RUMAH
PERUSAHAAN PEMERINTAH TANGGA
PAJAK
PENGELUARAN PEM PERSEORANGAN
TABUNGAN
Yd = Y – T
Setiap pemungutan pajak akan menimbulkan
perubahan terhadap pendapatan disposible.
Y T Yd C S
(1) (2) (3) (4) (5)
Bagian 1 : T = 0
0 0 0 90 -90
240 0 240 270 -30
480 0 480 450 30
720 0 720 630 90
960 0 960 810 150
1200 0 1200 990 210
1440 0 1440 1070 270
Bagian 2 : T=40
0 40 -40 60 -100
240 40 200 240 -40
480 40 440 420 20
720 40 680 600 80
960 40 920 780 140
1200 40 1160 960 200
1440 40 1400 1040 260
Efek Pajak Proporsional terhadap Konsumsi dan Tabungan Rumah
Tangga (dalam trilliun rupiah)
Y T Yd C S
(1) (2) (3) (4) (5)
Bagian 1 : T = 0
0 0 0 90 -90
240 0 240 270 -30
480 0 480 450 30
720 0 720 630 90
960 0 960 810 150
1200 0 1200 990 210
1440 0 1440 1070 270
Bagian 2 : T 20%Y
0 0 0 90 -90
240 48 192 234 -42
480 96 384 378 6
720 144 576 522 54
960 192 768 666 102
1200 240 960 810 150
1440 288 1152 954 198
KESIMPULAN :
Apa pun sistem pajak, pajak tetap atau
pajak proporsional, pungutan pajak akan
mengakibatkan konsumsi dan tabungan RT
berkurang sebanyak yg ditentukan oleh
persamaan berikut :
∆C = MPC x T
∆S = MPS x T
Kecondongan Mengkonsumsi Marjinal
c
MPC C
Yd MPCy
Y
Karena pajak proporsional adalah t ∆Y,
maka
∆Yd= ∆Y – t. ∆Y, = (1-t ) ∆Y,
Oleh karena MPC = b, maka :
C
MPCy (1 t )b
Y
Kecondongan Menabung Marjinal :
S
MPS
Yd
S
MPSy
Y
Dalam perekonomian tiga sektor dengan sistem pajak
proporsional, MPS adalah lebih besar dari MPSy.
Dalam sistem pajak proporsional, nilai MPSy adalah :
MPSy (1 b)(1 t )
EFEK PAJAK : ANALISIS ALJABAR DAN
GRAFIK
Dalam contoh angka yg dibuat dalam
tabel 5.1 dan 5.2, dimisalkan fungsi
konsumsi adalah C = 90 + 0,75Y. Misal
pajak (T = 40 triliun) dan dalam tabel 5.2
dimisalkan pajak (T= 20% dari Y).
1.Efek pajak tetap : C1 = -bT + a +bY
S1 = - (1-b)T –a +(1-b)Y
Pendekatan Grafik
• Gambar hal : 166-167
1.Efek pajak tetap : Sebelum pajak fungsi
konsumsi adalah C =a + bY. Pajak tetap
mengurangi konsumsi sebanyak ΔC = -bT dan
menyebabkan
– Fungsi konsumsi bergeser ke C1 = -bT + a + bY,
yaitu pengurangan sebanyak –bT = -MPC.T
( gambar 5.2 i, hal : 166)
– Fs. Tabungan menjadi :
S1 = -(1-b)T –a +(1-b)Y
EFEK PAJAK : ANALISIS ALJABAR DAN
GRAFIK
2. Pengaruh Pajak Proporsional
Pajak proporsional sebanyak tY
menurunkan konsumsi sebanyak ΔC = -b.tY.
Apabila fungsi konsumsi asal adalah C = a +
bY,maka fungsi konsumsi baru : (C1) adalah :
C1 = a + bY-b.t.Y
C1 = a +b(1-t)Y
Misalkan fungsi tabungan asal S = -a +
(1-b)Y dan pajak adalah tY.
Pajak akan menurunkan fungsi
tabungan sebanyak ΔS = (1-b)tY, maka
fungsi tabungan yang baru (S1) adalah
:
S1 =-a + (1 - b)(1 - t)Y
Pendekatan Grafik
Pajak Proporsional
• C = a +bY C1 = a +bY- btY
Atau menjadi C1 = a + bY- MPC.T
• Fungsi tabungan :
S =-a +(1-b)Y menjadi S1 = -a +(1-b)(1-t)Y
Pengeluaran Pemerintah (G)
• Penentu –penentu pengeluaran
pemerintah :
1. Proyeksi jumlah pajak yang diterima
2. Tujuan-tujuan ekonomi yg ingin
dicapai
3. Pertimbangan politik dan keamanan
Keseimbangan Dalam
perekonomian Tiga sektor
1. Pajak tetap dan keseimbangan pendapatan
diketahui C = 60 + 0,75Y
S = -100 + 0,25Y
T = 40
I = 120
G = 60
• Keseimbangan Secara angka :
Keseimbangan Dalam
perekonomian Tiga sektor
• Keseimbangan Secara Aljabar
i. C = 60 + 0,75Y dan S = -100 + 0,25Y
ii I = 120
iii G = 60
Dengan demikian pendapatan nasional pada
keseimbangan adalah (dalam triliun rupiah)
Y=C+I+G
= 60 + 0,75Y +120 + 60
0,25Y = 240
Y = 960
PAJAK TETAP DAN KESEIMBANGAN PENDAPATAN
NASIONAL
Y=AE
C+I+G
E
Pengeluaran agregat (triliun rupiah)
C=60+0,75Y
60
450 (+) W=S+T
0 240 400 800 960 E
180
J=I+G
Suntikan-bocoran
(b) Pendekatan
(triliun rupiah)
1+G=180 suntikan-
bocoran
0
240
-60 Pendapatan Nasional
(Triliun rupiah)
(-)
Pengaruh pajak tetap ke atas konsumsi dan
tabungan RT
Y T C S I G AE=C+I+G Keadaan
Ekonomi
Y=AE
Pengeluaran agregat (triliun rupiah)
1200
C+I+G
1000 (+)
800
LETS UNITE