MANAGEMENT
Oleh
Purbianto
POKOK BAHASAN
2
Pendahuluan
Gerakan inspirasi dan ekspirasi diatur oleh mekanisme
paru dan ventilasi normal yang memerlukan unsur-uns
ur :
3
Penyebab Sumbatan Jalan Nafas
4
Mengenali adanya sumbatan jalan nafas
5
Bila Pasien dengan respirasi distres dan masih napa
s spontan berikan suplemen O2
Bila ventilasi tidak adekuat berikan bantuan vent
ilasi
Tanda-tanda
Stridor
Cyanosis
Peningkatan aksesoris otot-otot pernapasan
Retraksi suprasternal, intercostal, epigastrik
Harus dianggap sbg obstruksi airway yang komplit
6
Tanda-tanda objektif
A. Lihat (look)
●Agistasi, kesadaran menurun, cianosis
●Retraksi dinding dada
●Penggunaan otot-otot asesorius
B. Dengar (Listen)
●Snoring
●Gurgling
●Stridor
c. Feel (raba)
● Posisi trakea
7
Tahap Dasar Membuka Jalan Nafas
Tanpa Alat
Finger swab atau Manuver heimlich
8
PEMERIKSAAN JALAN NAFAS
9
Head Tilt Chin Lift
Jaw Thrust
10
Bila dengan cara-cara diatas
(tanpa alat) tidak berhasil
airway adjunct
(Dengan alat)
11
Airway adjunct
12
Oropharyngeal airway
13
14
Cara Pemasangan
Sekret, darah, muntahan dibersihkan dulu (Suction)
Masukan alat dg ujung mengarah ke chefalad
Saat didorong masuk mendekati dinding belakang fari
ng alat diputar 180°
Ukuran alat dan penempatan yang tepat menghasilkan
bunyi napas yang nyaring pada auskultasi paru saat di
lakukan ventilasi
Pertahankan posisi kepala yang tepat setelah alat terp
asang
15
Teknik Insersi Oropharyngeal Airway
16
17
Indikasi
Hanya untuk pasien-pasien tak sadar
Komplikasi
Menimbulkan obstruksi
Dapat menstimulasi muntah dan spasme laring
Bahaya
Pemasangan yg salah akan mendorong lidah ke belaka
ng
Ukuran yg terlalu panjang akan menekan epiglotis dan
menutup rimaglotis akibatnya jalan nafas tertutup
18
Ukuran Oropharyngeal airway
Orang dewasa :
Besar ukuran : 5
Medium ukuran : 4
Small ukuran : 3
19
20
Nasopharyngeal airway
Tube tanpa cuff
Terbuat dari plastik atau karet yang soft (lunak)
Dipilih bila insersi oropharingeal sulit, oleh karena :
Trismus
Trauma masif di mulut
Interdental wiring
Alat ini juga berguna pasien-pasien yang napas spontan d
an masih semiconscious
21
22
Ukuran pada dewasa :
Large :8–9
Medium :7–8
Small :6–7
Teknik Insersi
1. Pilih alat dg ukuran yg tepat, lalu lumasi
2. Masukkan NPA secara halus dengan arah ke daun telin
ga (menghindari sekat hidung yang dapat berdarah bila
terkena).
3. Apabila airway tidak dapat dimasukkan pada salah satu
lubang hidung, coba lagi lubang hidung yang sebelahny
a. Jangan memaksa NPA jika tidak bisa masuk.
4. NPA berhasil, apabila suara mengorok sudah menghila
ng.
23
Cara memilih ukuran
24
TEKNIK INSERSI NASOPHARYNGEAL AIRWAY
25
Endotracheal intubasi
2 jenis Blade :
- Lengkung : macintosh
- Lurus ( Straight) :
(Miller, Wisconsin, Magil)
28
Laringoskop Blad
e Lengkung
Laringoskop Blad
e Lurus
29
Endotracheal tube :
30
31
32
Stylet
Membantu agar ETT dapat dibentuk sesuai kebutuhan
Jangan lupa lubrikasi
Alat-alat lain :
1. Spuit 10 cc (untuk mengembangkan cuff)
2. Forceps Magill
3. Lubrikant
4. Suction unit
5. Stetoskop
6. Bantal
7. Plaster dan gunting
33
34
35
TEKNIK INTUBASI :
36
7. Buka mulut dg cross finger dan tangan kiri memegang lari
ngoskop
8. Masukan blade menelusuri mulut sebelah kanan, sisihkan
lidah ke sebelah kiri. Masukan blade hingga mencapai da
sar lidah
9. Angkat laringoskop ke atas dan ke depan dg kemiringan
30o-40o, jangan sampai menggunakan gigi sbg tumpuan
10. Bila pita suara terlihat, masukan ETT sambil perhatikan
bag proksimal dari cuff ETT melewati pita suara 1-2 cm
atau pada orang dewasa kedalaman ETT 19-23 cm
11. Lakukan ventilasi dg bagging dan lakukan auskultasi mu
lai dari lambung, kemudian paru kanan dan kiri, sambil m
elihat pengembangan dada
12. Bila terdengar suara gargling pada lambung dan dada td
k mengembang, lepaskan ETT dan lakukan hiperventilasi
selama 30 detik, ulangi intubasi
37
13. Kembangkan balon Cuff dgn spuit 20 cc dg volume sec
ukupnya, hingga tdk terdengar lagi suara kebocoran ud
ara dari mulut pasien saat dilakukan ventilasi
14. Lakukan fiksasi ETT dengan plaster agar tidak terdoron
g atau tercabut
15. Pasang orofaringeal tube untuk mencegah pasien men
gigit ETT jika mulai sadar
16. Lakukan ventilasi terus dg oksigen 100% (aliran 10-12
mL/menit)
38
39
Proses intubasi
jangan lebih dari 30 detik
( > baik < 15 detik )
40
Antara intubasi dan intubasi
( berikan bantuan nafas )
41
Hindari intubasi bronchial
42
Komplikasi Intubasi
gigi patah
bibir laserasi
perdarahan
Hematom
Ruptur trachea
43
Setiap setelah insersi pharyngeal airway
(Oro/naso) periksa respirasi
nafas ( - )
44
VENTILASI
45
46