Anda di halaman 1dari 42

PELAYANAN PENYAKIT

MENULAR (TUBERCULOSIS) DI
KELUARGA
Dr Nining Tilawah
197606132003122005
Kasi P3M Dinkes Kab.Lebak
2003 : Dokter Fungsional Pkm
Rangkasbitung
2008 : Ka Pkm Rangkasbitung
2010 : Kasi P2M Dinkes
Lebak
TUJUAN PEMBELAJARAN

• Tujuan Pembelajaran Umum


• Peserta mampu memahami pelayanan penyakit tuberkulosis di
dalam keluarga

• Tujuan Pembelajaran Khusus


• Menjelaskan pelayanan dasar TB
• Menjelaskan Instrumen pendataan Pelayanan Dasar TB
POKOK BAHASAN & SUB POKOK BAHASAN
A. Pelayanan dasar TB

1. Definisi dan Tipe TB


• Definisi TB
• Tipe TB
2. Penyebab TB
3. Cara Penularan TB
4. Cara Penemuan Terduga TB
5 Cara merujuk penemuan terduga TB
6. Pengobatan TB
• Tujuan Pengobatan TB
• Prinsip Pengobatan TB
• Pengawas Menelan Obat
7. Pencegahan TB

B. Instrumen pendataan pelayanan Dasar TB


STRATEGI DOTS

Pengobatan jangka pendek dengan pengawasan


langsung dapat memberi angka kesembuhan yang tinggi,
dengan biaya paling efektif.
TARGET P2 TB
• Eliminasi TB pada tahun 2035 dan Indonesia bebas TB
tahun 2050.
• Eliminasi TB adalah tercapainya cakupan kasus TB 1 per
1 juta penduduk.
Pengertian TB

Tuberkulosis (TB) adalah


penyakit menular langsung yang
disebabkan oleh kuman TB
(Mycobacterium tuberculosis).
• TB bukan disebabkan oleh
guna-guna atau kutukan. TB
juga bukan penyakit
keturunan.
• Sebagian besar kuman TB
menyerang paru-paru, tetapi
dapat juga menyerang organ
atau bagian tubuh lainnya
(misalnya: tulang, kelenjar,
kulit, dll).
Gejala utama TB : Batuk terus menerus dan berdahak
selama 2 minggu atau lebih

Gejala Lain :
- Batuk bercampur darah
- Sesak nafas dan nyeri dada
- Badan lemas
- Nafsu makan berkurang
- Berat badan turun
- Rasa kurang enak badan (lemas)
- Demam/ meriang berkepanjangan
- Berkeringat di malam hari walaupun tidak
melakukan kegiatan
Penularan TB
1. Sumber penularan adalah
pasien TB yang dahaknya
mengandung kuman TB
BTA Positif.
2. Pada waktu batuk atau
bersin, pasien
menyebarkan kuman ke
udara dalam bentuk
percikan dahak. Sekali
batuk dapat menyebarkan
sekitar 3.000 kuman
dalam percikan dahak.
3. Penularan terjadi melalui
percikan dahak yang dapat
bertahan selama beberapa jam
dalam ruangan yang tidak
terkena sinar matahari dan
lembab.
4. Semakin banyak kuman yang
ditemukan dalam tubuh pasien
berarti semakin besar
kemungkinan menularkan
kepada orang lain
Risiko TB
1. Hanya sekitar 10% yang terinfeksi TB akan menjadi
sakit TB.
2. Faktor yang mempengaruhi kemungkinan seseorang
menjadi pasien TB adalah daya tahan tubuh yang
rendah, diantaranya infeksi HIV/AIDS dan malnutrisi
(gizi buruk).
Lanjutan Risiko TB
3. HIV merupakan faktor risiko yang paling kuat bagi
yang terinfeksi TB menjadi sakit TB. Infeksi HIV
mengakibatkan kerusakan luas sistem daya tahan
tubuh seluler (cellular immunity), sehingga bisa terjadi
infeksi penyerta (oportunistic infection), seperti
tuberkulosis.
4. Bila jumlah orang terinfeksi HIV meningkat, maka
jumlah pasien TB akan meningkat, dengan demikian
penularan TB di masyarakat akan meningkat pula.
Faktor Risiko Kejadian TB
Strategi Penemuan TB

• Penemuan pasien TB dilakukan secara pasif intensif di


fasilitas kesehatan dengan jejaring layanan TB

• Penemuan pasien TB secara aktif dan/atau masif


berbasis keluarga dan masyarakat :
• Investigasi kontak pada paling sedikit 10 - 15 orang kontak erat
dengan pasien TB.
• Penemuan di tempat khusus: Lapas/Rutan, tempat kerja, asrama,
pondok pesantren, sekolah, panti jompo.
• Penemuan di populasi berisiko: tempat penampungan pengungsi,
daerah kumuh
Pengelompokan Pasien TB
Adalah pasien TB yang belum pernah diobati dengan Obat Anti
1. Pasien Baru Tuberkulosis (OAT) atau sudah pernah menelan OAT kurang dari satu
bulan (4 minggu).

2. Pasien Kambuh Adalah pasien TB yang telah sembuh atau mendapat pengobatan lengkap,
(Relaps) kemudian dinyatakan sakit TB kembali dengan hasil BTA positif.

3. Pasien Pengobatan
Adalah pasien TB yang putus berobat selama 2 bulan atau lebih, kemudian
Setelah Putus
dinyatakan masih sakit TB dengan hasil BTA positif.
Berobat (Default )
Adalah pasien TB yang mulai pengobatan kembali setelah hasil
4. Pasien Gagal
pemeriksaan dahaknya tetap positif atau kembali menjadi positif pada
(Failure)
bulan ke-5 atau lebih, pada masa pengobatan sebelumnya.

5. Pasien Pindahan Adalah pasien TB yang dipindahkan dari Puskesmas/Rumah Sakit antar
(Transfer In) Kabupaten/Kota yang berbeda untuk melanjutkan pengobatannya.

Adalah semua kasus yang tidak memenuhi ketentuan diatas. Dalam


6. Lain-lain: kelompok ini termasuk pasien dengan Kasus Kronik, yaitu pasien dengan
hasil pemeriksaan masih BTA positif setelah selesai pengobatan ulangan.
Catatan:
TB paru BTA negatif dan TB ekstra paru, dapat juga mengalami kambuh, gagal, default maupun
menjadi kasus kronik. Hal ini sangat jarang terjadi dan harus dibuktikan melalui pemeriksaan
lebih lanjut.
Pasien TB ekstra paru.
TB ekstra paru ditentukan oleh dokter berdasarkan gejala
TB. Gejala dan keluhan tergantung organ yang terkena.
Cara Menentukan Pasien TB
A. Pemeriksaan Bakteriologi
Seorang sakit TB melalui pemeriksaan dahak
bakteriologis (Mikroskopis atau Tes Cepat
Molekuler) dan klinis serta dapat didukung
dengan pemeriksaan penunjang lainnya.
Pemeriksaan dahak untuk penegakan diagnosis dilakukan
dengan mengumpulkan 2 contoh uji dahak yang dikumpulkan
berupa dahak Sewaktu-Pagi (SP) atau Sewaktu-Sewaktu (SS):

• S (Sewaktu) : dahak ditampung di fasyankes.


• P (Pagi) : dahak ditampung pada pagi segera setelah
bangun tidur. Dapat dilakukan dirumah pasien atau di bangsal
rawat inap bilamana pasien menjalani rawat inap.

Jika hasil pemeriksaan dahak positif maka artinya dahak


tersebut mengandung kuman TB.
Jika hasil pemeriksaan dahak negatif, maka harus dilanjutkan
pemeriksaan penunjang lainnya dan pada pasien tersebut
harus dirujuk kelayanan kesehatan yang lebih lengkap
Cara Menentukan Pasien TB
B. Pemeriksaan Tes Cepat Molekuler (TCM) TB
Pemeriksaan tes cepat molekuler dengan metode Xpert
MTB/RIF /Tes Cepat Molekuler yang disingkat dengan TCM
merupakan sarana untuk penegakan diagnosis, namun tidak
dapat dimanfaatkan untuk evaluasi hasil pengobatan.

C. Pemeriksaan Biakan
Pemeriksaan biakan dapat dilakukan dengan media padat
(Lowenstein-Jensen) dan media cair (Mycobacteria Growth
Indicator Tube) untuk identifikasi Mycobacterium tuberkulosis
(M.tb).
Cara Menentukan Pasien TB

2. Pemeriksaan Penunjang Lainnya


• Pemeriksaan foto toraks.
• Pemeriksaan histopatologi pada kasus yang dicurigai
TB ekstraparu.

3. Pemeriksaan uji kepekaan obat


Uji kepekaan obat bertujuan untuk menentukan ada
tidaknya resistensi M.tb terhadap OAT.
TB Pada Anak
Batuk bukan merupakan gejala utama TB pada anak.
Penentuan TB pada anak dilakukan oleh dokter dengan
menggunakan Sistem Skoring (penilaian).

Tanda-tanda TB anak atau anak yang dicurigai TB adalah:


1. Adanya kontak erat dengan pasien TB dewasa.
2. Batuk lama selama 3 minggu atau lebih.
3. Berat badan anak tidak naik atau malah turun walaupun
gizi sudah diperbaiki.
4. Terdapat pembesaran kelenjar getah bening di leher,
ketiak, pangkal paha.
5. Demam lama berulang tanpa sebab yang jelas selama 2
minggu atau lebih.
6. Tidak nafsu makan.
Pengobatan TB
Paduan pengobatan yang digunakan oleh Program
Nasional Penanggulangan TB di Indonesia:
 Kategori 1 diberikan kepada pasien baru TB paru BTA positif,
Pasien TB paru BTA negatif rontgen positif dan pasien
TB ekstra paru

 Kategori 2 diberikan kepada pasien TB BTA positif yang telah diobati


sebelumnya (pasien kambuh, pasien gagal dan pasien
pengobatan setelah putus berobat)

 Kategori diberikan kepada pasien TB anak


Anak
Efek Samping Pada Pengobatan TB
Efek Samping Yang harus dilakukan
Warna kemerahan Jelaskan kepada pasien untuk tidak
pada air seni (urin) perlu khawatir karena warna merah
berasal dari salah satu obat yang
diminum
Tidak ada nafsu Jelaskan kepada pasien agar obat
makan, mual, sakit diminum malam sebelum tidur
perut
Nyeri sendi Segera rujuk ke Petugas kesehatan
Kesemutan sampai Segera rujuk ke Petugas kesehatan
dengan rasa
terbakar di kaki
Efek Samping Berat
Gejala Efek Samping Berat :
1. Gatal dan kemerahan kulit
2. Tuli
3. Gangguan keseimbangan/limbung
4. Kuning pada mata dan atau kulit tanpa penyebab lain
5. Gelisah dan muntah-muntah
6. Gangguan penglihatan
7. Bintik-bintik kemerahan pada kulit dan renjatan/syok
Bila ditemukan gejala-gejala diatas, pasien harus
menghentikan pengobatannya dan segera rujuk ke
petugas kesehatan.
Pemantauan Kemajuan Pengobatan Pada Anak:
Bahaya Pengobatan Tidak Tuntas /
Melalaikan Pengobatan
Pasien akan berisiko :

1. Penyakit tidak sembuh dan tetap menularkan ke orang


lain
2. Penyakit bertambah parah dan bisa berakibat kematian
3. Obat Anti TB (OAT) biasa tidak dapat membunuh
kuman, sehingga pasien tidak bisa disembuhkan, harus
menggunakan penanganan yang lebih mahal dan waktu
pengobatan lebih lama.
PESAN PENTING UNTUK PASIEN TB

1. Menelan OAT secara teratur sampai tuntas sesuai jadual dan aturan
yang diberikan oleh dokter.
2. Selalu menutup hidung dan mulutnya dengan tisu/sapu tangan/lengan
tangan jika batuk atau bersin.
3. Tidak membuang dahak di sembarang tempat, tetapi dibuang pada
tempat khusus dan tertutup.
4. Menjalankan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, antara lain :
a) Menjemur alat tidur dan membuka jendela dan pintu setiap pagi
agar udara dan sinar matahari masuk. Aliran udara (ventilasi) yang
baik dapat mengurangi jumlah kuman di udara. Sinar matahari
langsung dapat mematikan kuman.
b) Makan makanan bergizi dan beristirahat cukup
c) Tidak merokok dan minum minuman keras
d) Olahraga secara teratur
e) Mencuci tangan hingga bersih,
Pengawas Menelan Obat (PMO)
Definisi: Seseorang yang secara sukarela membantu pasien TB dalam
masa pengobatan hingga sembuh

Kriteria PMO
1. Sehat jasmani dan rohani serta bisa baca tulis
2. Bersedia membantu pasien dengan sukarela
3. Tinggal dekat dengan pasien
4. Dikenal, dipercaya dan disegani oleh pasien
5. Disetujui oleh pasien dan petugas kesehatan
6. Bersedia dilatih dan atau mendapat penyuluhan bersama-sama
dengan pasien
TUGAS PMO
1. Memastikan pasien menelan obat sesuai aturan sejak awal
pengobatan sampai sembuh.
2. Mendampingi dan memberikan dukungan moral kepada
pasien agar dapat menjalani pengobatan secara lengkap
dan teratur.
3. Mengingatkan pasien TB untuk mengambil obat dan periksa
ulang dahak sesuai jadwal.
4. Menemukan dan mengenali gejala-gejala efek samping OAT
dan merujuk ke Sarana Pelayanan Kesehatan.
5. Mengisi kartu kontrol pengobatan pasien sesuai petunjuk
(petunjuk terdapat di sudut bawah kartu kontrol).
6. Memberikan penyuluhan tentang TB kepada keluarga pasien
atau orang yang tinggal serumah
PENCEGAHAN PENULARAN TB

• Menelan OAT secara lengkap dan teratur sampai


sembuh.

• Menutup mulutnya dengan sapu tangan atau tisu atau


tangan pada waktu bersin dan batuk.

• Tidak membuang dahak di sembarang tempat, dibuang


pada tempat khusus dan tertutup.

• Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS):


Definisi Operasional
Penderita Tuberkulosis Paru yang berobat sesuai standar
adalah :

 Terduga TB mendapatkan pelayanan TB sesuai standar,


yang dilakukan oleh tenaga kesehatan sesuai
kewenangannya di FKTP (puskesmas dan jaringannya)

Pengobatan dengan menggunakan Obat Anti Tuberkulosis


(OAT) dengan panduan OAT standar.

 Pasien meminum obat sesuai jadwal sampai tuntas dibantu


PMO
Instrumen pendataan pelayanan Dasar TB
Berlaku untuk ART berumur ≥ 15 tahun

5 Apakah Saudara pernah didiagnosis menderita


tuberkulosis (TB) paru?
1. Ya 2. Tidak  P.7

6 Bila ya, apakah meminum obat TBC secara teratur


(selama 6 bulan)?
1. Ya  P.8 2. Tidak  P.8

7 Apakah Saudara pernah menderita batuk berdahak > 2


minggu disertai satu atau lebih gejala:
1. Ya 2. Tidak
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai