Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN KASUS :

HEMOROID

KELOMPOK :
- ANDIKA SETIO NUGROHO (030.14.012)
- SRI WISNU WARDANA (030.12.260)
‫الر ْح َم ِن َّ‬
‫الر ِحي ِْم‬ ‫ِب ْس ِم ه ِ‬
‫ّللا َّ‬
IDENTITAS PASIEN :

Nama : Apriliani Ulfadilah


Tanggal Lahir : 28 April 2006
Usia : 12 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Pendana RT.08/06 Tegal
Pekerjaan : Pelajar
Agama : Islam
Masuk RS : 2 Maret 2019
Ruang Rrawat : Mawar
ANAMNESIS :

Keluhan Utama :
Benjolan pada anus sebesar 1/3 jari telunjuk.

Keluhan Tambahan :
Sulit BAB
Badan terasa lemas
ANAMNESIS :
Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang ke IGD RS Dr. Soeselo, Slawi dengan


keluhan terdapat benjolan pada anus disertai darah setelah
buang air besar sejak 1 hari sebelum masuk Rumah Sakit.
Benjolan sebesar jari telunjuk dan sulit dimasukkan kembali
ke dalam anus. Benjolan terasa nyeri, keluar darah berwarna
merah segar saat buang air besar bercampur dengan feses.
Sebelum benjolan muncul pasien memaksakan defekasi dan
mengejan saat buang air besar yang di rasakan fesesnya
keras. Setelah buang air besar dirasakan tidak puas dan nyeri
di sekitar anus. Demam, mual, muntah, nyeri perut dan
penurunan berat badan disangkal.
ANAMNESIS :
 Riwayat Penyakit Dahulu:
Keluhan serupa sebelumnya (-), Hipertensi (-), Diabetes Melitus (-),
Gastritis Erosif (-), Hematemesis (-)

 Riwayat Penyakit Keluarga :


Riwayat keluhan serupa dialami oleh ibu pasien.
Riwayat penyakit lainnya HT dan DM disangkal.
 Riwayat Kebiasaan :
Pasien jarang mengkonsumsi makanan yang berserat seperti sayuran dan
buah-buahan.

 Riwayat Pengobatan :
Pasien belum mengkonsumsi obat apapun untuk meredakan keluhannya.
PEMERIKSAAN FISIK

Kesadaran : Composmentis (E4V5M6)


Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Tekanan Ddarah : 110/70 mmHg
Frekuensi Nadi : 102 x/menit
Frekuensi Napas : 20x/menit
Suhu : 37,2 Derajat celcius
Berat Badan : 40 Kg
Tinggi Badan : Cm
IMT :
PEMERIKSAAN FISIK :

STATUS GENERALIS :
Kepala : Normocephali
Mata : Konjungtiva anemis (+/+)
Sklera Ikterik (-/-)
Telinga : Dalam batas normal
Hidung : Dalam batas normal
Mulut : Dalam batas normal
Leher : Dalam batas normal
Thoraks : Dalam batas normal
Ekstrimitas : Dalam batas normal
STATUS LOKALIS :
 Inspeksi  Perianal hiperemis, tampak tonjolan
massa berukuran kurang lebih 3cm, darah (-)

 Rectal toucher Spinchter ani menjepit, teraba


massa yang menonjol keluar anus pada arah jam 3 ,
nyeri tekan (+), konsistensi lunak, permukaan rata,
Ampulla recti isi feses. Handscoen : darah (+), lendir
(+), feses (+)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Leukosit 5,7 10ˆ³/ul 3,8 – 10,6
Eritrosit 5,2 10^⁶/ul 4,4 – 5,9
Hemoglobin 9,4 g/dl 13,2 – 17,3
Hematokrit 30 % 40 - 52
MCV 56 Fl 80 - 100
MCH 18 Pg 26 – 34
MCHC 31 g/dl 32 - 36
Trombosit 292 10ˆ³/ul 150 – 400
Basofil 0,4 % 0–1
Eosinofil 3,20 % 2–4
Neutrofil 43,5 % 50 – 70
Limfosit 46,7 % 25 – 40
Monosit 6,20 % 2–8
MFV 10,3 fL 7,2 – 11,1
RDW-SD 30,6 fL 35,1 – 43,9
RDW-CV 15,2 % 11,5 – 14,5
DIAGNOSIS :

Diagnosis Banding :
 Polip Recti
 Karsinoma kolorektum
 Penyakit divertikel

Diagnosis Kerja :

Hemoroid Eksternal Grade IV


TATALAKSANA :

Farmakologis :
 IVFD RL 16 tpm
 Inj. Ranitidine 50 mg / 12 jam
 Inj. Ceftriaxone 1 gr / 12 jam
 Transfusi PRC 1 Kolf (250cc) atas Hb 9,4
Nonfarmakologis :
Edukasi pasien untuk konsumsi makanan tinggi serat,
minum air putih cukup, dan konsumsi makanan lunak.
PROGNOSIS

Ad Vitam : Ad Functionam : Ad Sanationam :


Dubia ad bonam. .
Dubia ad bonam. Dubia ad bonam.
TINJAUAN PUSTAKA
PROGNOSIS

TATALAKSANA DEFINISI

HEMOROID ANATOMI & FISIOLOGI


DIAGNOSIS

EPIDEMIOLOGI
PATOGENESIS

ETIOLOGI & FAKTOR RISIKO


Definisi Hemoroid :

• Pelebaran dan inflamasi pembuluh darah vena


didaerah anus asal pleksus hemoroidalis.

• Pelebaran vena yang berada di bawah kulit dibawah


atau di luar line dentate (subkutan) disebut
Hemoroid Eksterna ,

• Pelebaran vena yang berada di atas atau didalam


line dentate, pelebaran darah vena yang berada di
bawah mukosa (submoksa) disebut Hemoroid
Interna
EPIDEMIOLOGI

masyarakat
usia prevalensi

Septadina &
Veronica, 2015
Penyakit insiden lebih Tipe hemoroid paling
yang sangat u tinggi pada banyak
mum seseorang ditemukan adalah
terjadi. berusia 20-50 hemoroid eksterna
Tahun 49,49%, diikuti
hemoroid interna
26,80%, kemudian
hemoroid
campuran 23,71%
ETIOLOGI :

• Setiap kali buang air besar mengedan terlalu keras karena


feses terlalu keras
• BAB jongkok terlalu lama
• Kebiasaan buang air besar tidak tentu
• Kelemahan kongenital dinding vena
FAKTOR RISIKO

Keturunan kehamilan Pekerjaan


1 2 angkat berat, 3
duduk lama

Umur 20-50 Konstipasi Obesitas


4 berat 5 6
65% 45% 80% 50% 90%

ANATOMI Anal Canal


Anastomosis
vena anal canal
65% 45% 80% 50% 90%

ANATOMI
PATOFISIOLOGI
HEMOROID :
PATOFISIOLOGI
HEMOROID :

Faktor Resiko
KLASIFIKASI HEMOROID :

Hemoroid Eksterna
 Pelebaran pembuluh vena (pleksus hemoroid
inferior) yang berada dibawah kulit (subkutan) dibawah
atau diluar linea dentata.

Hemoroid Interna
 Pelebaran pembuluh vena (pleksus hemoroid
superior) yang berada dibawah mukosa (submucosa)
diatas atau di dalam linea dentata.
DERAJAT HEMOROID :
DERAJAT HEMOROID :
MANIFESTASI KLINIS :

Perdarahan(Berwarna merah segar) Akibat


trauma oleh feses yang keras.
Anemia akibat perdarahan berulang.
Pruritus anus akibat iritasi kulit perianal.
Nyeri jika terdapat thrombosis yang luas
dengan edem dan radang.
PEMERIKSAAN FISIK :

 Inspeksi Pada inspeksi, hemoroid eksterna mudah terlihat


apalagi sudah mengandung trombus. Hemoroid
interna yang prolaps dapat terlihat sebagai benjolan
yang tertutup mukosa. Untuk membuat prolaps dapat
dengan menyuruh pasien untuk mengejan.
Rectal Pada colok dubur, hemoroid interna biasanya tidak
toucher teraba dan juga tidak sakit. Dapat diraba bila sudah
(Colok ada trombus atau sudah ada fibrosis. Trombus dan
dubur) fibrosis pada perabaan padat dengan dasar yang
lebar.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG :

 Anoscopi Dapat melihat hemoroid interna dapat dilihat warna


selaput lendir yang merah meradang atau perdarahan,
banyaknya benjolan, letaknya dan besarnya benjolan.
 Proktosigm Untuk memastikan bahwa keluhan bukan disebabkan
oidoskopi
oleh proses radang atau proses keganasan di tingkat
yang lebih tinggi (rektum/sigmoid).
 Pemeriksaan Melihat adanya darah samar
feses rutin
DIAGNOSIS BANDING

Polip Karsinoma Kolerectal

Divertikel Kolitis ulserosa


TATALAKSANA

 MEDIKAMENTOSA  Pencahar  (Metilselulosa) mengatasi konstipasi


 Anestesi topical  krim lidokain 5%
 Analgesik  Asetaminofen
 Antibiotik  Bila ada infeksi

 Konsumsi makanan tinggi serat


TATALAKSANA

 PEMBEDAHAN  Teknik Miligan -Morgan


Teknik ini digunakan untuk tonjolan hemorhoid di tiga
tempat utama.
 Teknik Whitehead
Dilakukan pada hemorhoid yang sirkuler
 Teknik Langenbeck
vena hemorhoidalis interna dijepit radier dengan
klemDilakukan penjahitan jelujur dibawah klem
eksisi jaringan diatas klem.
INDIKASI PEMBEDAHAN:
HIST (Hemorrhoid Institute of South Texas)
menetapkan indikasi tatalaksana pembedahan hemoroid
antara lain:
 Hemoroid internal derajat II berulang.
 Hemoroid derajat III dan IV dengan gejala.
 Mukosa rektum menonjol keluar anus.
 Hemoroid derajat I dan II dengan penyakit penyerta
seperti fisura.
 Kegagalan penatalaksanaan konservatif.
 Permintaan pasien.
KOMPLIKASI :

Komplikasi dari hemorhoid yang paling sering adalah


:
PerdarahanApabila kronisAnemia
Trombosis
StrangulasiSepsis
PENCEGAHAN :

Konsumsi serat 25-30 gram sehari


Makanan tinggi serat menyebabkan feses menyerap air di
kolon. Sehingga membuat feses lebih lembek  mengurangi
proses mengedan.
Minum air sebanyak 6-8 gelas sehari.
Tidak menahan BAB karena akan memperkeras feses.
PROGNOSIS :

Dengan terapi yang sesuai, semua hemoroid simptomatis dapat dibuat menjadi
asimptomatis.
Hemoroidektomi pada umumnya memberikan hasil yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
1. Kristanti, Natalia. Upaya Penurunan Nyeri Pada Klien Post Hemoroidektomi. Artikel penelitian
Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2017
2. Sudoyo, Aru W, et al. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jakarta: Fkui (2006): hal 587.
3. Agus MS. Hemoroid. Artikel penelitian patologi anatomi. Artikel penelitian Sultan Agung. Vol.
118.2009: hal 26.
4. Diagnosing Hemorrhoid Types and Rectal Prolaps, Ethicon Endo-Surgery, Inc. 2003-2005.

5. Nelson, Heidi MD, Roger R. Dozois, MD. Anus, in Sabiston Text Book of Surgery, Saunders
Company, Phyladelphia : 200.
6. Anonim, 2009, hemorhoid, dapat diunduh di http://medlinux.blogspot.com /2009/02/hemorhoid.html
7. Sjamsuhidayat, Win de Jong. Hemoroid, Dalam : Buku Ajaran Ilmu Bedah, Ed.2.jakarta. EGC, 2004.
8. Sjamsuhidajat, R. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta : EGC, 2010.
9. Sjamsuhidajat, Wim de Jong. Hemorhoid, 2004 Dalam : Buku Ajar Ilmu Bedah, Ed. 2, Jakarta,
Penerbit buku Kedokteran EGC. Hal: 672-675. 5.
10. Silvia A.P, Lorraine M.W, Hemorhoid, 2005. Dalam : Konsep-konsep Klinis Proses Penyakit, Edisi VI,
Patofisiologi vol.1. Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hal: 467.
11. Canan, A, 2002. Hemorrhoids and Other Anorectal Disorders. Manual of Gastroenterology: D
12. Chong, P.S. & Bartolo, D.C.C., 2008. Hemorrhoids and Fissure in ano. Gastroenterology Clinics of
North America 37: 627-644.
Thank You :)

Anda mungkin juga menyukai