“Potensi Airtanah Berdasarkan Neraca Air Pada Daerah Aliran Sungai Cikapundung
Wilayah Cekungan Bandung, Jawa Barat”
Oleh :
Ferdinan Marbun, Teuku Yan W. M. Iskandarsyah, Bombom R. Suganda, M. Nursiyam Barkah, Taat Setiawan,
M. Sapari D. Hadian
Dipresentasikan Oleh :
Muh Sarif
410015052
Rumusan Masalah :
1. Berapa besar potensi air tanah Sungai Cikapundung?
2. Berapa nilai-nilai parameter fisik yang terdapat pada air Sungai Cikapundung?
3. berdasarkan indeks kekritisan airtanahnya, apakah termasuk kedalam kategori belum kritis
atau kategori kritis ?
Batasan Masalah :
1. Menjelaskan tingkat kekritisan air dalam persen yang membandingkan antara jumlah
kebutuhan air (m3) terhadap jumlah ketersediaan air.
2. Perhitungan potensi air keseluruhan dilakukan dengan menggunakan data curah hujan,
Evapotranspirasi dan air limpasan yang didapatkan dari Pencatatan Stasiun Geofisika
Lembang tahun 2012 hingga 2015 dan Stasiun Geofisika Bandung tahun 2012 hingga 2015
Neraca Air
Dimana :
IKA : Ideks ketersediaan airtanah (%)
Wn : Jumlah kebutuhan airtanah (m3)
Ws : Jumlah ketersediaan airtanah (m3)
Klasifikasi Indeks Kekritisan Airtanah (Notodiharjo, 1982).
Indeks
Kekritisan Airtanah Klasifikasi
Luas
Morfometri
(%)
Datar 9.5%
Landai 1.5%
Agak Curam 3%
Curam 43%
Pola
Luas
Pengaliran
(%)
Sungai
Radial 66%
Sub-Pararlel 22%
Anostomatik 12%
Curah Hujan
(Sumber: Pencatatan Stasiun Geofisika Lembang tahun 2012 hingga 2015 dan Stasiun
Geofisika Bandung tahun 2012 hingga 2015)
Evapotranspirasi
(Sumber: Pencatatan Stasiun Geofisika Lembang tahun 2012 hingga 2015 dan Stasiun Geofisika
Bandung tahun 2012 hingga 2015)
Air Limpasan (Run off)