Anda di halaman 1dari 28

Nutrisi pada Diabetes Melitus

(Makronutrien & Mikronutrien)

Adapted by
dr. Dwita Aryadina R.,M.Kes.
Panduan Nutrisi untuk DM

 Penelitian yang dilakukan oleh Prof Askandar ini

merupakan disertasi penulis bekerja sama dengan


Afdeling Endocrinologie Academisch Ziekenhuis,
Leiden (Belanda) – untuk memperoleh gelar
doctor.
 Dalam penelitian tersebut, Diet-B mempunyai
komposisi 68% kalori karbohidrat, 20% kalori
lemak, dan 12% kalori protein
Panduan Nutrisi untuk DM

 Atas dasar pengalaman klinik, disusunlah

bermacam Diet-Diabetes yang akhirnya terbentuklah


21 macam DietDiabetes
Panduan Nutrisi untuk DM
 Penggunaan Diet-B tersebut didasarkan atas hasil
penelitian prospektif yang telah dilaporkan di
Surabaya, dan sesuai dengan hasil penelitian diluar
negeri.
 Diet tinggi karbohidrat bentuk kompleks (bukan
monosakarida), yang diberikan dalam dosis terbagi,
dapat meningkatkan atau memperbaiki glucose uptake
(pembakaran glukosa) di jaringan perifer, dan
regimen ini memperbaiki kepekaan sel beta pankreas
untuk sekresi insulin.
Panduan Nutrisi untuk DM

 Dalam Diet-B tersebut banyak terkandung serat,

yang sumber seratnya berasal dari Sayuran


Golongan-A dan Sayuran Golongan-B.

 Tingginya serat ini dapat menekan kenaikan kadar

kolesterol darah, karena serat tersebut akan


meningkatkan jumlah kolesterol yang diekskresi ke
dalam usus dari empedu yang seterusnya
dikeluarkan bersama tinja.
Panduan Nutrisi DM

 Setiap macam Diet tetap diusahakan untuk dapat


memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut, yaiut
bahwa Diet-Diabetes hendaknya dapat:
a. memperbaiki kesehatan umum penderita
b. menyesuaikan berat badan penderita ke berat badan
normal
c. menormalkan pertumbuhan diabetes mellitus anak atau
diabetes mellitus dewasa muda (masa pertumbuhan)
d. mempertahankan glukosa darah sekitar normal
e. menekan atau menunda timbulnya angiopati diabetik
f. memberikan modifikasi Diet sesuai dengan keadaan
penderita misalnya diabetisi yang hamil, diabetes
mellitus dengan penyakit hati, tbc, dan
Panduan Nutrisi DM

 Pada dasarnya Diet-diabetes diberikan dengan cara tiga kali


makanan utama dan tiga kali makanan antara = kudapan
(snacks) dengan jarak antara (interval) tiga jam.

Contoh:
 pukul 06.30 makan pagi
 pukul 09.30 makan kecil atau buah
 pukul 12.30 makan siang
 pukul 15.30 makan kecil atau buah
 pukul 18.30 makan malam
 pukul 21.30 makan kecil atau buah

Jadwal ini dapat diubah asalkan intervalnya tetap tiga jam


Panduan Nutrisi DM

 Buah – buahan yang dianjurkan adalah buah yang kurang


manis atau disebut Buah Golongan-B
 Buah – buahan yang manis dapat disebut Buah Golongan-A
sering kali mengacaukan perawatan dan harus dilarang
diberikan kepada Diabetisi
 Buah Golongan A ini boleh dimakan asal dalam jumlah sedikit,
jarang-jarang saja (sekali tempo), dan dimakan sesudah Sayur
Golongan B.
 Sayur Golongan-A mengandung 6% karbohidrat dan
penggunaannya harus diperhitungkan kalorinya.
 Sayuran Gologan-B hanya mengandung 3% karbohidrat,
sehingga dapat digunakan agak bebas
Sayuran Golongan A Sayuran Golongan B

• bayam • kembang kol


• Buncis • jamur segar
• kacang panjang • Seledri
• jagung muda • taoge
• labu siam • ketimun
• wortel • gambas
• pare • cabai hijau
• nangka muda • labu air
• terung
• Tomat
• Sawi
Buah Golongan Buah Golongan
A B
• Sawo • Pepaya
• Mangga • Kedondong
• Jeruk • Pisang
• Rambutan • Apel
• Durian • Tomat
• Anggur • Semangka
yang kurang
manis
Panduan Nutrisi untuk DM

 Dalam melaksanakan Diet-Diabetes sehari-hari


hendaknya diikuti pedoman “3J”

 (Jumlah, Jadwal, Jenis)


 Jumlah: kalori yang diberikan harus habis.
 Jadwal: Diet harus diikuti sesuai dengan
intervalnya, yaitu tiga jam.
 Jenis: makanan manis harus dihindari,
termasuk pantang Buah Golongan A.
 Jenis inilah yang paling sering menganggu kadar
gula darah (regulasi diabetes)
Panduan Nutrisi untuk DM

 Untuk kasus – kasus yang kadar glukosa darahnya sulit

normal (resistensi insulin),latihan tiga kali sehari pada


saat 1 – 1 ½ jam sesudah makanan utama adalah mutlak
harus dilaksanakan.

 Misalnya: makan pagi pukul 06.30, latihan diadakan

pukul 08.00 dan seterusnya.


Panduan Nutrisi untuk DM
 Penentuan gizi penderita dilaksanakan dengan
menghitung Percentage of Relative Body Weight
(RBW) atau BBR (Berat Badan Relatif) dengan
rumus:
Panduan Nutrisi untuk DM
 Penentuan status gizi selain dengan menghitung
BBR dapat juga dihitung dengan rumus Indek
Massa Tubuh (IMT).
Panduan Nutrisi untuk DM

 Dalam praktek, pedoman jumlah kalori yang


diperlukan sehari untuk Diabetisi yang bekerja biasa
adalah:
a. Kurus : Berat Badan X 40 – 60 kalori
b. Normal: Berat Badan X 30 kalori sehari
c. Gemuk: Berat Badan X 20 kalori sehari
d. Obesitas: Berat Badan X 10 – 15 kalori sehari
DIET-B : Komposisi dan Sifat

 Komposisi Diet-B lebih rinci, dapat dilihat susunannya


pada TABEL-2
KOMPOSISI MAKRO DIET-B1

 Karena kemampuan sosio – ekonomi, kebiasaan


makan, dan agama Diabetisi berbedabeda, juga atas
dasar petunjuk medis yang lain, sejak tahun 1980
telah disusun dan digunakan Diet-B1 yang terdiri:
 60% karbohidrat
 20% lemak
 20% protein.
Indikasi Diet B1

Diet-B1 diberikan kepada Diabetisi yang memerlukan


protein tinggi yaitu penderita yang:
(1) mampu atau mempunyai kebiasaan makan tinggi
protein, tetapi kadar lemak darahnya normal
(2) kurus atau BBR kurang dari 90%
(3) masih muda (perlu pertumbuhan)
(4) mengalami patah tulang
(5) menderita TBC paru
(6) dalam keadaan pasca bedah
Indikasi Diet B1

(7) menderita penyakit Graves atau Morbus Basedowi,


yaitu penyakit gondok dengan kadar hormon gondok
yang tinggi
(8) menderita tumor ganas, antara lain: kanker
panyudara, kanker rahim, atau kanker lainnya.
Diet B-B1 Puasa

 Menurut hasil penelitian pada 60 penderita, ternyata


Diabetisi yang boleh berpuasa di bulan Ramadhan
adalah:
(1) penderita tanpa disuntik insulin (dengan
OAD/Obat Antidiabtik Drug atau Diet saja) dan
(2) kadar glukosa darahnya kurang dari 200 mg/dl
pada dua jam sesudah makan.
Jadwal Makan pasien DM-Puasa
Special note:

 Jangan memberikan tablet OAD pada saat sahur

karena dapat menyebabkan hipoglikemia waktu


bekerja. Bila penderita ingin berolahraga,
laksanakan sesudah Makanan Utama II (sesudah
tarawih).
Evaluasi Diet Diabetes Melitus

 Untuk menilai prestasi diabetesi menjalankan diet, olahraga

dan obat dengan baik dapat dilihat 4 pedoman berikut:

a. Kadar Gula Darah sebelum Makan atau Puasa (GDP),


target antara 70 - 130 mg/dl

b. Kadar Gula Darah 1 Jam Post Prandial (G1JPP) = 1 jam


sesudah makan, target < 180 mg/dl

c. Gula Darah Rerata dalam 1 hari (GDR), target < 170 mg/dl

d. Rapor 2 – 3 bulan terakhir (atau sering disebut ‖rapor


akhir‖), yaitu A1C (dulu namanya HbA) normal < 7 %.
SINDROMA-10 = GULOH-SISAR
 Banyak faktor yang menentukan kualitas pembuluh darah atau kualitas

hidup penderita Diabetes Melitus maupun Non-Diabetes Mellitus.

 Untuk memerangi Komplikasi Diabetes Mellitus, dan merupakan Pola

Hidup Sehat baik bagi semua diabetisi maupun non-diabetesi.

 Untuk kehidupan sehari-hari apabila kita dapat melaksanakan dengan baik

Sepuluh Faktor Penentu Kualitas Pembuluh Darah (SINDROMA-


10 = GULOH-SISAR), maka kendali ini sudah cukup dapat menjaga mutu
kualitas hidup. Secara fisik seseorang akan memiliki kualitas pembuluh
darah dan kualitas hidup yang baik apabila SINDROMA-10 = GULOHSISAR
dilaksanakan dengan baik
DAFTAR PUSTAKA

1. Tjokroprawiro, A. (2012). Garis Besar Pola Makan dan Pola Hidup sebagai
Pendukung Terapi Diabetes Mellitus. Pusat Diabetes dan Nutrisi. Surabaya: RSUD.
Dr. Soetomo

2. ADA = American Diabetes Association (2004): Standard of Medical Care in


Diabetes. Diabetes Care 27, S.15

3.ADA=American Diabetes Association (2001A).Clinical Practice


Recommendations:Committee Report (2001). Report of the Expert Committee in
the Diagnosis and Classifications of the Diabetes Mellitus. Diabetes Care 24, S.5

4.ADA=American Diabetes Association (2001B).Clinical Practice


Recommendations:Position Statement (2001). Nutrition Recommendations and
Principles for Peoplewith Diabetes Mellitus. Diabetes Care 24, S.54
DAFTAR PUSTAKA

5. ADA=American Diabetes Association (2003): Clinical Practice


Recommendations. Diabetes Care 26, S.3

6. ADA (2007). Clinical Practice Recommendations 2007: Standard of


Medical Care in Diabetes. Diabetes Care 30 (Suppl 1), S4–42

7. ADA (2009A). Medical Management of Hyperglycemia in type 2


diabetes: A consensus algorithm for the initiation and adjustment of
therapy (A consensus statement of the ADA and the EASD. Diabetes
Care 32,193

Anda mungkin juga menyukai