Anda di halaman 1dari 25

Kimia Analisa

Suatu cabang dari ilmu kimia yang


mempelajari komponen-kompenen apa
saja yang menyusun suatu materi (analisa
kualitatif) dan berapa jumlah komponen
tersebut (analisa Kuantitatif)

Analisis
Pemisahan Sampel
Kimia Analisa

Analisis klasik Analisis Instrumental


(Konvensional) (Analisa Fisikokimia)
Ex : Ex :
teknik analisis spektroskopi
interaksi radiasi elektromagnetik
Volumetri dengan zat menimbulkan fenomena
Gravimetri absorpsi, emisi, hamburan
pemutaran rotasi optik, hantaran listrik
dan panas, beda partisi dan absorpsi
diantara dua fase dan resonansi
magnet inti

melahirkan teknik analisis modern


yang lain
Sifat Fisiko kimia
sifat yang dapat diamati atau diukur karena
terjadinya interaksi antara zat dan energi

Yang Digunakan

Energi listrik Energi cahaya

metode metode
elektrokimia spektrofotometri
Analisis klasik Analisis Instrumental
Vs
(Konvensional) (Analisa Fisikokimia)
Analisis klasik Analisis Instrumental
(Konvensional) (Analisa Fisikokimia)
berdasarkan pada reaksi berdasarkan sifat fisiko-kimia
kimia dengan stoikiometri zat
Dasar
Bersifat Absolut Reatif terhadap standar
(nilainya tertentu/tidak (nilainya dibandingkan
berubah) terhadap sesuatu) Sifat
Sealu merusak zat Dapat tidak merusak zat
Jumlah
Sedikit bahkan dapat tanpa
Lebih banyak zat,reagen,
reagen
( dalam mL , mg ) yang
(dalam µL , µg )
dibutuhkan
- Untuk infestasi alat sangat
mahal
- Untuk operasional relatif
murah murah
Biaya
(jumlah sampel yang banyak
dan analisa rutin)
Keungulan Khusus Pada beberapa
peralatan instrumen :
1. Memungkinkan Analisa kualitatif dan kuantitatif
sekaligus
G HPL
Ex : SP-IR Polarografi
C C

2. Memungkinkan penentuan struktur molekul (


penataan atom dalam bentuk ruang/3 dimensi

Dispersi Putaran
Ex : Polarimetri
optis (DPO)
Klasifikasi Metode Analitik
JENIS METODE INSTRUMENTAL
Sinyal analitik vs Metoda Analitik
Klasik
Volume Volumetri
Masa Gravimetri

Optik
absorbsi Spektrofotometri (Sinar-X, UV, Vis, IR, nmr, esr)
emisi Spektroskopi emisi (Sinar-X, UV, Visible, elektron), Fluorisensi,Fosforisensi
hamburan Turbidimetry, nefelometri, spektroskopi Raman)
refraksi Refraktometri
difraksi Difraksi sinar-X, elektron
rotasi Polarimetri, Dispersi Putaran Optik, Circular Dichroism

Listrik
potensial Potensiometri, kronopotensiometri
arus Amperometri, voltametri, Coulometri
hambatan Konduktometri

Lain-lain
masa/muatan Spektrometri masa
panas Entalpimetri, TGA, DSC,
laju reaksi Metoda kinetik
Metoda Konvensional

Volumetri Gravimetri

Analisa
Titrasi
Gas

Asam Basa,
argentometri, redoks,
kompleksometri
Metoda Instrument (Analisis Fisikokimia)

Spektroskopi
: Penguraian Gelombang Elektromagnetik
- Absorbsi : Spektrofotometri (sinar x, UV-Vis, IR,
gelombang radio (NMR), SSA
- Emisi : UV-Vis, IR, Sinar X, Sinar Radioaktif.
- Fluorisensi : UV-Vis, Sinar X
- Masa Atom : Penguraian ion terhadap m/Z

Elektroanalitik
: Pengukuran Sinar Listrik

- Potensial : Potensiometri
- Arus : Amperometri, voltametri, coulometri
Metoda Instrument (Analisis Fisikokimia)

Kromatografi
: Deteksi secara spektrofotometer atau elekroanalisis setelah
dilakukan pemisahan (berdasarkan koefisen partisi/perbedaan
kelarutan) on line.
- Kromatografi Gas (GC)
- Kromatografi Cair (HPLC)
- Kromatografi Superkritis

Entalpimetri
: Perubahan suhu ( panas)

- TGA (Thermal Gravimetri Analisis)


- DTA (Diferensial termal analisis)
Komponen Instrumentasi
General Instrument Components
Analytical
Analytical Detector Transduced
Transduced
Signal Signal
Signal or Signal
Signal Signal
Generator Input Transducer
Electrical or
Electrical or
Processor
Mechanical
Mechanical
Signal
Signal

Display Unit

Display Unit
or
Output
Transducer

Computer Digital Readout Chart Recorder Meter

Digital Data Analog Data


Pembagian senyawa obat
NETRAL

ASAM
SENYAWA ANORGANIK
BASA

GARAM ANORGANIK
BAHAN OBAT
ASAM LEMAH

MOLEKUL NETRAL
SENYAWA ORGANIK
GARAM ORGANIK

BASA LEMAH
Sifat Fisikokimia Obat

pKa Koefisien Partisi

peranan penting dalam


mendesain metode analisis

• Gabungan beberapa gugus fungsional dalam satu


molekul obat akan menentukan keseluruhan sifat-
sifat molekul obat tersebut.
Asam dan basa dalam larutan air
Teori Asam Basa
Arhenius Donor proton (H+) Donor hidroksida (OH-)
Bronsted Donor proton Akseptor proton
Lewis Akseptor pasangan elektron Donor pasangan elektron

17
Contoh soal :

Efedefrin merupakan senyawa obat


yang bermanfaat untuk pengobatann
asma . Apakah senyawa bersifat asam,
basa, netral?
Asam Lemah dan Basa Lemah

Tidak terion sempurna Asam


Ka = Konstanta kesetimbngan lemah
untuk disosiasi asam
Semakin besar nilai Ka
kekuatan asam semakin kuat

Basa
Lemah Tidak terion sempurna
Kb = Konstanta kesetimbngan untuk
disosiasi basa
Semakin besar nilai Kb kekuatan basa
semakin kuat
Pembentukan Garam

Asam Kuat + Basa Kuat = Garam Netral


Asam Kuat + Basa Lemah = Garam bersifat asam
Asam lemah + Basa kuat = Garam bersifat basa
Asam lemah + Basa lemah = Garam netral
pKa dan kekuatan Asam-Basa
• Reaksi suatu larutan tergantung pada tetapan disosiasi asam
(Ka) dan tetapan disosiasi basa (Kb).
• Suatu larutan bereaksi netral jika Ka = Kb, bereaksi asam jika
Ka > Kb, dan bereaksi basa jika Kb> Ka.
• Untuk asam : semakin kecil nilai pKa maka asam tersebut
semakin kuat, dan sebaliknya.
• Untuk basa : semakin besar nilai pKa maka basa tersebut
semakin kuat, dan sebaliknya

pKa = - log Ka = log (1 / Ka)


reaksi HA Ka H+ + A- maka Ka = [H+] [A-]
HA
Copy right : hendri.apt@gmail.com 21
• Ionisasi molekul obat
Hal yang penting dalam absorbsi obat dan
distribusinya dalam jaringan-jaringan tubuh

• Nilai pka suatu molekul obat terkait


dengan formulasi sedian obat dan juga
dalam desain metoda analisis untuk
penentuan kadarnya

Jika suatu obat bersifat asam lemah dan basa lemah


diberikan ke tubuh, obat akan terion tergantung nilai
pKa dan PH cairan tubuh tempat terlarutnya obat.
Koefisien partisi

• pemahaman koefisien partisi (P) dan hubungannya


dengan pH bermanfaat dalam ekstraksi dan analisis
senyawa obat (Kromatografi obat).

• Semakin besar nilai P maka semakin banyak senyawa


dalam pelarut organik.

23

Anda mungkin juga menyukai