Anda di halaman 1dari 50

LAPORAN KASUS : GLAUKOMA Shahnaz Medina - 1810221023

STATUS PASIEN
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. MK
Jenis Kelamin : Laki – Laki
Tanggal lahir : 15 Januari 1930
Usia : 88 tahun
Pendidikan terkahir : SD
Suku : Jawa
Kewarganegaraan : WNI
Pekerjaan : Petani
Status : Menikah
Agama : Islam
Alamat : Kandangan 4/5 renube bringin
No RM : 14-25-02
Tanggal Periksa : 3 Juli 2018
Biaya Pengobatan : BPJS Non-PBI
ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan pada tanggal 3 Juli 2018, Pukul 09.00 WIB di Poliklinik Mata
RSUD Ambarawa

Keluhan Utama
Nyeri Cekot – cekot di kedua mata
Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke Poliklinik Mata RSUD Ambarawa ditemani dengan keluarganya dengan keluhan kedua
mata nyeri cekot – cekot sejak 1 hari SMRS. Kedua mata pasien tidak dapat melihat total sejak 4 bulan
yang lalu, namun pasien tidak memeriksakan kondisi ke rumah sakit. Sebelum pasien kehilangan
pengelihatannya secara total, pasien mengaku pengelihatannya kabur sejak sekitar 5 tahun lalu, awalnya
hanya di kiri yang kemudian diikuti pula oleh mata kanan. Pasien dirawat di rumah sakit 4 bulan lalu
akibat gejala stroke. Keluhan lain seperti demam, mual, muntah disangkal oleh pasien. Pasien datang
dengan kursi roda karena sudah tidak kuat berjalan.

Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat Hipertensi (+)
Riwayat Stroke (+)
Riwayat DM (-)
Riwayat Alergi (-)
Riwayat trauma mata (-)
Riwayat trauma kepala (-), migren (-)
Riwayat Operasi (-)
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluarga yang memiliki keluhan serupa dengan pasien. Riwayat
penyakit kronik pada keluarga seperti diabetes melitus, hipertensi, peyakit jantung dan
alergi disangkal.

Perilaku Kesehatan
Pasien gemar mengkonsumsi makanan asin

Riwayat Pengobatan
Riwayat minum obat hipertensi dan dirawat di rumah sakit atas dasar transient
ischemic stroke.
DD
Glaukoma absolut Sudut Terbuka Primer ODS
Glaukoma absolut Sudut Tertutup kronik ODS
DASAR DD
• usia >60 tahun
• riwayat hipertensi
• perjalanan onset penurunan pengelihatan perlahan sampai dengan tidak melihat
secara total, nyeri cekot cekot di kedua mata.
• tidak ada keluhan sakit kepala, mual, muntah sebelumnya
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 3 Juli 2018
Kesan Umum
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang, pasien menggunakan kursi roda
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan darah : 140/80
Nadi : 80 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36,7oC
STATUS GENERALIS
 Kepala
Bentuk : Normocephal
Mata : Bola mata terasa keras seperti batu pada perabaan
Hidung : dalam batas normal
Mulut : dalam batas normal
 Telinga : dalam batas normal
 Leher : dalam batas normal
 Thorax : dalam batas normal
 Abdomen : dalam batas normal
 Ekstremitas : dalam batas normal
STATUS OFTALMOLOGI
STATUS OFTALMOLOGI
DIAGNOSIS
Glaukoma absolut Sudut Terbuka Primer ODS
DASAR DIAGNOSIS
o anamnesis : faktor risiko pasien ( usia, hipertensi, onset turunnya pengelihatan)
o pemeriksaan fisik :
- Mata keras seperti batu saat perabaan dan nyeri
- LP (-) mengindikasikan kerusakan saraf mata
- kornea keruh dan edem
- Pupil midriasis dan anisokor akibat penurunan fungsi otot
-Coa dangkal akibat iris terdorong kedepan
o Pemeriksaan penunjang ( tonometry schiotz)
- TOD : 59,1 dan TOS : 37,2  melebihi nilai normal 14 – 21 mmHg
PENATALAKSANAAN
Timol ED fls No.I
2 dd gtt II ODS
Glauseta 2x1 tab No. XV
KSR 1x1 tab No.VII

Edukasi Pasien
Mengenai penyakit yang belum dapat disembuhkan dan komplikasinya
Serta untuk terus memeriksakan kondisinya secara berkala
PROGNOSIS
OD OS
Ad Vitam ad Bonam ad Bonam
Ad Sanam ad Malam ad Malam
Ad Fungsionam ad Malam ad Malam
Ad Cosmeticum ad Bonam ad Bonam
KONTROL
Pada tanggal 10 Juli 2018 keluarga pasien datang untuk menebus ulang obat – obatan yang
telah diberikan pada tanggal 3 Juli 2018, keluarga pasien mengatakan obat – obatan yang
diberikan telah mengurangi gejala yang dialami pasien.
Tatalaksana yang diberikan :
Timol ED fls No.I
2 dd gtt II ODS
Glauseta tab No. XV
S2 dd tab I
KSR tab No.VII
S 1 dd tab I
Cendo lyteers ED fls No.I
S 3 dd gtt I ODS
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
GLAUKOMA
Definisi
Glaukoma merupakan penyakit yang menunjukan karakteristik neuropati optik yang
dapat menyebabkan hilangnya lapang pandang secara progresif.
Insidensi
Lebih dari 150 ribu kasus glaucoma ditemukan di Indonesia pertahunnya dan
merupakan penyebab kebutaan kedua setelah katarak di dunia.
Penyebab
Kebutaan no 2

GLAUKOMA

Defek neuropati
dan gangguan Ditandai dengan
lapang pandang Peningkatan TIO
ETIOLOGI
Glaukoma merupakan penyakit yang ditandai dengan peningkatan
tekanan intraocular , peningkatan intraocular dapat disebabkan oleh :
 Bertambahnya produksi cairan mata oleh badan siliar
 Berkurangnya pengeluaran cairan mata di daerah sudut bilik mata
atau di celah pupil ( glaucoma hambatan pupil)
F AKTOR R ESIKO

Tekanan Intraokuler tinggi

Umur

Riwayat Glaukoma dalam Keluarga

Pemakaian steroid secara lama.

Riwayat Trauma pada Mata


KLASIFIKASI
KLASIFIKASI
FISIOLOGI AQUEOUS HUMOR
 Aqueous humor adalah cairan jernih yang
dihasilkan oleh korpus siliaris yang mengisi
camera oculi posterio (COP) dan camera oculi
anterior (COA).
 Komposisinya serupa dengan plasma
 Aliran aqueous humor melibatkan :
• Anyaman trabekular
• Kanalis schlemm
• Saluran kolektor
ALIRAN AQUEOUS HUMOR
Aqueous humor mengalir dari COP ke COA
melalui pupil, keluar ke aliran sistemik melalui 2
rute berbeda :

Trabecular outflow

Uveoscleral outflow
Aliran Aqueous Humor
TRABEKULAR OUTFLOW
COA  anyaman
trabekular  kanalis
schlemm  vena episklera
 vena siliaris anterior 
vena ophtalmica superior
 sinus kavernosus

UVEOSCLERAL OUTFLOW
COA  otot siliar 
rongga suprasiliar dan
suprakoroidal
PATOFISIOLOGI GLAUKOMA
Aliran humor aquos
Pengeluaran di sudut
Produksi Berlebihan terhambat pada celah
bilik mata terganggu
pupil

Menekan syaraf optik beserta seluruh serabut syaraf dan sel penglihatan

Kematian sel  Hilangnya penglihatan yang permanen.


GLAUKOMA PRIMER SUDUT TERBUKA (
GLAUKOMA KRONIS)
Peningkatan tekanan
intraokular yang disebabkan
oleh mekanisme sudut
terbuka adalah proses
degeneratif di jalinan
trabekula, termasuk
pengendapan bahan
ekstrasel di dalam jalinan
dan di bawah lapisan
endotel kanalis Schlemm.
Akibatnya adalah penurunan
drainase humor akueus
yang menyebabkan
peningkatan tekanan
intraokular.
GLAUKOMA PRIMER SUDUT TERTUTUP
(GLAUKOMA AKUT)
Glaukoma sudut tertutup primer terjadi
karena ruang anterior secara anatomis
menyempit sehingga iris terdorong ke depan,
menempel ke jaringan trabekular dan
menghambat humor akueus mengalir ke
saluran schlemm.
Pergerakan iris ke depan dapat karena
peningkatan tekanan vitreus, penambahan
cairan di ruang posterior atau lensa yang
mengeras karena usia tua.
Peningkatan tekanan intraokuler akan
mendorong perbatasan antara saraf optikus
dan retina di bagian belakang mata.
Akibatnya pasokan darah ke saraf optikus
berkurang sehingga sel-sel sarafnya mati.
Karena saraf optikus mengalami
kemunduran, maka akan terbentuk bintik buta
pada lapang pandang mata.
GLAUKOMA ABSOLUT ( END-STAGE GLAUCOMA,
ADVANCED GLAUCOMA)
Merupakan tahapan akhir dari glaucoma yang tidak terkontrol dimana telah terjadi atrofi optic
secara total dengan kebutaan total dan irreversible.
Dapat diawali oleh glaucoma sudut tertutup maupun glaucoma sudut terbuka.
Pada pemeriksaan dapat ditemukan :
•Injeksi siliar
•Kornea edem
•Bilik mata dangkal
•Papil atrofi dengan ekskavasi glaukomatosa
• LP (-)
•Mata keras seperti batu dengan rasa nyeri
Atau kadang mata terlihat normal namun LP (-) dan papik atrofi.
DIAGNOSIS
ANAMNESIS
GLAUKOMA AKUT GLAUKOMA KRONIS
 Mata merah  Pandangan kabur secara

 Pandangan kabur perlahan-lahan,


mendadak,  sakit kepala,

 Sakit kepala  Sering menabrak benda

 Mual dan muntah, sekitarnya ,


 Melihat halo ( warna-  melihat pelangi atau

warni) disekitar bola cahaya di pinggir objek


lampu dan silau yang sedang dilihat (halo)
P EMERIKSAAN OFTALMOLOGI
GLAUKOMA AKUT GLAUKOMA KRONIS
 visus menurun  mata tenang,
 kelopak mata bengkak  tekanan intraocular tinggi (21-
 Injeksi pericorneal, 40 mmHg),
 Kornea oedem  Penggaungan papil saraf optif

 Tekanan intraokular tinggi


yang khas (Ekskavasio),
(diatas 50 mmHg),  CDR >0.4

 COA dangkal,  Gangguan lapang pandang

 pupil melebar
yang khas (scotoma
paracentral, arcuata sampai
tunnel vision).
P EMERIKSAAN PENUNJANG
Tonometri
• Tonometri digital, tonometri Schiotz, Non contact
tonometri, tonometri aplanasi Goldmann

Gonioskopi

Penilaian Diskus Optikus

Pemeriksaan Lapangan Pandang


Tonometri Schiotz
• Kelebihan :
– Sederhana
– Relatif tidak mahal

• Cara :
– Pasien tidur terlentang
– Diberi anestesi topikal pada kedua mata
– Pasien menatap lurus ke depan
– Kelopak mata ditahan pada tepian tulang orbita
– Tonometer diturunkan sampai ujung cekung laras
menyentuh kornea
– Gunakan kartu konversi untuk mengetahui nilai pada skala
ke dalam mmHg
Tonometri Schiotz
OFTALMOSKOPI
Cup Disk Ratio

• NORMAL • GLAUKOMA
Pencekungan (cupping) n. Optikus yang asimetris. Terlihat
ada pelebaran general dari cup dimata kanan (A)
dibandingkan mata kiri (B) CDR asimetris > 0,2
P ENATALAKSAAN
MEDIKAMENTOSA
 supresi pembentukan
aqueous humor
 beta-adrenergic blocker (timol  timolol maleat 0.5%)
 apraclonidine, (simpatomimetik, alpha2 adrenergic agonist)
 brimonidine,
 Acetazolamide ( glauseta)
BEDAH
 Meningkatkan Aliran keluar
 Iridektomi
Humor Aqueous
 Trabekuloplasti Laser
 Obat parasimpatomimetik (pilocarpine)
 Trabekulotomi
 Analog Prostaglandin
(latanoprost,bimatoprost,travoprost)  Goniotomi
TERAPI BEDAH dan LASER
1. Trabekulektomi
Membuat lubang yang menghubungkan bilik depan mata
& subkonjungtiva

2. Trabekuloplasti laser
Membuat sikatriks/jaringan parut di trabekulum sehingga
celah melebar

3. Gonioplasti / iridoplasti
Membuat sikatriks di iris perifer sehingga sudut menjadi
terbuka
PENATALAKSANAAN : NON-MEDIKAMENTOSA
Pasien dan keluarga pasien harus diberikan pengertian
tentang penyakit glaucoma dan perjalanan penyakitnya
dan ditekankan bahwa penyakit ini belum dapat
disembuhkan dan harus diberi tatalaksana seumur hidup.
PROGNOSIS
Prognosis sangat bergantung pada penemuan dan
pengobatan dini sertabergantung akan keterlibatan saraf
optic dan jenis dari glaucoma itu sendiri serta penanganan
yang tepat dan cepat.
SCREENING
Usia 40 tahun keatas yang menjalani pemeriksaan mata secara rutin atau spesifik
seharusnya di screened untuk glaucoma.
Tes definitive yang digunakan untuk identifikasi antaralain adalah tonometry,
oftalmoskop dan gonioscopy.
THANK YOU!
Tonometri Aplanasi Goldmann
• Tonometri aplanasi goldmann dipasang pada slitlamp
• Lebih teliti daripada tonometri Schiotz
• Setelah anestesi topikal dan pemberian fluoresensi,
pasien duduk di depan slitlamp dan tonometer
disiapkan. Digunakan filter biru coklat dengan
penyinaran paling terang. Pemeriksa melihat melalui
slitlamp okular.
• Tonometri aplanasi yang lain :
– Tonometri parkins
– Tonopentometer
– Pneumotonometer
Tonometri Aplanasi Goldmann
Tonopentometer Pneumotonometer
PEMERIKSAAN LAPANG PANDANG
• Kelainan Lapang Pandang Pada Glaukoma
GONIOSKOPI
• Untuk memeriksa sudut bilik mata depan

Anda mungkin juga menyukai