Anda di halaman 1dari 42

Laporan Kasus Koas

PREEKLAMPSIA BERAT
OLEH:
JESSICA INTANIAPUTRI SONDANG P
MATHEW GIYAN PRASASTA

PEMBIMBING:
Dr. IBM. Joni, SpOG

DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYA


DEPARTEMEN/KSM OBTETRI DAN GINEKOLOGI RSUD
MANGUSADA
BADUNG
2019
OUTLINE
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 3 LAPORAN KASUS
BAB 4 PEMBAHASAN
BAB 5 SIMPULAN

2
1. PENDAHULUAN
Preeklampsia merupakan suatu Peningkatan tekanan darah
kondisi hipertensi pada ibu pada masa kehamilan (tekanan
hamil yang disertai dengan darah sistolik ≥ 140 mmHg
proteinuria atau diastolik ≥ 90 mmHg)
2. TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
MENURUT ACOG 2013

PREEKLAMSIA : TD ≥140 mmHg SISTOLIK DAN ≥90 mmHg DIASTOLIK

PREEKLAMSIA BERAT: TD ≥160 mmHg SISTOLIK DAN ≥110 mmHg DIASTOLIK


+
PROTEINURIA
≥300mg per 24 Jam
Atau protein/creatinine rasio ≥ 0,3
Atau uji dipstik protein +1
EPIDEMIOLOGI
DUNIA
Insiden terjadinya preeklampsia 10% dari kehamilan di berbagai negara (WHO,2011)

INDONESIA
Insiden terjadinya hipertensi dalam kehamilan, termasuk preeklampsia di dalamnya
mencapai angka 3,4-8,5%

RSUP Sanglah
PEB memiliki prevalensi terbesar dari seluruh spektrum hipertensi dalam kehamilan, yaitu sebesar 4,7%
ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO

Faktor Maternal Faktor fetal

Primigravida, usia
ibu < 18 tahun atau Kehamilan ganda,
> 35 tahun, hydrops fetalis
obesitas

Riwayat
Penyakit
preeklampsia pada
trofoblastik
kehamilan
gestasional, dan
sebelumnya,
kromosom triploid
hipertensi kronis 8
PATOFISIOLOGI
• Teori Kelainan Invasi Trofoblas pada Implantasi Plasenta

• Teori Intoleransi Imunologik antara Ibu, Plasenta, dan


Janin

• Teori Genetik
DIAGNOSIS

Diagnosis preeklampsia berat apabila didapatkan satu atau lebih gejala di bawah ini pada usia
kehamilan > 20 minggu:
• Tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg dan/atau diastolik ≥ 110 mmHg
• Proteinuria lebih dari 300mg dalam 24 jam atau tes celup urin menunjukkan proteinuria ≥
+1
• Oligouria. Jumlah produksi urine kurang dari 500 cc dalam 24 jam yang disertai kenaikan
kadar kreatinin darah
• Adanya keluhan subjektif yaitu Gangguan visus: mata berkunang-kunang,
• Gangguan serebral: kepala pusing, Nyeri epigastrium pada kuadran kanan atas abdomen,
Hiperefleks
• Adanya sindroma HELLP, Edema paru atau sianosis, Pertumbuhan janin terhambat (PJT).
Diagnosis Banding

Hipertensi kronik Kehamilan dengan Kehamilan dengan


dalam kehamilan penyakit jantung sindroma nefrotik

11
KOMPLIKASI

Komplikasi pada
Komplikasi pada Ibu
janin
Edema paru, infark miokard, Akibat dari paparan terhadap
stroke, acute respiratory insufisiensi plasenta atau dari
distress syndrome kelahiran preterm

Fetal distress baik pada saat


Koagulopati, gagal ginjal berat,
kelahiran maupun sesudah
dan cedera retinal
kelahiran
12
PENATALAKSANAAN

• Perawatan Konservatif • Perawatan Aktif


• Bila UK < 35 minggu tanpa adanya keluhan • Bila umur kehamilan ≥ 35 minggu
subjektif dengan keadaan janin baik • Kehamilan diakhiri setelah mendapat
• Tirah baring miring ke sisi kiri secara terapi medikamentosa untuk stabilisasi
intermiten ibu
• Infus Ringer Laktat yang mengandung 5% • Kehamilan harus segera diakhiri tanpa
Dekstrose memandang umur kehamilan bila
• Diberikan MgSO4 sebagai pencegahan dan dijumpai: kejang-kejang, gagal ginjal akut,
terapi kejang stroke, edema paru, solutio plasenta dan
• Pemberian antihipertensi jika tekanan fetal distress
darah ≥ 180/110 atau MAP > 125 mmHg • Indikasi seksio sesarea adalah tidak
memenuhi syarat persalinan pervaginam,
Induksi persalinan gagal, Terjadi gawat
janin.

13
3. LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : SB
Tanggal lahir : 19 September 1995
Usia : 23 tahun
No CM : 324595
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan : SMP
Agama : Kristen Protestan
Kebangsaan : Indonesia
Status : Menikah
MRS : 11 April 2019 (Pukul 02.10 WITA)
ANAMNESIS

Keluhan Utama

• Nyeri perut hilang timbul

Riwayat Penyakit Sekarang

• Pasien datang ke RSUD Badung diantar oleh suami . Pasien dalam keadaan hamil anak pertama
dengan UK 40 minggu. dengan keluhan nyeri perut hilang timbul sejak pukul 12.00 WITA (10
Maret 2019). Sakit perut dirasakan semakin sering dan memberat dengan durasi yang semakin
16
lama.
Riwayat Penyakit Sekarang

• Pasien juga mengeluhkan keluar cairan pervaginam pada pukul 23.30. Gerak janin
dikatakan baik. Riwayat hipertensi diketahui sejak pasien datang ke IGD RSUD Mangusada.
Keluhan lain seperti sakit kepala, pandangan kabur, kaki bengkak, nyeri perut hilang
timbul, mual, muntah, serta lemas disangkal pasien.

Riwayat Menstruasi

• Pasien mengalami menstruasi pertama kali pada usia 13 tahun. Siklus menstruasi teratur
setiap bulannya yaitu 28 hari dan lama menstruasi 4-5 hari dengan volume ± 50 cc.
Pasien mengatakan lupa hari pertama haid terakhirnya. Tafsiran partus pada tanggal 11
April 2019

17
Riwayat Perkawinan

• Pasien menikah 1 kali dengan lama pernikahan 1 tahun. Usia saat awal menikah adalah 22
tahun.

Riwayat Antenatal Care

• Pasien mengaku telah memeriksakan kehamilannya sebanyak satu kali di puskesmas saat
umur kehamilan 7 bulan. Selama kehamilan, pasien mengalami keluhan mual hanya pada
trimester pertama. Pasien mengatakan tidak pernah menjalani pemeriksaan USG dan lupa
hasil pemeriksaan tekanan darahnya saat melakukan pemeriksaan kehamilan. Pasien tidak
mendapat imunisasi dan suplementasi nutrisi saat pemeriksaan kehamilan.

18
Riwayat Kontrasepsi

• Pasien mengaku tidak pernah menggunakan kontrasepsi. Pasien berencana menggunakan


kontrasepsi IUD.

Riwayat Penyakit Dahulu

• Pasien mengaku sebelumnya tidak pernah memiliki penyakit hipertensi. Riwayat penyakit
sistemik lain seperti asma, jantung dan diabetes melitus disangkal. Pasien mengatakan
tidak memiliki riwayat alergi terhadap obat-obatan maupun makanan. Pasien tidak
mempunyai riwayat operasi dan tidak pernah dirawat di rumah sakit. Pasien tidak
memiliki riwayat penyakit ginekologi.

19
Riwayat Keluarga

• Penyakit sistemik lainnya di keluarga seperti hipertensi, diabetes mellitus, asma, dan penyakit
sistemik lainnya disangkal oleh pasien.

Riwayat Pribadi dan Sosial

• Pasien merupakan seorang ibu rumah tangga dan tinggal bersama suaminya. Pasien mengaku
tidak merokok dan mengonsumsi minum beralkohol. Suami pasien bekerja sebagai supir taksi.

20
PEMERIKSAAN FISIK (11 April 2019)

STATUS PRESENT
• Keadaan umum : Baik • VAS : 0/10
• Kesadaran : Compos mentis • Temp. axilla : 36,5º C
• Tinggi Badan : 146 cm
• GCS : E4V5M6 • Berat Badan: : 76 kg
• Tekanan Darah : 160/110 mmHg • BMI : 35,65 kg/m2
• Nadi : 88 x/ menit
• Respirasi : 20 x/ menit

21
STATUS GENERAL

• Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterus -/-, reflex pupil +/+ isokor, edema
palpebral -/-
• THT : Kesan normal
• Leher : Pembesaran KGB (-),
• Thoraks : Mammae : Hiperpigmentasi areola mammae
Cor : S1S2 tunggal, reguler, murmur tidak ada
Pulmo : Vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
• Abdomen : ~ Status Obstetri
• Ekstremitas : Akral hangat pada keempat ekstremitas, Edema ada di kedua kaki

22
STATUS OBSTETRI
• Mamae
Inspeksi : bentuk simetris, hiperpigmentasi aerola mammae (+), puting susu menonjol, pengeluaran
(-), kebersihan cukup
• Abdomen
Inspeksi : tampak perut membesar, disertai adanya striae gravidarum, tidak tampak bekas luka
sayatan.

Auskultasi : Denyut jantung janin terdengar paling keras di sebelah kanan bawah umbilikus dengan
frekuensi 146 x/menit

Palpasi : Pemeriksaan Leopold


I. Tinggi fundus uteri setinggi ½ pusat - prosesus xiphoideus. Teraba bagian bundar dan lunak (kesan
bokong).
I. Teraba bagian panjang, keras, sebelah kanan (kesan punggung) dan teraba bagian – bagian kecil di
kiri (kesan ekstremitas).
II. Teraba bagian bundar, keras, dan sulit digerakkan (kesan kepala).
III. Bagian bawah sudah masuk pintu atas panggul, divergen. 23
STATUS OBSTETRI

Tinggi fundus uteri 30 cm (½ pusat – prosesus xiphoideus).


Perkiraan berat badan : (TFU -11)X 155 = 2,945 gram
His (+) 2-3 x/10’ ~ 30”- 35”
Gerak janin (+)

• Pemeriksaan Anogenital
Inspeksi : Blood slyme (+), keluar air
Vagina Toucher : Pukul 02.20 WITA (11 April 2019)
Pembukaan serviks 8 cm, eff 75%, ketuban(-),teraba kepala, ubun-ubun kecil kiri
melintang, penurunan Hodge II, tidak teraba bagian kecil atau tali pusat.

24
Komponen Hasil Nilai Normal (satuan)
WBC 14.57 3.6-11.0 (10µ/µL)
NE% 88.09 50-70 (%)
LY% 5.7 25-40 (%)
MO% 4.3 2.0-8.0 (%)
EO% 1.0 2.0- 4.0 (%)
BA% 0.1 0.0-1.0 (%)
NE# 13.0 1.50-7.00 (10µ/µL)
LY# 0.8 1.00-4.00 (10µ/µL)
MO# 0.6 0.0-0.7 (10µ/µL)
Pemeriksaan darah lengkap (11-04-2019)
EO# 0.1 0.0-0.4 (10µ/µL)
BA# 0.0 0.0-0.1 (10µ/µL)
RBC 5.08 3.80 – 5.20 (106/µL)
MCH 24.8 26 – 34 (pg)
MCHC 31.4 32 - 36 (g/dL)
MCV 78.9 80 – 100 (fL)
HCT 40.0 35.0 – 47.0 (%)
HGB 12.6 11.7 – 15.5 (g/dL)
PLT 318 150 - 440 (103/µL)
MPV 10.8 9.0 – 13.00 (fL)
Komponen Hasil Nilai Normal (satuan)
Bleeding time - 1.00 – 3.00 (menit)
Clotting time 10.00 7.00 – 15.00 (menit)
LDH 515 240 – 480 (U/L)
Pemeriksaan kimia darah (11-04-2019) SGOT 15.0 11.00 – 27.00 (U/L)
SGPT 7.0 11.00 – 34.00 (U/L)
Ureum 10 15 – 45 (mg/dL)
Kreatinin 0.5 0.50 – 0.90 (mg/dL)
Kalium 4.2 3.50 – 5.10 (mmol/L)
Natrium 133 136 – 145 (mmol/L)
Klorida 99 94 – 110 (mmol/L)
Komponen Hasil Nilai Normal (satuan)
Berat jenis 1.030 1.000 – 1.030
pH 6.0 5.0 – 9.0
Leukosit Negatif Negatif (leuco/uL)
Nitrit Negatif Negatif (mg/dL)
Protein +4 Negatif (mg/dL)
Glukosa Negatif Negatif (mg/dL)
Keton Negatif Negatif (mg/dL)
Pemeriksaan urin lengkap (11-04-2019)
Eritrosit +1 Negatif (ery/uL)
Urobilin Normal Normal (mg/dL)
Bilirubin Negatif Negatif (mg/dL)
Warna Kuning Kuning pucat - kuning
Leukosit sedimen - 0 - 5 (/uL)
Eritrosit sedimen - 0 - 2 (/LPB)
Bakteria - (/LPB)
Kristal - (/LPB)
Lain-lain -
DIAGNOSIS

• G1P0000 40 minggu 0 hari, tunggal/hidup, LHM, PEB,


partus kala I (keluar air)

28
PENATALAKSANAAN
• IVFD MgSO4 40% 4 gr + NaCL 20 cc ~ bolus IV pelan
• IVFD MgSO4 40% 6 gr + RL 500 cc ~ 28 tpm
• Nifedipine 10 mg tiap 8 jam (PO)
• MRS ekspektatif pervaginam
• Percepat kala II dengan VaE
• Monitoring: keluhan, tanda-tanda vital, his, DJJ, dan partograf WHO.
• KIE pasien dan keluarga tentang keadaan pasien, diagnosis dan rencana penanganan, pengawasan lanjutan,
komplikasi dan prognosisnya.

29
Tanggal 11 April 2019
Pukul 04.30 WITA

Evaluasi 2 jam
S Sakit perut semakin sering
Terapi post SC:
O Status Present • IVFD MgSO4 40% 6 gr + RL 500 cc ~ 28 tpm
TD: 160/110 mmHg, nadi: 80 x/menit, RR: 20 x/menit, suhu: 360C s/d 24 jam post SC
Status generalis
• IVFD oxytocin 20 IU + RL 500 cc ~ 20 tpm s/d
24 jam post SC
Mata: anemis -/- • Cefadroxil 2 x 500 mg (PO)
Thorax: Cor: S1 S2 reguler, tunggal, murmur (-) • Paracetamol 500 mg tiap 6 jam (PO)
Pulmo: vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-
• Nifedipine 10 mg tiap 8 jam (PO)
• Puasa 6 jam
Status obstetri • Diet lunak
Abdomen: his 3-4x/10’ ~ 30”-35” • Rawat luka 7 hari
VT: pembukaan serviks 8 cm, eff 75%, ketuban (-), ubun-ubun kecil
Monitoring:
kiri melintang, penurunan Hodge II. Keluhan, vital sign, kontraksi, pendarahan
A G1P000 40 minggu 0 hari, T/H, PK I (keluar air) + distosia 8 cm ec CPD,
LHM, PEB
P SC emergency + IUD
30
•Laporan Observasi 2 Jam Post Partum

Waktu TD N (x/menit) Kontraksi Pendarahan aktif Kandung TFU


Uterus kemih
(mmHg)

06.45 150/110 86 (+) baik minimal minimal 2 jari bpst

07.00 150/110 86 (+) baik minimal minimal 2 jari bpst

07.15 150/110 84 (+) baik minimal minimal 2 jari bpst

07.30 150/110 80 (+) baik minimal minimal 2 jari bpst

08.00 150/110 80 (+) baik minimal minimal 2 jari bpst

08.30 150/110 76 (+) baik minimal minimal 2 jari bpst

31
Lahir bayi perempuan, segera menangis, kulit kemerahan, gerak aktif, BBL 3000 gram, panjang badan 50 cm, APGAR
score 7-9, anus (+), kelainan kongenital (-)
S Nyeri luka operasi (+), flatus (+)
O Status Present
TD: 140/90 mmHg, nadi: 84 x/menit, RR: 20 x/menit, suhu: 360C
Status generalis

Perkembangan pasien Mata: anemis -/-


11 April 2019 (Pukul Thorax: Cor: S1 S2 reguler, tunggal, murmur (-)
06.34 WITA) Pulmo : vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-
Status obstetri
Abdomen: TFU 2 jari di bawah pusat. kontraksi uterus (+) baik
Vagina : lochia (+)
A P1001 post SC + IUD hari 1, follow up PEB
P IVFD off
DC off pukul 12.00
Cefadroxil 500 mg tiap 12 jam (PO)
Paracetamol 500 mg tiap 6 jam (PO)
Nifedipin 10 mg tiap 8 jam (PO)
12 April 2019 (pukul 06.00 WITA)

S Nyeri luka operasi (+) membaik, mobilisasi (+), flatus (+), BAB (+), BAK (+) spontan

O Status present
TD: 130/80 mmHg, nadi: 82 x/menit, RR: 18 x/menit, suhu: 36.2 0C.
Status generalis
Mata: anemis -/-
Thorax: Cor: S1 S2 reguler, tunggal, murmur (-)
Pulmo: vesikuler +/+. Ronkhi -/-, wheezing -/-
Status obstetri
Abdomen: TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi uterus (+) baik
Vagina: lochia (+)
A P1001 post SC + IUD hari 2, follow up PEB
P Cefadroxil 500 mg tiap 12 jam (PO)
Paracetamol 500 mg tiap 6 jam (PO)
Nifedipin 10 mg tiap 8 jam (PO)
13 April 2019 (pukul 06.00 WITA)
S Nyeri luka operasi (+) membaik, mobilisasi (+), flatus (+), BAB (+), BAK (+) spontan

O Status present
TD: 120/80 mmHg, nadi: 82 x/menit, RR: 18 x/menit, suhu: 36.2 0C.
Status generalis
Mata: anemis -/-
Thorax: Cor: S1 S2 reguler, tunggal, murmur (-)
Pulmo: vesikuler +/+. Ronkhi -/-, wheezing -/-
Status obstetri
Abdomen: TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi uterus (+) baik
Vagina: lochia (+)
A P1001 post SC + IUD hari 3, follow up PEB
P Cefadroxil 500 mg tiap 12 jam (PO)
Paracetamol 500 mg tiap 6 jam (PO)
Nifedipin 10 mg tiap 8 jam (PO)
Usul kontrol poliklinik
4. PEMBAHASAN
DIAGNOSIS
Kasus
Pada kasus ini umur kehamilan pasien adalah Teori :
40 minggu. Tekanan darah pasien diketahui dilakukan pemeriksaan urine
tinggi saat kehamilan yang sekarang. Pada midstream untuk mengetahui
saat pasien kontrol, didapatkan tekanan apakah terdapat proteinuria atau
darah pasien 160/110 mmHg. Pasien tidak. Setelah pemeriksaan urine
menyangkal memiliki riwayat hipertensi acak dilakukan, diketahui terdapat
sebelum kehamilan. protein negative, sehingga
kemungkinan hipertensi gestasional
dapat disingkirkan

36
DIAGNOSIS
Kasus
• Pada kasus, tidak didapatkan terdapat Teori :
faktor risiko riwayat hipertensi kronis dan • Wanita dengan BMI < 20 kg/m2
penyakit medis penyerta pada ibu dinyatakan memiliki risiko untuk
lainnya.Namun didaptkan farktor risiko menderita preeklampsia sebesar
BMI, yaitu 35,65 kg/m2 4,3%. Sedangkan pada wanita
dengan BMI > 35 kg/m2 dinyatakan
memiliki risiko sebesar 13,3%.4

37
PENATALAKSANAAN
Kasus : Teori :
• Pada follow up tanggal 12 april 2019 , • MgSO4 bekerja dengan menghambat atau
tidak ditemukan tanda-tanda impending menurunkan kadar asetilkolin pada
eklampsia. Dari anamnesis terhadap rangsangan saraf-saraf yaitu menghambat
keluhan pasien, tidak ditemukan tanda- transmisi neuromuskular, sehingga
tanda intoksikasi MgSO4. Pemeriksaan mencegah terjadinya kejang pada pasien
tekanan darah menemukan tekanan darah ini. Pemberian MgSO4 harus memenuhi
saat masuk 130/80 mmHg (12 april 2019 beberapa syarat sebagai berikut: harus
pukul 06.00 WITA). terdapat refleks patella kuat, antidotum
• Pasien dapat dipulangkan bila sudah berupa kalsium glukonas 10%, dan
mencapai perbaikan dengan tanda-tanda frekuensi pernapasan >16 kali per menit
preeklampsia selama tiga hari dan tidak ada tanda-tanda distress
pernapasan..
• Pasien juga diberikan cefradoxil 500 mg
tiap 12 jam untuk antibiotic dan
paracetamol 500 mg tiap 8 jam

38
PENATALAKSANAAN

Prognosis pasien ini dubia ad bonam karena pasien sudah mendapatkan


penatalaksanaan sesuai dengan prosedur penanganan preeklampsia berat.
Prognosis pasien akan menjadi buruk jika tekanan darah tidak diperiksa secara
rutin pada antenatal care, dan pasien terlanjur mengalami eklampsia atau
sindroma HELLP.
Bila preeklampsia berat memburuk menjadi eklampsia atau sindroma HELLP,
maka prognosis janin akan buruk. Sering kali janin mati intrauterin atau pada
fase neonatal karena keadaan janin sudah buruk.

39
5. SIMPULAN
SIMPULAN

Pada kasus ini preeklampsia berat terjadi pada wanita 23 tahun pada kehamilan pertama dengan
umur kehamilan preterm (40 minggu). Diagnosis dapat ditegakkan dengan jelas berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Pada pasien ini, terjadinya
preeklampsia dapat dipengaruhi oleh karena kondisi obesitas pada ibu.

Pada pasien ini segera dilakukan tindakan SC. Hospitalisasi post SC sangat diperlukan
agar observasi dapat dilakukan secara cermat dan terus-menerus, sehingga evaluasi lebih
mudah oleh karena perjalanan penyakit sukar diramalkan.

Terapi yang diberikan pada pasien ini (post SC) cefodroxil 500 mg tiap 24 jam PO,
Paracetamol 500 mg tiap 24 jam, nifedipin 10mg tiap 8 jam PO 41
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai