Anda di halaman 1dari 12

ISLAM DAN BUDAYA MADURA

KELOMPOK 1
Zayyinah
Faridatun
Moh. Suud Zainullah
Sitti Mahmudah
A. PENGERTIAN ISLAM DAN BUDAYA MADURA
 Islam secara etimologi (ilmu asal usul kata), islam
berasaldari bahasa Arab, terambil dari kosakata salima
yang berarti selamat sentosa. Dari kata ini dibentuk
menjadi kata aslama yang berarti memeliharakan dalam
keadaan selamat, sentosa dan berarti pula berserah diri,
patuh, tunduk, dan taat. Dari kata aslama ini dibentuk
kata Islam (aslama, yuslimu, aslaman), yang
mengandung arti selamat, aman, damai, patuh, berserah
diri, dan taat.
 Islam menurut istilah adalah agama yang didasarkan
pada lima pilar utama, yaitu mengucapkan dua kalimat
syahadat, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat,
berpuasa di bulan ramadhan, dan melaksanakan ibadah
haji bagi yang sudah mampu.
 Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa, Islam
adalah agama yang mempercayai adanya satu tuhan
yakni Allah dan agama yang membawa keselamatan
hidup di dunia dan di akhirat bagi penganutnya yakni
kaum muslimin.
LANJUTAN......
 Budaya adalah suatu konsep yang membangkitkan minat. Secara
formal budaya didefinisikan sebagai tatanan pengetahuan,
pengalaman, kepercayaan, nilai, sikap, makna, hirarki, agama,
waktu, peranan, hubungan ruang, konsep alam semesta, objek-objek
materi dan milik yang diperoleh sekelompok besar orang dari
generasi ke generasi melalui usaha individu dan kelompok. Budaya
menampakkan diri dalam pola-pola bahasa dan dalam bentuk-
bentuk kegiatan dan perilaku yang berfungsi sebagai model-model
bagi tindakan-tindakan penyesuaian diri dan gaya komunikasi yang
memungkinkan orang-orang tinggal dalam suatu masyarakat di
suatu lingkungan geografis tertentu pada suatu tingkat
perkembangan teknis tertentu dan pada suatu saat tertentu. Budaya
juga berkenaan dengan sifat-sifat dari objek-objek materi yang
memainkan peranan penting dalam kehidupan sehari-hari.
 Budaya Madura sendiri berbeda dengan kebudayaan masyarakat
lainnya, termasuk dengan kebudayaan Jawa Timur (Surabaya,
Malang dll) meskipun Madura masih satu provinsi dengan mereka
Masyarakat madura memiliki corak, karakter dan sifat yang berbeda
dengan masyarakat Jawa. Masyarakatnya yang santun, membuat
masyarakat Madura disegani, dihormati bahkan ditakuti oleh
masyarakat yang lain.
B. RUANG LINGKUP ISLAM DAN BUDAYA MADURA
1. Kebudayaan Masyarakat Madura
a. Rumah Adat
b. Bahasa Madura
c. Senjata Tradisonal Madura
d. Pakaian Adat Madura
e. Musik Saronen
f. Kerapan Sapi
g. Tarian Sholawat Badar atau Rampak Jidor
h. Orkes Haddrah di Sumenep di desa sebelah
timur
i. Orkes Samroh atau Qosidah
LANJUTAN...
2. Perubahan Kebudayaan dari Lokal Menuju Global
Ada 5 faktor yang menjadi penyebab perubahan
kebudayaan yaitu :
a. Perubahan lingkungan alam.
b. Perubahan yang disebabkan adanya kontak dengan
suatu kelompok yang lain.
c. Perubahan karena adanya penemuan (discovery).
d. Perubahan yang terjadi karena suatu masyarakat atau
bangsa mengadopsi beberapa elemen kebudayaan material
yang telah dikembangkan oleh bangsa lain di tempat lain.
e. Perubahan yang terjadi karena suatu bangsa
memodifikasi cara hidupnya dengan mengaadopsi suatu
pengetahuan atau kepercayaan baru, atau karena
perubahan dalam pandangan hidup dan konsepsinya
tentang realitas.
LANJUTAN...
Kebudayaan berubah seirama dengan perubahan
hidup masyarakat. Perubahan itu berasal dari
pengalaman baru, pengetahuan baru, teknologi baru
dan akibatnya dalam penyesuaian cara hidup dan
kebiasaannya kepada situasi baru. Sikap mental dan
nilai budaya turut serta dikembangkan guna
keseimbangan dan integrasi baru. Tidak setiap
perubahan berarti kemajuan. Perubahan disertai
kritik, konflik dan pembatalan nilai-nilai lama, lalu
menyeleweng dari hasil yang telah tercapai, ataupun
membawa serta penghalusan warisan kebudayaan dan
peningkatan nilai-nilai. Perubahan yang paling
berharga terjadi di dalam masyarakat, dimana
ketahanan mental rohani selalu sanggup memperbarui
dirinya oleh daya kritik diri, refleksi dan daya cipta.
LANJUTAN...
Meski demikian tidak serta merta perubahan kebudayaan dari
lokal menuju Global seluruhnya berjalan sebagaimana mestinya,
melainkan ada hambatan-hambatan yang merupakan
problematika kebudayaan antara lain:
a. Hambatan budaya yang berkaitan dengan pandangan hidup
dan sistem kepercayaan keterkaitan orang Jawa terhadap tanah
yang mereka tempati secara turun menurun diyakini sebagai
pemberi berkah kehidupan mereka enggan meninggalkan
kampung halamannya atau beralih pola hidup sebagai petani.
Padahal hidup mereka umumnya miskin.
b. hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan atau sudut
pandang ini dapat terjadi antara masyarakat dan pelaksana
pembangunan. Contohnya, program Keluarga Berencana atau KB
semula ditolak masyarakat mereka beranggapan bahwa banyak
anak banyak rezeki.
c. Hambatan budaya berkaitan dengan faktor psikologis atau
kejiwaan. Upaya untuk transmigrasi kan penduduk dari daerah
yang terkena bencana alam banyak mengalami kesulitan. Hal ini
disebabkan karena adanya kekhawatiran penduduk bahwa di
tempat yang baru hidup mereka akan lebih sengsara
dibandingkan dengan hidup mereka di tempat yang lama.
LANJUTAN...
d. Masyarakat yang terasing dan kurang komunikasi dengan
masyarakat luar. Masyarakat daerah daerah terpencil yang
kurang komunikasi dengan masyarakat luar, karena
pengetahuannya serba terbatas, seolah-olah tertutup untuk
menerima program-program pembangunan.
e. Sikap tradisionalisme yang berprasangka buruk terhadap hal-
hal baru. Sikap ini sangat mengagung-agungkan Budaya
tradisional sedemikian rupa, yang menganggap hal-hal baru itu
akan merusak tatanan hidup mereka yang sudah mereka miliki
secara turun-menurun.
f. Sikap etnosentrisme adalah sikap yang mengagungkan budaya
suku bangsanya sendiri dan menganggap rendah budaya suku
bangsa lain. Sikap semacam ini akan mudah memicu timbulnya
kasus-kasus Sara, yakni pertentangan suku, agama, ras dan
antargolongan.
g. Perkembangan IPTEK sebagai hasil dari kebudayaan,
seringkali disalah gunakan oleh manusia, sebagai contoh nuklir
dan Bom dibuat Justru untuk menghancurkan manusia bukan
untuk melestarikan suatu generasi, obat-obatan diciptakan untuk
kesehatan tetapi dalam penggunaannya banyak disalahgunakan
yang justru mengganggu kesehatan manusia.
C. OBJEK DAN METODE KAJIAN ISLAM DAN BUDAYA
MADURA
Menurut Suharsini Arikunto objek penelitian adalah
variabel atau apa yang menjadi titik perhatian suatu
penelitian, sedangkan subjek penelitian merupakan
tempat dimana variabel melekat.
Metode penelitian adalah langkah yang dimiliki dan
dilakukan oleh peneliti dalam rangka untuk
mengumpulkan informasi atau data serta melakukan
investigasu pada data yang telah didapatkan tersebut.
Metode penelitian memberikan gambaran rancangan
penelitian yang meliputi antara lain : prosedur dan
langkah-langkah yang harus ditempuh, waktu
penelitian, sumber data, dan dengan langkah apa data-
data tersebut diperoleh dan selanjutnya diolah dan
dianalisis.
LANJUTAN...
Dalam penelitian yang kami lakukan ini, kami meneliti suatu desa
yang teletak di Pulau Madura lebih tepatnya di Desa Sopa’ah,
kecamatan Pademawu, kabupaten Pamekasan. Pada hari selasa
tanggal 27 Maret 2019 kami pergi ke desa Sopa’ah tersebut untuk
melakukan wawancara pada salah satu tokoh masyarakat dan pada
saat kami sampai di Balai Desa Sopa’ah tersebut kamu bertemu
dengan wakil kepala desa disana “Pak Carek” Orang Madura
menyebutnya dan ada juga beberapa perangkat desa yang kami
temui saat wawancara berlangsung. Banyak yang kami tanyakan
saat mewawancarai wakil kepala desa tersebut, termasuk
kebudayaan madura yang ada di Desa Sopa’ah. Hasil dari
wawancara yang kami lakukan, kami banyak mengetahui hal
diantaranya yakni hubungan islam dan kebudayaan yang ada di desa
Sopa’ah ini. Dari yang kita ketahui bahwa budaya madura ini
merupakan suatu kebudayaan yang khas dan unik. Dapat kita lihat
dari bagaimana perilaku, tempat tinggal, kebiasaan bahkan baju
adatnya. Pada desa Sopa’ah ini dahulunya masih kental dengan
budaya Madura seperti Rumah sebagai tempat tinggal dengan
halaman yang luas sehingga pada saat ada acara pernikahan
keluarganya di adakan di halaman rumah tersebut dengan
mengundang sanak keluarga dan tetangga yang bisa menampung
banyak orang dan biasanya juga ada acara hiburan didalamnya
seperti “Lodrok”, tetapi dengan berjalannya waktu budaya tersebut
mulai memudar yang kebanyakan melakukan pernikahan dengan
menyewa gedung karena sempitnya lahan akibat banyaknya
bangunan disana.
LANJUTAN...
Adapun kesenian yang ada di desa sopa’ah yaitu rabbana dimana
kesenian rabbana ini biasanya ada pada pernikahan, maulid nabi,
dan lain-lain. lainnya yang ada sopaah uMata pencaharian di desa
ini Mayoritas sebagai petani dan minoritas sebagai PNS. Jika
dahulunya seorang petani di desa ini sebelum panen padi membakar
keminyan dimana dengan motif agar diberkahi hasil panennya,
tetapi makin kesini kebiasaan tersebut mulai ditinggalkan oleh
generasi muda di desa Sopa’ah tersebut. Dari sisi kesenian jika dulu
di desa Sopa’ah ini melestarikan sebuah kesenian “Pencak Silat”
yang diikuti oleh para pemuda disana dengan benda yang digunakan
salat melakukan pertunjukan adalah sebuah senjata Tradisonal
Madura bernama Clurit, bentuknya melengkung seperti arit, mata
clurit sangat runcing dan tajam dan gagangnya terbuat dari kayu
atau logam. Dimana dalam pertunjukan tersebut para anggotanya
terdiri dari 2 orang saat tampil, bergaya seperti orang yang sedang
berkelahi tapi itu hanya sebatas pertunjukan. Tetapi untuk saat ini
kesenian “Pencak Silat” tersebut sudah tidak ada lagi. Jika dilihat
dari sisi keagamaan di desa Sopa’ah ini masih begitu terasa, seperti
pengajian setiap minggu dan setiap bulannya masih berjalan sampai
saat ini, dimana di dalamnya berisi pembacaan yasin, sholawat dan
ceramah oleh salah satu tokoh kiayi. Pada saat hari-hari kebesaran
islam pun pada desa ini juga masih merayakannya seperti Maulid
Nabi Muhammad SAW, isra’ mi’raj dll. Dimana pelaksanaannya di
Masjid bahkan di rumah-rumah warga secara bergiliran yang
mengundang warga lainnya.
MATOR SAKALANGKONG ^_^

Anda mungkin juga menyukai