1. PEMERIKSAAN OBSTETRI
2. PERTOLONGAN PARTUS
PEMERIKSAAN OBSTETRI
• ANAMNESA
• PEMERIKSAAN FISIK
• PEMERIKSAAN PENUNJANG
• WD/(DD) : HARUS LENGKAP MISAL :
G3P2A0 hamil 32 minggu anak tunggal,
hidup,letak kepala, punggung kiri, belum in partu
dengan Preeklamsia Berat.
• PENATALAKSAAN FARM/NONFARM
• EDUKASI
• PROFESIONALISME
PEMERIKSAAN FISIK
• INSPEKSI
• PALPASI
• AUSKULTASI
• PEMERIKSAN EDEMA
PALPASI
• LEOPOLD I
• LEOPOLD II
• LEOPOLD III
• LEOPOLD IV (KALAU KEPALA SUDAH MASUK
PANGGUL)
LEOPOLD 1 :
• Pasien tidur telentang dengan lutut ditekuk
• Pemeriksa berdiri disebelah kanan pasien
menghadap kearah kepala pasien
• Uterus dibawa ketengah (kalau posisinya
miring)
• Dengan kedua tangan tentukan tinggi fundus :
memakai bagian tubuh ibu sebagai patokan
atau diukur tingginya dari symphysis pubis
• Dengan satu tangan tentukan bagian apa dari
anak yang terletak dalam fundus
• Kepala berbentuk bulat, keras dan ada
ballottement. Bokong konsistensinya lunak,
tidak begitu bulat dan tidak ada ballottement.
Pada letak lintang, fundus kosong
LEOPOLD 2 :
• Posisi pasien dan pemeriksa tetap.
• Kedua tangan pindah kesamping
uterus.
• Dengan kedua belah jari-jari uterus
ditekan ketengah untuk menentukan
dimana letak punggung anak : kanan
atau kiri.(Punggung anak memberikan
tahanan terbesar)
• Pada letak lintang dipinggir kanan kiri
uterus terdapat kepala atau bokong.
LEOPOLD 3 :
• Posisi pasien dan pemeriksa
tetap.
• Pemeriksa memakai satu
tangan menentukan apa yang
menjadi bagian bawah (kepala
atau bokong).
• Bagian bawah coba
digoyangkan, apabila masih
bisa, berarti bagian tersebut
belum terpegang oleh panggul.
(bagian terbesar kepala belum
melewati pintu atas panggul).
LEOPOLD 4 :
• Posisi pasien tetap, pemeriksa
menghadap kearah kaki pasien.
• Dengan kedua belah tangan ditentukan
seberapa jauh kepala masuk kedalam
panggul.
• Bila posisi tangan konvergen, berarti baru
sebagian kecil kepala masuk panggul.
• Bila posisi tangan sejajat, berarti separuh
dari kepala masuk kedalam rongga
panggul.
• Bila posisi tangan divergen, berarti
sebagian besar kepala sudah masuk
panggul
• Leopold 4 tidak dilakukan kalau kepala
masih tinggi.
AUSKULTASI
• KAKI PASIEN DILURUSKAN
• MEMAKAI FETALPHONE
• LOKASI : PADA LETAK KEPALA : SEDIKIT
DIBAWAH UMBILICUS
PADA LETAK SUNGSANG : SEDIKIT
DIATAS UMBILICUS
• TERGANTUNG LETAK PUNGGUNG : SEDIKIT
KEKANAN ATAU KEKIRI
AUSCULTASI
Pada auskultasi bisa didengar bermacam bunyi :
a. Dari anak : bunyi jantung, bising tali pusat, gerakan
anak.
b. Dari ibu : bising a. uterina, bising aorta, bising usus.
Bunyi jantung anak dengan Doppler dapat didengar
sejak umur kehamilan 12 minggu sedang dengan
stetoskop baru didengar pada umur kehamilan 26
minggu.
• Frekuensi bunyi jantung anak antara 120 - 140
per menit.
• Karena letak janin normal dalam posisi kyphose,
dan didepan dada terdapat tangan, maka bunyi
jantung janin paling jelas terdengar didaerah
punggung anak dekat kepala.
• Pada presentasi kepala, tempatnya ialah dikiri
atau kanan sedikit dibawah pusat.
• Bila janin masih kecil, bunyi jantung anak dicari
dengan doppler digaris tengah diatas symphysis.
• Frekuensi bunyi jantung anak didapat dengan menghitung
jumlah denyut selama 15 detik dikalikan 4.
• Untuk menentukan teratur tidaknya bunyi jantung anak,
dihitung denyut selama lima detik lalu berhenti selama 5
detik lalu dihitung lagi selama 5 detik lalu berhenti lagi
selama 5 detik lalu dihitung lagi selama 5 detik. Hasil ketiga
hitungan itu diperbandingkan, bila terdapat perbedaan
lebih dari 3 denyut, berarti denyut jantung anak tidak
teratur.
• Contoh :
11 - 12 - 11 berarti denyut teratur, frekuensi 136/menit, anak dalam keadaan baik
10 - 14 - 9 berarti denyut tidak teratur, frekuensi 132/menit, anak asphyxia.
8 - 7 - 8 berarti denyut teratur, frekuensi 92/menit, anak asphyxia.
• Bunyi jantung anak terdengar seperti ketukan
sedangkan bising pembuluh darah terdengar seperti
tiupan.
• Bunyi jantung anak yang tidak normal ialah kalau:
a. Frekuensi kurang dari 120 per menit.
b. Frekuensi lebih dari 160 per menit
c. Irama denyut jantung anak tidak teratur
d. Bila 30 detik setelah kontraksi uterus denyut
jantung belum kembali ke frekuensi sebelum his.
Keluarnya meconium juga merupakan tanda
adanya hypoxia anak.
PEMERIKSAAN EDEMA
• DIPERIKSA APAKAH ADA PITTING EDEMA PADA
MUKA, TANGAN ATAU KAKI (DENGAN
MENEKAN PADA MATA KAKI )
MENOLONG PARTUS:
TANDA2 KALA II IALAH :
1. His lebih sering dan kuat
2. Pasien ingin mengejan
3. Perdarahan lebih banyak
4. Perineum menonjol dan anus mulai
membuka.
Untuk memastikan pasien dalam kala II
persalinan, dilakukan pemeriksaan dalam.
CARA PEMERIKSAAN DALAM
1. Membersihkan tangan:
- kuku dipotong pendek
- cuci tangan dengan cairan antiseptik sampai 5 cm diatas siku.
Diulang tiap kali akan melakukan pemeriksaan dalam.
2. Memakai sarung tangan steril
3. Tangan kiri membeberkan labia, tangan kanan memegang kapas
yang telah direndam cairan antiseptik, dihapuskan ke vulva dari atas
kebawah (tangan jangan sampai menyentuh vulva) . Ulangi dengan
kapas yang baru.
Dengan labia tetap dibeberkan, jari telunjuk dan jari tengah
dimasukkan ke vagina.
Setelah jari tangan masuk vagina, tangan kiri pindah keperut pasien
untuk menahan fundus.
YANG DIPERIKSA :
1. Jari pemeriksa masuk sampai meraba cervix.
Dari pemeriksaan ini ditentukan :
a. Apakah cervix kaku atau lunak
b. Apakah cervix sudah mendatar atau
belum kalau belum, apakah panjang
atau pendek.
c. Apakah bibir cervix tebal atau tipis
d. Berapa pembukaan.
2. Keadaan ketuban.
a. Apakah ketuban masih ada atau tidak. Ketuban
dibentuk oleh selaput tipis hingga sukar diraba.
Untuk memudahkan, tunggu sampai ada his :
ketuban akan menonjol seperti gelembung.
b. Bagaimana keadaan ketuban : salah satu fungsi
ketuban adalah membuka cervix, karena itu ia
seharusnya menonjol pada waktu his. Kalau tidak
menonjol, berarti ia sudah pecah atau melekat pada
dinding uterus.
3. Menentukan presentasi dan posisi anak :
a. Tentukan apa yang menjadi bagian terdepan: kepala itu bulat dan
keras, teraba sekat yaitu sutura. Bila yang teraba lunak, mungkin
bokong atau muka, pada bokong teraba os coccygis, sedangkan pada
muka teraba orbita.
b. Untuk menentukan posisi, kita raba dari bawah symphysis lalu
kebawah, pada presentasi belakang kepala akan teraba sutura
sagittalis, Dengan menyusuri sutura sagittalis kita dapat meraba
ubun2 kecil, dengan demikian kita dapat menentukan posisi anak.
Ubun2 kecil berbentuk segitiga karena merupakan pertemuan 3
sutura.
Kalau sudah ada moulage maka os occipitale terletak lebih rendah
daripada os parietale.
Menentukan posisi agak sulit, apalagi kalau sudah terbentuk caput.
Jadi kita cocokkan dengan hasil pemeriksaan luar : Ubun2 kecil
sudah pasti satu sisi dengan pungung dan tempat bunyi jantung
terdengar.
TURUNNYA KEPALA.
Memakai bidang Hodge atau spina ishiadica sebagai
patokan.
• Hodge I : sama dengan pintu atas panggul
• Hodge II : sejajar dengan bidang Hodge I melalui
pinggir bawah symphysis
• Hodge III : sejajar dengan Hodge I melalui spinae
ischiadicae
• Hodge IV : sejajar dengan Hodge I melalui ujung os
coccygis.
SPINA ISCHIADICA SEBAGAI PATOKAN
Bila bagian terdepan anak berada diatas spina
ischiadica maka dipakai tanda (-), misalnya -3
berarti bagian terdepan
anak 3 cm diatas spina ischiadica.
Setinggi spina = 0.
Dibawah spina dipakai tanda (+).
5. Tentukan ada tidaknya caput succedaneum dan
berapa besarnya.
Kalau tidak ada caput berarti his kurang kua
Kalau caput besar berarti his kuat atau pernah
kuat .
6. Tentukan apakah ada bagian anak yang menumbung
(berada didepan kepala) seperti tangan, kaki atau tali
pusat.
Perbedaan kaki dan tangan :
a. Kaki tidak dapat diluruskan terhadap tungkai
bawah.
b. Jari kaki jauh lebih pendek dari kaki sedang jari tangan
sama panjang dengan telapak tangan.
c. Kaki mempunyai 3 tonjolan tulang yaitu 2 mata kaki dan
1 tumit.
PERSIAPAN MENOLONG PARTUS