Anda di halaman 1dari 19

CASE

SINDROM NEFROTIK oleh : Lisdyana Agustin


STATUS PASIEN
IDENTITAS PASIEN
Nama : N. Y
Umur : 26 tahun
Alamat : Kemiling
Agama : Islam
Pekerjaan :-
Status : Belum Menikah
Suku bangsa : Lampung
Tanggal masuk : 27 Oktober 2017
Ruang : Penyakit Dalam
MR : 09.87.41
RIWAYAT PENYAKIT
ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis terhadap pasien pada tanggal
29 Oktober 2017 di ruang rawat inap penyakit dalam RS Pertamina Bintang amin
Bandar Lampung.

Keluhan utama : nyeri pinggang kiri sejak 1 hari yang lalu.


Keluhan tambahan : lemas, bengkak di ekstremitas.
RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT
Os datang ke IGD RSPBA dengan keluhan nyeri pinggang kiri sejak 1 hari
sebelum masuk rumah sakit. Keluhan disertai dengan bengkak pada ekstremitas, nyeri
perut epigastrium, lemas, mual, demam tidak tinggi. Muntah disangkal, nyeri kepala
disangkal. Selain itu, os juga mengeluh nyeri pada bagian genitalia eksterna
tepatnya pada labia mayor nya dirasakan nyeri, panas, dan perih. Setelah diperiksa
ternyata terdapat benjolan berisi cairan jernih pada labia mayornya. Setelah
dilakukan anamnesis ternyata os mempunyai riwayat penyakit sindrom nefrotik sejak
10 tahun lalu ketika os masih SMP dan kontrol ke doker spesialis penyakit dalam,
namun os berhenti kontrol setelah pengobatan berjalan 5 bulan dikarenakan dokter
yang menanganinya meninggal dunia, akibatnya penyakit os tidak sembuh tuntas dan
tidak pernah kontrol lagi. Sejak itu sakitnya selalu kambuh-kambuhan dan yang
terparah adalah pada saat ini. Riwayat penyakit lain disangkal. Riwayat alergi obat
disangkal.
PEMERIKSAAN FISIK
Status Present
Keadaan umum : tampak sakit berat
Kesadaran : composmentis
GCS : E4M6V5
Tanda vital
Tekanan darah : 100/80 mmHg
Nadi : 90 x/menit
Pernapasan : 22 x/menit
Suhu : 36,9oC
Status Generalis
Kepala
Rambut : Rambut berwarna hitam
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor 3mm/3mm, Refleks cahaya
(+), Ptosis (-/-)
Hidung : Deformitas (-), nyeri tekan (-), krepitasi (-), deviasi septum (-), sekret (-/-), rambut
hidung (+/+)
Telinga : Normotia (+/+), nyeri tekan tragus (-/-),sekret (-/-), serumen (-/-)
Mulut : Mulut normal
Tenggorokan : Mukosa faring hiperemis (-), uvula di tengah, tonsil normal (T1/T1)
PEMERIKSAAN LEHER

 Pembesaran KGB :Tidak terdapat pembesaran KGB


 Pembesaran Tiroid : Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid
 JVP : 5 -2
PEMERIKSAAN THORAX
Jantung
a. Inspeksi : Ictus cordis tak tampak pada ICS V
b. Palpasi : Ictus cordis teraba pada ICS V, Krepitasi (-/-), nyeri tekan (-/-)
c. Perkusi :
Batas kanan : ICS V linea parasternalis dextra
Batas kiri : Batas atas, ICS II linea parasternalis sinistra
ICS V satu jari medial linea axillaris anterior sinistra
d. Auskultasi :
Jantung : Bunyi jantung I - II itensitas normal, regular, murmur (-), gallop (-)
suara tambahan : murmur (-), gallop (-)
Paru
Inspeksi : Dinding thoraks simetris, retaksi (-)
Palpasi : Simetris, fremitustaktil simetris kanan kiri
Perkusi : Sonor di kedua lapang paru
Auskultasi : Vesikuler, ronki (-), wheezing (-)
Abdomen
Inspeksi : Dinding perut datar, massa (-), luka (-),defans muscular (-)
Auskultasi : Peristaltik usus (+) normal
Perkusi : Timpani pada seluruh lapang abdomen
Palpasi: Supel, hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan (+)
Pemeriksaan Ekstremitas
Superior : Akral hangat, sianosis dan edema tidak ada
Inferior : Akral hangat, sianosis dan edema ada.

Pemeriksaan CVA
Pemeriksaan ketok CVA kiri (+)
Pemeriksaan ketok CVA kanan (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hematologi
hb 13,0
Leukosit 12.500
Eritrosit 5,0
Ht 39
Trombosit 296.000
MCV 80
MCH 26
MCHC 332
Albumin 2,8
Cholesterol Total 411
Cholesterol HDL 51
Cholesterol LDL 314
Protein Urin 100
RESUME
Os datang dengan keluhan nyeri pinggang kiri sejak satu hari sebelum masuk rumah
sakit. Keluhan disertai bengkak pada ekstremitas, demam tidak tinggi, lemas, nyeri perut,
mual. Os juga mempunyai benjolan pada bagian genitalia eksterna yang berisi cairan jernih,
benjolan dirasakan nyeri, panas, dan perih. Keluhan ini terjadi secara bertahap satu tahun
terakhir ini. Keluhan lainnya seperti nyeri kepala yang berat, rasa berputar, muntah, gangguan
penglihatan, gangguan pendengaran, gangguan pencernaan, kejang dan pingsan disangkal.
Kemudian os langsung di bawa ke RSPBA pada hari itu juga.
Sebelumnya pasien sudah pernah mengalami keluhan yang sama 10 tahun yang lalu
sejak os masih SMP. Os mepunyai riwayat sindrom nefrotik sejak ± 10 tahun yang lalu dan
tidak rutin kontrol. Tidak ada keluarga yang mengalami keluhan yang sama. Riwayt merokok (-
), konsumsi alkohol (-).
Pemeriksaan fisik kesadaran compos mentis, GCS E4V5M6, tekanan darah : 100/80
mmHg, Nadi 90 x/menit, RR 22 x/menit dan Suhu 36,9 0C.
DAFTAR MASALAH
Nyeri pinggang kiri
Nyeri perut
mual
edema pada ekstremitas bawah
demam tidak tinggi
lemas
nyeri dan bengkak pada genitalia eksterna
ketok CVA kiri (+)
DIAGNOSIS

Sindrom Nefrotik

DIAGNOSIS BANDING

Glomerulonefritis
Nefrolithiasis sinistra
PENATALAKSANAAN
Medikamentosa
Terapi :

IVFD RL x tpm/mikro
Pronalges supp
Na Bicnat 3 x 1
Furosemid 3 x 1
Metilprednisolon 2 x 1
Panlock ekstra IV
Ulsafat 3 x 1 c
Sotatik 3 x 1
Cefoperazone 2 x 1
Simvastatin 10mg 0-0-1
Lansoprazole 1 x 1
Micardis 40mg 1 x 1
PROGNOSIS
Quo ad Vitam : bonam
Quo ad Fungtionam : bonam
Quo ad Sanationam : bonam
ANALISIS KASUS
Kasus Teori
Nyeri pinggang kiri, badan terasa lemas, Kelainan patogenetik yang mendasari SN adalah proteinuria, akibat dari kenaikan permiabilitas dinding kapiler
demam tidak tinggi, bengkak pada glomerulus. Mekanisme dari kenaikan permiabilitas ini belum diketahui tetapi mungkin terkait, setidak-tidaknya
ekstremitas terutama bagian bawah, mual, sebagian dengan hilangnya muatan negatif glikoprotein dalam dinding kapiler. Proteinuria umumnya diterima
muntah, pasien mempunyai riwayat sebagai kelainan utama pada SN, sedangkan gejala klinis lainnya dianggap sebagai manifestasi sekunder.
sindrom nefrotik sejak 10 tahun yang lalu Proteinuria dinyatakan “berat” untuk membedakan dengan proteinuria yang lebih ringan pada pasien yang
ketika os SMP, tetapi masih belum sembuh bukan sindrom nefrotik. Ekskresi protein sama atau lebih besar dari 40 mg/jam/m2 luas permukaan badan,
dan os tidak berobat rutin, dalam satu dianggap proteinuria berat.
tahun ini os merasakan gejala-gejala Pada status SN, protein yang hilang biasanya melebihi 2 gram per 24 jam dan terutama terdiri dari albumin.
seperti ketika os di diagnosis sindrom Hipoproteinemianya pada dasarnya adalah hipoalbuminemia. Umumnya edema muncul bila kadar albumin serum
nefrotik. turun dibawah 2,5 gr/dl (25 gr/L).
Mekanisme pembentukan edema pada SN tidak dimengerti sepenuhnya. Kemungkinannya adalah bahwa edema
didahului oleh timbulnya hipoalbuminemia, akibat kehilangan protein urin. Hipoalbuminemia menyebabkan
penurunan tekanan onkotik plasma, yang memungkinkan transudasi cairan dari ruang intravaskuler ke ruang
interstisial. Penurunan volume intravaskuler menurunkan tekanan perfusi ginjal, mengaktifklan sistim renin
angiotensin aldosteron, yang merangsang absorsi natrium di tubulus distal. Penurunan volume intravaskuler juga
merangsang pelepasan hormon antidiuretik, yang mempertinggi reabsorbsi air dalam duktus kolektivus. Karena
tekanan onkotik plasma berkurang, natrium dan air yang telah direabsorbsi masuk ke ruang interstisial,
memperberat edema.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai