Anda di halaman 1dari 40

PENGUNGKAPAN DAN TRANSPARANSI

LAPORAN KEUANGAN,
KUALITAS LAPORAN KEUANGAN, DAN
PERAN AUDITOR EKSTERNAL DALAM
KAITANNYA DENGAN KUALITAS
LAPORAN KEUANGAN
ANGGOTA :
1. DINAH DELIMA
2. FELLYCIA AZIZA
3. KEZIA AYU
4. NOVIRA ROSITA
5. SERA HERAWATI
6.STEFFI APRILDA
Pengungkapan dan Transparansi
Laporan Keuangan
PSAK NO. 1
TAHUN 2015

Laporan Keuangan adalah penyajian terstruktur


dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu
entitas.
Pengungkapan dan Transparansi Laporan
Keuangan
PENGUNGKAPAN

informasi yang diberikan oleh perusahaan kepada pihak-


pihak yang berkepentingan mengenai keadaan perusahaan
Pengungkapan dan Transparansi Laporan
Keuangan
◦ Ruang Lingkup Pengungkapan

1. Pengungkapan wajib (mandatory disclosure)

2. Pengungkapan sukarela (voluntary disclosure)

 Data bisnis

 Analisis manajemen mengenai data bisnis

Forward looking information

Informasi mengenai manajemen dan shareholders

Latar belakang perusahaan


Pengungkapan dan Transparansi Laporan
Keuangan
◦ Hendriksen (1992) mengungkapkan bahwa terdapat 3 konsep yang umum dalam

pengungkapan yaitu:

1. Adequate disclosure (pengungkapan cukup)

2. Fair disclosure (pengungkapan wajar)

3. Full disclosure (pengungkapan penuh)


Pengungkapan dan Transparansi Laporan
Keuangan
◦ Transparansi (transparency) mengandung unsur pengungkapan (disclosure) dan
penyediaan informasi secara tepat waktu, memadai, jelas, akurat, dan dapat diper
bandingkan serta mudah diakses oleh pemangku kepentingan dan
masyarakat. Transparansi diperlukan agar bank menjalankan bisnis secara
objektif, profesional, dan melindungi kepentingan konsumen.

◦ Menurut Peraturan OJK NOMOR 6/POJK.03/2015 TENTANG TRANSPARANSI DAN


PUBLIKASI LAPORAN BANK Pasal 1 angka 2, Laporan Publikasi adalah laporan
keuangan, informasi kinerja keuangan dan/atau informasi lain, yang disampaikan oleh
Bank kepada masyarakat dan/atau Otoritas Jasa Keuangan dengan tata cara
penyampaian dan pengumuman sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa
Keuangan.
PENGUNGKAPAN & TRANSPARANSI

◦ Kerangka tata kelola perusahaan harus memastikan bahwa pengungkapan

yang tepat waktu dan akurat dibuat pada semua hal material mengenai

perusahaan, termasuk situasi keuangan, kinerja, kepemilikan, dan tata kelola

perusahaan (OECD PRONCIPLE V)


PENGUNGKAPAN & TRANSPARANSI
(OECD Principle )

1. Pengungkapan harus mencakup informasi material tentang:

 Hasil Keuangan dan operasi perusahaan

 Tujuan perusahaan dan informasi non keuangan

 Kepemilikan saham mayoritas dan hak suara.

 Kebijakan remunerasi bagi anggota dewan dan eksekutif, dan informasi tentang
anggota dewan, termasuk kualifikasi mereka, proses seleksi, direktur perusahaan lain dan
apakah mereka dianggap independen oleh dewanTransaksi dengan pihak berelasi.

 Faktor risiko yang akan datang.

 Isu mengenai karyawan dan stakeholders lainnya.

 Struktur dan kebijakan tata kelola, khususnya isi kebijakan tata kelola perusahaan dan
proses yang diimplementasikan.
PENGUNGKAPAN & TRANSPARANSI
Lanjutan….

2. Informasi harus disiapkan dan diungkapkan sesuai dengan standar kualitas


akuntansi yang tinggi dan pengungkapan keuangan dan non-keuangan.

3. Audit tahunan harus dilakukan oleh auditor independen, kompeten dan


berkualitas dalam rangka memberikan jaminan eksternal dan obyektif kepada
dewan dan pemegang saham bahwa laporan keuangan cukup mewakili posisi
keuangan dan kinerja perusahaan dalam semua hal yang material.

4. Auditor eksternal harus bertanggung jawab kepada pemegang saham dan


berkewajiban kepada perusahaan untuk melakukan kerja profesional dalam
melakukan audit.
PENGUNGKAPAN & TRANSPARANSI
5. Saluran untuk menyebarkan informasi harus memberikan akses yang adil,
tepat waktu, dan akses yang hemat biaya kepada informasi yang relevan
oleh pengguna.

6. Kerangka tata kelola perusahaan harus dilengkapi dengan pendekatan


yang efektif yang membahas dan mempromosikan penyediaan analisis atau
nasihat oleh analis, broker, lembaga pemeringkat, dan pihak lain yang
relevan dengan keputusan oleh investor, bebas dari konflik kepentingan
material yang mungkin meragukan integritas analisis atau nasihat mereka
Pengungkapan dan Transparansi Laporan
Keuangan
◦ Tujuan:
untuk memberikan informasi yang penting dan relevan kepada para pemakai laporan keuangan,
sehingga dapat membantu mereka dalam membuat keputusan dengan cara yang terbaik.

Manfaat:

◦ Bagi kepentingan perusahaan

◦ Bagi investor

◦ Bagi kepentingan Nasional


Kualitas Laporan Keuangan
 Kualitas laporan keuangan adalah sejauh mana laporan keuangan yang disajikan
menunjukkan informasi yang benar dan jujur.

 Keempat karakteristik berikut ini merupakan prasyarat normatif yang diperlukan agar
laporan keuangan dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki, yaitu:
1. Relevan
2. Andal
Kualitas Laporan Keuangan
◦ Pelaporan keuangan yang baik menggambarkan capital market yang
efisien dan fair. Informasi yang disajikan dalam pelaporan keuangan dapat
memberikan pemahaman yang lebih baik bagi pengguna pelaporan
keuangan (Kripke, 1940). Manajemen dapat menyampaikan informasi yang
sesuai dengan peraturan atau kebiasaan yang dianggap berguna untuk pihak
eksternal, atau dapat juga mengungkapkan secara sukarela. Informasi yang
dikomunikasikan selain dengan menggunakan laporan.
Kualitas Laporan Keuangan
◦ Tujuan pelaporan keuangan antara lain (Statement of Financial Accounting Concept
Nomor 1 dalam Chariri dan Ghozali, 2007):
a) Memberikan informasi yang bermanfaat bagi investor, kreditor, dan pemakai lainnya
untuk mengambil keputusan investasi dan kredit,
b) Memberikan informasi untuk membantu investor, kreditor, dan pemakai lainnya untuk
menilai jumlah, pengakuan, dan ketidakpastian tentang penerimaan kas bersih
perusahaan,
c) Memberikan informasi tentang sumber–sumber ekonomi perusahaan serta klaim
terhadap sumber–sumber ekonomi tersebut,
d) Menyediakan informasi tentang hasil usaha perusahaan selama satu periode,
Kualitas Laporan Keuangan
Lanjutan….
e) Menyediakan informasi tentang cara perusahaan memperoleh dan
membelanjakan kas, pinjaman dan pembayaran kembali pinjaman, dan
transaksi modal, serta faktor lain yang memengaruhi likuiditas dan solvabilitas
perusahaan,
f) Menyediakan informasi tentang cara manajemen mempertanggung-
jawabkan pengelolaan kepada pemilik (pemegang saham) atas
pemakaian sumberdaya ekonomi yang dipercayakan
g) Menyediakan informasi yang bermanfaat bagi direktur dan manajer
sesuai kepentingan pemilik
Peran Auditor Eksternal dalam Kaitannya
dengan Kualitas Laporan Keuangan
Audit merupakan suatu kegiatan pemeriksaan untuk mengumpulkan bahan bukti,
tujuan akhirnya adalah untuk menghasilkan laporan audit yang dapat digunakan
untuk para pemakai yang berkepentingan dengan hasil audit tersebut.

Berdasarkan klasifikasi pelaksananya dapat dibagi menjadi :


◦ Auditor eksternal
◦ Auditor internal
◦ Auditor sektor public
Peran Auditor Eksternal dalam Kaitannya
dengan Kualitas Laporan Keuangan
Karakteristik dari auditor eksternal adalah :
◦ Dikerjakan oleh tenaga profesional atau eksternal auditor dari Kantor Akuntan
Publik yang tidak ada hubungannya dengan perusahaan.
◦ Auditor adalah pihak yang independen dan mengambil keputusan secara
objektif.
◦ Tujuan dari pemeriksaan oleh auditor ini adalah memberikan penilaian tentang
wajar atau tidaknya laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen
perusahaan.
◦ Hal-hal yang kemudian dilaporkan oleh auditor adalah pendapatnya mengenai
laporan keuangan dan management letter. Management letter tersebut
merupakan pemberitahuan kepada pihak manajemen perusahaan tentang
berbagai kelemahan dalam pengendalian intern perusahaan sekaligus solusi
untuk mengatasi permasalahan ini.
◦ Dalam menjalankan eksternal audit ini seluruhnya harus disesuaikan dengan
pedoman Standar Profesional Akuntan Publik yang telah ditetapkan oleh Institut
Akuntan Publik Indonesia.
Peran Auditor Eksternal dalam Kaitannya
dengan Kualitas Laporan Keuangan
◦ Dalam memeriksa laporan keuangan tidak dilakukan pada keseluruhan laporan
keuangan melainkan dengan sistem sampling, selain untuk menghemat waktu
bila dilakukan secara keseluruhan maka audit fee yang dibebankan kepada
perusahaan akan terlalu tinggi.
◦ Penanggung jawab dari audit eksternal adalah seorang Akuntan Publik yang
memiliki registered Public Accountant atau Akuntan Publik yang terdaftar.
◦ Atas jasanya tersebut eksternal auditor akan mendapatkan audit fee.
◦ Sebelum laporan diserahkan, auditor sebelumnya harus meminta client
representation letter atau surat Pernyataan Klien.
◦ Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh auditor eksternal adalah kesalahan-
kesalahan material yang akan berdampak terhadap kewajaran pada laporan
keuangan.
Peran Auditor Eksternal dalam Kaitannya
dengan Kualitas Laporan Keuangan
◦ Peran Auditor Eksternal dalam GCG
◦ Auditor eksternal memiliki posisi yang sangat strategis untuk membantu
perusahaan dalam menegakkan good corporate governance dan sekaligus
mendorong peningkatan pelayanan terhadap public, salah satunya yaitu
meneliti dan mengevaluasi bekerjanya sistem akuntansi, di samping menilai
seberapa jauh kebijakan dan program kerja manajemen yang dijalankan memiliki
peran yang penting dalam perusahaan Auditor eksternal sering dikatakan
merupakan “mata-telinga” dari pimpinan unit dimana auditor eksternal tersebut
berada. Untuk itu, auditor perlu meningkatkan kemampuan kerjanya agar dapat
bekerja dan menghasilkan informasi pengawasan yang berguna untuk
mencegah dan mendeteksi terjadinya perbuatan yang tidak terpuji, sehingga
diharapkan dapat menimbulkan kepercayaan masyarakat sebagai pengguna
laporan tersebut. Auditor sebagai salah satu profesi yang menunjang terwujudnya
tata kelola perusahaan yang saat ini telah berkembang menjadi komponen
utama dalam mewujudkan pengelolaan perusahaan secara sehat.
Peran Auditor Eksternal dalam Kaitannya
dengan Kualitas Laporan Keuangan
◦ Eksternal auditor adalah profesi audit yang melakukan audit atas laporan
keuangan dari perusahaan, pemerintah, individu atau organisasi lainnya.
Eksternal auditor merupakan anggota kantor akuntan publik yang memberikan
jasa klien. Profesi akuntan publik menghasilkan berbagai macam jasa bagi
masyarakat yang dapat digolongkan menjadi tiga kelompok : jasa assurance,
jasa atestasi, dan jasa nonassurance.
◦ Peran utama eksternal auditor adalah untuk memberikan pendapat apakah
laporan keuangan bebas dari salah saji material. Secara normal, eksternal auditor
mereview prosedur pengendalian teknologi informasi saat menilai pengendalian
internal keseluruhan. Eksternal auditor ini mempunyai independensi dari
perusahaan yang diaudit. Eksternal auditor bertanggung jawab atas opini
terhadap pemeriksaan Laporan Keuangan dan Laporan Manajemen lainnya
yang dipersiapkan Direksi, yang menjadi dasar bagi stakeholders dalam menilai
kondisi perusahaan.
PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.
6/POJK.03/2015
TENTANG
TRANSPARANSI DAN PUBLIKASI LAPORAN BANK
BAB I KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan:
1. Bank adalah Bank Umum sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 7
Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 10 Tahun 1998, termasuk kantor cabang dari Bank yang berkedudukan di luar
negeri, dan Bank Umum Syariah serta Unit Usaha Syariah sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.

2. Laporan Publikasi adalah laporan keuangan, informasi kinerja keuangan dan/atau


informasi lain, yang disampaikan oleh Bank kepada masyarakat dan/atau Otoritas
Jasa Keuangan dengan tata cara penyampaian dan pengumuman sesuai
ketentuan yang ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan
Pasal 2
◦ Dalam rangka transparansi kondisi keuangan dan kinerja Bank,
Bank wajib menyusun, mengumumkan, dan menyampaikan
Laporan Publikasi.

Pasal 3
1) Laporan Publikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
terdiri atas:
a. Laporan Publikasi Bulanan;
b. Laporan Publikasi Triwulanan;
c. Laporan Publikasi Tahunan; dan d. Laporan Publikasi Lain.
2) Kelengkapan dan kebenaran isi Laporan Publikasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menjadi tanggung jawab
Direksi dan Dewan Komisaris Bank.
Pasal 4
(1) Ruang lingkup informasi pada Laporan Publikasi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 meliputi:
a) Laporan keuangan;
b) Informasi kinerja keuangan; dan
c) Informasi lain.
(2) Laporan Publikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
disajikan dalam mata uang Rupiah.

Pasal 5

(1) Cara penyajian laporan keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4


ayat (1) huruf a adalah:
a. Laporan keuangan individual.
b. Laporan keuangan konsolidasian.
(2) Laporan keuangan konsolidasian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b wajib disusun dalam hal Bank memiliki dan mengendalikan Entitas Anak.
(3) Ruang lingkup dan prosedur konsolidasian dilakukan sesuai standar
akuntansi keuangan.
(4) Otoritas Jasa Keuangan berwenang menetapkan ruang lingkup Entitas
Anak yang laporan keuangannya wajib dikonsolidasikan dengan Bank, selain
yang telah ditetapkan dalam standar akuntansi keuangan.
(5) Penyertaan Bank yang mengakibatkan timbulnya Pengendalian
namun hanya bersifat sementara, dikecualikan dari penyusunan laporan
keuangan konsolidasian sebagaimana dimaksud pada ayat (2).
(6) Ruang lingkup laporan keuangan kantor cabang dari Bank yang
berkedudukan di luar negeri adalah gabungan laporan keuangan kantor
cabang dari Bank yang berkedudukan di luar negeri dan seluruh laporan
keuangan dari setiap kantor di Indonesia.

Pasal 6
◦ Laporan keuangan posisi akhir bulan Desember yang diumumkan secara
triwulanan dan tahunan wajib diaudit oleh Akuntan Publik yang terdaftar di
Otoritas Jasa Keuangan.
Pasal 7

Bank wajib mencantumkan alamat Situs Web Bank pada Laporan Publikasi
Triwulanan dan Laporan Publikasi Tahunan yang dicetak.

BAB II LAPORAN PUBLIKASI Bagian Kesatu


Laporan Publikasi Bulanan
Pasal 8
Laporan Publikasi Bulanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf a
meliputi laporan keuangan bulanan yang terdiri atas:
a. Laporan Posisi Keuangan (Neraca);
b. Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain; dan
c. Laporan Komitmen dan Kontinjensi.

Pasal 9
Laporan Publikasi Bulanan yang meliputi laporan keuangan bulanan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 disajikan secara individu.
Pasal 10
1. Bank wajib mengumumkan Laporan Publikasi Bulanan pada Situs Web Bank.
2. Pengumuman Laporan Publikasi Bulanan pada Situs Web Bank sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan paling lambat akhir bulan berikutnya setelah posisi akhir bulan laporan.

Pasal 11
1. Bank wajib menyampaikan Laporan Publikasi Bulanan secara online melalui sistem pelaporan
Otoritas Jasa Keuangan.
2. Dalam hal penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) belum dapat
dilakukan, Bank wajib menyampaikan Laporan Publikasi Bulanan secara online melalui sistem
Laporan Kantor Pusat Bank Umum (LKPBU).
Bagian Kedua
Laporan Publikasi Triwulanan
Pasal 12

1. Laporan Publikasi Triwulanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf b adalah
laporan untuk posisi akhir bulan Maret, bulan Juni, bulan September dan bulan Desember.
2. Berdasarkan permintaan dari Otoritas Jasa Keuangan, Laporan Publikasi Triwulanan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat ditambahkan dengan:
a) Laporan Publikasi selain periode sebagaimana dimaksud pada ayat (1); dan/atau
b) Informasi lain yang ditentukan oleh Otoritas Jasa Keuangan.
Pasal 13
1) Laporan Publikasi Triwulanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1
)meliputi:
a.Laporan keuangan;
b.informasi kinerja keuangan
c.Informasi komposisi pemegang saham dan susunan pengurus, serta
susunan Dewan Pengawas Syariah untuk Bank Umum Syariah; dan
d. Informasi lain yang ditentukan oleh Otoritas Jasa Keuangan.

2) Laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri


atas:
a.Laporan Posisi Keuangan (Neraca);
b. Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain; dan c. Laporan
Komitmen dan Kontinjensi;
Pasal 18
(1) Bank wajib mengumumkan Laporan Publikasi Triwulanan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13, Pasal 14, dan Pasal 17 pada:
a. paling sedikit 1 (satu) surat kabar harian cetak berbahasa Indonesia yang memiliki
peredaran luas di tempat kedudukan kantor pusat Bank atau di tempat kedudukan
kantor cabang dari Bank yang berkedudukan di luar negeri; dan
b. Situs Web Bank.
2) Bank wajib mengumumkan informasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15
pada Situs Web Bank.
Pasal 19
(1) Pengumuman Laporan Publikasi Triwulanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18
ayat (1) dan ayat (2) dilakukan paling lambat:
a. Tanggal 15 bulan kedua setelah berakhirnya bulan laporan, untuk laporan posisi
akhir bulan Maret, Juni dan September;
b. Akhir bulan Maret tahun berikutnya setelah berakhirnya bulan laporan, untuk laporan
posisi akhir bulan Desember.
Pasal 20

1) Bank wajib menyampaikan Laporan Publikasi Triwulanan secara online melalui


sistem pelaporan Otoritas Jasa Keuangan.
2) Dalam hal penyampaian laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) belum
dapat dilakukan, Bank wajib menyampaikan Laporan Publikasi Triwulanan secara
online melalui sistem Laporan Kantor Pusat Bank Umum (LKPBU).
3) Penyampaian Laporan Publikasi Triwulanan secara online melalui sistem LKPBU
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan sesuai tata cara, format, dan
jangka waktu dalam ketentuan mengenai LKPBU.

Bagian Ketiga
Laporan Publikasi Tahunan
Pasal 23

Laporan Publikasi Tahunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf c
adalah laporan untuk posisi akhir bulan Desember.
Pasal 24

1. Laporan Publikasi Tahunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 paling sedikit


meliputi:
a. Informasi umum;
b. Laporan keuangan;
c. Informasi kinerja keuangan;
d. Pengungkapan permodalan dan praktek manajemen risiko yang diterapkan
Bank, paling sedikit meliputi uraian jenis risiko, potensi kerugian yang dihadapi Bank,
dan mitigasi risiko, sebagaimana diatur dalam ketentuan mengenai permodalan dan
manajemen risiko;
e. Pengungkapan lain sebagaimana diatur dalam standar akuntansi keuangan;
dan
f. Informasi lain yang ditentukan oleh Otoritas Jasa Keuangan.
Pasal 27

1) Laporan keuangan pada Laporan Publikasi Tahunan sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 24 ayat (3) disajikan dalam bentuk:
a. Laporan keuangan individual; dan
b. b. Laporan keuangan konsolidasian.
2) Opini Akuntan Publik atas laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) wajib dikemukakan dalam Laporan Publikasi Tahunan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 24.
3) Laporan keuangan pada Laporan Publikasi Tahunan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) wajib disusun untuk 1 (satu) Tahun Buku dan disajikan paling sedikit
dalam bentuk perbandingan dengan Laporan periode pembanding sesuai
standar akuntansi keuangan.
Pasal 29

(1) Bank wajib mengumumkan Laporan Publikasi Tahunan sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 23 pada Situs Web Bank.
(2) Bank wajib memelihara pengumuman Laporan Publikasi Tahunan pada Situs
Web Bank sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling kurang untuk 5 (lima) Tahun
Buku terakhir.
Pasal 30

1. Bank wajib menyampaikan Laporan Publikasi Tahunan sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 23 kepada Otoritas Jasa Keuangan.
2. Penyampaian Laporan Publikasi Tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
wajib disertai dengan Management Letter atas audit laporan keuangan tahunan
Bank.
BAB IV SANKSI
Bagian Kesatu
Sanksi Laporan Publikasi Bulanan
Pasal 37

1. Bank yang tidak mengumumkan Laporan Publikasi Bulanan pada Situs Web Bank
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (4) dikenakan sanksi berupa teguran
tertulis.
Bagian Kedua
Sanksi Laporan Publikasi Triwulanan
Pasal 38

1) Bank yang terlambat mengumumkan Laporan Publikasi Triwulanan pada surat kabar
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (2) dikenakan sanksi kewajiban
membayar berupa denda sebesar Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) per hari untuk setiap
laporan.
2) Bank yang tidak mengumumkan Laporan Publikasi Triwulanan pada surat kabar
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (3) dikenakan sanksi kewajiban membayar
berupa denda sebesar Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).

Pasal 39
1) Dalam hal Otoritas Jasa Keuangan menilai bahwa Laporan Publikasi Triwulanan
secara material tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya dan/atau tidak disajikan sesuai
ketentuan dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini dan/atau standar akuntansi
keuangan, Bank dikenakan sanksi berupa teguran tertulis.
2) Dalam hal Bank tidak mengumumkan kembali Laporan Publikasi Triwulanan yang
telah diperbaiki dalam jangka waktu 1 (satu) bulan setelah teguran tertulis disampaikan
kepada Bank sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bank dikenakan sanksi kewajiban
membayar berupa denda sebesar Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
Pasal 40

1. Bank yang terlambat menyampaikan laporan tertentu kepada Otoritas Jasa


Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (4) dikenakan sanksi
kewajiban membayar berupa denda sebesar Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah)
per hari kerja.
2. Bank yang tidak menyampaikan laporan tertentu kepada Otoritas Jasa
Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (4) dikenakan sanksi
kewajiban membayar berupa denda sebesar Rp 15.000.000,00 (lima belas juta
rupiah).

Bagian Ketiga
Sanksi Laporan Publikasi Tahunan
Pasal 41

1. Bank yang terlambat mengumumkan Laporan Publikasi Tahunan pada Situs Web
Bank sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (2) dikenakan sanksi kewajiban
membayar berupa denda sebesar Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) per hari kerja.
2. Dalam hal Bank menyampaikan surat pemberitahuan secara tertulis kepada Otoritas
Jasa Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36, Bank dapat tidak dikenakan
sanksi kewajiban membayar berupa denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

3. Bank yang tidak mengumumkan Laporan Publikasi Tahunan pada Situs Web Bank
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (3) dikenakan sanksi kewajiban membayar
berupa denda sebesar Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).

Bagian Keempat
Sanksi Laporan Publikasi Lain
Pasal 44

1. Bank yang terlambat mengumumkan Laporan SBDK sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 34 ayat (2), dikenakan sanksi kewajiban membayar berupa denda sebesar
Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) per hari.
2. Bank yang tidak mengumumkan Laporan SBDK sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 34 ayat (3), dikenakan sanksi kewajiban membayar berupa denda sebesar
Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).
Bagian Kelima
Sanksi Lainnya
Pasal 45

Bank yang mengumumkan dan/atau menyampaikan laporan


keuangan pada Laporan Publikasi Triwulanan posisi akhir bulan
Desember dan/atau Laporan Publikasi Tahunan yang tidak diaudit
oleh Akuntan Publik yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dianggap tidak
mengumumkan dan/atau tidak menyampaikan laporan
dimaksud, dan dikenakan sanksi kewajiban membayar berupa
denda sebesar Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).
Case OJO
Case Shell
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai