Anda di halaman 1dari 19

KOMUNIKASI INTERPERSONAL/

KONSELING (KIP/K)

H.M. Yusuf, M.I.Kom


1. Pengertian (KIP/K)

• Komunikasi Interpersonal : Interaksi yang


dilakukan dari orang ke orang, bersifat dua
arah, verbal maupun non verbal, dg saling
berbagi informasi & perasaan antara
individu dg individu, atau antar individu
dalam kelompok kecil.
• Konseling : proses pemberian informasi
objektif & lengkap, dilakukan secara
sistematik dg panduan komunikasi
interpersonal, teknik bimbingan &
menguasai pengetahuan klinik dg tujuan
untuk mengetahui kondisinya saat ini,
masalah yg sedang dihadapi, untuk
menemukan jalan keluar, untuk mengatasi
masalah tsb
• Konseling Kebidanan : pertolongan dalam
bentuk wawancara yg menuntut adanya
komunikasi, interaksi yg mendalam, &
usaha bersama antara Bidan (koselor) dg
Klien (konseli) untuk mencapai konseling,
berupa pemecahan masalah, pemenuhan
kebutuhan, ataupun perubahan sikap/
tingkah laku, dalam lingkup kebidanan.
2. Faktor penghambat KIP/K
• Faktor Individu
Keterikatan budaya (orientasi cultural)
merupakan faktor individual yg dibawa
seseorang dalam melakukan interaksi.
Orientasi ini merupakan gabungan dari faktor fisik
& panca indra, usia, jenis kelamin, sudut pandang
& nilai-nilai yg di anut, faktor sosial diantaranya
sejarah keluarga & relasi, jaringan sosial, peran
dalam masyarakat, status sosial dan peran sosial
• Faktor berkaitan dg Interaksi
Meliputi tujuan/ harapan terhadap
komunikasi, sikap terhadap interaksi, serta
pembawaan diri seseorang terhadap orang lain,
seperti kehangatan, perhatian & dukungan.

• Faktor situasional
Sikon selama melakukan komunikasi sangat
mempengaruhi keberhasilan komunikasi.
Lingkungan yg tenang & terjaga prevasinya
merupakan situasi yg sangat mendukung &
sebaliknya.
• Kompetensi dalam melakukan percakapan
Agar KIP/K berjalan lancar & datangkan hasil,
baik komunikator/ komunikan perlu miliki
kemampuan & kecakapan dalam melakukan
KIP Kompetensi dimaksud :
a. Empati
b. Perspektif sosial
c. Kepekaan (sensitivity)
d. Pengetahuan akan sikon
e. Memonotor diri
f. Kecakan dalam tingkah laku
a. Empati : kecakapan memahami
perasaan/ pengertian orang lain
b. Perspektif sosial : kecakapan melihat
kemungkinan2 perilaku yg muncul
dari komunikan
c. Kepekaan (sensitivity) terhadap
sesuatu hal dalam KIP/K
a. Pengetahuan akan sikon pada saat
melakukan KIP/K
b. Memonotor diri : menjaga
ketetapan perilaku dan
pengungkapan komunikan
c. Kecakan dalam tingkah laku :
keterlibatan dalam tingkah laku
Pengaruh pemahaman diri terhadap KIP/K

Memahami diri sendiri :


• Meliputi : Siapa diri, Apa kelemahan,
Bgm perasaan, Apa keinginan ?
• Pemahaman kepada diri ini penting, agar
potensi diri dapat dipertahankan &
ditingkatkan
• Keleamahan/ kekurangan diri, dapat
dirubah, untuk menghantarkan diri
kepada kesuksesan.
• Pengetahuan, ketrampilan sikap konselor
• Bidan (konselor) dipengaruhi 3 aspek : kognitif,
afektif & psikomotor
• Dalam menjalankan tugasnya tergantung 3
aspek ini
• Tdk hanya menguasai penget Kebidanan tetapi
juga dituntut semua bidang (Psikologi, SosEk,
dll)
• Ketrampilan dalam komunikasi : trampil
memecahkan masalah dalam KIP/K
• Punya motivasi tinggi untuk menolong
orang lain, selalu ikhlas, bersikap ramah
• Menurut Carl Roger agar konseling efektif,
kualitas diri yg dimiliki konselor adalah :
• Empati
• Otentik
• Unconditional Positif Regart/ Acceptance
• Pengaruh pemahan diri terhadap KIP/K :
• Bidan bekerja melibatkan berbagai
aspek, orang, & sikon
• Perlu dipahami setiap orang
mempunyai kebutuhan Bio, Psiko,
Sosial, Spiritual yg berbeda, hingga
perlu pemahaman diri untuk
menghadapi berbagai kerakteristik
• Harus memahami dan bisa
menghadapi kecemasan, kesedihan
& kegembiraan klien
• Mampu mengendalikan emosi
• Jika Bidan tidak bisa memahami diri
sendiri, maka akan sulit untuk
memahami apa yg sedang di alami
klien
Hal yg harus diperhatikan dalam konseling

• Hal yang harus diperhatikan dalam konseling


anta lain adalah :

1. Iklim psikologis, suasana percakapan : Iklim


psikologis, tindakan, perilaku, sikap dari
orang lain yang mempunyai dampak
terhadap diri kita. Contoh : bidan otoriter
kepada klien -> feed back negatif.
• 2. Sikap Konselor (Bidan) menurut “Rogers”,
yaitu :
a. Acceptance(Menerima) : Konselor
menunjukkan sikap menerima,
sehingga konseli merasa tidak
ditolak, diacuhkan, didikte, tapi
melainkan konseli merasa bahwa ia
diterima sebagai dirinya sendiri.
 Terima klien dg sikap terbuka dan
apa adanya. Konselor
memperhatikan tanpa pamrih,
tanpa menguasai klien. Tulus dan
ikhlas. Konselor harus menghargai
konseli, apapun yang dikatakan
konseli. Beri kesempatan pada
klien untuk mengemukakan
keluhan-keluhannya.
• b. Sikap tidak menilai
• c. Sikap percaya terhadap konseli
Selesai

Anda mungkin juga menyukai