Anda di halaman 1dari 11

Moralitas dan Etika Bisnis

ALIF AVENDI
NIM : B.131.16.0639
Definisi Moralitas

• Moralitas adalah istilah yang dipakai untuk mencakup praktik dan kegiatan
yang membedakan apa yang baik dan apa yang buruk, aturan-aturan yang
mengendalikan kegiatan itu dan nilai-nilai yang tersimbol di dalamnya yang
dipelihara atau dijadikan sasaran oleh kegiatan dan praktik tersebut.
• Moral berasal dari kata latin MOS (Moris) yang berarti adat istiadat,
kebiasaan, tata cara kehidupan.
• Tingkah laku dikatakan bermoral apabila tingkah laku itu sesuai dengan nilai-
nilai moral yang berlaku dalam suatu kelompok sosial
Moralitas dan Etika Bisnis

• Dalam konsep moralitas, seseorang dalam menjalankan pekerjaan sangat


memperhatikan aturan-aturan yang berlaku dan menghindari setiap perbuatan yang
tidak boleh dilakukan karena melanggar prinsip moralitas pada dirinya sendiri.
• Prinsip moralitas yang dimiliki oleh seseorang akan terus diterapkan sejauh yang
bersangkutan mampu untuk mempertahankan prinsip moralitas tersebut.
• Ketika ada peluang melakukan kejahatan, dan kejahatan tersebut sulit diketahui
orang lain, moral bertindak sebagai pengontrol atau tameng yang membuat
seseorang berpikir dua kali atau lebih untuk melakukannya.
• Kepemilikan moral adalah modal bagi seseorang dalam mengarungi kehidupan
• Pelanggaran etika sering terjadi di saat moral tidak lagi berfungsi secara utuh. Dan
merosotnya moral terjadi di saat kebanggaan pada prinsip-prinsip moralitas
terabaikan dan diabaikan.
• Mereka yang bangga pada moral telah melahirkan keputusan-keputusan yang
berpandangan pada moral. Etika berlangsung berdasarkan kontrol moral.
• Untuk menegakkan dan menyuarakan moralitas setiap orang harus kembali dan
masuk ke dalam dirinya sendiri secara totalitas serta melakukan penggalian dengan
dalam untuk kemudian menyuarakannya pada tindakan yang beretika.
Pergeseran Moralitas di
Masyarakat
• Era keterbukaan informasi – memiliki dua sisi, positif karena memacu
perkembangan, negative apabila informasi bisa berdampak buruk/memiliki
efek negative
• Informasi harus difilter/disaring dengan menggunakan moralitas
• Contoh: Bisnis media harus menyaring informasi dan mempertimbangkan
efeknya sebelum diberitakan/disiarkan
• Bisnis yang baik mengedepankan etika dan menjunjung nilai moral. Bisnis
adalah agent of development
Moralitas dan Bisnis

• Membangun bisnis didasarkan pada rasa moralitas ingin memiliki hidup yang lebih
layak, serta mampu memperkerjakan orang lain dan memberi gaji yang layak
• Bisnis harus mengubah perspektifnya, tidak hanya fokus menciptakan profit,
melainkan secara sosial turut bertanggungjawab atas fakta sosial adanya kemiskinan,
keterbelakangan dan ketimpangan di sekitarnya.
• Perusahaan harus bertanggungjawab terhadap lingkungan sekitar, dengan
memberikan sesuatu kembali kepada masyarakat. > CSR – (Tanggung jawab sosial
perusahaan)
• Manajemen perusahaan bertugas untuk meningkatkan kemakmuran
pemegang saham. Tetapi manajemen dalam menjalankan perusahaan harus
mengacu pada moralitas. Jangan sampai praktik perusahaan merugikan
lingkungan sekitar, misalnya dengan limbah
• Profesionalitas harus diiringi moralitas. Jika tidak bisa saja seorang yang ahli
pada suatu bidang menggunakan kehliannya untuk merusak.
• A. Sonny Keraf: “ Suatu pekerjaan hanya bisa dianggap sebagai sebuah
profesi dalam pengertian yang sebenarnya kalau pekerjaan itu melibatkan
komitmen moral yang tinggi dari pelakunya. Karena itu, pekerjaan yang
bertentangan dengan moralitas dan yang melibatkan praktik-praktik curang
tidak bisa dianggap sebagai sebuah profesi dalam pengertian yang
sebenarnya”
• Karakter seseorang dalam berbisnis bisa dibagi menjadi dua tipe:
1. Karakter positif: Menghindari berbuat curang dan mengedepankan nilai-nilai
moral yang tinggi dalam berbisnis
2.Karakter negative: Melakukan bisnis yang curang dan secara terus menerus
Karakter positif bisa dibangun dan dibentuk
Karakteristik: sesuatu yang tumbuh sejalan dengan waktu dan telah menempa serta
membentuk sikap seseorang yang selanjutnya itu memberi pengaruh pada setiap
keputusan yang dibuat oleh orang tersebut.
• Stephen Covey: “ untuk membangun manusia berkarakter, diperlukan
pengembangan kompetensi secara utuh dan seimbang terhadap empat
kemampuan manusia, yaitu:
1. Tubuh (Physical Quotient/PQ)
2. Intelektual (Intelligent Quotient/IQ)
3. Hati (Emotional Quotient/EQ)
4. Jiwa/roh (Spiritual Quotient/SQ)
• Pemimpin bisnis banyak melakukan pengambilan keputusan. Oleh karena itu
pemimpin bisnis agar dapat menghasilkan keputusan bisnis yang baik harus
memiliki kemampuan yang seimbang dari PQ, IQ, EQ, SQ.

Anda mungkin juga menyukai