Anda di halaman 1dari 14

Mata Kuliah

ARSITEKTUR KOTA

“ RUANG
TERBUKA
KOTA “
“ Bukannya dimana harus
membangun tetapi dimana tidak
boleh membangun “
( S.B. Zisman, 1964 )
Kerangka Pembahasan
Teori Sifat Fungsi & Skala Aspek
Kebutuhan Pengendali
RUANG 1. HARD -Lingkage -Kota - Pembentuk
TERBUKA SPACE Ruang
KOTA (Ruang - Ekologis -Lingkunga
( Urban Keras ) n - Tempat
Open - Rekreasi &
Space ) 2. SOFT -Komunikasi -Proyek - Aktivitas Utama
SPACE Sosial
(Ruang
Lunak) - Comfortabillitas
- Penyedia
Cahaya matahari
& Sirkulasi Udara -Private domain &
Publik Domain
- Kesan
Perspektif & Vista
Pengertian
1. Spreiregen
Urban Space : - ruang di dalam Arsitektrur,
dapat berdiri sendiri, Tidak berhubungan dengan
ruang di dekatnya atau dihubungkan dengan
ruang lain yang dapat dinikmati dengan bergerak
dari ruang satu ke ruang lainnya.  menonjolkan
bangunan di dalam ruang atau menunjukan arah
sirkulasi utama
a. kebutuhan Urban Space : penutup fisik
sesungguhnya atau penyesuaian yang kuat
dengan bentuk-bentuk kota.
b. Urban Space terbentuk Façade bangunan dan
lantai kota
c. Karakter Urban Space :
- Kualitas yang melingkupinya
- Kualitas pengolahan detail
2. Rustam Hakim
Ruang Umum Terbuka adalah bentuk dasar dari
ruang terbuka di luar bangunan, dapat
digunakan oleh publik yang memberikan
kesempatan untuk bermacam-macam kegiatan :
Jalan, pedestrian, taman, plaza, makam,
lapangan terbang, lapangan olah raga, dll.

3. Frederic Gibbert
Ruang pertemuan Umum adalah ruang luar yang
digunakan untuk kegiatan penduduk kota sehari-hari :
jalan-jalan, melepas lelah, duduk santai, kampaye,
upacara, perdagangan

Muka air (water fronts), puncak atap semua ruang luar


komunal termasuk ruang terbuka kota ( cooper-hewitt museum, 1979)
4. Ian C. Lourie
Ruang Terbuka dalam lingkunga hidup :
a. Sebagai sumber produksi (perhutanan, pertamanan,
perairan dll)
b. Sebagai perlindungan terhadap kekayaan alam &
manusia : cagar alam (hutan, laut, daerah budaya &
bersejarah )
c. Untuk kesempatan, kesejahteraan & kenyamanan,
untuk melindungi kualitas air tanah, pengaturan
(air,sampah), untuk rekreasi (taman) dll.

3. Roger Trancik
Urban Space Terbagi menjadi :
a. Hard Space : Segala sesuatu secara prinsip dibatasi oleh
dinding arsitektural dan biasanya sebagai tempat bersama untuk

kegiatan sosial  tertutup pegerasan ( ubin, aspal, plesteran,


paving stone)
b. Soft Space : Segala sesuatu yang didominir oleh lingkungan
Fungsi dan Kebutuhan Urban Open
Space
1.Fungsi Urban Open Space
Open space dalam pembentukannya mempunyai
Fungsi (harvey S. Perloff)
a. Menyediakan cahaya dan sirkulasi udara
b. Menghadirkan kesan Perspektif dan Vista dalam pemandangan
kota
c. Menyediakan area rekreasi
d. Melindungi fungsi ekologis kawasan
e. Memberikan bentuk “ solid-void” kawasan kota
f. sebagai area cadangan bagi pengguna dimasa datang

Fungsi Ruang Terbuka menurut Rustam Hakim :


a. Tempat Bermain, berolah raga
b. Tempat bersantai
c. Tempat komunikasi sosial
d. Tempat peralihan, tempat menunggu
e. Sebagai Ruang terbuka untuk mendapatkan udara segar
f. Sebagai sarana penghubung antar tempat
g. Sebagai pembatas/jarak di antara dua massa bangunan
h. Fungsi Ekologis: penyegar udara, penyerap air, pengendali
2. Kebutuhan Urban Open Space

a. Kebutuhan Cahaya Matahari dan Sirkulasi Udara

b. Kebutuhan Kesan Perspektif dan Vista dalam


pemandangan kota

c. Kebutuhan Rekreasi dan Komunikasi Sosial

d. Kebutuhan Keseimbangan Ekosistem (Fungsi Ekologis)

e. Kebutuhan Penghubung suatu tmpat dengan tempat yang


lain
Bentuk Ruang Teruka
1. Menurut Rob Krier Urban Space di klasifikasikan menjadi
dua jenis Yaitu :
a. Memanjang : ruang terbuka yang cenderung hanya mempunyai batas-
batas di sisi-sisinya (jalan, sungai, pedestrian)
b. Cluster : ruang terbuka yang mempunyai batas-batas di sekelilingnya
(plaza, sguare, lapangan, bundaran)

2. Menurut Samuel Zisman menyimpulkan bentuk


ruangterbuka di tinjau dari kebutuhan dibagi dalam tiga
type :
a. Open Utility : (fungsi2 utilitas kota dan service : supply air, drainase,
pengendalian banjir)
b. Open Green : Sebagai taman rekreasi dan ekologis ( Park dan rekreasi,
jalur hijau dan daerah hijau, proteksi indah dan alami )
c. Corridor Space : pergerakan, transportasi dan pedestrian untuk
mobilitas kota, biasanya dalam bnetuk fasilitas umum untuk public akses
Pola - Pola Urban Space
a. Lorong ( Corridor ) : cenderung b erfungsi sebagai jalur sirkulasi.
- skala kecil : lorong antar bangunan
- skala besar : lorong jalan raya
b. Kantong ( Cluster ) : bentuk khas pola ini adalah “ SQUARE” dapat
menimbulkan kesan Nodes yang kuat pada kawasan. Bentuk bulat, persegi
dan bentuk2 dinamis. Terbentuk karena penataan massa bangunan disekitar
open space.
c. Ruang Antar Bangunan

d. Sudut Bangunan

Skala Ruang Bangunan


a. Skala Metropolitan  perencanaan jangka panjang dan
berkesinambungan

b. Skala Lingkungan Kota


Open Space dalam bagian-bagian kota
menurut Frederick Gibberd :
a. Open Space di pusat kota
Kesibukan tinggi, kepadatan dan traffic di lahan yang
terbatas  butuh penyediaan open space

b. Open Space di daerah industri


 industri – jalur trasportasi – pencemaran

c. Open Space di lingkungan perumahan


 pengikat antar kelompok-kelompok perumahan
Upaya Pengendalian
a. Permasalahan
- Keterbatasan Lahan
- Kepadatan Bangunan Tinggi
- Akumulasi Traffic
- Harga Lahan Tinggi

b. Aspek Pengendali
Faktor-faktor yang mempengaruhi aspek pengendali ruang
terbuka :
- Elemen Pembentuk Ruang : shape, jalan, plaza, jalur
pedestrian, elemen vertikal (bangunan, dinding dsb.)
- Tempat terkait dengan linkage
- Aktivitas Utama yang dominan
- Comfrotabilitas : Kuantias dan kualitas
- Keterkaitan “Privat domain” dan “Public Domain”
Lima faktor tersebut mempengaruhi
aspek pengendali sebagai berikut :
a. Aspek fisik :
- Kontek Lokasi  geografis, topografis, kondisi iklim,
sumber2 dan route
transportasi alamiah.
- Fungsi keberadaan dalam konteks kota, karakter aktivitas,
karakter
fungsi khusus kawasan sekitarnya

b. Aspek Visual
Unsur visuil fisik kota meliputi :
- Unsur Alam (pemandangan alam, potensi-potensi alamiah,
perbedaan
topografi)
- Unsur Buatan (kelompok bangunan, fasade, elemen2 landscape,
street
furniture, prasarana lingkungan)

Pengendalian unsur-unsur tersebut :


- Proporsi ( horisontal dan vertikal)
c. Aspek Ruang
Pemikiran terbentuknya massa bangunan dan sistem
linkage serta perlu adanya permikiran bagai mana
terbentuknya ruang terbuka

d. Aspek Linkage
Ruang terbuka tidak dapat dipisahkan dengan sistem
linkage, keterkaitan antar bangunan, antar
fungsi/aktivitas, dan antara kawasan dengan
keseluruhan konteks urban  pertimbangan jarak
dan waktu

e. Aspek Kepemilikan
kepemilikan antara “ Publik Domain” dan “Private
Domain“
Strategi Pengendalian

Strategi upaya pengendalian ruang terbuka


dapat dilakukan melalui :

a. Pendekatan Komprehensif
Hal yang perlu diperhatikan : Sistem linkage, peruntukan
kawasan, bentukan elemen fisik ruang, fungsi ruang

b. Pendekatan Incentive
Pendekatan sebagai upaya negosisasi antara privat-public
domain, yang mengandalkan kekuatan rangsangan insentif :
developer atau individu yang bersedia menyumbangkan bagian
dari bangunan, tanah atau proyeknya untuk kepentingan umum
(plaza, arcade, taman, dan fasilitas)

Anda mungkin juga menyukai