Anda di halaman 1dari 20

Tugas Fisika Material Berpori

“AKTIVASI ZEOLIT SEBAGAI


ADSORBEN (PENYERAP)
GAS H2S”

KELOMPOK VII

NURUL KHAIRAH LAMELA ( F1B1 14 034 )


SITTI NURFITRI YANTI (F1B1 14 028)
W IDYA AGUSTINI ( F1B1 15 048 )
ALIAMSYAH (F1B1 15 057)
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Zein = Membuih

Lithos = Batu

Zeolit memiliki kemampuan sebagai adsorben dikarenakan


mempunyai rongga dengan struktur kerangka tiga dimensi, tahan
terhadap suhu tinggi dan stabilitas tinggi. Selain itu zeolite juga
memiliki ukuran pori yang seragam dengan kisaran ukuran 3-10
Ǻ sehingga dikategorikan sebagai material mikropori, Volume
pori 0,35 cm3/g dan selektivitas yang tinggi.
B. Rumusan Masalah
1.Bagaimana Kemampuan zeolit alam
sebagai adsorben setelah diAktivasi untuk
dapat menyerap gas H2S?

c. Tujuan
1.Untuk mengetahui bagaimana Kemampuan
zeolit alam sebagai adsorben setelah
diAktivasi untuk dapat menyerap gas H2S.
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Bahan dan Alat Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian
ini adalah : Amilum, HNO3, H2SO4, HCl,
(NH4)2SO4, FeCl3, 6H2O, Na2CO3, Na2S,
9H2O, para-amino dimetalanilin
dihidroklorida, ZnSO4.7H2O, Aquades.
Sampel yang digunakan adalah zeolite
alam.
B.Prosedur Penelitian
Preparasi
Zeolit Alam Aktivasi Zeolit
Alam

Pembuatan
Adsorben

Pembuatan Gas
H2S
C. Pengambilan Gas H2S

Persiapan contoh uji

Pengujian Contoh Uji


BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Preparasi Zeolit dan Aktivasi Alam
Penghalusan
Tahap
Pengayakan

Ayakan 100 Mesh


Pengeringan
Didalam Oven pada suhu
± 110oc Selama 4 jam
Aktivasi zeolite meliputi tiga tahap yaitu
demineralisasi, dealuminasi dan kalsinasi.

Demineralisasi adalah proses untuk mengurangi


mineral-mineral yang terdapat di dalam zeolit. Proses
demineralisasi zeolit menggunakan Etilen Diamin
Tetra Asetat (EDTA) 1 M yang merupakan ligan
heksadentat yang mempunyai enam atom donor yaitu
dua atom nitrogen dan empat atom oksigen dari empat
gugus asetat. Ligan ini merupakan ligan multidentat
karena memiliki lebih dari dua atom koordinasi per
molekul.
Dealuminasi zeolite alam menggunakan HNO3 8 M
dilakukan untuk mengurangi kandungan aluminium yang
terdapat di kerangka maupun permukaan zeolit. Dengan
berkurangnya Al maka rasio Si/Al akan meningkat
sehingga bersifat hidrofobik, sehingga kemampuan
penyerapan zeolit terhadap gas akan semakin besar. Selain
itu proses dealuminasi juga dilakukan untuk menjaga
stabilitas struktur pori dan meningkatkan kapasitas
adsorpsi zeolite.

Gambar . Dealuminasi zeolite


Tahap selanjutnya adalah kalsinasi, suhu 500°C merupakan
suhu optimum dalam proses aktivasi zeolit. Kalsinasi dilakukan
bertujuan untuk menguapkan basa Bronsted, H2O serta dapat
mengatur kembali susunan atom yang tertukar sehingga menjadi
lebih teratur dengan terbentuknya oksida logam yang stabil dan kuat
diantara zeolit .

Gambar . Pembentukan situr asam Bronsted dan Lewia pada zeolite.


B.Karakterisasi XRD Zeolit Alam
Karakterisasi kristalinitas zeolite alam dilakukan
menggunakan X-Ray Diffraction (XRD) yang bertujuan
untuk mengetahui jenis mineral penyusun zeolite. Hasil
analisa pada penelitian ini ditunjukkan pada difraktogram
zeolite alam .

Gambar . Hasil analisis XRD zeolit alam


C.Komposisi Kimia Zeolit sebelum dan Sesudah
Aktivasi

Analisis komposisi zeolit alam Pada penelitian ini dilakukan


menggunakan alat X-Ray Fluorosence Thermo ARL 9900. Analisis
tersebut diperoleh hasil bahwa kandungan senyawa dari zeolit tanpa
dan dengan aktivasi seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2.
D. Pori Zeolit Alam Tanpa dan dengan Aktivasi
Menggunakan GSA

Salah satu penggunaan zeolit alam adalah dengan


memanfaatkan porositasnya yaitu sebagai adsorben. Untuk
mengetahui pori zeolit alam maka perlu dilakukan identifikasi
porositas zeolite alam. Luas permukaan spesifik, volume total pori
dan rerata jari pori dapat dianalisis dengan uji adsorpsi-desorpsssi
gas N2 dengan menggunakan persamaan Brunaurer, Emmet dan
Teller (BET).
E.Pembuatan Adsorben dan Uji Daya Adsorpsi Gas H2S

Adsorben gas H2S pada penelitian ini dibuat dari


zeolit alam tanpa dan dengan aktivasi. Hal ini bertujuan
untuk mengetahui kemampuan penyerapan dari masing-
masing variasi adsorben.

Gambar . Kurva kalibrasi antara konsentrasi standar dengan adsorbansi Tanpa Aktivasi
Gambar . Kapasitas penyerap zeolite pada gas H2S
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Zeolit alam dengan aktivasi memiliki nilai
kapasitas adsorpsi dua kali lebih besar dibandingkan
zeolit tanpa aktivasi. Selain itu berdasarkan hasil uji
adsorpsi gas H2S menggunakan metode metilen biru
pada variasi zeolite ketebalan adsorben 3 cm memilki
nilai efisiensi optimum sebesar 91,22 %.
B. Saran
Penulis menyarankan kepada pembaca agar dapat
terus melakukan berbagai percobaan untuk
meningkatkan pembuatan berbagai material terutama
materi berpori karna sangat berguna untuk kehidupan
manusia.

Anda mungkin juga menyukai