Anda di halaman 1dari 32

PEREKONOMIAN 3 SEKTOR

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO
SEMARANG
2013
Latar Belakang
• Terdapat kelemahan pada sistem
persaingan sempurna  th1930
terjadi Depresi besar, sehingga
campur tangan pemerintah
dibutuhkan utk mengatur kegiatan
ekonomi agar sistem pasar bebas
dapat berjalan secara efisien.
Kelemahan Sistem Persaingan
Sempurna
1. Keadaan yang diasumsikan jauh dari
kenyataan
2. Adanya perbedaan yang mencolok antara
keuntungan yang diperoleh masyarakat dengan
yang diperoleh perusahaan.
3. Distribusi pendapatan tidak merata
4. Tingkat penggunaan tenaga kerja yg tidak
penuh  terjadi pengangguran besar2an.
ALIRAN PENDAPATAN DAN
PENGELUARAN PEREKONOMIAN 3
SEKTOR
GAJI, UPAH, SEWA, BUNGA, LABA

PAJAK PERUSH. GAJI DAN UPAH

RUMAH
PERUSAHAAN PEMERINTAH TANGGA

PAJAK
PENGELUARAN PEM PERSEORANGAN
TABUNGAN

INVESTASI KONSUMSI RUMAH TANGGA

PENANAM MODAL LEMBAGA


PINJAMAN KEUANGAN
Adanya campur tangan pemerintah
menimbulkan 2 perubahan penting
1. Pungutan pajak yg dilakukan oleh pemerintah
(T) mengurangi pengeluaran Agregat (AE)
2. Pajak memungkinkan pemerintah melakukan
perbelanjaan dan ini akan menaikkan
perbelanjaan agregat.

Karena belum ada perdagangan dengan LN, maka


perekonomian 3 sektor dinamakan “perekonomian
tertutup”
Aliran baru dalam sirkulasi
aliran pendapatan
• Pembayaran pajak oleh RT dan perusahaan
kepada pemerintah  pendapatan
pemerintah
• Pengeluaran pemerintah ke sektor
perusahaan  pembelian barang dan jasa yg
diproduksi perusahaan
• Aliran pendapatan dari sektor pemerintah ke
RT  pembayaran atas penggunaan faktor –
faktor produksi RT oleh pemerintah
Selanjutnya pendapatan yg diterima oleh RT
akan digunakan untuk 3 tujuan

1.Membiayai konsumsi (C)


2.Ditabung (S)
3.Membayar Pajak (T)

• Dalam keseimbangan berlaku persamaan


Y = C + I + G . Sedangkan

• Tiap tingkat pendapatan nasional berlaku


Y=C+S+T
SYARAT KESEIMBANGAN :
• penawaran agregat (AS) = Agregat demand (AD)
• Dalam perekonomian yg tidak melakukan
perdagangan LN, AS = Y
• Sehingga pada keseimbangan pendapatan
nasional berlaku persamaan
C+I+G=C+S+T
Apabila C pada tiap ruas dikurangkan, maka
berlaku
I+G=S+T
I + G adalah suntikan
S + T adalah bocoran
PAJAK LANGSUNG DAN TAK LANGSUNG
1. Pajak langsung : jenis pungutan pemerintah yg scr
langsung dikumpulkan dari pihak yg wajib membayar
pajak.
2. Pajak tak langsung : pajak yg bebannnya dapat
dipindhkan kepada orang lain.

Bentuk –bentuk pajak pendapatan


1. Pajak regresif : % pajak turun ketika pendapatan naik
2. Pajak proporsional : % pajak tetap untuk berapapun
tingkat pendapatan
3. Pajak progresif : % pajak naik ketika pendapatan naik
Efek pajak terhadap konsumsi
dan tabungan

• Pajak akan menurunkan Yd (


Pendapatan Disposable) sejumlah T,
sehingga Yd = Y – T
• Karena Yd turun, Konsumsi (C) dan
Tabungan (S) juga turun
Misal : C = 90 + 0,75Y , Karena pemerintah tidak
memungut pajak, maka Y adalah sama dg Yd

Keadaan setelah pemungutan pajak,maka :

Yd = Y – T
Setiap pemungutan pajak akan menimbulkan
perubahan terhadap pendapatan disposible.

Pajak sebesar T akan menyebabkan pendapatan


disposible turun sebanyak T, maka:
∆Yd = - T
Jumlah konsumsi dan tabungan yg berkurang adalah
sama dengan pengurangan pendapatan disposible,
Maka :

Disamping tergantung pada perubahan pendapatan


disposible,pengurangan konsumsi ditentukan oleh MPC dan MPS:

∆C = MPC x ∆Yd atau ∆C = MPC (-T)


∆S = MPS x ∆Yd atau ∆S = MPS x (-T)
Dalam contoh di atas, pajak T = 40 , MPC =0,75 dan MPS =0,25. Maka pengurangan
konsumsi dan tabungan RT yg terjadi :
……………………………………………….
Efek Pajak Tetap terhadap Konsumsi dan Tabungan Rumah Tangga (dalam
trilliun rupiah)

Y T Yd C S
(1) (2) (3) (4) (5)
Bagian 1 : T = 0
0 0 0 90 -90
240 0 240 270 -30
480 0 480 450 30
720 0 720 630 90
960 0 960 810 150
1200 0 1200 990 210
1440 0 1440 1070 270
Bagian 2 : T=40
0 40 -40 60 -100
240 40 200 240 -40
480 40 440 420 20
720 40 680 600 80
960 40 920 780 140
1200 40 1160 960 200
1440 40 1400 1040 260
Efek Pajak Proporsional terhadap Konsumsi dan Tabungan Rumah
Tangga (dalam trilliun rupiah)
Y T Yd C S
(1) (2) (3) (4) (5)
Bagian 1 : T = 0
0 0 0 90 -90
240 0 240 270 -30
480 0 480 450 30
720 0 720 630 90
960 0 960 810 150
1200 0 1200 990 210
1440 0 1440 1070 270
Bagian 2 : T 20%Y

0 0 0 90 -90
240 48 192 234 -42
480 96 384 378 6
720 144 576 522 54
960 192 768 666 102
1200 240 960 810 150
1440 288 1152 954 198
KESIMPULAN :
Apa pun sistem pajak, pajak tetap atau
pajak proporsional, pungutan pajak akan
mengakibatkan konsumsi dan tabungan RT
berkurang sebanyak yg ditentukan oleh
persamaan berikut :
∆C = MPC x T
∆S = MPS x T
Kecondongan Mengkonsumsi Marjinal
c
MPC  C
Yd MPCy 
Y
Karena pajak proporsional adalah t ∆Y,
maka
∆Yd= ∆Y – t. ∆Y, = (1-t ) ∆Y,
Oleh karena MPC = b, maka :

C
 MPCy  (1  t )b
Y
Kecondongan Menabung Marjinal :
S
MPS 
Yd
S
MPSy 
Y
Dalam perekonomian tiga sektor dengan sistem pajak
proporsional, MPS adalah lebih besar dari MPSy.
Dalam sistem pajak proporsional, nilai MPSy adalah :

MPSy  (1  b)(1  t )
EFEK PAJAK : ANALISIS ALJABAR DAN
GRAFIK
Dalam contoh angka yg dibuat dalam
tabel 5.1 dan 5.2, dimisalkan fungsi
konsumsi adalah C = 90 + 0,75Y. Misal
pajak (T = 40 triliun) dan dalam tabel 5.2
dimisalkan pajak (T= 20% dari Y).
1.Efek pajak tetap : C1 = -bT + a +bY
S1 = - (1-b)T –a +(1-b)Y
Pendekatan Grafik
• Gambar hal : 166-167
1.Efek pajak tetap : Sebelum pajak fungsi
konsumsi adalah C =a + bY. Pajak tetap
mengurangi konsumsi sebanyak ΔC = -bT dan
menyebabkan
– Fungsi konsumsi bergeser ke C1 = -bT + a + bY,
yaitu pengurangan sebanyak –bT = -MPC.T
( gambar 5.2 i, hal : 166)
– Fs. Tabungan menjadi :
S1 = -(1-b)T –a +(1-b)Y
EFEK PAJAK : ANALISIS ALJABAR DAN
GRAFIK
2. Pengaruh Pajak Proporsional
Pajak proporsional sebanyak tY
menurunkan konsumsi sebanyak ΔC = -b.tY.
Apabila fungsi konsumsi asal adalah C = a +
bY,maka fungsi konsumsi baru : (C1) adalah :
C1 = a + bY-b.t.Y
C1 = a +b(1-t)Y
Misalkan fungsi tabungan asal S = -a +
(1-b)Y dan pajak adalah tY.
Pajak akan menurunkan fungsi
tabungan sebanyak ΔS = (1-b)tY, maka
fungsi tabungan yang baru (S1) adalah
:
S1 =-a + (1 - b)(1 - t)Y
Pendekatan Grafik
Pajak Proporsional
• C = a +bY C1 = a +bY- btY
Atau menjadi C1 = a + bY- MPC.T

• Fungsi tabungan :
S =-a +(1-b)Y menjadi S1 = -a +(1-b)(1-t)Y
Pengeluaran Pemerintah (G)
• Penentu –penentu pengeluaran
pemerintah :
1. Proyeksi jumlah pajak yang diterima
2. Tujuan-tujuan ekonomi yg ingin
dicapai
3. Pertimbangan politik dan keamanan
Keseimbangan Dalam
perekonomian Tiga sektor
1. Pajak tetap dan keseimbangan pendapatan
diketahui C = 60 + 0,75Y
S = -100 + 0,25Y
T = 40
I = 120
G = 60
• Keseimbangan Secara angka :
Keseimbangan Dalam
perekonomian Tiga sektor
• Keseimbangan Secara Aljabar
i. C = 60 + 0,75Y dan S = -100 + 0,25Y
ii I = 120
iii G = 60
Dengan demikian pendapatan nasional pada
keseimbangan adalah (dalam triliun rupiah)
Y=C+I+G
= 60 + 0,75Y +120 + 60
0,25Y = 240
Y = 960
PAJAK TETAP DAN KESEIMBANGAN PENDAPATAN
NASIONAL
Y=AE
C+I+G
E
Pengeluaran agregat (triliun rupiah)

C=60+0,75Y

(a) Pendekatan penawaran


240 1+G=180 agregat-permintaan agregat

60
450 (+) W=S+T
0 240 400 800 960 E
180
J=I+G
Suntikan-bocoran

(b) Pendekatan
(triliun rupiah)

1+G=180 suntikan-
bocoran
0
240
-60 Pendapatan Nasional
(Triliun rupiah)
(-)
Pengaruh pajak tetap ke atas konsumsi dan
tabungan RT
Y T C S I G AE=C+I+G Keadaan
Ekonomi

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

0 40 60 -100 120 60 240

240 40 240 -40 120 60 420

480 40 420 20 120 60 600


EKSPANSI
720 40 600 80 120 60 780

960 40 780 140 120 60 960 SEIMBANG

1200 40 960 200 120 60 1040

1440 40 1040 260 120 60 1220 KONTRAKSI


Keseimbangan Dalam
perekonomian Tiga sektor
2.Pajak Proporsional dan Keseimbangan pendapatan
– Digunakan pemisalan2:
1. Presentasi pajak dan sifat hubungan diantara
pendapatan nasional, konsumsi dan tabungan seperti pd
tabel 5.2. Maka fungsi konsumsi C = 90+0,6Y dan
S = -90 +0,2Y, fungsi pajak T = 0,4Y
– Investasi Perusahaan adalah I = 150 (triliun) dan
pengeluaran G 240 (triliun)..
Keseimbangan Dalam
perekonomian Tiga sektor
2.Pajak Proporsional dan Keseimbangan pendapatan
• Keseimbangan secara aljabar :
Dari informasi di atas, maka pendapatan nasional
keseiembangan dicapai pada :
Y = C + I + G. Maka ;
Y = 90 + 0,6Y + 150 +240
0,4Y = 480
Y = 1200
Keseimbangan penddapatan nasional juga dapat dicari dg
pendekatan suntikan bocoran (I + G = S + T)
Pajak Proporsional dan Keseimbangan Pendapatan Nasional

Y=AE
Pengeluaran agregat (triliun rupiah)

1200
C+I+G
1000 (+)

800

Suntikan-bocoran (triliun rupiah)


S+T
600 C 390 I+G
(a) Pendekatan penawaran
400 agregat-permintaan
(b) Pendekatan
suntikan-
agregat bocoran
200
90
450 0
0 240400 800 1200 - 90 225 450 1200
Pendapatan Nasional
(-)
LATIHAN SOAL
Dalam sebuah perekonomian
dimisalkan sbb :
fungsi konsumsi C = 400 + 0,75Yd
Investasi adalah I = 600
Pengeluaran pemerintah (G) = 800
pajak adalah 15% dari Y
Berapakah pendapatan nasional
dari perekonomian ini dan lukislah
grafik keseimbangannya !
THANK YOU

LETS UNITE

Anda mungkin juga menyukai