Anda di halaman 1dari 31

PANCASILA SEBAGAI LANDASAN HUKUM

ANTIKORUPSI DI INDONESIA
KELOMPOK 4

Epafroditus Sanjaya A.​ 172010101058

Mirza Wafiyudin Baehaqi 172010101062

Hafsah Labibah 172010101065

Eprila Darma Sari​​ 172010101071

Ezzalaan Ikvina 172010101073

Lida Hutami Putri 172010101075


PENGERTIAN KORUPSI

Penyelewengan atau penyalahgunaan


uang negara, seperti pada
KBBI perusahaan, organisasi, dan lain-lain,
untuk keuntungan pribadi atau orang
lain

Suatu tindak pidana penyuapan dan


perbuatan melawan hukum yang
merugikan atau dapat merugikan
keuangan negara atau PARA AHLI
perekonomian negara, merugikan
kesejahteraan atau kepentingan
rakyat
RUMUSAN MASALAH

• Bagaimana peran Pancasila sebagai


landasan hukum antikorupsi di
Indonesia?
• Bagaimana upaya pemerintah
Indonesia dalam mencegah dan
memberantastindak pindana korupsi?
= PELANGGARAN
KORUPSI TERHADAP HAM
PANCASILA DAN KAITANNYA DENGAN TINDAK
KORUPSI

Sebagai sumber dari SEGALA Sebagai PRINSIP dan keyakinan


SUMBER HUKUM diri sendiri

Sebagai langkah pencegahan


Sebagai alat hukum untuk diri dan penegakan terhadap
menegakkan adanya TIPIKOR adanya tindak korupsi
UPAYA PEMERINTAH INDONESIA TERHADAP
TINDAK PIDANA KORUPSI
1. Pembentukan lembaga Anti Korupsi
- KPK
- KPKPN
2. Pembentukan instrumen hukum berkedlian dan
hukum tindak pidana
3. Perbaikan di sektor publik
4. Perbaikan di sektor sosial dan masyarakat
5. Melakukan monitoring dan evaluasi
Upaya atau strategi yang dilakukan untuk
memberantas korupsi menurut UNODC : 2004

1 Pembentukan Lembaga Anti-Korupsi


a. Membentuk lembaga yang independen yang khusus
menangani korupsi
b. Memperbaiki kinerja lembaga peradilan baik dari
tingkat kepolisian, kejaksaan, pengadilan dan
Lembaga Pemasyarakatan
c. Di tingkat departemen, kinerja lembaga-lembaga
audit seperti Inspektorat Jenderal harus ditingkatkan
• d. Reformasi birokrasi dan reformasi
pelayanan publik adalah salah satu cara untuk
mencegah korupsi.
• e. Memperbaiki dan memantau kinerja
Pemerintah Daerah
Pengembangan & Pembuatan Instrumen Hukum
yang Mendukung Pencegahan Korupsi

KORUPSI

UU Pemberantasan
Korupsi

UU Pemberdayaan UU Perlindungan thp UU Tindak Pidana


Pers Saksi dan Korban Money Laundering
Upaya Pemerintah Melalui Hukum Pidana

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001


tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 31 Tahun 1999 tentang
“Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi”
Pasal 8 menyatakan bahwa:
Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun
dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda
sedikit Rp150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah) dan
paling banyak Rp750.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh juta
rupiah),
pegawai negeri atau orang selain pegawai negeri yang
ditugaskan menjalankan suatu jabatan umum secara terus
menerus atau untuk sementara waktu, dengan sengaja
menggelapkan uang atau surat berharga yang disimpan
karena jabatannya,
atau membiarkan uang atau surat berharga tersebut diambil,
atau digelapkan oleh orang lain,
atau membantu dalam melakukan perbuatan tersebut.
• UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31
TAHUN 1999 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK
PIDANA KORUPSI
Pencegahan Korupsi di Sektor Publik
➤mewajibkan pejabat publik untuk melaporkan dan
mengumumkan jumlah kekayaan yang dimiliki baik
sebelum maupun sesudah menjabat

➤melakukan lelang atau penawaran secara terbuka.


➤Korupsi juga banyak terjadi dalam perekruitan
pegawai negeri dan anggota militer baru

➤sistem penilaian kinerja pegawai negeri yang


menitikberatkanpada pada proses (proccess
oriented) dan hasil kerja akhir (result oriented)
perlu dikembangkan
SEKTOR SOSIAL DAN MASYARAKAT
Pencegahannya dengan..
1. Akses terhadap informasi
2. Public awareness
3. Sarana melaporkan kasus
4. Perlindungan pelapor
5. Kebebasan Pers
6. Peran penting LSM / NGOs
7. Electronic surveillance
Akses terhadap Informasi
• Masyarakat mendapat haknya
• Hak akses informasi berkaitan kebijakan pemerintah
• Sosialisasi kebijakan oleh pemerintah
Public awareness
• Kampanye bahaya korupsi
- media cetak dan elektronik
- seminar dan diskusi
• Sosialisasi di ruang publik
• Mata pelajaran/kuliah
Sarana Melaporkan Kasus
• Permudah mekanisme pelaporan
• Via surat, telepon, atau media internet
Perlindungan Pelapor
• UU No. 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi
dan Korban
• Mencegah penggunaan pasal pencemaran nama baik
Kebebasan Pers
• Berfungsi efektif dalam pengawasan perilaku pejabat
publik
• Pejabat publik mungkin lebih mudah tergoda untuk
menyalahgunakan jabatan mereka untuk
kepentingan pribadi bila mereka yakin tidak ada
resiko bahwa perbuatan mereka akan terbongkar
dan diungkapkan oleh pers (Pope:2003).
• Titik lemah media:
– Dimiliki oleh pemerintah
– Pekerjaan jurnalisme yang berbahaya
– Sensor oleh pemerintah
– Dicabut izinnya
Peran Penting LSM / NGOs
• Peran dari LSM nasional dan internasional sangat
berpengaruh
• Sama seperti pers, LSM mengawasi perilaku pejabat
publik  ICW (Indonesia Corruption Watch)
• Pekerjaan LSM sering mendapat ancaman
Electronic Surveillance
• Mengumpulkan data dengan peralatan elektronik
yang dipasang di tempat-tempat tertentu
• Perlu dipertimbangkannya privasi individu
Monitoring & Evaluasi
• Langkah untuk menyukseskan pemberantasan
korupsi
• Monitoring dan evaluasi dilakukan sbg sarana
mengetahui pencapaian pembarantasan korupsi
• Pengkajian terhadap strategi-strategi yang dilakukan.
Monitoring dan Evaluasi Korupsi

• Monitoring
 Pejabat diwajibkan melaporkan jumlah kekayaan
sebelum dan nanti setelah menjabat.
 Pelaksanaan pelelangan atau penawaran terbuka
untuk pengadaan barang pemerintahan atau
militer.
 Sistem transparansi yang akuntabel dalam
perekrutan pegawai negeri.
 Pemberian akses informasi pada masyarakat
• Evaluasi
 Pembentukan sistem yang mudah dan
bertanggung jawab bagi masyarakat untuk
melaporkan indikasi tindak korupsi.
 Pemberian perlindungan hukum agar tidak
dituntut balik. Meskipun perlindungan saksi dan
korban sudah ada di UU No. 13 Th 2006,
masyarakat masih takut jika ada tuntutan balik.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai