑ Volume Cairan

Retensi Natrium sistem saraf sistem imun


simpatis angiotensin
asupan faktor aldosteron
natrium genetik
berlebihan
35
Gejala Klinis
Kadang-kadang hipertensi berjalan tanpa gejala,
dan baru timbul gejala setelah terjadi komplikasi
pada organ target seperti pada ginjal, mata, otak
dan jantung.
- Epistaksis
- mudah marah
- telinga berdengung
- rasa berat di tungkuk
- sukar tidur
- dan mata berkunang-kunang.
Kerusakan Target Organ
1. Jantung
• Hipertrofi Ventrikel Kiri
• Angina atau infark miokardium
• Gagal jantung
2. Otak
• Stroke
• Transient ischemic attack (TIA)
3. Penyakit Ginjal Kronik
4. Penyakit arteri perifer
5. Retinopati
a. Gejala kerusakan Organ
• Otak dan mata : sakit kepala, vertigo, gangguan
penglihatan, TIA, deficit sensoris dan motoris
• Jantung : palpitasi, nyeri dada, sesak,
bengkak kaki
• Ginjal : poliuri, Nocturia, Hematuria
• Arteri perifer : ekstremitas dingin,
klaudikasio intermitten
Evaluasi Pasien Hipertensi
Evaluasi bertujuan untuk
• Menilai pola hidup dan faktor risiko
Kardiovaskular dan adanya penyakit
penyerta
• Mencari penyebab kenaikan tekanan
darah
• Mencari kerusakan target organ
Pemeriksaan Fisik
• Pengukuran TD rutin setelah 5
Menit istirahat
• Konfirmasi tekanan darah di
lengan kiri
• Pengukuran TD berdiri pd geriatri
• Pengukuran 24 jam
• Pengukuran oleh pasien
Pemeriksaan Penunjang
• Darah rutin
• Gula Darah (sebaiknya Puasa)
• Profil lipid
• Asam urat
• Faal ginjal
• Kalium serum
• Urinalisis
• EKG
• Funduskopi
Terapi
Non farmakologi
• Menurunkan berat badan berlebih
• Menurunkan konsumsi alkohol berlebih
• Menurunkan asupan garam
• Meningkatkan konsumsi buah dan sayur serta
menurunkan asupan lemak
Farmakoterapi
• Diuretik, terutama jenis Thiazide (Thiaz ) atau
Aldosterone Antagonist
• Calcium Channel Blocker(CCB), Contoh:
Amlodipine
• Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor (ACEI),
contoh: Catopril
• Angiotensin II Receptor Blocker, Contoh:
Candesartan
• Beta Blocker (BB), Contoh: Propanolol
Terapi kombinasi
Diagnosa Banding
• Hipertensi Sekunder
• Penyakit jantung hipertensi
• Hipertensi pulmonal

46
Komplikasi
• Gagal Jantung
• Gagal ginjal
• Stroke
• Retinopati hipertensi

47
Analisa Kasus
• Nama : Ny. D
• Umur : 44 tahun
• Jenis kelamin : Perempuan
• Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
• Alamat : Aripan
• Agama : Islam
• Ruangan : Interna Wanita
• No MR : 156450
48
Anamnesa

Keluhan Pasien datang ke RSUD Solok


dengan keluhan demam sejak
Utama: 4 hari SMRS.

49
Riwayat Penyakit Sekarang
• Demam sejak 4 hari SMRS, awalnya demam timbul secara
tiba-tiba dan dirasakan sepanjang hari. Hari pertama demam
cukup tinggi namun setelah hari ke 3 demam mulai turun.
• Sakit kepala, terutama dirasakan dibagian depan dan
belakang kepala sejak 4 hari SMRS.
• Pusing terasa melayang sejak 4 hari SMRS
• Nyeri belakang mata sejak 4 hari SMRS
• Badan terasa lemah dan nyeri sendi sejak 3 hari SMRS.
• Keluar darah pervaginam sejak 10 hari, 1 hari bisa 5x
ganti duk.

50
• Mual dirasakan hilang timbul sejak 4 hari SMRS. Dan kadang
disertai dengan muntah, muntah berisi makanan. Hal ini
menyebabkan menurunnya nafsu makan pasien
• Nyeri ulu hati dirasakan sejak 4 hari SMRS. Nyeri dirasakan
tidak menjalar. Pasien tidak ada mengeluhkan mudah
sendawa, cepat kenyang, serta perut tidak terasa kembung.
• BAK (+) warna kuning, BAB(+)
• Pasien mengeluhkan tidak tidur sejak 3 hari SMRS.

51
Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat penyakit DBD (-)
• Riwayat penyakit Hipertensi (+)
• Riwayat penyakit DM disangkal
• Riwayat penyakit Jantung disangkal
• Riwayat penyakit Maag disangkal

52
Riwayat Penyakit Keluarga
• Riwayat penyakit DBD (-)
• Riwayat penyakit Hipertensi disangkal
• Riwayat penyakit DM disangkal
• Riwayat penyakit Jantung disangkal

53
Riwayat Psikososial
• Seorang pasien perempuan berusia 44 tahun, seorang
ibu rumah tangga. Pasien tinggal bersama suami dan
anaknya. Pasien tidak memiliki kebiasaan
mengkonsumsi kopi. Pasien juga tidak memiliki
kebiasaan merokok dan mengkonsumsi alkohol.

54
Pemeriksaan Fisik Umum

Kesadaran: Tekanan darah:


Keadaan
compos mentis 140/70 mmHg
umum: sedang
kooperatif

Nadi: Pernapasan:
90x/menit Suhu : 36,7 C
20x/menit
Status Gizi
- Berat Badan : 48 kg
- Tinggi Badan : 155 cm
- BMI : 20 (Normal)

56
Pemeriksaan Fisik
Status Generalisata
– Kulit : Turgor kulit normal
– Kepala :
Bentuk : Normochepal
Rambut : Berwarna hitam dan tidak mudah dicabut
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikhterik (-/-)
Telinga : Dalam Batas Normal
Hidung : Dalam Batas Normal
Mulut : Dalam Batas Normal

57
– Leher
– JVP 5-2 cmH2O
– Kelenjar getah bening : Tidak ada pembesaran
kelenjar getah bening (KGB) submandimula,
sepanjang M.Sternocleidomastoideus
– Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.

– Paru-paru :
• Inspeksi : Dinding dada simetris kiri dan kanan dalam
keadaan statis dan dinamis.
• Palpasi : Fremitus taktil sama kanan dan kiri
• Perkusi : Sonor diseluruh lapangan paru
• Auskultasi : Vesikuler, rhonki (-), wheezing (-)

58
– Jantung :
• Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
• Palpasi : Ictus kordis teraba RIC 5 linea midclavicula
sinistra.
• Perkusi : Batas jantung
» Batas jantung kanan di RIC 4 linea sternalis
dextra
» Batas jantung kiri di RIC 5 linea midclavicularis
sinistra
» Batas atas jantung di RIC 2 linea parasternalis
sinistra
• Auskultasi : reguler, gallop (-), Bising (-)

59
– Abdomen :
• Inspeksi : Perut tidak tampak membuncit, sikatrik (-)
• Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (+ ), nyeri lepas (-)
– Hepar : Tidak teraba
– Lien : Tidak teraba
– Ginjal : Bimanual (-), ballottement (-), nyeri ketok
CVA (-)
• Perkusi : Tympani
• Auskultasi : Bising usus (+)

60
– Ekstremitas:
Superior :
• Inspeksi : edema (-), sianosis (-), Rumple leed(+)
• Palpasi : Perabaan hangat, pulsasi arteri radialis kuat
angkat.
Inferior :
• Inspeksi : edema (-/-),sianosis (-/-)
– Palpasi : Perabaan hangat, pulsasi A.Femoralis,
A.Dorsalis pedis, A.Tibialis posterior, dan A.
Poplitea kuat angkat.

61
Pemeriksaan Penunjang

• Pemeriksaan lab 1 Oktober 2017


-Hb : 14,0 g/dl
-Ht : 40,9 %
-Leukosit : 3.920 mm3
-Trombosit : 14.000 mm3

62
Diagnosa kerja

• Diagnosa Primer :
Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) derajat II

• Diagnosa Sekunder
Hipertensi stage I

63
Diagnosis banding

• Demam tifoid
• Malaria
• Influenza

64
Penatalaksanaan
Nonmedikamentosa :
• Bedrest
• Banyak minum
• Diet MC

Medikamentosa :
• IVFD RL 6 Jam/kolf
• IVFD eas Pfrimmer 12 jam/kolf
• Vit K 3x1 amp
• Ranitidin 1 amp
• Paracetamol 3x500 mg
• Vit B. Kompleks 3x 500 mg
• PSIDII 3x1 tab 65
Pemeriksaan Anjuran

– Pemeriksaan imunoserologi
(Pemeriksaan igG dan igM dengue)

66
Prognosis

• Quo ad vitam : Bonam


• Quo ad functionam: Bonam
• Quo ad sanationam: Bonam

67
Follow UP
Tanggal Subject Object Assasment Planning
2-10-2017 - Sakit kepala (+) - TD : 140/90 DHF derajat II + Bedrest
Senin - Mual/Muntah - Nd : 82x/i Hipertensi stage I Banyak minum
(+) - Nf : 18x/i Diet MC
- Nafsu makan turun - Suhu : 37,2 0C
(+) -Abd : NT Epigastrium IVFD RL 6 Jam/kolf
- BAK (+) BAB (-) (+) IVFD HES 12 jam/kolf
*Hasil lab Vit K 3x1 amp
- Hb : 13,4 g/dl Ranitidin 1 amp
-Ht : 41% Paracetamol 3x500 mg
-leukosit: 5.010 mm3 Vit B. Kompleks 3x 500 mg
-Trombosit: 44.000 PSIDII 3x1 tab
mm3 *Cek labor:
- Hb, Ht, Leukosit, Trombosit

3-10-2017 -Sakit kepala (+) TD : 140/80 DHF derajat II + Bedrest


Selasa - Pusing (+) Nd : 84x/i Hipertensi stage I Banyak minum
- Mual (+), Muntah(-) Nf: 20x/i Diet ML (Makanan lunak)
- Nafsu makan turun Suhu: 37 0C
- BAK (+), BAB (-) *Hasil lab: IVFD RL 6 Jam/kolf
- Hb: 12.0 g/dl IVFD HES 12 jam/kolf
- Ht: 38.6% Vit K 3x1 amp
-Leukosit: 8.230 mm3 Paracetamol 3x500 mg
-Trombosit: 72.000 Vit B. Kompleks 3x 500 mg
mm3 PSIDII 3x1tab

68
Follow UP
Tanggal Subject Object Assasment Planning
4-10-2017 -Pusing (+) - TD : 160/70 DHF derajat II + Bedrest
Rabu -Mual (-) Muntah (-) - Nd : 82x/i Hipertensi stage I Banyak minum
- Nafsu makan baik - Nf : 18x/i Diet ML (Makanan lunak)
- BAK (+) BAB (+) - Suhu : 36,7 0C
*Hasil lab: IVFD RL 6 Jam/kolf
- Hb: 11.7 g/dl Vit K 3x1 amp
- Ht: 35.6% Amlodipine 1x5 mg (pagi)
-Leukosit: 12.420 mm3 Candesartan 1x 8 mg (malam)
-Trombosit: 97.000 Paracetamol 3x500 mg
mm3 Vit B. Kompleks 3x 500 mg
PSIDII 3x1 tab

5-10-2017 - Pusing (-) TD : 130/80 DHF derajat II + Bedrest


Kamis - Mual (-), Muntah(-) Nd : 84x/i Hipertensi stage I Banyak minum
- Nafsu makan baik Nf: 20x/i Diet ML (Makanan lunak)
- BAK (+), BAB (+) Suhu: 36,6 0C
*Hasil lab: IVFD RL 6 Jam/kolf
- Hb: 11.4 g/dl Vit K 3x1 amp
- Ht: 35.2% Amlodipine 1x5 mg
-Leukosit: 11.340 mm3 Candesartan 1x 8 mg
-Trombosit: 153.000 Cefixime 2x1
mm3 Paracetamol 3x500 mg
Vit B. Kompleks 3x 500 mg

Boleh pulang
69
Analisa Kasus
Seorang pasien perempuan berusia 44 tahun dirawat di RSUD
Solok dengan diagnosa Dengue Haemoragic Fever (DHF) +
Hipertensi stage I. Diagnosa pada pasien didapatkan dari
anamnesa, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.
Dari anamnesa didapatkan pasien mengalami demam sejak 4 hari
SMRS. Awalnya demam timbul secara tiba-tiba dan dirasakan
sepanjang hari. Hari pertama demam cukup tinggi namun setelah
hari ke 3 demam mulai turun. Sakit kepala dirasakan dibagian
depan dan belakang kepala, Pusing melayang, badan terasa lemah
dan nyeri sendi, keluar darah pervaginam.
Pasien juga mengeluhkan mual, mual dirasakan hilang timbul dan
kadang disertai dengan muntah. Hal ini menyebabkan menurunnya
nafsu makan pasien dan terasa nyeri di ulu hati. BAK(+), BAB(+)
70
Pada pemeriksaan fisik keadaan umum sakit
sedang, kesadaran compos mentis kooperatif, tekanan
darah: 140/70 mmHg, frekuensi nadi: 90x/menit
reguler, Frekuensi nafas: 20 x/menit, Suhu: 36,7 oC.
Pada pemeriksaan fisik ekstremitas di didapatkan
rumple leed (+).
Hasil laboratorium ditemukan pemeriksaan darah
rutin hemoglobin 14,0 g/dl, hematokrit 40,9 %,
leukosit 3.920/mm3, trombosit 14.000/mm3.

71
Penatalaksanaan yang diberikan adalah Bedrest,
Diet MC, IVFD RL 6 Jam/kolf, IVFD eas pfrimmer
12 jam/kolf, Vit K 3x1 amp, Ranitidin 1 amp,
Paracetamol 3x500 mg, Vit B. Kompleks 3x 500 mg,
PSIDII 3x1 tab.

72

Anda mungkin juga menyukai