Anda di halaman 1dari 33

DINAMIKA FLUIDA

BAB 9 dan 10

DOSEN PENGASUH :
Prof. Dr. Ir. A. Syamsul Arifin P, MSME

Oleh:
Nama : Herman H. Tjolleng Taba
NP : P2201207004
BAB 9
GERAKAN MERAYAP

Menentukan radius lingkaran a, dipusatkan pada sistem koordinat yang


ditunjukkan pada gambar 9-1 dan aliran gerakan merayap pada
kecepatan Vo dalam arah x positip. Penggunaan persamaan (8-2)
diperoleh bahwa kecepatan dan bidang tekanan dinamis yang mana
memenuhi kondisi batas dan kontinu, adalah :
 2 ax 2  a2  1 a a2  
u  V0  3
 2  1   3  2   1 (9-1)
4 r  r  4 r  r  

3 axy  a 2 
v  V0   1 (9-2)
4 r3  r 2 

3 axz  a 2 
w  V0   1
4 r3  r 2 

(9-3)

3 ax
.
pd    3 V0 (9-4)
2 r
Dimana lingkaran adalah suatu bidang gravitasi, nilai tekanan dari persamaan (9-4)
adalah ditambahkan persamaan pada tekanan hidrostatis Ps bahwa dikeluarkan pada
titik jika fiuidanya berhenti.
Gerakan dalam garis rθ adalah dijelaskan oleh gambar (9-1).

Gambar 9.1. Sistem koordinat asal dari suatu Lapisan memusat

Gambar 9.2. Efektifitas rambatan Gambar 9.3. Efektifitas rambatan


arus untuk Stokes yang disebabkan arus untuk Stokes dengan
suatu lapisan ditetapkan. pergerakkan lapisan.
 3a 1 a3 
vr  V0 cos 1   
3 
(9-5)
 2 r 2 r 

 3a 1 a3 
v  V0 sin  1   3  (9-6)
 4r 4 r 
Untuk persamaan garis arus (stramlines) diberi dengan nilai konstan pada :
1 2 2  3a 1 a3 
   V0r sin  1   3  (9-7)
2  2r 2 r 
Dalam koordinat lingkaran,
v  1/ r sin  d / dr,  
vr   1/ r 2 sin  d / d (9-8)

Dari persamaan (9-4) didapatkan tekanan permukaan lingkaran yang dimasukkan


angka d, didapatkan ;
3 x 3 V0
p r  a    2 V0   cos , (9-9)
2 a 2 a
Dan nilai maxirnum dan minimum adalah ;

3 V0
pmax r a
 , (9-10)
2 a
Dimana terjadi pada titik pemisahan garis arus
3 V0
pmin r a
 , (9-11)
2 a
tegangan geser didalam fluida untuk tabung semimetrik untuk memperoleh persamaan ;

 1 vr v  (9-12)


 r     
 r   r 
Menggunakan persamaan 9-5 dan 9-6 diperoleh besarnya tegangan geser pada, r = a ;
3 V0
 r r  a  sin  , (9-13)
2 a
Hambatan ditulis dalam bentuk koefisien dengan persamaan (8-27) didapatkan ;
V02 24 V02
D  CD  A  a 2 (9-16)
2 R 2

24
CD  , (9-17)
R
V0 2a
R (9-18)

Untuk persamaan garis arus dalam tabung diperoleh nilai konstan ;


1 2 2  3 a 1 a3 
   V0r sin     
3  (9-19)
2  2r 2r 
Untuk sebuah bola padat gaya gravitasinya menghadap kebawah dapat dihitung steady
state atau kecepatan pusat dengan catatan bahwa ;
4 4
a 3 s  6aV0  a 3 (9-20)
3 3
Makin besar bilangan Reynold makin kecil tahanannya ;
Dimana ;
γs = berat jenis benda padat (bola)
γ = berat jenis zat cair (fluida)
Kemudian pusat kecepatan ;
3
2 a2
V0term  ( ) (9-21)
9  s
Suatu penyelesaian Stokes dihubungkan dengan Oseen diperoleh bentuk inertia dari
persamaan Navier-Stokes kedalam persamaan parsial.Untuk menghasilkan garis arus
dengan memindahkan bola adalah tidak sama panjang dari depan dan di belakang. Pada
kacepatan akhir pada ketinggian bahwa ketinggian itu dari dinding dan beberapa aliran
fiuida pada dinding suatu pengamatan exsperiment pada bilangan Reynolds yang besar
dengan memilih koefisien hambatan ;

24  3 
CD  1  R (9-22)
R  16 
9.2. Pengaruh Viscositas pada Pipa Impact
Metode tekanan stagnasi Hendri Pitot,s untuk pengukuran kecepatan asumsi suatu
pengaruh dari viscositas diabaikan seperti dilihat dalam persamaan (6-73). Hubungan
persamaan Bernoully pada pendekatan kecepatan untuk tekanan stagnasi pada
pengecekan tumbukan.Untuk suatu fluida incompressible dengan pendekatan kecepatan
Vo didapatkan ;

V02 p0 p stg
  h0   hstg (9-23)
2g  
Untuk bidang grafitasi dapat dituliskan ;

V02 p  p 0 d

stg
(9-24)
2g 
Dimana pada komponen tekanan hidrostaris bentuk sudut elevasi diabaikan, dan
memasukkan niiai d diperoleh suatu koefisien tekanan seperti ;
p stg  p 0 (9-25)
Cp 
pV02 / 2
Efek Viscous dalam dampak Selinder

Dapat dilihat bahwa untuk R > 2000, Cp adalah bagian yang penting. Lapisan batas dapat
diabaikan pengaruh tekanan stagnasi. Untuk 100 < R < 2000, kasus viscositas Cp
mengarah kebawah untuk R < 100, Cp naik dengan cepat untuk nilai garis lurus.
11, 2
Cp  , (9-28)
R
Dimana R < 1 akan dicatat bahwa diatas garis tekanan titik stagnasi pada bola didalam
gerakan Stokes dalam persamaan (9-10) akan diperoleh Cp = 6/R.
9.3. Penyerapan Aliran melalui Media
9.3.1. Persamaan Gerak Penyerapan untuk Media Berpori

 2  p  h   0 (9-30)

Persamaan 9-30 adalah persamaan Laplace dan penyelesaiannya untuk hasilkan kondisi
batas tertentu pada ruang khusus .
Untuk aliran melalui pipa dalam arah z kecepatan utama adalah ;

const   p  h 
Vz   (9-31)
 z
Dengan analog untuk aliran melalui pipa dari fluida (atau dari gas differential tekanan
menjadi kecil sekali juga density tidak berubah-ubah.

k 0   p  h 
Vz   (9-32)
 z

Kadang-kadang digunakan kecepatan merembes melalui pori-pori seperti didefenisikan


pada ;
Q
seepagevelocity  (9-34)
mA
Dimana m, adalah perbandingan volume kosong dengan volume total pada medium
berpori. Pada faktor k0 disebut physical permebility. Nilai khusus k0 dapat diperoleh dari
tabel. Suatu koefisien permeability k adalah didefenisikan dengan hubungan ;
k 0
k 
 (9-35)
Sehingga ;
 p /   h 
V z  k . (9-36)
z
Karenanya, secara umum, persamaan Laplace’s hasilnya tidak kontiniu seperti pada
material isotropik. Jika k0x, k0y, k0z masing-masing konstan dan kita gunakan ;
X 2  x2k / k
0y 0 x, Z 2  z 2k / k0y 0 z,
(9-43)

Kemudian dengan transpormasi geometri dari pers (9-43) diperoleh persamaan


Laplace’s dan dapat ditentukan tabung fisik yang benar untuk dapat dijelaskan oleh
tabung isentropik bayangan didalam sumbu koordinat.
Untuk dasar bilangan Reynolds dapat didefinisikan dengan ;
Vd 50 (9-45)
R
v
Dimana;
V = kecepatan merembes pada permukaan
ν = viskositas kinematik fluida
D50 = ukuran diameter rembesan yang mana 50% contoh dengan yang kecil
9.3.2. Contoh Untuk Material Isontropik
Aliran steady satu dimensi antara lapisan yang tidak tembus. Beberapa masalah
rembesan dapat diturunkan untuk satu dimensi atau kasus dua dimensi. Sebagai contoh
satu dimensi ditentukan akhir steady pada dasar air melalui lapisan pasir yang tebalnya
seragam antara lapisan yang tidak ditembus. Asumsi bahwa akibat gradien dan seluruh
aliran cenderung dalam arah lapisan (gambar 9-7). Persamaan (9-30) disederhanakan
menjadi ;
d 2  p  h 
(9-46)
0
dx 2
Dimana penyelesaian umumnya ;
(p + γh) = Ax + B (9-47)
Persamaan (9-38) diperoleh ;

d  p  h V .
 x
dx k0
Atau γ adalah konstan ;
d  p /   h q .
 0 (9-48)
dx b.k 0 .
Dimana :
q0 = lebar persatuan discharge ukuran normal pada arah aliran dan
b = tebal lapisan
p  q .
  h    0 .x  const , (9-49)
  bk 0 .
dan (p/ γ+h) keterangan garis x bertambah (lihat gambar 9-7).
Aliran radial dua dimensi dalam sebuah dinding. Sebuah contoh sederhana dua
dimensi pada aliran radial dari suatu luas lapisan pasir dan tabal seragam dalam dinding
seperti pada gambar (9-8). Asumsikan di atas lapisan tidak tembus air sampai kebawah
lapisan pasir. Ketika dimasukkan garis koordinat polar untuk aliran radial untuk
menghasilkan aliran radial horizontal, pada persamaan Darcy didapat ;

k 0 d  p  h  k  d  p /   h
Vrad    0 (9-50)
 dr  dr
Pada jarak r dari dinding, discharge aliran menjadi ;

k 0 d  p /   h 
Q  2rb . (9-51)
 dr
Jika diasumsikan bahwa Q adalah konstan dan diintegralkan akan diperoleh distribusidari
(p / γ+h) memperoleh ;
r p  Q. r dr
r d .   h   2bk 0 . .r r , (9-52)

Dimana rω adalah radius pada selinder dinding ;

 p   p  Q. r

  h 
  
  h 
  . ln (9-53)
 r    r 2bk 0 . r

Hasil ini dimasukkan dalam gambar (9-8).


BAB 10
LAPISAN BATAS LAMINAR
Aliran lapisan batas memungkinkan untuk dua dimensi atau tiga dimensi
seperti pada gambar 10-1.

Vektor kecepatan untuk dua dimensi (gambar 10-1a), untuk tiga dimensi
(gambar 10-1b). Sebagian atau seluruhnya untuk dua dimensi dapat
diperlihatkan pada persamaan gerak. Contohnya adalah pada persamaan
lapisan batas oleh Prandtl dan Karman persamaan integral momentum, ke-
semuanya dapat diaplikasikan. Penerapannya adalah pada batas yang
berbentuk lingkungan di dalam arah arus kecuali pada saat masuk yang
berbentuk ketajaman.

Lapisan tiga dimensi lebih banyak terjadi namun sulit dirumuskan. Persamaan
Avia-Stocks yang lazim digunakan.

Pada saat menggunakan keduanya khusus dimensional untuk


menggambarkan beberapa aliran lapisan batas yang umum seperti halnya
untuk memberi solusi yang dapat menyangkut hubungan antara ketebalan
lapisan batas tegangan dan karakteristik.
2. Batas Laminar Dua Dimensi Pada Permukaan Plat
2.1. Penjelasan Umum

Beberapa aplikasi praktis yang banyak diperlakukan sebagai arus di atas permukaan
datar, lebih dari itu ada suatu keadaan umum kualitatif tentang lapisan batas yang dapat
dibuat ringkasan dengan suatu uraian.
Kita pertimbangkan arus di atas suatu plat (gambar 10-2a), x diukur dari tepi plat dan U
sebagai kecepatan rata-rata di luar lapisan batas. Eksperimennya dapat dilihat pada ;

Gambar 10-1. Lapisan batas dua-dimensi dan tiga-dimensi (a). Lapisan batas
dua-dimensi, kecepatan relatif ke dinding; (b) Aliran sekunder dalam kurva pipa;
(c) Putaran di atas tanah; (d) Aliran menyilang dalam gerakan sayap; (e) Aliran
divergent; (f) Aliran sudut; (g) kecepatan aksial U saat selinder berputar.
Gambar 10-2. Lapisan batas sepanjang permukaan plat datar.

Ketebalan δ tergantung pada variabel U, ρ, μ, dan posisi x sepanjang plat.


δ tebal : x bertambah, μ bertambah, ρ berkurang, U berkurang.
δ tipis : x berkurang, μ berkurang, ρ bertambah, U bertambah.

Hubungan lapisan batas laminar dapat dinyatakan sebagai ;


 .x x
 ~ ~ (10-1)
 .U 1
Rx 2

Dimana : Rx = Uxρ/μ = sebuah Bilangan Reynolds. Untuk sepanjang l, dekat akhir plat
adalah ; .l l
 ~ ~ (10-2)
 .U 1
Rl 2
Faktor pembanding untuk (10.1) dan (10.2) tergantung bagaimana U sepanjang x
berubah-ubah. Bilangan Reynolds Rx dan RL sangat berguna untuk hubungan efek
lapisan batas, begitu juga ;
Rδ  U . (10-3)

Dengan menggunakan (10.1) diperoleh ;
Rδ ~ Rx 1 / 2 (10.4)
Untuk lapisan batas dua-dimensi tegangan geser, dapat dinyatakan ;

 v u  du
      dy
 x  y 
(10.5)
 
Kita dapat mencatat beberapa variabel , pada x dan peningkatan ketebalan dengan . x
Karena du/dy dan batas tegangan geser itu berkurang dengan bertambahnya x, dapat
dilihat pada gambar 10-2b.
Jika kita catat bahwa waktu lintasan suatu partikel sepanjang plat pada t ~ x/U,
persamaan (10.1) menjadi ;

~  /  .t (10.6)

Kita dapat menerapkan gerakan ini pada awal lapisan batas meningkat bersamaan
dengan akar dua waktu.
2.2. Solusi Blasius untuk Aliran Laminar
Pada keadaan steady aliran Laminar di atas plat tipis dengan U = konstan dan gradien
tekanan dp/dx adalah nol dan hubungannya dengan persamaan (8-7) dan (8-8) akan
diturunkan berdasarkan persamaan Lapisan Batas Prandlt ;

u u   2 u u v
u v  ,  0 (10.7)
x y  y 2
x y
pada dinding diluar lapisan batas
y = 0, y = ∞,
u = 0, u = U, (10-8)
v = 0,
Penyelesaian di atas dikenal sebagai Solusi Blasius dengan mengambil profil sepanjang
plat pada setiap panjang x.
Blasius mengasumsikan ; u  y
 F 
U  
(10.8a)
Dimana F(y/δ) berlaku untuk sepanjang x.
Sekarang kita menggunakan hubungan fungsi persamaan (10.1) dan dipeoleh ;
y y
~ 
 x/ Rx (10.8b)
Gambar 10-3. Distribusi kecepatan diatas plat tipis.
Dimana ;

u   / y  Uf ' , v   / x  1
2 vU / x.(f ' f )
Hasil untuk distribusi kecepatan longitudinal dan lateral dapat dilihat pada tabel 10-1
gambar 10-3.
T a b e l 10-1
Solusi untuk steady Lapisan batas Laminar
pada plat datar dengan gradien tekanan nol

Dilihat bahwa kecepatan U mendekati nilai garis batasnya U dengan cepat. Secara
bersamaan ∂u/∂y mendekati nol. Dicatat bahwa komponen v terbatas dari kecepatan
ditepi sebelah luar dari lapisan batas dan seterusnya. Diketahui pula bahwa
viskositas μ tidak terikat pada peng-integral-an.
Dari hasil profil dapat kita evaluasi ketebalan lapisan batas, pada saat ;
5.x pada u (10.11)
  1  0,992
Rx 2 U
Ini untuk merujuk pada persamaan (10.1). jika kita menggunakan peramaan (8.9) dan (8.10),
Pemindahan dan Momentum. Ketebalan akan menjadi ;
1,73x
*  1
(10.12)
Rx 2
0,664 x
  1
(10.13)
Rx 2
Tegangan geser yang diberi nilai oleh gradien kecepatan ;
 u  U 0,664 U 2
 0 ( x)      0,332..R x 2 .  . .
1

 y  y 0
1
x Rx 2
2
Dan persamaan koefisien tegangan geser pada permukaan ;
U2
0  cf  (10.14)
2
0,664 x
Dimana ; cf  1
(10.15)
Rx 2
Subtitusikan persamaan (10.11) ke dalam persamaan (10.15), kita dapatkan ;
3,32
cf  (10.15a)
R
Hambatan untuk satu sisi pada plat dengan lebar b dapat dihitung ;
l 1,328 U 2
D  b   0 ( x).dx  1
. . .bl (10.16)
0
Rl 2 2

Menggunakan hubungan ;
U2 (10.17)
D  C f . . .S ,
2
Dimana S = bidang bl dan τ0 terintegrasi di dalam persamaan (10.16). Kita memperoleh
koefisien hambatan permukaan ;
1,328 (10.18)
Cf  1
Rl 2

Gambar 10-4. Profil Kecepatan dalam sebuah Lapisan Batas Laminar di atas
Plat datar.
Gambar 10-5. Koefisien Tegangan Geser Local untuk Lapisan Batas Laminar
di atas Plat datar.
δ tidaklah dibandingkan lebih kecil ke x. Dampak transisi mempengaruhi profil
percepatan dan tegangan geser untuk Rx < 2 x 104. pengukuran profil percepatan untuk
angka-angka Reynolds yang lebih besar bandingkan dengan teori pada gambar 10-4.
ketelitian dengan persamaan (10.11) memberikan ketebalan lapisan batas.
Gambar 10-5. membandingkan koefisien tegangan geser (persamaan 10.15) dengan
beberapa nilai eksperimen terhadap angka-angka Reynolds, bahwa percepatan dan
tegangan geser teoritis dapat diterima secara eksperimen secara pasti dalam
matematika dan ilmu fisika
Gambar 10-6. Perbandingan koefisien total untuk lapisan batas Laminar pada sebuah
plat datar. Catatan Blasius’ solution untuk RL < 104.

Sejak total hambatan menjadi integral dari tegangan geser terhadap tepi plat, secara
teoritis koefisien pada persamaan (10.18) akan selalu terdapat kesalahan, kesalahan ini
menjadi kecil untuk Re > 104, seperti ditunjukkan oleh perbandingan persamaan (10.18)
dengan eksperimen dalam gambar (10-6). Pergeseran pada plat datar pada bilangan
Reynolds yang sangat rendah akan dibahas pada bab 15.
3. Efek Batas Lengkungan pada Lapisan Batas Dua-Dimensi

Lengkungan batas arah arus dapat mengakibatkan gradient tekanan tidak sama dengan
nol, kecuali jira lingkungan dan lapisan batas yang sangat tabal, ∂p/∂y gradient akan
berpengaruh sekunder. Peran ∂p/∂x dapat dilihat dari lapisan batas Prandlt persamaan
(8.7). Penggunaan suatu argumentasi kwalitatif diuraikan di bawah.

Gambar 10-7. Dampak dari gradien tekanan pada profil kecepatan lapisan batas.
Gambar 10-8 : Skema lapisan batas separasi suatu gradient tekanan (a) di atas plat datar, (b) di atas
suatu cylinder, (c) pada dinding.
4. Lapisan Batas Tiga-Dimensi

Beberapa kasus arus disekitar kita sampai pada saluran pipa tiga-dimensi digambarkan
pada gambar (10-1). Kasus yang paling penting diketahui adalah melibatkan aliran
sekunder dengan kemiringan.
Kasus berbeda pada Cakram (disk) yang berputar (gambar 10-10) sesuai untuk
penjelasan berikut ;

Gambar 10-9. Lapisan batas skewed yang mengalir dekat dekat suatu disk yang
berputar (a) Bentuk arus; (b) komponen percepatan
4.1. Lapisan Batas Miring di atas Cakram (Disk) Berputar

Arus disekitar suatu disk berputar di dalam cairan adalah kasus tiga-dimensi batas
kemiringan dengan aksial simetri. Cairan yang paling dekat disk diberi gerak putar dalam
kaitan dengan gesekan (friction) dan kemudian secara radial oleh Centrifugal action. Ini
terjadi secara berkesinambungan seperti pada gambar 10-9
Untuk lapisan batas laminar dua-dimensi kita dapatkan  ~ vt Persamaan (10-6).
Untuk disk berputar karakteristik waktu dari gerakan1 /  dan  ~ v /  ,

Gambar 10-11. Diagram defenisi untuk elemen fluida di atas permukaan disk.

Mempertimbangkan bagian disk (gambar 10-11). Total gaya sentrifugal


pada elemen ; Fc  r 2 .dr.r.d , yang mana ditahan oleh komponen radial pada
gaya geser, atau ;
 zr dr.r.d   0 sin  .dr.r.d  r 2 .dr.r.d , (10-21)
Juga,
 z   0 cos  ~ .r. /  , (10-22)
Jadi dengan mengeliminasi τ0, kita memperoleh ;
 ~ v / tan  (10-23)

(10-24)
 ~ v /
Ketebalan lapisan batas adalah konstan di atas radius. Gunakan hubungan di atas kita
temukan momen torsi dalam kaitan dengan friksi di atas disk radius R dapat dinyatakan ;
(10-25)
dM   z r 2r.dr ~ .r. v r .dr 2

Atau total momen sampai pada r = R, dapat dinyatakan ;


(10-26)
M ~  .R 4 .. v

Gambar 10-12. Distribuísi kecepatan aliran laminar dekat sebuah disk berputar.
Tabel 10-2
Solusi Karman-Cochran untuk distribusi kecepatan aliran laminar
dekat suatu disk yang berputar

Masukkan ke dalam Navier-Stockes dan persamaan kontinuitas dengan syarat batas ;


Pada z = 0 : vr = 0, vθ.= 0, w = 0,
Pada z = ∞ : vr = 0, vθ.= 0, .....................(10-30)
Kita memperoleh suatu sistem persamaan differensial biasa. Penyelesaian ditunjukkan
pada tabel 10-2, nilai-nilai ini direncanakan di dalam gambar (10-12). Jika radius disk R
adalah besar R >>> δ, kita dapat menggunakan solusi untuk disk terbatas.
 z   
 v 


 

rG z  / v    
 z  z 0  z  z 0

.G ' 0.
1 3
  .r.v . 2 2 (10-31)

Kemudian jika kita mengabaikan efek tepi untuk dua sisi radius terbatas R, kita
R
memperoleh ;
2M  4 r  z dr 
2


 .R 4  3  1
2
G ' 0  0.616.R 4  3   1
2
(10-32)
 CM 1
2  2 .R 5 ,
(10-33)
Dengan ;
3.87
CM  1
, (10-34)
2
R

R 2 .

 (10-35)

Bandingkan koefisien teoritis (10-34) dengan nilai eksperimen pada gambar 10-13.

Anda mungkin juga menyukai