Keselamatan (Safety):
Suatu keadaan selamat,
bebas dari cedera atau
bahaya atau perasaan takut
akan celaka, cedera dan
resiko bahaya.
Kesehatan (Health):
Suatu keadaan kejiwaan,
fisik , dan sosial yang sehat,
serta bebas dari ancaman
penyakit akibat kerja.
RUANG LINGKUP
Keselamatan , Kesehatan Kerja & Lingkungan (K3L) :
Suatu program untuk menciptakan lingkungan yang sehat, aman,
sejahtera dan produktif melalui upaya peningkatan kesehatan dan
keselamatan tenaga kerja serta penyerasian lingkungan di dalam
dan di sekitar perusahaan.
b) Perencanaan kegiatan
2. UNSUR PEKERJAAN
a. Mengamankan tempat kerja, peralatan dan material, konstruksi,
instalasi dan sumber daya lainnya.
b. Meningkatkan produktivitas pekerjaan dan menjamin kelangsungannya.
c. Terwujudnya tempat kerja yang aman, nyaman dan terjamin
kelangsungannya.
d. Terwujudnya pekerjaan yang tepat waktu dan hasil yang memuaskan.
3. UNSUR PERUSAHAAN
a. Menekan biaya operasional, sehingga keuntungan meningkat dan
perusahaan berkembang.
b. Mewujudkan kepuasan pelanggan, sehingga kesempatan mendapatkan
pekerjaan lebih mudah.
c. Terwujudnya perusahaan yang sehat.
SEJARAH KESELAMATAN KERJA
ABAD 18
TAHUN 1841 DI PERANCIS :
1. UNDANG-UNDANG YANG MENGATUR PEKERJA ANAK-ANAK DALAM
PERUSAHAAN INDUSTRI, PABRIK , BENGKEL, YANG MENGGUNAKAN
TENAGA MEKANIK.
2. MELAKSANAKAN PROSES TERUS MENERUS.
3. MEMPERKERJAKAN LEBIH DARI 20 ORANG.
TAHUN 1893 MENJADI UU KESELAMATAN KERJA.
KASUS KECELAKAAN MENINGKAT, KESADARAN KESELAMATAN KERJA MENJADI
PERHATIAN SERIUS, ORANG MULAI BERUPAYA MEMPROTEKSI OPERASIONAL
KERJA SEBAIK-NAIKNYA.
DI INDONESIA ABAD 19
TANGGAL 28 PEBRUARI 1852 MENUJU KE MASYARAKAT INDUSTRI.
1. BERUPA STAATBLAD NO. 20. PENGGUNAAN MESIN-MESIN DIESEL
DAN MESIN LISTRIK MENINGKAT.
2. PENJAGAAN KESELAMATAN KERJA
PADA PEMAKAIAN PESAWAT UAP. KASUS KECELAKAAN KERJA SEMAKIN
LUAS DAN BERAGAM.
3. INSTANSI PENGAWASAN
“DIENSVANHET STOOMWEZEN UPAYA KESELAMATAN KERJA MULAI
DITERAPKAN DENGAN KONSEP YANG
LEBIH JELAS MENYANGKUT
PENGAMANAN PEKERJA, PERALATAN
SAAT INI DI INDONESIA DAN MATERIAL
DIKELOLA / DITANGANI OLEH DEPNAKER.
ADA KETENTUAN STANDAR MENGENAI
KESELAMATAN KERJA.
MASING-MASING UNSUR MEMPUNYAI
PERATURAN KESELAMATAN KERJA SESUAI
SPESIFIK
DENGAN SPESIFIKASI PEKERJAAN MASING-
MASING.
PENYEBAB KECELAKAAN
KONDISI PENYEBAB
UNSAFE CONDITIONS UNSAFE ACTION
PERALATAN KERJA TIDAK BAIK.
BEKERJA SEMBARANGAN (MENGABAIKAN PERATURAN
MESIN YANG TIDAK TERLINDUNGI. KESELAMATAN KERJA).
TEMPAT KERJA MEMBAHAYAKAN (LICIN, BERDEBU, MEMAKAI BAJU YANG TIDAK LAYAK.
PANAS, BECEK, BERMINYAK, BERBAU MENYENGAT,
DLL). BEKERJA SAMBIL BERSENDA GURAU, MEROKOK DLL.
KONSTRUKSI/ INSTALASI PEKERJAAN YANG DENGAN SENGAJA MERUSAK/ MELEPAS SEBAGIAN
MEMBAHAYAKAN. INSTALASI PEKERJAAN.
PENCEGAHAN
1. INTERNAL ( INDIVIDUAL)
a. Kecenderungan mendapatkan kecelakaan.
b. Kemampuan/ kecakapan terbatas (tidak berimbang
dengan pekerjaan yang ditangani).
c. Sikap dan perilaku yang tidak baik.
2. EKTERNAL (LINGKUNGAN)
a. Job Discription tidak proporsional dan tidak jelas.
b. Pekerjaan mempunyai resiko tinggi kecelakaan.
c. Prasarana & sarana kerja tidak memadai.
d. Upah dan kesejahteraan karyawan yang rendah.
e. Keresahan pada pekerja.
PENYEBAB KECELAKAAN OLEH FAKTOR MANUSIA
PENELITIAN ARBOUS & KERRICH (1953), DI EVALUASI KEMBALI OLEH
SUCHMAN & SCHERZER, MENGURAIKAN TENTANG PENYEBAB
KECELAKAAN YANG DISEBABKAN OLEH FAKTOR INDIVIUDAL
BEBAN KERJA
Setiap pekerjan merupakan beban bagi pelakunya. Beban
dimaksud mungkin fisik, mental atau sosial.
Seorang pekerja berat, seperti pekerja-pekerja bongkar dan
muat barang di pelabuhan, memikul lebih banyak beban fisik
dari pada mental atau sosial.
Setiap tenaga kerja memiliki kemampuan tersendiri dalam
hubungannya dengan beban kerja, seperti penempatan seorang
tenaga kerja yang tepat pada pekerjaan yang tepat. Tingkat
ketepatan suatu penempatan meliputi kecocokan, pengalaman,
keterampilan, motivasi, dll.
Ada 5 faktor: