(ETER)
Oleh
KELOMPOK IV
Pengertian Eter
Eter adalah nama segolongan senyawa organik yang
mengandung unsur-unsur C, H, dan O dengan rumus umum
R-O-R'. Bila rumus umum ini dikaitkan dengan rumus air
(HOH), maka eter dapat dianggap sebagai turunan dialkil
dari senyawa air. Eter atau alkoksialkana merupakan
senyawa turunan alkana. Satu atom H rantai alkana diganti
oleh gugus alkoksi sehingga eter mamiliki dua gugus alkil.
R–H R – OR'
alkana eter
Nama IUPAC
Rumus Struktur Eter Nama Trivial
(alkoksialkana)
CH3CH2-O-
Dietil eter -116,3 34,4 69 g 1,14
CH2CH3
Larut pada
Tetrahidrofuran O(CH2)4 -108,4 66,0 semua 1,74
perbandingan
Larut pada
Dioksana O(C2H4)2O 11,8 101,3 semua 0,45
perbandingan
B. Sifat-sifat kimia
1. Eter sedikit polar karena sudut ikat C-O-C eter
adalah 110 derajat, sehingga dipol C-O tidak dapat
meniadakan satu sama lainnya.
2. Eter lebih polar daripada alkena, namun tidak sepolar
alkohol, ester, ataupun amida.
3. Eter dapat dipisahkan secara sempurna melalui
destilasi.
4. Eter secara umumnya memiliki reaktivitas kimia yang
rendah, walaupun ia lebih reaktif daripada alkana
5.Mudah terbakar, Pada umumnya bersifat racun dan,
bersifat anastetik (membius).
Keisomeran Pada Eter
Eter memilki dua isomer, yaitu isomer struktur dan isomer
fungsional.
1) Isomer Struktur
Isomer struktur ialah senyawa yang memiliki rumus molekul
sama, namun rumus strukturnya berbeda. Contohnya dietil eter
memiliki isomer struktur dengan metil propil eter dan metil isopropil
eter.
2) Isomer Fungsional
Alkohol dan eter keduanya memiliki rumus umum yang
sama, Akan tetapi, keduanya memiliki jenis gugus fungsional yang
berbeda. Dua senyawa yang memiliki rumus umum molekul sama
namun gugus fungsionalnya berbeda disebut memiliki keisomeran
fungsional. Eter berisomer fungsional dengan alkohol.
Manfaat Eter
Penggunaan senyawa eter dalam kehidupan adalah:
1. Di bidang medis, banyak sekali eter yang digunakan untuk anestesi
(bius). Senyawa dietil eter biasa digunakan sebagai zat anestetik (pemati
rasa atau obat bius) yang diberikan melalaui pernafasan namun
penggunaan dietil eter dapat menyebabkan iritasi saluran pernafasan dan
merangsang sekresi lendir.
2. Bi bidang otomotif, eter digunakan untuk menghidupkan mesin yang
tak mau menyala. Bahkan eter juga digunakan sebagai tambahan bahan
bakar sehingga laju mesin lebih kencang.
3. Di laboratorium, eter merupakan pelarut yang banyak digunakan.
4.Eter juga digunakan sebagai pelarut non polar untuk melarutkan
senyawa non polar pula, seperti lemak, lilin dan minyak. Eter dapat
menyebabkan mual dan muntah selama waktu pemulihan. Karena
dampak negatif ini, eter sudah jarang dipakai di negara-negara maju.
Dampak Penggunaan Eter