Azzaki Abubakar
Divisi Gastro Entero Hepatologi
Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK Unsyiah / RSUDZA
Banda Aceh
Pendahuluan
• Beberapa tahun terakhir ini, penyakit refluks gastroesofageal
atau Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) semakin
meningkat
Definisi Montreal
GERD
4
Vakil N, et al. Am J Gastroenterol 2006;101:1900–1920
Keparahan gejala GERD juga berdampak
secara ekonomis
Durasi rata-rata absen dari Penurunan produktivitas
kerja per minggu (jam) kerja (%)
8 35
32
7,0
7 30
25
6
25
5
20
16
4
15
3 2,4
10
2
6
1 5
0,4
0,1
0 0
GERD-Q
sensitivitas dan
spesifisitas sebesar 65%
dan 71%, serupa dengan
hasil yang diperoleh oleh
gastroenterologis
Endoskopi Saluran Cerna Bagian Atas (SCBA)
• Tujuan :
– Memastikan ada tidaknya kerusakan di esofagus
berupa erosi, ulserasi, striktur, esofagus Barrett
atau keganasan, di samping untuk menyingkirkan
kelainan SCBA lainnya.
– Menilai berat ringannya mucosal break dengan
menggunakan klasifikasi Los Angeles modifikasi
atau Savarry-Miller.
– Pengambilan sampel biopsi dilakukan jika dicurigai
adanya esofagus Barrett atau keganasan.
Klasifikasi GERD Berdasarkan Hasil Pemeriksaan
Endoskopi
ERD
NERD
Grade A Grade B Grade C Grade D
Mucosal Diameter Diameter Diameter > Lesi
break (-) < 5 mm, < 5 mm, 5 mm, mengelilingi
Tidak ada tunggal beberapa tunggal ada lumen
kerusakan buah beberapa
mukosa terkolonisasi buah
• Pemeriksaan
histopatologi dalam
diagnosis GERD adalah
untuk menentukan
adanya metaplasia,
displasia, atau
keganasan.
Pemeriksaan pH-metri 24 Jam
• Mengevaluasi apakah pasien-pasien
dengan gejala ekstra esofageal
sebelum terapi PPI atau setelah
dinyatakan gagal dengan terapi PPI.
• Mengevaluasi pasien-pasien GERD
yang tidak respon terhadap terapi
PPI.
• Memastikan diagnosis GERD
sebelum operasi anti-refluks atau
untuk evaluasi gejala NERD
berulang setelah operasi anti-
refluks
•Sifrim D, Castell D, Dent J, Kahrilas PJ. Gastroesophageal reflux monitoring: review and consensus report on detection and definitions of
acid, non-acid, and gas reflux. Gut 2004;53:1024-31.
PPI Test
• Dilakukan untuk menegakkan diagnosis pada pasien
dengan gejala tipikal dan tanpa adanya tanda bahaya
atau risiko esofagus Barrett.
• Memberikan PPI dosis ganda selama 1-2 minggu
tanpa didahului dengan pemeriksaan endoskopi.
• Jika gejala menghilang dengan pemberian PPI dan
muncul kembali jika terapi PPI dihentikan, maka
diagnosis GERD dapat ditegakkan.
• Dikatakan positif perbaikan klinis dalam 1 minggu
sebanyak lebih dari 50%.
Penunjang Diagnosa Lain
• Pilihan pemeriksaan lain yang dapat dilakukan
selain pemeriksaan endoskopi dan pH metri
yaitu:
– Esofagografi barium
– Manometri esofagus
– Tes impedans
– Tes Bernstein
Penatalaksanaan
• 5 target yang menjadi perhatian saat
merencanakan, merubah, serta menghentikan
terapi pada pasien GERD :
– Menghilangkan gejala/keluhan
– Menyembuhkan lesi esofagus
– Mencegah kekambuhan
– Memperbaiki kualitas hidup
– Mencegah timbulnya komplikasi
Alur Pengobatan Berdasarkan Proses Diagnostik
Pada Pelayanan Primer
Konsensus
GERD 2013
Alur Pengobatan Berdasarkan Proses Diagnostik Pada Pelayanan
Sekunder dan Tersier
Penyembuhan
Perbaikan Pencegahan Pencegahan
Jenis Obat Lesi
Gejala Komplikasi Kekambuhan
Esophagus
Antasida +1 0 0 0
Prokinetik +2 +1 0 +1
Antagonis
+2 +2 +1 +1
Reseptor H2
Antagonis
Reseptor H2 dan +3 +3 +1 +1
Prokinetik
Antagonis reseptor
+3 +3 +2 +2
H2 Dosis Tinggi
PPI +4 +4 +3 +4
Pembedahan +4 +4 +3 +4
Penatalaksanaan Farmakologik
Dosis PPI untuk Pengobatan GERD
Endoskopik
Bedah
KOMPLIKASI
GERD
ESOFAGITIS
PEPTIC
STRICTURE
BARRETT’S
ESOPHAGUS
ESOPHAGEAL
CANCER
EROSIF ESOPHAGUS
Peptic Stricture
Barium Swallow Endoskopi
Barrett’s Esophagus
Esophageal Cancer
Barium Swallow Endoskopi
Kesimpulan
• GERD dengan spectrum dari ringan hingga
sedang dapat menganggu kualitas hidup.