Anda di halaman 1dari 71

Luhung Budiailmiawan,dr.

SpPK

S
WHO

‘an infection occuring in a


patient during the process of care in a
HAIs hospital or other healthcare facility which
was not present or incubating at the time
of admission

Pengganti infeksi Include infection acquired in the


nosokomial hospital but appearing after
2007 discharge,and also occupational
infections among the staff of the
facility’
Penelitian WHO 1995 – 2010

Negara maju 7,6 %


USA 4,5 %
Jerman 3,6 %
Perancis 4,4 %

HAIs Negara berkembang5,7 -19,1 %

USA 2008 – 20014 dengan surveilans


ketat
Healthcare Menurunkan CLABSI 50- 70 %

Associated Menurunkan CAUTI 5 – 14 %


Infections Menurunkan SSI 2 – 17 %
Menurunkan C difficile dan MRSA
bakteriemia, resistensi antibiotika
HAIS dapat diturunkan ,perlu kerjasama
tiap klinisi,sistim d fasilitas RS,kesehatan
masyarakat kerjasama dengan kemenkes
memperbaiki cara perawatan,melindungi
pasien dan menyelamatkan nyawa
1.Tindakan Pencegahan & Pengendalian Infeksi
2. Penerapan Kewaspadaan Isolasi…
memutus mata rantai pasien 
petugaspengunjunglingkungan
3. Surveilans( HAIs,MDRO )
4. Diklat tentang PPI bagi semua staf RS
5. Pemakaian Antibiotik yang bijak
6. Kesehatan Karyawan ( MCU,profilaksis pasca
pajanan,peraturan bagi petugas bila sedang sakit)
HAIs
11.Tindakan Pencegahan & Pengendalian Infeksi

S Tindakan aseptik untuk mencegah terjadinya HAIs

S Tindakan sesuai Bundles untuk VAP;ISK;IAD,IDO


Sekumpulan cara yang terstruktur untuk meningkatkan perawatan terhadap pasien

Untuk memudahkan petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan keperawatan pada pasien yang berisiko untuk
terjadi infeksi
Clippers –
Hair Removal: If hair must be removed from
the surgical site, clippers are the best option.
Never use a razor.

Antibiotics Prophylactic Antibiotic:


Antibiotics consistent with national guidelines
should be administered within 1 hour of incision
time and discontinued within 24 hours, in most
cases.

Temperature - Normothermia:
Colorectal surgery patients should be
normothermic (96.8-100.4°F) within the first
hour of surgery.

Sugar – Glucose Control: CATS


Cardiac surgery patients should have
controlled 6 a.m.(≤200m/dl) on postoperatif Day 1
& Day 2.
2.Penerapan Kewaspadaan Isolasi

2 lapis
 Standard Precautions /Kewaspadaan Standar
gabungan dari
Universal Precautions/Kewaspadaan Universal
Body Substance Isolation/Isolasi duh tubuh

dilaksanakan terhadap semua pasien , setiap waktu dan di


semua fasilitas yankes

 Transmission-based precautions/ Kewaspadaan berbasis


transmisi
sebagai tambahan Kewaspadaan Standar
1. Kebersihan tangan
2. Sarung tangan,masker,goggle, face shield ,gaun
3. Peralatan perawatan pasien
4. Pengendalian lingkungan
5. Penatalaksanaan linen
6. Penatalaksanaan limbah
7. Perlindungan & kesehatan karyawan
8. Penempatan pasien
9. Hygiene respirasi/Etika batuk
10. Praktek menyuntik yang aman
11. Praktek pencegahan infeksi unt prosedur lumbal
pungsi
2-15
1.Kebersihan Tangan
0 5 moment...WHO Patient Safety
1. Sebelum kontak dengan pasien
2. Sebelum tindakan aseptik
3. Setelah berisiko kontak dg cairan tubuh
4. Setelah kontak dengan pasien
5. Setelah kontak dengan lingkungan pasien
0 Bila tangan terkena cairan tubuh
Cuci tangan dengan sabun/antiseptik + air mengalir…40-60
detik
0 Bila tangan tidak tampak kotor
cuci dengan alkohol handrub…..20-30 detik
0 Lakukan antar pasien
0 tiap tanggal 5 Mei : Kampanye Hand Hygiene..program
WHO
ResepWHO

100 ml alkohol 70% +


1-2 ml gliserin 10%

2-17
Multi

Modal
Strategy
Zona pasien ATAU
gelembung kehidupan The Five Moments
pasien ?
Menyentuh 2
Menyentuh handle pintu
handle
Kemudian kontak pasien
Pintu
berurutan

Menyentuh handle pintu


Kemudian kontak pasien
Kontak pasien di 2 titik
Berbeda kulit utuh/ kain

Menyentuh pasien kemudian


pasang CV line
Kontak px kemudian
Memasang alat invasif aliran darah
(periper/cenral )
#1
Sebelum kontak pasien

#1
Sebelum kontak pasien
#2
Sebelum bersih
Sebelum tindakan selanjutnya

#2
Sebelum bersih
Sebelum tindakan selanjutnya
#3
Setelah kontak cairan tubuh

#4
Setelah kontak pasien
#5
Setelah kontak lingkungan
pasien

Akses/kontak langsung aliran


darah. Ex:pasang ivfd #2
Sebelum bersih
Sebelum tindakan selanjutnya
Sebelum kontak pasien

2 indikasi dalam 1 kesempatan


Satu kesempatan untuk cuci tangan
Indikasi 1
Sebelum kontak pasien
Indikasi 2
Sebelum bersih

Dua kesempatan untuk cuci tangan


#2 Sebelum bersih
#1 Sebelum tindakan selanjutnya
Sebelum kontak pasien
Satu kesempatan untuk cuci tangan

#4 #1
Setelah kontak pasien Sebelum kontak pasien

Dua kesempatan untuk kebersihan tangan

#4 #1 Sebelum kontak
Setelah kontak pasien pasien
Sarung tangan

#2 Sebelum bersih
Sebelum tindakan selanjutnya

#3
Setelah kontak cairan tubuh
#2
Sebelum bersih
Sebelum tindakan selanjutnya

#1 #4
Sebelum kontak pasien Setelah kontak pasien

#5
Setelah kontak
lingkungan pasien

#3 Sesudah kontak
cairan tubuh
Perawat melakukan Prwt meninggalkan Prwt lsg memasang
tindakkan invasif Px A,Lsg ke pasien B alat invasif/iv line px B Indikasi

#3 setelah kontak dgn cairan tubuh

#4 setelah kontak pasien


#1sebelum kontak pasien
#2 sebelum bersih,sebelum
tindakan selanjutnya

Kesempatan untuk
cuci tangan
2.Alat Pelindung Diri

0 Sebelum melakukan tindakan,ukur risiko yang akan


dihadapi pilih APD yang sesuai

0 Pilih sesuai cara transmisi infeksi pada pasien

0 Cara transmisi
Kontak : sarung tangan & gaun
Droplet : pelindung mata & masker wajah
Airborne: respirator N95,pengaturan ventilasi udara
APD sesuai cara transmisi infeksi
Masker 4 lapis

S Masker 4 lapis S Respirator partikulat


Respirator partikulat

S Untuk petugas yang


melayani pasien dengan
infeksi yang
ditransmisikan melalui
udara,mis M tuberculosa
1870
1860
3. Perawatan peralatan pasien

Dekontaminasi
3 tahap
1. Pencucian & Pembersihan ( Cleaning )...petugas dengan
APD lengkap
2. Disinfeksi
tidak semua mikroorganisme mati (endospora)
3. Sterilisasi
pembunuhan semua mikroorganisme termasuk endospora
4. Pengendalian lingkungan

Disinfektan untuk pembersihan harus standar


1. Pembersihan permukaan horizontal ruang rawat pasien: lantai tanpa
karpet, permukaan datar lain, meja pasien harus dibersihkan secara
teratur dan bila tampak kotor/kena kotoran /cairan tubuh,termasuk
keyboard komputer
2. Pembersihan dinding,tirai,jendela bila tampak kotor/kena kotoran
3. Fogging dengan disinfektan seharusnya tidak dikerjakan

2-40
Pathogens survival on surfaces
Organism Survival period
Clostridium difficile 35- >200 days.2,7,8
Methicillin resistant Staphylococcus aureus (MRSA) 14- >300 days.1,5,10
Vancomycin-resistant enterococcus (VRE) 58- >200 days.2,3,4
Escherichia coli >150- 480 days.7,9
Acinetobacter 150- >300 days.7,11
Klebsiella >10- 900 days.6,7
Salmonella typhimurium 10 days- 4.2 years.7
Mycobacterium tuberculosis 120 days.7
Candida albicans 120 days.7
Most viruses from the respiratory tract (eg: corona, Few days.7
coxsackie, influenza, SARS, rhino virus)

Viruses from the gastrointestinal tract (eg: astrovirus, HAV, 60- 90 days.7
polio- or rota virus)

Blood-borne viruses (eg: HBV or HIV) >7 days.5

1. Beard-Pegler et al. 1988.. J Med Microbiol. 26:251-5.


2. BIOQUELL trials, unpublished data. 7. Kramer et al. 2006. BMC Infect Dis. 6:130.
3. Bonilla et al. 1996. Infect Cont Hosp Epidemiol. 17:770-2 8. Otter and French. 2009. J Clin Microbiol. 47:205-7.
4. Boyce. 2007. J Hosp Infect. 65:50-4. 9. Smith et al. 1996. J Med. 27: 293-302.
5. Duckworth and Jordens. 1990. J Med Microbiol. 32:195-200. 10. Wagenvoort et al. 2000. J Hosp Infect. 45:231-4.
6. French et al. 2004. ICAAC. 11. Wagenvoort and Joosten. 2002. J Hosp Infect. 52:226-7.
Laju kontaminasi permukaan di RS dengan
MRSA, VRE, C difficile
Tensi Cuff: jendela
VRE 14% C. Difficile 33%

Commode:
Meja samping TT:
C. Difficile 41%
MRSA 40%
VRE 20% Gaun pasien
MRSA 51%
Bedrail:
MRSA 29% lantai

VRE 28% MRSA 55%

C. Difficile 19% C difficile 48%

Sprei
MRSA 53%
Tiap anda mendapatkan teman sekamar  peningkatan risiko untuk
VRE 40%
mendapat HAIs 3-10% .
Huang SS, Datta R, Platt R. Risk of acquiring antibiotic-resistant bacteria from prior room occupants.
Arch Intern Med. 2006 Oct 9;166(18):1945-51
Boyce J.M. et al.: Environmental contamination due to methicillin-resistant Staphylococcus aureus: Possible infection control implications. Infect Control
Hosp Epidemiol 18:622-627, Sep. 1997.
Slaughter S., et al.: A comparison of the effect of universal use of gloves and gowns with that of glove use alone on acquisition of vancomycin-resistant
enterococci in a medical intensive care unit. Ann Intern Med 125: 448-456, Sep 15, 1996.
Samore M.H., et al.: Clinical and molecular epidemiology of sporadic and clustered cases of nosocomial Clostridium difficile diarrhea. Am J Med 100:32-40,
Jan. 1996.
microfiber
Hati2
Hidrogen peroksida/HPV
Disadvantages
Only done at terminal disinfection (not daily cleaning)
Rapid recontamination of the environment
All patients must be removed from the area
Decontamination takes approx 3-5 hours (bed turnover time-
72m)
Cost
Does not remove dust and stains which are important to
patients/visitors
Sensitive parameters-for example, gas 280ppm, temp 26-28C,
RH 48-57%
Long-term use exposure damage from microcondensation
(sensitive electronics)?
Hidrogen peroksida/HPV
0 “Microcondensation”-one system forms condensation
(from a gas to a liquid phase) that is often invisible to the
naked eye. Use 30-35% hydrogen peroxide to
generateparticles <1 μ.
0 “Dry mist”-system produces an aerosol composed of
particles <10 μ containing 5% hydrogen peroxide, <50 ppm
phosphoric acid (stabilizer) and <50 ppm silver cations.
5. Penatalaksanaan Linen

Penanganan & transport


• Cegah terpaparnya mukosa membran dan kontaminasi mikroba
terhadap pasien lain serta lingkunganpakaiAPD
• Penyimpananjaga kebersihan
• Transportasi dengan troley bersih dan kotor terpisah (warna berbeda
? tulisan identifikasi), tertutup

2-47
6.Penatalaksanaan limbah

Wadah
Tahan bocor dan tusukan
Kuning:sampah Infeksius Dibuang setelah terisi
2/3 bagian
Hitam:non infeksius/ domestik
Merah:Radioaktif
Ungu :Cytotoksik

2-48
Bahaya limbah

S Limbah non infeksi mencakup 85%; limbah infeksi 15%

S Produksi limbah 0,5kg/TT/hari di negara maju,0,2


kg/TT/Hari di negara berkembang

S Limbah yang dibakar dg incenerator dapat menimbulkan


polusi udara ,produk emisi dioksin dan furan( bila yg
dibakar mengandung klorin) karsinogenik

S Incenerator yg modern:850-1500 oC dilengkapi dengan


peralatan yg dapat membersihkan gas seperti dioksin
dan furan yg memenuhi Standard emisi
Dioxin dan furan

S Sangat toksik,dapat menyebabkan gangguan reproduktif dan


pertumbuhan,merusak sistim imun,mengganggu hormon dan
menimbulkan kanker

S Bentuknya beragam:

S TCDD(Tetra Chloro Para Dioxins)

S Sebutan bagi PCDDs( Polychlorinated Dibenzo Para


dioxins)dan PCDFs(Poly Chlorinated Dibenzo Furans)

S Ada 419 jenis dioxin tetapi ditemukan 30 yang signifikan


toksik,paling toksik adalah TCDD
Penanganan benda tajam

Jangan recapping jarum bekas pakai (kategori IB),


Dilarang mematahkan jarum, melepaskan,
membengkokkan jarum bekas pakai.
Gunakan cara yang aman bila memberikan benda tajam

2-51
Luka tusuk jarum
• 300 luka tusuk/100 TT/tahun
21.5% selama tindakan
78.5% setelah tindakan
Recapping
Melepas jarum / scalpel

Di RS harus dibentuk alur bila petugas kesehatan mengalami


tertusuk jarum bekas pakai rawat pasienlapor IPCN
SpPK di laboratorium membantu terlaksananya pemeriksaan
sumber pajanan dan petugas,dievaluasi 3 bl,6 bl,bila perlu 9
bl pasca pajanan
Yunihastuti, et al. Health Care Workers’ Behaviour during HIV Occupational Exposure Reported to Pokdisus AIDS
Jakarta 2004-2006
Risiko untuk setiap Needle Stick Injury
(Guidance Note on Health Care Safety from HIV and other Blood
Borne Viruses, 2002)

PETANDA INFEKSI RISIKO


PADA PASIEN TERTULAR/NSI(%)
HbeAg positif 30 – 40%

HCV-PCR positif 10 %

HbsAg positif 9,4 %

HIV positif 0,4 %


7. Kesehatan petugas

 Vaksinasi ,min Hep B vaksin

 MCU teratur terutama petugas yg menangani kasus


dengan penularan melalui airborne

 Penanganan paska pajanan yang memadai (ada alur


pajanan, sebelum 4 jam sudah ditentukan penata
laksanaan) petugas yang dihubungi? Pem
Lab,laporan ke? SpPK membantu terlaksananya
pemeriksaan lab untuk evaluasi dan monitoring 3bl,6
bl,9 bl paska pajanan

 Konseling petugas yang sakit ,berapa lama diliburkan?


Batasi kontak langsung dengan pasien
8.Penempatan pasien

 Pasien infeksius di ruang terpisah,beri jarak >1-


1,8 m
 Dapat ditempatkan Kohorting
kewaspadaan sesuai cara transmisi
penyebab infeksi ( kontak,droplet,airborne)

2-55
9.Higiene sal nafas/Etika batuk

Acute Respiratory Diseases Guideline,WHO,2009


Target: pasien,keluarga ,teman pasien dg infeksi sal nafas
yg dapat di transmisikan
1.edukasi pasien,keluarga,pengunjung
2.beri gambar dg bahasa mudah difahami
3.menutup mulut/hidung dg tisu saat batuk,pakai masker
4.cuci tangan setelah kontak dg sekresi sal nafas
5.beri jarak >3 feet bg pasien infeksi sal nafas di R
tunggu bila perlu pakaikan masker
10..Praktek menyuntik yang aman

Cegah KLB akibat


 Pemakaian ulang jarum steril
untuk peralatan suntik IV
beberapa pasien
 jarum pakai ulang obat/cairan
multidose
Penelitian CDC 2006-7 tentang
KLB MRSA pada anak
11.Pencegahan infeksi prosedur LP

 Masker harus dipakai klinisi saat melakukan


lumbal pungsi,anaestesi spinal
/epidural/pasang kateter vena sentral

 Cegah droplet flora orofaring,dapat


menimbulkan meningitis bakterial
Flora normal
lokasi jumlah Bakteri Aerob Bakteri Anaerob
Kulit kering sedikit Staph coagulase negatif

Kulit lembab 103-107cfu/ cm2 Staph epi,S aureus,coliform diphteroid

Scalp,kuku sedikit Candida

Hidung 1011/gm Staph,Strep

Mulut,gusi 1011/gm Strepto,coliform,Candida sp (90%) Strep,bacteroides,fusiform

Pharynx,trakhea Banyak Strepto,coliform,Neisseria sp,Staph Strepto,diphteroid,batang Gram


Lactobacilli,Candida neg,coccus Gram pos

Lambung Menengah Lactobacilli,Strepococcus

Bag atas sal cerna 104/g Strepto,batang Gram Neg

Ileum 108/gr Strepto,lactobacilli,Enterobacteriaceae Bacteroides

Usus besar 1011/gr Bbrp spesies Gram pos dan neg 99%
clostridium,bacteroides,Streptoco
ccus
Urogenital,vagina 108/gr Strep,coliform,diphteroidlactobacilli Strep,bacteroides
,candida,trikhominas
Kewaspadaan berbasis transmisi

S kontak S Droplet

S Airborne
Transmisi
kontak
terbanyak,
tangan petugas,
peralatan pasien,
mainan anak,
alat diagnostik pasien
Kontak langsung
Kontak tidak langsung
MRSA,VRE,resisten E coli pd ISK,
diare ec Clostridium difficile,
norovirus,RSV pd bronchiolitis,
Staphylococcus pd impetigo absces
cellulitis,C diphteriae, Pseudomonas
aeruginosa,Herpes simplex
virus,zoster,Rubella
Permukaan lingkungan dapat
terkontaminasi melalui kontak
dengan tangan pasien atau
petugas,gaun/alat /saputangan
/tissue yang telah dipakai dan
benda yang terkontaminasi
Kewaspadaan cairan tubuh
Transmisi kontak
APD
sarung tangan
gaun
Lepaskan gaun sebelum
meninggalkan ruangan !

Minimalisasi gerak pasien


Kontrol lingkungan:cleaning &
disinfeksi permukaan yang
terkontaminasi
Detergent harus low foam
Mengurangi kontak petugas dg cairan tubuh pasien
Kewaspadaan • batuk,bersin dan berbicara
S Percikan >5µm melayang di udara jatuh
mengenai mukosa mata, hidung atau
Transmisi droplet mulut orang tanpa pelindung dan akan
jatuh pada jarak < 1,8 m

S Prosedur yang dapat menimbulkan


aerosol mis suction,
bronkoskopi,nebulising,intubasi
Kewaspadaan
transmisi droplet  APD
masker bedah/medik
sarung tangan
gaun
 Batasi gerak pasien keluar R rawat
 Ruang terpisah,TT berjarak > 1m atau
kohorting

S B.pertussis,meningococcus,Avian
Influenza, Streptococcus grup A
,Adenovirus ,H1N1,M
pneumoniae,Rubella, Scarlet
fever,Mumps
S Partikel kecil < 5 mm mengandung
mikroba melayang/menetap di udara
beberapa jam, ditransfer sebagai
aerosol melalui aliran udara dalam
ruangan /jarak lebih jauh dari 2 m

S APD
Mycobacterium
masker bedah ( pasien )
?
Kewaspadaan
tuberculosis

transmisi respirator partikulat


(N95,petugas )
airborne
sarung tangan

gaun

apron ( cairan yg banyak )

S Mycobacterium TB,Campak,Cacar
Air, Zoster,tindakan yang
menimbulkan aerosol pada suspek
TB
NUHUN

Anda mungkin juga menyukai