Anda di halaman 1dari 11

Analisis Kebijakan Perda Kabupaten Bangka

Barat Nomor 13 Tahun 2015 tentang


Pengendalian Vektor Nyamuk Penyebab
Penyakit Menular pada Masyarakat
KELOMPOK 8
Ahmad Sopian 10011281621066
Arinda Rachma Sufi 10011381621154
Asfiatul Istianah 10011381621151
Daswan 10011181621213
Indri Bayu Prasasty 10011381621150
Linda Liani 10011381621124
M Miftahul Ihsan 10011281621064
Pendahuluan
– Penyakit berbasis lingkungan menjadi masih permasalahan yaitu
bahwa di kabupaten Bangka Barat terdapat vector nyamuk yang
berpotensi dapat menularkan penyakit endemis seperti Malaria,
Demam Berdarah Dengue, Filariasis, Demam Chikungunyah,
Japanese Encephalitis sedrta beberapa penyakit lainnya. Bahwa
penyakit yang menular yang bersumber dari nyamuk cenderung
meningkat dari tahun ke tahun dan berpotensi menimbulkan Kejadian
Luar Biasa, sehingga kabupaten Bangjka Barat merupakan daerah
endemis penyakit menular yang bersumber dari nyamuk.
Perumus kebijakan:
Bupati bangka barat
Aktor
DPRD kabupaten bangka barat

Pelaksana:
Jumantik
Petugas pukesmas
Kader dan masyarakat

Hambatan:
• Kurangnya sumber daya tenaga kesehatan survailens dan kesling di pukesmas
• Masih belum menyeluruh dalam pelaksanan pengedalian vektor nyamuk di desa
• Kurang rutinnya dalam pelaksanaan PSN
Konten
Bab II Pencegahan Penyakit, Pasal 3
Bab III Penanggulangan Penyakit, Pasal 9
Bab IV Pembinaan dan Pengawasan, Pasal 18
Bab V Kerja Sama, Pasal 19
Bab VI Pembiayaan, Pasal 20
Sanksi Pasal 21-24
Hambatan :
1. Pelaksanaan PSN 3M Plus yang dilakukan oleh orang perorang, pengelola, penanggung jawab,
atau pimpinan pada semua tatanan masyarakat, seharusnya dilakukan secara terus menerus
sekurangnya 1 minggu sekali namun dalam pelaksanaannya hanya dilakukan beberapa kali
sebulan
2. Belum tegasnya pelaksanaan sanksi pelanggaran dan kelalaian dalam upaya pengendalian vektor
nyamuk penyebab penyakit menular sehingga tidak menimbulkan efek jera pada pelaku
pelanggaran (pasal sanksi)
Proses
Proses Penyusunan Kebijakan :
• Identifikasi Masalah
• Perumusan Kebijakan
• Pelaksanaan Kebijakan
• Evaluasi Kebijakan
• Rekomendasi.

Analisis yang dilakukan :


• Analisis makro atas tingkat kemudahan implementasi perubahan kebijakan
• Analisis Stakeholder
• Analisis kebutuhan dan ketersediaan sumber daya keuangan, teknik dan manajerial
• Membangun proses implementasi yang strategis.

Hambatan:
• Kurangnya peran lintas sektoral pada pengembangan kebijakannya sehingga menimbulkan
permasalahan dalam pelaksanaan dilapangan
• Pembuatan kebijakan yang bersift top-down
Konteks
Faktor Budaya / Kebiasaan
Minimnya pengetahuan dan pemahaman terhadap kesehatan. Konsep sehat
dan sakit mempengaruhi persepsi/ pandangan cara hidup dan upaya
seseorang untuk dapat meningkatkan derajat kesehatannya.
Pemberantasan Aedes belum dirasakan sebagai suatu kebutuhan yang
dilestarikan hasilnya sehingga upaya untuk menyehatkan diri dan
lingkungannya belum mereka laksanakan secara spontan. Hal ini akan
menjadi suatu kebiasaan, sikap dan perilaku seseorang untuk hidup sehat.

Faktor Ekonomi
Kondisi perekonomian masyarakat yang kurang menjadikan kesehatan
bukan sebagai priotas utama. Hal ini menurunkan minat masyarakat dalam
melakukan pengendalian vektor nyamuk penyebab penyakit menular pada
masyarakat dan tidak diaksesnya fasilitas sarana dan prasarana yang
dibutuhkan untuk melakukan suatu tindakan pengendalian.
Faktor Hukum
Konteks
• Permenkes RI No. 374/Menkes/Per/2010 tentang pengendalian vektor
• PP no. 82 tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian
pencemaran air

Faktor Sosial
• Perilaku masyarakat yang sering buang sampah sembarangan
• Meningkatnya penyakit yang disebabkan oleh vektor
• Kurangnya pengawasan terhadap tempat – tempat umum di daerah, hal
ini dapat menyebabkan terjadi KLB suatu penyakit
Hambatan:
• Masyarakat belum sepenuhnya paham tentang pentingnya buang sampah pada
tempatnya
• Kurangnya tingkat pengetahuan masyarakat tentang kesehatan lingkungan dan
PHBS
• Kurangnya pengawasan kualitas lingkungan
Perilaku yang
Perilaku Positif
muncul
• Masyarakat mempunyai kesadaran, mengingatkan, dan mengawasi pembuangan sampah
disekitar kehidupan mereka yang menyalahi peraturan atau merugikan lingkungan dan
kehidupan masyarakat.
• Pengawasan dari pihak pemerintah yang dapat diperketat dalam pembuangan limbah pada
pihak industri rumahan atau industri sekala besar.
• Pematuhan terhadap peraturan yang berlaku dan juga dikarenakan pembinaan dan
penambahan tingkat pengetahuan kepada masyarakat oleh pihak terkait

Perilaku Negatif
• Perilaku masyarakat yang menganggap lingkungan dibuang secara sengaja dan hal-hal yang
dapat merugikan lingkungan yang mempengaruhi masyarakat secara finansial maupun
sosial budaya.
• Pembuangan limbah oleh perusahaan yang tidak bertanggung jawab dalam pengolahan
limbah yang benar dikarenakan adanya pengaruh atau jaminan dari pihak yang
menyalahgunakaan wewenang di pihak atas.
• Penyalahgunaan kekuasaan oleh pemegang wewenang atas.
• Pengetahuan masyarakat yang masih kurang dan Perilaku masyarakat yang masih
membuang sampah sembarangan.
Rekomendasi untuk Masyarakat
• Pengendalian vektor penyakit dengan pengubahan lingkungan, baik
lingkungan fisik maupun lingkungan sosial, ekonomi, dan budaya.
• Pengubahan lingkungan fisik dilakukan agar vektor tidak dapat
berkembangbiak, istirahat, ataupun menggigit. Misalnya dengan
membersihkan saluran air menggenang yang dapat menjadi tempat
berkembangbiak nyamuk penular penyakit kaki gajah (filariasis).
• Pengubahan lingkungan sosial, ekonomi, dan budaya yaitu dengan
mengubah perilaku masyarakat agar tidak terjadi kontak antara manusia
dan vektor, misalkan dengan memasang kawat kasa pada ventilasi rumah
agar nyamuk tidak masuk ke dalam rumah, atau memakai kelambu untuk
mencegah gigitan nyamuk.
• Peningkatan kapasitas dan partisipasi masyarakat untuk Bank Sampah
agar mengurangi dan meniadakan perilaku buang sampah sembarangan
guna meminimalisir terbentuknya genangan tempat berkembangbiak
nyamuk.
• Perubahan perilaku permukiman sehat

Rekomendas
Rekomendasi untuk Stakeholder maupun
Shareholder
• Diperlukan adanya kerjasama dari berbagai sektor terkait agar peran serta
masyarakat dalam upaya pengendalian vektor nyamuk ini dapat berjalan
dengan baik, sehingga mengurangi resiko terjadinya penularan penyakit di
masyarakat.
• Meningkatkan pengawasan pada para pelaksana program
• Penyuluhan masyarakat dengan didukung oleh penegakan hukum atas
undang-undang pengendalian vektor nyamuk penyebab penyakit menular
pada masyarakat
• Integrasi dan sinergi multi sektor bersama dengan masyarakat dalam
penataan ruang dan pengelolaan kesehatan lingkungan
• Sanksi pelanggaran dan kelalaian dalam upaya pngendalian vektor
nyamuk penyebab penyakit menular dilaksanakan secara tegas aturan dan
sanksinya sehingga masyarakat lebih bersungguh-sungguh secara sadar
berpartisipasi memberantas wabah penyakit menular.

Rekomendas
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai