Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN

ANAK AUTIS
KELOMPOK 3
Menurut Center for Diesease Control and Prevention di Amerika
Serikat, jumlah penderita gangguan spektrum autisme tahun 2012
mengalami peningkatan sebesar 23% dibanding tahun 2008.

Di Indonesia meski belum ada penelitian resmi, menurut Direktur Bina


Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan, Diah Setia, diperkirakan ada
sekitar 112.000 anak dengan gangguan spektrum autisme dengan
rentang usia antara 5 – 19 tahun. (Autisme dan Permasalahannya, 2012).
Pengertian Autis

Tanda dan Gejala


Autis atau Autistic Spectrum Disorder
(ASD) adalah gangguan perkembangan
dan perilaku yang ditandai dengan • Tidak mampu menjalin interaksi sosial
ketidakmampuan pada komunikasi yang cukup memadai seperti kontak
sosial, interaksi, keterbatasan, pola mata sangat kurang
perilaku berulang, aktivitas dan interest • Tidak bisa bermain dengan teman sebaya
(American Psychiatric Association dalam • Sering menggunakan bahasa yang aneh
Russell, 2016). dan diulang-ulang
• Sering sekali sangat terpukau pada
bagian-bagian benda
• Anak mudah frustasi
• Anak bermasalah di kegiatan
akademiknya
• Anak bermasalah dalam bersosialisasi.
Patofisiologi
Penyebab Sel saraf otak (neuron) terdiri atas badan sel dan serabut
untuk mengalirkan impuls listrik (akson) serta serabut untuk
menerima impuls listrik (dendrit).
Sel saraf terbentuk saat usia kandungan tiga sampai tujuh
bulan. Pada trimester ketiga, pembentukan sel saraf berhenti
 Teori Biologis dan dimulai pembentukan akson,dendrit, dan sinaps.
 Faktor Genetik Setelah anak lahir, terjadi proses pengaturan pertumbuhan
 Prenatal, Natal dan Post otak berupa bertambah dan berkurangnya struktur akson,
Natal dendrit dan sinaps.
 Teori Psikososial Pada pemeriksaan darah bayi-bayi yang baru lahir, diketahui
 Faktor Keracunan Logam Berat pertumbuhan abnormal pada penderita autis dipicu oleh
 Autoimun Tubuh berlebihnya neurotropin dan neuropeptida otak (brain-derived
neurotrophic faktor, neurotrophin-4, vasoactiveintestinal
peptide, calcitonin-related gene peptide) yang merupakan zat
kimia otak yang bertanggung jawab untuk mengatur
penambahan sel saraf, migrasi,diferensiasi,pertumbuhan dan
perkembangan jalinan sel saraf.
Pemeriksaan 1.1.Childhood Autism Rating Scale (CARS)
Diagnostik •2.The Checklis for Autism in Toddlers (CHAT)
3.The Autism Screening Questionare
4.The Screening Test for Autism in Two-Years Old

A.Penatalaksana Umumnya terapi yang diberikan ialah


an terhadap gejala, edukasi dan penerangan
kepada keluarga, serta penanganan perilaku
dan edukasi bagi anak
KASUS

Tn A berusia 37 tahun dengan tingkat pendidikan SMA pekerjaan petani


dengan penghasilan Rp 800.000, sebagian besar uang digunakan untuk
kebutuhan pokok sehari- hari dan biaya sekolah anaknya. Istrinya Ny. Y
berusia 35 pendidikan terakhir SMA pekerjaan ibu rumah tangga.
Mereka memiliki 3 anak, anak pertama berusia 12 tahun, anak ke kedua
berusia 9 tahun dan anak ke 3 Seorang anak laki- laki umur 6 tahun, BB
20, TB 110 cm, memiliki kelainan yaitu tidak bisa menguasai atau
sangat lambat dalam penugasan bahasa sehari – hari hanya bisa
mengulang- ulang beberapa kata, mata yang tidak jernih atau tidak
bersinar dari segi perilaku tidak suka berbicara dengan orang lain serasa
dia punya dunia sendiri. Dari hasil diagnosis dokter dan pemeriksaan
anak tersebut mengidap penyakit autis, dengan diperkuat pemaparan
dari ibu anak tersebut sejak bayi mengkonsumsi susu sapi dan sering
mengkonsumsi makanan olahantepung- tepung sejak umur 1 tahun.
PENGKAJIAN KELUARGA

Data Umum
Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi:
Nama kepala keluarga (KK) : Tn A
Umur : 37 tahun
Alamat dan telephon :-
Pekerjaan kepala keluarga : Petani
Pendidikan kepala keluarga : SMA
Hubungan dengan
No Nama/ Inisial Jenis Kelamin Tanggal lahir/umur kepala keluarga Pendidikan Pekerjaan

1 Tn A Laki-laki 22- 2- 1982/ 37 tahun Kepala keluarga SMA Petani

2 Ny. Y Perempuan 3 -5 – 1984/ 35 tahun Istri SMA Ibu rumah tangga

3 An. S Perempuan 21- 1- 2007 / 12 tahun Anak SMP Pelajar

4 An. B Laki- laki 27- 7- 2010/ 9 tahhun Anak SD Pelajar

5 An. R Laki- laki 14- 5- 2013/ 6 tahun Anak Tidak sekolah Pelajar
Tipe Keluarga merupakan Keluarga dengan anak usia sekolah. Tahap ini
mulai sejak anak pertama berusia 12 tahun dan berakhir pada usia 6 tahun.
Tempat Tinggal keluarga dimana lingkungan pada umumnya homogen
dengan suku sunda yang sehari- hari menggunakan bahasa sunda
PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hambatan komunikasi verbal
No Kriteria Skor Bobot Nilai Pembuktian

1 Sifat masalah Aktual = 3 3 3/3 x 1 = 1 Masalah hambatan komunikasi verbal pada


Resiko = 2 anak dengan autis merupakan hal yang
Potensial = 1 urgent. Dimana anak sangat sulit untuk
mengungkapkan apa yang menjadi
keinginannya.

2 Kemungkinan masalah untuk Mudah = 2 1 1/2 x 2 = 2/4 Masalah sebagaian dapat diatasi karena masih
dipecah Sebagian = 1 minimnya faktor pendukung dalam keluarga.
Tidak dapat = 0

3 Potensial masalah untuk Tinggi = 3 1 3/3 x 2 = 2 Masalah sangat sulit dicegahkan dikeranekan
dicegahkan Cukup = 2 komunikasi anak autis sangat sulit untuk
Rendah = 1 dimengerti.

4 Menonjolnya masalah Segera ditangani = 2 2 2/2 x 2 = 2 Komunikasi yang dibangun oleh anak autis
Tidak segera ditangani = 1 satu arah.
Masalah tidak dirasakan = 0
Skor 6 5 2/4
2. Kegagalan tumbuh kembang
No Kriteria Skor Bobot Nilai Pembuktian

1 Sifat masalah Aktual = 3 1 2/3 x 1 = 2/3 Minimnya pengetahuan keluarga tentang


Resiko = 2 perawatan anak dengan autis.
Potensial = 1

2 Kemungkinan masalah untuk Mudah = 2 1 1x2=2 Masalah sangat sulit untuk dipecahkan
diubah Sebagian = 1 dikarenakan perawatan pada anak autis lebih
Tidak dapat = 0 sulit dibandingkan dengan anak pada
umumnya

3 Potensial masalah untuk dicegah Tinggi = 3 1 2/3 x 1 = 2/3 Keluarga tidak mengontrol emosi untuk
Cukup = 2 merawat anak dengan autis.
Rendah = 1
4 Menonjolnya masalah Segera ditangani = 2 2 2/2 x 2 = 2 Masalah sangat dirasakan dalam keluarga.
Tidak segera ditangani = 1
Masalah tidak dirasakan = 0
Skor 5 4 4/6
3. Ketidakmampuan koping keluarga
No Kriteria Skor Bobot Nilai Pembuktian

1 Sifat masalah Aktual = 3 2 1/3 x 2= 3/6 Anak dengan autis sangat beresiko
Resiko = 2 mencederai diri dikaranekan
Potensial = 1 sifatnya yang terlalu aktif dan
kondisi fisiknya

2 Kemungkinan masalah untuk diubah Mudah = 2 1 1/2 x 1 = 1/2 Ketidakmampuan keluarga untuk
Sebagian = 1 menagawasi anak dengan autis.
Tidak dapat = 0
3 Potensial masalah untuk dicegah Tinggi = 3 3 1/3 x 3 = 3/6 Caranya dengan keluarga bisa lebih
Cukup = 2 aktif dalam mengawasi anak yang
Rendah = 1 menderita autis

4 Menonjolnya masalah Segera ditangani = 2 2 2/2 x 2 = 1 Pengawasan keluarga sangat penting


Tidak segera ditangani = 1 untuk mencegah terjadinya cidera.
Masalah tidak dirasakan = 0
Skor 8 2½
4. Resiko cidera
No Kriteria Skor Bobot Nilai Pembuktian

1 Sifat masalah Aktual = 3 2 1/3 x 2= 3/6 Pengawasan keluarga yang tidak intensif
Resiko = 2 dapat menyebabkan anak dengan autis
Potensial = 1 mencederai dirinya atau orang lain

2 Kemungkinan masalah untuk Mudah = 2 1 1/2 x 2 = 2/4 Masalah ini dapat dipecahkan dengan
dipecahkan Sebagian = 1 cara keluarga memodifikasi lingkungan
Tidak dapat = 0 yang tidak membahayakan klien

3 Potensial masalah untuk dicegah Tinggi = 3 2 1/3 x 2 = 2/3 Menjauhkan benda-benda yang dapat
Cukup = 2 mencederai diri dan orang lain.
Rendah = 1
4 Menonjolnya masalah Segera ditangani = 2 1 2/2 x 2= 2 Pengawasan keluarga sangat penting
Tidak segera ditangani = 1 untuk mencegah terjadinya cidera.
Masalah tidak dirasakan = 0

Skor 6 2 5/3
Dari skoring data diatas maka prioritas masalah berdasarkan
skoring tertinggi yaitu:

1. Hambatan komunikasi verbal berhubungan dengan dalam


mengenal masalah kesehatan
2. Ketidakmampuan koping keluarga berhubungan dengan
3. Resiko cidera
4. Kegagalan tumbuh kembang
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Data Dx Keperawatan NOC NIC

Data Subjektif: Hambatan komunikasi verbal NOC 1. Memberikan penkes kepada keluarga tentang
• Keluarga mengatakan An. R suka berhubungan dengan dalam mengenal Anxiety self control pengertian, etologi, tanda dan gejala serta
berbicara berulang-ulang bahasa yang masalah kesehatan coping pencegahan autis.
sama fear self control 2. Gunakan bahasa yang sederhana dan umum dalam
• Keluarga mengatakan berbicara dengan Kriteria Hasil berkomunikasi sehari-hari. Bicaralah dengan
An.R tidak nyambung 1. Komunikasi, penerimaan, kalimat yang terdiri dari 1 hingga 3 kata, dan
• Keluarga mengatakan An.R suka berteria- interpretasi dan ekspresi pesan lisan, ulangi perintah sesuai yang diperlukan.
teriak tulisan, dan nonverbal meningkat 3. Minta anak untuk melihat kepada anda ketika
2. Komunikasi ekspresif berbicara dan pantau bahasa tubuhnya dengan
Data Objektif: 3. Komunikasi reseptif cermat.
• Kalimat yang di bicarakan tidak jelas 4. gunakan irama, music dan gerakan tubuh untuk
• Sering mengulang-ngulang kalimat yang membantu perkembangan komunikasi sampai
sama anak dapat memahami bahasa
• Sulit menyusun kalimat 5. ketika berkomunikasi dengan anak, bedakan
kenyataan dengan fantasi, dalam pernyataan yang
singkat dan jelas.

Data Subjektif: Ketidakmampuan koping keluarga NOC NIC


• Keluarga mengatakan saat berbicara berhubungan dengan Kriteria Hasil: 1. Memberikan penkes bagi keluarga tentang
dengan An.R tidak nyambung 1. Keluarga mampu mengenal bagaimana cara perawatan anak autis.
Data Objektif: penyakit yang diderita anaknya 2. Mendemonstrasikan kepada keluarga tentang cara
• Keluarga tidak memperhatikan penyakit 2. Keluarga mampu mengatur perawatan anak dengan autis.
anaknya mekanisme koping pada anak 3. Menganjurkan keluarga untuk memasukan
• Keluarga mengabaikan perawatan dalam dengan autis. anaknya ke Sekolah Luar Biasa
memenuhi KDM 3. Keluarga mampu merawat anaknya 4. Menganjurkan keluarga untuk membawa anaknya
yang menderita autis ke fasilitas kesehatan misalnya puskesmas untuk
mendapatkan konseling.
Data Subjektif: Resiko cidera NOC NIC
• Keluarga mengatakan anaknya sering Kriteria Hasil 1. Bina hubungan saling percaya
sendirian dirumah, dan tidak ada yang 1. Keluarga mampu mengawasi 2. Alihakan perilaku menyakiti diri yang
menemani. anaknya terjadi akibat respon dari peningkatan
• Keluarga mengatakan anaknya sering 2. Keluarga dapat memodifikasi kecemasan
menyendiri dan memukul dirinya lingkungan yang aman agar 3. Lindungi anak ketika perilaku menyakiti diri
sendiri tidak mencederai klien. terjadi
4. Pertahankan lingkungan yang aman
Data Objektif:
• Terdapat jejas di kaki dan tangan kiri
klien
• Klien sering bermain sendirian tanpa
pengawasan keluarga

Data Subjektif: Kegagalan tumbuh kembang NOC: 1. Kaji tingkat tumbuh kembang anak
• Keluarga mengatakan pertumbuhan 1. Keluarga mampu mengenal cirri- 2. Diskusi bersama keluarga untuk terapi rekreasi
anaknya tidak seperti anak-anak lain ciri tumbuh kembang anak sesuai dan aktivitas sekolah untuk klien
yang seusia dengannya. usianya 3. Berikan aktivitas yang sesuai, menarik dan
Data Objektif: 2. Keluarga mampu berpartisipasi dapat dilakukan oleh anak
• Pertumbuhan rambut tidak merata dalam mendukung pertumbuhan 4. Rencanakan bersama anak aktivitas dan sasaran
• Ekolali (saat berbicara kata-kata selalu dan perkembangan anak yang memberikan kesempatan untuk
diulang-ulang). 3. Keluarga mampu mengenali keberhasilan
• Pasien hiperaktif aktifitas yang disukai klien 5. Berikan penkes stimulasi tumbuh kembang
• Gaya jalan berjinjit anak pada keluarga
IMPLEMENTASI

Anda mungkin juga menyukai