Anda di halaman 1dari 8

Pernikahan dalam pandangan Islam

Pengertian Pernikahan
 Pernikahan berasal dari kata dasar nikah. Kata nikah
memiliki persamaan dengan kata kawin. Menurut bahasa
Indonesia, kata nikah berarti berkumpul atau bersatu.
Menurut istilah syarak, nikah itu berarti melakukan suatu
akad atau perjanjian untuk mengikatkan diri antara
seorang laki-laki dan seorang perempuan yang bertujuan
untuk menghalalkan hubungan kelamin antara keduanya
dengan dasar suka rela demi terwujudnya keluarga bahagia
yang diridhoi oleh Allh SWT.
TUJUAN PERNIKAHAN
 Melanjutkan keturunan, yang merupakan penyambung cita-
cita, membentuk keluarga.
 Untuk menjaga diri dari perbuatan yang dilarang Allah.
 Untuk menimbulkan rasa sayang antara suami, istri dan
anak-anak.
 Untuk melaksanakan sunah Rasulullah.
 Untuk membersihkan keturunan dan memperjelas siapa
Ayah, Ibu, kakek, Nenek dari keturunan berikutnya.
Rukun Penikahan
Calon Islam, Tidak dipaksa, bukan Mahramnya, tidak sedang
melakukan ibadah haji atau umroh
suami
Islam, tidak dipaksa, bukan Mahramnya, tidak sedang
Calon melakukan ibadah haji atau umroh, tidak dalam masa
istri idah, tidak bersuami, telah mendapatkan ijin wali

Wali Islam, Dewasa, Sehat akalnya, dan tidak fasik


Nikah
2 Orang Islam, dewasa, sehat akalnya, tidak fasik dan hadir
Saksi dalam nikah

1. Dengan mengatakan nikah atau zawaj


Ijab 2. Ada kecocokan antara ijab dan qobul
Qobul 3. Tidak ada syarat yang memberatkan
Syarat sah nikah
 Antara suami istri tidak ada hubungan nasab
 Sighat ijab qobul tidak dibatasi waktu
 Adanya persaksian
 Tidak adapaksaan
 Ada kejelasan calon suami istri
 Tidak sedangihram
 Ada mahar
 Tidak ada kesepakatan untuk menyembunyikan akad
nikah salah satu calon mempelai
 Tidak sedang menderita penyakit kronis
 Adanya wali
(Wahbah Zuhaili,1989:62)
 Ada dua syarat dalam pernikahan yakni : (1). Seagama :
haram menikah dengan orang nonmuslim, kecuali dengan
wanita ahli kitab. (2). ‘Antaradhin yakni sama-sama rido.
Kedua mempelai mau menerima pernikahan ini. Jika ada
satu di antara keduanya yang tidak rida maka
pernikahannya haram.

Selain dua syarat di atas terdapat syarat lainnya yakni


baligh dan kufu. Balig ialah telah cukup dewasa dan
mengerti essensi pernikahan. Sedangkan kufu yakni
setara dalam pendidikan, kedudukan, usia,dll. Tetapi kedua
syarat ini bukan syarat sah melainkan syarat
kesempurnaan (lebih baik).
MACAM-MACAM PERNIKAHAN
 Nikah biasa : Setelah akad nikah dilanjutkan dengan walimah kemudian keduanya
berumah tangga.

 Nikah Gantung : Ialah manakala setelah selesai akad nikah tidak diikuti langsung
dengan berumah tangga. Rumah tangganya ditangguhkan karena ada reasoning
tertentu.

 Nikah shigar : Pernikahan dengan cara tukar adik tanpa mahar. Misalnya Ahmad
menikah dengan adik perempuan Ali, sedangkan Ali menikah dengan adik
perempuan Ahmad tanpa maskawin. Hukumnya haram, kecuali memakai mahar.

 Nikah mut’ah (nikah kontrak), ialah menikah dengan batas waktu tertentu
misalnya untuk selama 3 bulan, 3 tahun dll. Hukumnya haram.

 Nikah Sirri : Syarat dan rukunya dipenuhi tetapi pelaksanaan akad nikahnya di
bawah tangan, tidak dibukukan oleh KUA atau catatan sipil serta tidak
dipublikasikan secara lua
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai