Anda di halaman 1dari 39

DEFIBRILASI PADA

TAKIARITMIA JANTUNG
How We Die

Life is pleasant.
Death is peaceful.
It is the transition that is
troublesome.
Isaac Asimov
Henti Jantung Pernafasan

 Gawat Darurat dan mengancam jiwa →


Henti Jantung Pernafasan → Kematian
mendadak (Sudden Cardiac Death/SCD)
 AS : 250 000 SCD/tahun  95% meninggal
Henti Jantung Pernafasan

 Henti Jantung Pernafasan berhentinya


fungsi sirkulasi dan pernafasan secara
mendadak dan tak terduga
 Selama henti jantung pernafasan RJPO
tetap dilakukan sampai berhasil
sebelum terjadi kematian biologis dari
jaringan organ vital
Henti Jantung Pernafasan

 Penyebab : Aritmia
 Aritmia : Takiaritmia dan Bradiaritmia
Patofisiologi

 VT/VF  aliran darah berhenti 


iskemia miokard  asidosis &
penurunan energi dalam sel.
 Defibrilasi bertujuan mengembalikan
sirkulasi secara spontan ( to restore of
spontaneous circulation/ROSC)
Fakta.

 Defibrilasi segera dapat menyelamatkan


> 20,000 kehidupan /tahun
 Bila seseorang berhasil hidup  80%
have 1 year survival
57% have 5 years survival
Fakta
 Survival Rates
No CPR 0%-2% survive
Delayed defibrillation

Early CPR 2%-8% survive


Delayed defibrillation

Early CPR 20% survive


Early defibrillation

Early CPR 30% survive


Very early defibrillation
Early ACLS

Source: American Heart Association, 1994


Fakta
Survival Rates
Bagaimana mencegah kematian mendadak ?
Bagaimana mencegah kematian mendadak ?

 Penanganan Ideal :
– RJPO segera (Resusitasi Jantung Paru
Otak ) untuk menjaga Jantung tetap
hidup sampai defibrilator tiba
– Defibrilasi segera (untuk mengembalikan
sirkulasi spontan)
Mengapa defibrilasi segera sangat penting ?

Chance of
survival from
SCA diminish
7-10% with
every minute
after collapse
APAKAH DEFIBRILASI ITU ?

 DEFIBRILASI : Terapi dengan


memberikan energi listrik
 Diberikan pada henti jantung (cardiac
arrest) dengan penyebab kelainan
irama jantung takiaritmia
 Merupakan tahap lanjut dari bantuan
hidup dasar ( A,B,C,D=Defibrilasi)
Defibrillator
 - Alat
 - 3 tipe :
 1). Manual defibrillator
 2). AED
 3). ICD
AED

Manual defibrillator

ICD
MANUAL DEFIBRILLATOR

 Defibrillator paddles = DC Shock


 Terdiri dari :
- Variable transformer
- AC to DC converter :

 Defibrillation shock  depolarisasi dari irama jantung yang ireguler


 kontraksi otot jantung menjadi terkoordinasi
AUTOMATIC EXTERNAL DEFIBRILLATOR

 Dapat dioperasikan oleh seorang tenaga penolong yang pernah


dilatih pengetahuan medis dasar
 Cukup melekatkan 2 pad adesif pada pasien– merekam irama
dan langsung menghantarkan shock listrik
 Ada 2 jenis AEDs :
- “Fully” automated
- Semiautomated
IMPLANTABLE CARDIOVERTER DEFIBRILLATOR

Ditanamkan didada pasien, dapat memantau dan melakukan koreksi


takikardi secara otomatis
PERSIAPAN ALAT DAN PENDERITA
DEFIBRILATOR :

1. Pemeriksaan dan kalibrasi alat setiap bulan oleh


Instalasi Pemeliharaan Sarana Medis
2. Monitor
3. Kabel-kabel masih lengkap
4. Defibrillator dan paddle mereknya harus sama
5. Perhatikan ukuran paddle
6. Perhatikan energi maksimum
Penderita :
1. Puasa selama beberapa jam sebelumnya
2. Prosedur darurat yang dilakukan sebelumnya
3. Jika shock tak dapat ditunda  < arrhythmias 
dilantin 100-250 mg
4. Pemberian antikoagulasi
5. Dewasa dan anak > 1 tahun  paddle dewasa
6. Perhatikan dosis energi (J) berdasarkan BB
7. Perhatikan keadaan umum pasien
8. Perhatikan tipe aritmia, lama dan penyebab
Alat Defibrilator dapat digunakan :

1. Defibrilasi …………………
Asincronise ……………...VT tanpa
nadi dan VF
2. Cardioversi
………………….Sincronise
….VT dengan nadi, AF Rapid
Ventrikel Respon,SVT
PROSEDUR DEFIBRILASI
 Ketrampilan teknik yang diperlukan untuk melakukan
DC Shock

1. Mempersiapkan penempatan elektroda dan kulit pasien


dibersihkan
2. Menghilangkan artefak yang timbul pada monitor yang dapat
mempengaruhi Defibrilasi asinkronis
3. Memiliki kemampuan untuk mengenali irama EKG 12 lead sebelum dan
sesudah Defibrilasi
4. Memiliki kemampuan untuk melakukan Defibrilasi

5. Memiliki kemampuan untuk melaksanakan ACLS


 Tahapan dalam melakukan Defibrilasi :

• Posisi peralatan dan operator  disisi kiri pasien


• Jelly  paddle
• Pemberian obat sedasi short acting (diazepam 5 mg),--->
(Cardioversi) kecuali VF dan VT tanpa nadi(Defibrilasi)
•Cardioversi --->Syncronise DC Shock ---> ECG signal (+) ---> gel R
yg tinggi
• Perhatikan posisi paddle ( sternum……apex)
•Putar tombol energy sesuai indikasi
•Charger……..Energy
• Pastikan tidak ada orang yang menyentuh langsung maupun tidak
langsung pada pasien
Beri aba-aba….saya siap….energi siap….lingkungan…siap -------->
• Lakukan RJPO selama 2 mnt setelah Defib…..
•Pasien dengan alat pacu jantung permanen  hindari penempatan
elektrode didekat generatornya

• DC Shock dapat dilakukan pada pasien dengan kehamilan

• Jika takiaritmia dapat diakhiri  lakukan pemantauan EKG 24 jam

• VT/VF (-) amiodaron inj, Lidocain drip; quinidin/procainamid po


• AF/atrial flutter (-)  digitalis atau quinidin po dosis rumatan
• Rekaman EKG 12-lead sebelum, selama dan sesudah DC Shock
INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI
INDIKASI
1 VT tanpa nadi / VF --->Defib… 200j,300j,360j (monofasik),
200j(bifasik)

2 Atrial flutter : Cardioversi 50-100 J( Mono) ; 100-120 J (Bi)

3 AF/SVT : Cardioversi : 100 J – 200 J (Mono) ; 100-120 J (Bi)


sulit

4 VT dgn nadi/ Torsade de Pointes : Cardioversi : 100 J – 200 J


(Mono) ; 100-120 J (Bi)
KONTRAINDIKASI
1. Digitalis toxicity dan atau hypokalemia
2. Imminent valvular surgery
3. MR berat dan atau dilatasi LA yang jelas
4. AF atau atrial flutter dengan AV block komplit
5. Lone AF dengan slow ventricular rate
6. AF yang diderita lebih dari 5 tahun
7. First degree AV block sebelum terjadi AF
8. AF atau flutter yang mendapat terapi digitalis and quinidin
yang adekuat
9. Sick sinus syndrome
KOMPLIKASI
1. Perubahan pada EKG
VF dilakukan monitoring EKG 3-lead & 12-lead  15 % elevasi segmen
ST

35% depresi segmen ST atau kenaikan amplitudo gelombang T


2. Aritmia
Nonsustained VT  hampir 5% penderita tanpa kelainan struktur
jantung
Sustained VT  klinis tercatat sbg VT atauVF berkepanjangan
Supraventricular tachycardia 30%
Bradycardia 25%  IMA inferior
Transient LBB
Total AV block
3. Thromboemboli  systemic and pulmonal embolization, occurs in
patients with AF not been anticoagulated prior DC
4. Myocardial necrosis  akibat shock dg energi tinggi.
5. Disfungsi Miokard  atrial systolic function remain depressed for
several weeks  DC transiently injure or stun the atrium
6. Hipotensi transient  terjadi bbrp jam setelah DC; berkaitan dengan
vasodilasi
7. Edema paru akibat transient LA standstill or LV dysfunction
8. Komplikasi lain-lain : Nyeri akibat kulit terbakar, trauma fisik
RINGKASAN
 Penyebab Meninggal Mendadak adalah aritmia
 Aritmia : Takiaritmia & Bradiaritmia
 Takiaritmia : VT/VF  henti jantung pernafasan
 Dengan segera melakukan RJPO, Defibrilasi dan ACLS dapat
menurunkan kematian dan meningkatkan kelangsungan hidup
 Defibrillasi  3 jenis defibrillator
Dalam melakukan defibrilasi petugas harus paham mengenai persiapan
alat dan penderita, tahapan prosedur, indikasi maupun kontraindikasi
Petugas harus menguasai teknik pembacaan EKG dan ketrampilan
melakukan defibrilasi
MICHAEL JACKSON died at the age of 50 on June 25, 2009
MBAH SURIP died at the age of 60 on August 4, 2009
SIAPA GILIRAN BERIKUTNYA ?
“KETIKA PASIEN SEMBUH DAN
PASIEN ITU DENGAN
KELUARGANYA TERSENYUM
DAN BERTERIMAKASIH ADALAH
SUATU HAL YANG BIASA”

“KETIKA PASIEN MENINGGAL,


DIMANA PASIEN ITU TELAH
DIRAWAT DENGAN MAKSIMAL
KELUARGANYA MENANGIS
SAMBIL TERSENYUM DAN
BERTERIMAKASIH ADALAH
SUATU HAL YANG LUAR
BIASA”

Anda mungkin juga menyukai