INFEKSI
Aktivitas antijamur diduga disebabkan adanya efek sinergisme dari setiap metabolit sekunder yang
terkandung dalam ekstrak etanol umbi bawang dayak. Metabolit sekunder tersebut adalah fenol,
flavonoid, tanin, saponin, dan kuinon yang memiliki potensi sebagai senyawa antijamur.
Senyawa golongan fefenol:
mempunyai efek antijamur dengan cara menyebabkan kerusakan pada mitokondria yang akan
menyebabkan penimbunan ROS,mekanisme antijamur lain dari fenol adalah bekerja dengan
menghambat sintesis kitin yang penting untuk pembentukan dinding sel
Senyawa golongan tannin:
memiliki aktivitas antijamur dengan cara menghambat sintesis kitin yang digunakan untuk
pembentukan dinding sel pada jamur dan merusak membran sel sehingga pertumbuhan jamur
terhambat.
Senyawa flavonoid:
Mekanisme antijamur dengan mengganggu homeostasis mitokondria dan juga dengan mengganggu
integritas membran sel jamur.
MEKANISME KERJA
Saponin
yang termasuk dalam senyawa golongan terpen, memiliki mekanisme kerja seperti deterjen. Setelah
berikatan dengan kolesterol senyawa lipofilik dari saponin akan berikatan dengan bagian lipofilik dari
membran sel yang akan mengakibatkan rusaknya struktur fosfolipid dari membran sel.
Naftokuinon
Naftokuinon yang merupakan senyawa golongan kuinon diduga merupakan kompenen antijamur
utama dalam ektrak etanol umbi bawang dayak. Senyawa golongan naftokuinon telah dilaporkan
memiliki efek antijamur terhadap beberapa jamur seperti Trichophyton rubrum dan Candida albicans.
10,14 Mekanisme kerja dari naftokuinon adalah dengan cara mengganggu permeabilitas membran dari
sel jamur, permeabiltas yang terganggu ini mengakibatkan terjadinya kebocoran ion K+ dari dalam sel
jamur dan juga mengakibatkan terjadinya kebocoran pada substansia intraseluler yang penting bagi
pertumbuhan sel jamur.
EFEK FARMAKOLOGIS
• Kingdom : Plantae
• Divisi : Spermatophyta
• Subdivisio : Angiosperrnae
• Kelas : Dicotyledonae
• Ordo : Resales
• Famili : Leguminosae
• Genus : Abrus
• Spesies : Abrus precatorius linn.
MORFOLOGI
• Divisi : Angiospermae
• Kelas : Dicotyledoneae
• Subkelas : Gamopetalae
• Ordo : Personales
• Famili : Acanthaceae
• Subfamili : Acanthoidae
• Genus : Andrographis
• Spesies : Andrographis paniculata Nees.
MORFOLOGI
• Nama lain
Di beberapa daerah di Indonesia, sambiloto dikenal dengan berbagai
nama. Masyarakat Jawa Tengah dan Jawa Timur menyebutnya dengan
bidara, sambiroto, sandiloto, sadilata, takilo, paitan, dan sambiloto. Di
Jawa Barat dise-but dengan ki oray, takila, atau ki peurat. Di Bali lebih
dikenal dengan samiroto. Masyarakat Sumatera dan sebagian besar
masyarakat Melayu menyebutnya dengan pepaitan atau ampadu.3,9
Sementara itu, nama-nama asing sambiloto diantaranya chuan xin lian,
yi jian xi, dan lan he lian (Cina), kalmegh, kirayat, dan kirata (India),
xuyen tam lien dan congcong (Vietnam), quasabhuva (Arab),
nainehavandi (Persia), green chiretta dan king of bitter (Inggris).
MORFOLOGI
• Persebaran
Sambiloto dapat tumbuh secara alami dari dataran pantai sampai
dataran tinggi dengan iklim serta kondisi jenis tanah yang beragam
(Yusron, 2008). Tanaman sambiloto dapat tumbuh pada semua jenis
tanah, mulai dari jenis tanah yang subur, mengandung banyak humus.
Tata udara dan pengairan yang baik (Pujiasmanto et al., 2007).
Sambiloto pada umumnya tumbuh di alam yang ternaungi di bawah
tegakan hutan (Yusron, 2008).
MEKANISME KERJA
Sakit kepala, fatique, rasa pahit, dan peningkatan enzim hati dilaporkan terjadi pada
uji klinis pada pasien yang terinfeksi HIV yang diberi andrographolide dosis tinggi.
Hal ini tidak ada dilaporkan pada orang yang menggunakan andrographis atau
ekstrak terstandard pada jumlah yang direkomendasikan. Seperti semua herba
yang pahit, sambiloto mungkin menyebabkan ulkus dan adanya rasa terbakar.
Keamanan terhadap wanita hamil dan menyusui sampai saat ini belum diketahui.
TOKSIKOLOGI
Uji toksikologi pada hewan coba dan manusia menunjukkan bahwa andrographolide
dan senyawa lain yang terdapat pada sambiloto memiliki toksisitas yang sangat
rendah. Pada mencit yang diberi ekstrak sambiloto secara oral (10 gr/kgBB) sekali
sehari selama 7 hari, tidak ada seekorpun tikus yang mati.36 Jantung, ginjal, hati,
dan limpa dijumpai dalam keadaan normal pada hewan percobaan ini. Ketika
sambiloto dengan dosis 500 mg/kg berat badan diberikan selama 10 hari setiap hari
pada mencit, tidak ada efek pada pertumbuhan, selera makan dan produksi feses.
FARMAKOKINETIK
• Kingdom : Plantae
• Divisi : Spermatophyta
• Sub-divisi : Angiospermae
• Kelas : Monocotyledoneae
• Ordo : Zingiberales
• Famili : Zingiberaceae
• Genus : Zingiber
• Species : Zingiber officinale Rosc.
MORFOLOGI
Jahe ini dikenal dengan nama Latin “Zingiber officinale var amarum” memiliki
rimpang dengan bobot berkisar antara 0,5 - 0,7 kg/rumpun. Struktur rimpang kecil-
kecil dan berlapis. Daging rimpang berwarna putih kekuningan. Tinggi rimpangnya
dapat mencapai 11 cm dengan panjang antara 6 - 30 cm dan diameter antara 3,27 -
4,05 cm. Ruasnya kecil, agak rata sampai agak sedikit menggembung. Jahe ini
selalu dipanen setelah berumur tua (Hapsoh, 2008 dalam Putri, 2014).
KANDUNGAN
KIMIA
1. Limoen :
Menghambat jamur Candida albicans dan juga
obat flu
2. Asam saprilik sebagai Antijamur Candida
albicans
3. Minyak atsirinya mempunyai efek antiseptik,
antioksidan dan mempunyai aktivitas terhadap
bakteri dan jamur
TOKSISITAS
Metode yang digunakan untuk uji toksisitas akut ini berpedoman pada OECD
Guideline 423 pada tikus jantan galur Wistar dengan dosis awal yaitu 2000
mg/kgBB. Analisis berupa pengamatan gejala toksik dan histopatologi organ,
melihat potensi ketoksikan akut berupa nilai LD50. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pada hari ke-14 setelah pemberian senyawa uji tidak ada satu ekor hewan
uji yang mengalami kematian. Kategori yang diperoleh pada pedoman OECD
Guideline 423 menunjukkan bahwa senyawa uji termasuk kategori 5 (LD50 cut off >
5000 mg/kgBB) atau tidak terklasifikasi. Hasil pengamatan histopatologi
menunjukkan bahwa senyawa uji tidak berefek toksik terhadap organ lambung,
pankreas, hati, dan ginjal.
EFEK SAMPING
• Ibu hamil
• Hipersensitivitas
• Ibu menyusui
ANTI BAKTERI
Daun Jambu Biji
(Folium Guavae)
TAKSONOMI
Mengandung tanin yang dapat Fraksi tannin memiliki aktivitas antibakteri terhadap
terhidrolisis, minyak atsiri, flavonoid, dan Escherichia coli, Citrobacter diversus, Klebsiella
terpene. Daun baru mengandung flercon pneumoniae, Shigella fleksneri, Salmonella
quercetin, guajaverin (= quercetin-3-O- enteritidis dan Staphylococcus aureus pada
arabinoside) dan glikosida quercetin konsentrasi 60,0-95,0 μg / ml secara in vitro.
Pengobatan oral diare akut, radang gusi dan
lainnya; gallocatechin dan tanin ellagic
rotaviral enteritis
acid dan guavins A, C dan D. Beberapa
asam triterpene hadir, termasuk asam TOKSISITAS
ursolat dan oleanolik dan asam 20-
hidroksiderivatif, asam crataegoic dan
Pemberian ekstrak air daun ke tikus secara intagastrik
guaijavolic. Minyak daun mengandung
menunjukkan dosis mematikan rata-rata 50,0 g / kg bb
beberapa mono dan seskuiterpen, di
antaranya 1,8-cineol dan A-pinene adalah
monoterpen utama, dan caryophyllene dan
G-bisbolene merupakan perwakilan dari
sesquiterpen
Bawang Putih
(Bulbus Alii sativi)
TAKSONOMI
• Divisi : Spermatophyta
• Sub divisi : Angiospermae
• Kelas : Monocotyledonae
• Bangsa : Liliales
• Suku : Liliaceae
• Marga : Allium
• Jenis : Allium sativum L.
KANDUNGAN KIMIA EFEK FARMAKOLOGIS
Konstituen kimia terpenting yang Ekstrak minyak atsiri, air, dan etanol, dan jus
dilaporkan dari Bulbus Allii Sativi adalah menghambat pertumbuhan in vitro spesies
senyawa sulfur. Diperkirakan bahwa Bacillus, Staphylococcus aureus, Shigella
sistein sulfoksida (mis. Alliin [1]) dan sonnei, Erwinia carotovora, Escbacterium
tuberculosis, Escherichia coli, Pasteurella
peptida γ-glutamylcysteine yang tidak
multocida, spesies Proteus, Streptococcus
mudah menguap membentuk lebih dari faecara spesies, spesies Cryptococcus,
82% dari total kandungan sulfur dalam Rhodotorula rubra, spesies Toruloposis,
bawang putih (25). Tiosulfat (misalnya Trichosporon pullulans, dan Aspergillus niger.
allicin [2]), ajoena (misalnya E-ajoene Aktivitas antimikroba telah dikaitkan dengan
[3], Z-ajoene [4]), vinyldithiins (misalnya allicin, salah satu unsur aktif obat. Sebagai
2-vinyl- (4H) -1,3-dithiin [5], 3- vinyl- pembantu manajemen diet dalam pengobatan
(4H) -1,2-dithiin [6]), dan sulf (misalnya hiperlipidemia, dalam pengobatan hipertensi
dialil disulf [7], dialil trisul [8]) ringan.
TOKSIKOLOGI
• Kingdom : Plantae
• Divisi : Spermatophyta
• Sub divisi : Angiospermae
• Kelas : Dichotyledoneae
• Ordo : Trantroemiaccae
• Famili : Theaceae
• Genus : Camellia
• Spesies : Camellia sinensis
KANDUNGAN KIMIA
• Kingdom : Plantae
• Divisio : Spermathophyta
• Kelas : Dicotyledonae
• Ordo : Piperales
• Famili : Piperaceae
• Genus : Piper
• Spesies : Piper betle L.
• Nama Lokal : Daun Sirih
KANDUNGAN KIMIA Monoterpana dan seskuiterpana memiliki sifat
sebagai antiseptic, antiperadangan dan
antianalgetik yang dapat membantu Penyembuhan
Daun sirih mempunyai aroma yang khas
luka (Zahra dan Iskandar, 2007)
karena mengandung minyak atsiri 1-4,2%,
air, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, Eugenol pada daun sirih dapat membunuh jamur
fosfor, vitamin A, B, C, yodium, gula dan Candida albicans, mencegah ejakulasi dini, dan
bersifat analgesik
pati.
Minyak atsiri dari daun sirih mengandung Terdapat pula senyawa yang memiliki efek
30% fenol dan beberapa derivatnya. Minyak antibakteri antara lain katekin, tannin, flavonoid
atsiri terdiri dari hidroksi kavikol, kavibetol, dan saponin.
estragol, eugenol, metileugenol, karbakrol, • Katekin bekerja dengan cara mendenaturasi
terpen, seskuiterpen, fenilpropan, dan protein dari bakteri (Narayana LL.C Vaishani,
tannin. Kavikol merupakan komponen 2010)
paling banyak dalam minyak atsiri yang • Tanin menghambat enzim ekstraseluler
memberi bau khas pada sirih (Mulyono, mikroba, mengambil alih substrat yang
2003) dibutuhkan pada pertumbuhan mikroba, atau
Estragol mempunyai sifat antibakteri bekerja langsung pada metabolism dengan
terutama pada Shigella sp cara menghambat fosforilasi oksidasi (Gomes
BPFA, dkk. 2003)
KANDUNGAN KIMIA EFEK FARMAKOLOGIS
• Flavonoid selain berfungsi sebagai • Kandungan antiseptic didalam daun sirih dapat
antibakteri dan mengandung kavikol dan digunakan sebagai obat kumur dan menjaga
kavibetol yang merupakan turunan dari kesehatan alat kelamin wanita. Daun sirih juga
fenol yang mempunyai daya antibakteri umum digunakan untuk mengatasi bau badan
dan mulut, sariawan, mimisan, gatal-gatal,
5x lipat dari fenol biasa terhadap koreng, serta mengobati keputihan pada wanita
Staphylococcus aureus (Hamid AA, (Steffany Gunawan, 2010)
2013)
• Saponin berikatan dengan kompleks • Sirih mempunyai khasiat sebagai obat batuk,
obat bisul, obat sakit mata, sariawan, dan
polisakarida pada dinding sel sehingga mimisan (Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991)
dapat merusak dinding sel dari bakteri
(Hamid AA, 2013)
TOKSIKOLOGI
• EEDS dosis 1000 dan 10.000 mg/kg bb menimbulkan gejala toksik pada mencit
jantan. Gejala toksik yang muncul setelah pemberian EEDS dosis 1000 mg/kg
bb yaitu: diare, salivasi, lemas dan tremor sedangkan pada dosis 10.000 mg/kg
bb gejala toksik yang timbul berupa tremor, diare, salivasi, lemas, jalan mundur
dan jalan menggunakan perut (Dinda Elisa P, 2018)
• EEDS termasuk kategori “toksik sedang” dengan nilai LD50 EEDS adalah
1421,91 ± 230,49 mg/kg bb yaitu sebesar 1191,42 – 1652,4 mg/kg bb (Dinda
Elisa P, 2018)
ANTI VIRUS
Sirih Merah
(Piper croacatum)
TAKSONOMI
• Kingdom : Plantae
• Subkingdom : Tracheobionta
• Super Divisi : Spermatophyta
• Divisi : Magnoliophyta
• Kelas : Magnoliopsida
• Sub Kelas : Magnoliidae
• Ordo : Piperaceae
• Famili : Pipeaceae
• Genus : Piper
• Spesies : Piper croacatum
KANDUNGAN KIMIA UJI ANTIVIRUS
Ekstrak etanol daun sirih merah memiliki meknisme Sedangkan senyawa tanin pada
mengganggu mRNA virus Newcastle Diasease. Senyawa tanaman dapat menghambat interaksi
yang berfungsi sebagai antivirus adalah Flavonoid, protein permukaan sel inang dan
saponin, dan tannin. Flavonoid memiliki aktivitas protein virus, sehingga menghambat
farmakologi yaitu sebagai reverse transkiptase. perlekatan virus kedalam membran
Flavonoid pada kadar rendah menyebabkan denaturasi plasma atau dengan kata lain tannin
protein dan pada kadar tinggi akan menyebabkan
koagulasi protein sehingga sel akan mati. Alkaloid berikatan baik dengan protein virus
menghambat enzim reverse transkiptase Virus sehingga maupun protein sel inang membentuk
RNA virus tidak bisa disintesis menjadi cDNA dan tidak kompleks, sehingga mencegah proses
bereplikasi dan membuat protein serta enzim-enzim yang adsorbs virus. Ektrak etanol daun sirih
dibutuhkan oleh virus, terutama protein amplop virus merah mempunyai aktivitas antivirus
tidak bisa dibentuk, akibatnya virus tidak bisa bereplikasi. yang sangat besar dengan dosis yang
Senyawa saponin memiliki aktivitas antivirus karena kecil. Sehingga dengan konsentrasi
senyawa tersebut dapat menghambat pembentukan terkecil yaitu konsentrasi 1 μg/ml
kapsid dari virus, selain tiu senyawa saponin dari daun ekstrak etanol daun sirih merah dapat
sirih merah dapat menignkatkan ketahanan dari sel
inang. menghambat pertumbuhan virus
NewcastleDiasease sebesar 50%.
Sambiloto
(Andrographis paniculata)
TAKSONOMI
• Kingdom : Plantae
• Sub Kingdom : Viridiplantae
• Infra Kingdom : Streptophyta
• Super Divisi : Embryophyta
• Divisi : Tracheophyta
• Sub Divisi : Spermatophyta
• Kelas : Magnoliopsida
• Ordo : Lamiales
• Genus : Andrographis Wall. Ex Noes
• Spesies : Andrographis paniculata
KANDUNGAN KIMIA
Sambiloto dengan kandungan Hasil uji ini memberi indikasi bahwa Dosis
senyawa tertinggi 6- Letal 50 (DL50) ekstrak etanol dari daun
Octadecenoic acid, methyl ester sambiloto baik yang tidak diradiasi
(31.16%) dan menunjukkan hasil maupun yang diradiasi 7,5 kGy > 5000
uji in vitro yang lebih baik dalam mg/kg BB. Pemberian ekstrak etanol
menahan infeksi virus AI H5N1.
sambiloto uji toksisitas akut pada mencit
hanya menimbulkan perubahan minimal
pada hati dan ginjal pada dosis uji yang
tinggi.
UJI AKTIVITAS
Uji hambat infeksi virus AI ke sel Vero menggunakan metode Mi (2012) dengan
minor modifikasi. Secara singkat, sel kultur yang telah didistribusikan ke dalam
cawan mikrotiter 96 o sumuran diinkubasi pada 37 C, CO 5% selama 2-3 2 hari
hingga terbentuk monolayer, kultur kemudian dicuci dengan PBS dan diberi
perlakuan 50 µl ekstrak tanaman obat setiap sumuran baik dalam komposisi
tunggal maupun kombinasi selama 60 menit pada temperatur ruang. Sel kultur
kemudian dicuci dengan PBS dan diinfeksi virus H5N1 isolat 5 lokal (Cikole)
dengan dosis 1x10 TCID /0,1 50 ml/sumuran dan dibiarkan dalam temperatur
ruang selama 30 menit. Sel kultur selanjutnya dicuci lagi o dengan PBS dan
diinkubasi pada 37 C, CO 5% lalu 2 diamati selama 3-4 hari. Evaluasi potensi
tanaman obat berupa penghambatan infeksi virus H5N1 ke sel Vero diukur dengan
jumlah sel kultur terinfeksi dan terbentuk cytopathic effect (CPE).
TERIMA KASIH