Anda di halaman 1dari 49

LAPORAN KASUS

GAGAL JANTUNG
Oleh :
dr. Hasanatul Awliya

Pembimbing :
dr. Hasnur Rahmi, SpPD

Rumah Sakit Umum Daerah Sijunjung


2018
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
GAGAL Sindrom klinis Sesak
akibat kelainan
JANTUNG struktur dan Kongesti
fungsi jantung
cairan

Penyakit tidak Terbanyak :


7,3 juta
menular penyakit
disebabkan oleh
kardiovaskular
(mortalitas : 63%) penyakit jantung
(17.3 juta)
LATAR BELAKANG
RIKESDAS 2013
• Prevalensi gagal jantung di Indonesia
adalah 0,3% atau sekitar 530.068 orang

• Di provinsi Sumatera Barat , 10.283


orang menderita gagal jantung

• Terbanyak di kelompok usia 55-64 tahun


• Tidak dipengaruhi jenis kelamin.
TUJUAN PENULISAN
• Memahami mengenai gagal jantung
• Mampu mendiagnosis dan memberikan
terapi kegawatdaruratan pada kasus gagal
jantung.
• Meningkatkan kemampuan menulis ilmiah
dalam bidang kedokteran.
LAPORAN
KASUS
IDENTITAS
• Nama Pasien : Ny. M
• Tanggal Lahir : 20 Maret 1964
• Usia : 54 tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Status : Menikah
• Pendidikan Terakhir : SD
• Pekerjaan : Petani
• Agama : Islam
• Suku : Minang
• Alamat : Kumanis, Kec. Sumpur Kudus
• Tanggal Masuk RS : 2 April 2018
• Tanggal Keluar RS : 7 April 2018
ANAMNESIS (AUTO)
Keluhan Utama : Sesak Napas
1 minggu SMRS 2 hari SMRS MRS

Sesak (+)
- Orthopnea (+)
- PND (+) Sesak (+) saat
- Tidur menggunakan 3 istirahat
bantal
Bengkak pada
- Pagi sama dengan Batuk (+)
perut dan
malam Bengkak (+)
kedua tungkai
- Saat beraktivitas (ke
kamar mandi) Bertambah
berat
Batuk (+) tidak berdahak,
terutama saat berbaring
• Keluhan tidak disertai penurunan nafsu
makan, penurunan berat badan, demam,
mual, muntah, nyeri dada, dada berdebar-
debar, sakit gigi, sakit tenggorokan,
trauma, ataupun bengkak pada wajah.
BAK tidak ada keluhan.
• Pasien mengeluhkan sulit BAB sejak 1
hari SMRS.
Riwayat penyakit dahulu
• 1 bulan SMRS : dirawat karena keluhan yang sama,
dipulangkan dalam keadaan baik, namun tidak kontrol 1
minggu kemudian.
• Riwayat hipertensi (+) sejak 2014, dan rutin kontrol ke
poli penyakit dalam RSUD Sijunjung setiap bulan.
Pasien tidak ingat nama obat yang dikonsumsinya.
• Riwayat DM (+) sejak 2014 terkontrol dengan lantus
1x10 unit dan apidra 3x12 unit.
• Riwayat biru saat masih anak-anak (-)
• Riwayat alergi makanan atau obat-obatan (-)
• Riwayat sulit menelan atau berbicara (-)
Riwayat Keluarga
• Riwayat keluarga memiliki keluhan yang
sama tidak ada.

Riwayat Kebiasaan
• Pasien tidak merokok, minum minuman
alkohol ataupun stress.
PEMERIKSAAN FISIK
Kesan umum
• Kesadaran : Compos Mentis
• Kesan sakit : Tampak sakit berat

Tanda vital
• Tekanan darah : 147/68 mmHg
• Nadi : 68 x/menit, regular, equal, isi
cukup
• Pernafasan : 26 x/menit
• Suhu : 36.7 C
• SpO2 : 99% dengan O2 3lpm per
nasal canule
Pemeriksaan Generalisata

Kepala :
•Wajah : simetris, gerakan involunter (-), edema (-),
massa (-)
•Mata
• Konjungtiva : tidak anemis
• Sklera : tidak ikterik
• Kornea : Jernih
• Pupil : Bulat isokor, diameter 3 mm ODS
• Gerak bola mata : baik ke segala arah
•Telinga : simetris, benjolan (-) lesi (-) serumen (-)
•Hidung : simetris, sekret (-) PCH (-)
•Mulut dan Faring : tonsil T1-T1, faring tenang
•Leher
• Kelenjar tiroid : dalam batas normal
• JVP : 5+4 cmH2O
• KGB : tidak teraba
• Thorax
– Inspeksi : Bentuk dan gerak simetris
– Retraksi Sela Iga : tidak ada
• Pulmo
• Palpasi : tidak dilakukan
• Perkusi : Sonor kiri = kanan
• Auskultasi : VBS kiri = kanan,
Wheezing -/- ,
Ronchi basah halus
+/+ di basal paru

x x
Cor
• Inspeksi : PMI tidak terlihat
• Palpasi : Iktus cordis teraba di ICS V 2cm di lateral LMCS,
kuat angkat, Thrill (-)
• Perkusi : Batas Paru Hepar di ICS VI dengan peranjakan 2
ruas jari
Batas jantung :
– Kanan : LSD
– kiri : 2cm di lateral LMCS
– atas : ICS III
• Auskultasi : Bunyi jantung S1- S2 murni regular, murmur(-)
Abdomen
• Inspeksi : Cembung, melebar ke samping
• Palpasi : Lembut, Hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan
perut kanan atas (+), hepatojugular reflulx (-)
• Perkusi : PS/PP (+/+)
• Auskultasi : Bising usus (+)

Ekstremitas
Edema pitting (+/+) a/r ekstremitas bawah
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• LABORATORIUM
– Hb/Ht/L/Tr : 11.1/33/5000/195.000
– Albumin :3.8 mg/dL
– Ur/Cr : 36/0.8 mg/dL
– Na/K/Cl :139/3.76/108 mg/dL
– GDS : 127 mg/dL
Ro/ thoraks :

- Kardiomegali
- Edema paru
- Efusi Pleura
Bilateral
EKG

Iskemia di
inferior dan
lateral
USULAN PEMERIKSAAN
• Echocardiography
• BNP
DIAGNOSIS
• CHF FC IV dengan congestive
hepatopathy + efusi pleura bilateral
• CAD Inferolateral
• DM tipe 2 terkontrol
TERAPI AWAL
• O2 3lpm per nasal canule
• Diet Jantung II 1700 kkal/24jam
• IVFD Asering 500cc/24 jam
• Bolus lasix 1mg/kgbb (45mg), lanjutkan dengan Drip Lasix
2.5cc/jam
• Candesartan 1 x 4mg p.o
• Spironolacton 1 x 25mg p.o
• Omeprazole 1 x 40mg (IV)
• Aspilet 1 x 80mg p.o
• Lantus 1x10 unit
• Simvastatin 1 x 10mg
• Lactulac syr 3 x 1cth
• Pasang Catheter
FOLLOW UP
03/04/2018 S: Sesak napas (↓) - O2 3 lpm
O: - Diet Jantung II 1500
Kesadaran : Compos Mentis kkal/24 jam
KU : Sakit sedang - Drip Furosemide 5
TD : 147/68mmHg mg/jam
N : 67x/menit - Infus Asering 250
R : 24 x/menit ml/24 jam
S : 36.5 C - Candesartan 1x 8mg
Kepala : konjungtiva anemis (-) - Spironolacton
Thoraks : ronki (+/+) 1x25mg
Abdomen : ascites (+) - Omeprazole 1x40mg
Ekstremitas : edema (+/+) IV
A: - Aspilet 1x80mg
- CHF FC III dengan congestive - Simvastatin 1x10mg
hepatopathy + efusi pleura - Lactulac syr 3 x 1cth
bilateral - Lantus 1x10 unit SC
- CAD inferolateral
- DM tipe II
04/04/2018 S: Sesak napas (↓) - O2 3 lpm
O: - Diet Jantung II 1500
Kesadaran : Compos Mentis kkal/24 jam
KU : Sakit sedang - Drip Furosemide 5
TD : 170/80mmHg mg/jam
N : 68x/menit - Infus Asering 250
R : 24 x/menit ml/24 jam
S : 36.7 C - Candesartan 1x
Kepala : konjungtiva anemis (-) 16mg
Thoraks : ronki (+/+) - Spironolacton
Abdomen : ascites (+) berkurang 1x25mg
Ekstremitas : edema (+/+) - Omeprazole 1x40mg
berkurang IV
A: - Aspilet 1x80mg
- CHF FC II dengan congestive - Simvastatin 1x10mg
hepatopathy + efusi pleura - Lactulac syr 3 x 1cth
bilateral - Lantus 1x10 unit SC
- CAD inferolateral - Bisoprolol 1x1.25mg
- DM tipe II - KSR 1x600 mg
05/04/2018 S: Sesak napas (↓) - O2 3 lpm
O: - Diet Jantung II 1500
Kesadaran : Compos Mentis kkal/24 jam
KU : Sakit sedang - Sliding scale/6jam
TD : 151/86 mmHg - Drip Furosemide 20
N : 70x/menit mg/jam
R : 24 x/menit - Infus Asering 250
S : 36.5 C ml/24 jam
Kepala : konjungtiva anemis (-) - Candesartan 2x
Thoraks : ronki (+/+) 16mg
Abdomen : ascites (+) berkurang - Spironolacton
Ekstremitas : edema (+/+) 1x25mg
berkurang - Omeprazole 1x40mg
A: IV
- CHF FC II dengan congestive - Aspilet 1x80mg
hepatopathy + efusi pleura - Simvastatin 1x10mg
bilateral - Lactulac syr 3 x 1cth
- CAD inferolateral - Lantus 1x10 unit SC
- DM tipe II - KSR 1x600 mg
- Digoxin 1x0.25mg
06/04/2018 S: Sesak napas (-) - Diet Jantung II 1500
O: kkal/24 jam
Kesadaran : Compos Mentis - Stop sliding scale
KU : Sakit sedang - Drip Furosemide 20
TD : 150/65 mmHg mg/jam
N : 74x/menit - Infus Asering 250
R : 20 x/menit ml/24 jam
S : 36.5 C - Candesartan 2x
Kepala : konjungtiva anemis (-) 16mg
Thoraks : ronki (+/+) - Spironolacton
Abdomen : ascites (+) berkurang 1x25mg
Ekstremitas : edema (+/+) - Omeprazole 1x40mg
berkurang IV
A: - Aspilet 1x80mg
- CHF FC II dengan congestive - Simvastatin 1x10mg
hepatopathy + efusi pleura - Lactulac syr 3 x 1cth
bilateral - KSR 1x600 mg
- CAD inferolateral - Digoxin 1x0.25mg
- DM tipe II - Herbesser 1x100mg
07/04/2018 S: Sesak napas (-) - Candesartan 2x
O: 16mg
Kesadaran : Compos Mentis - Spironolacton
KU : Sakit sedang 1x25mg
TD : 143/86 mmHg - Omeprazole 1x40mg
N : 84x/menit - Aspilet 1x80mg
R : 20 x/menit - Simvastatin 1x10mg
S : 36.5 C - KSR 1x600 mg
Kepala : konjungtiva anemis (-) - Digoxin 1x0.25mg
Thoraks : ronki (+/+) - Herbesser 1x100mg
Abdomen : ascites (+) berkurang - Furosemide 1x40mg
Ekstremitas : edema (+/+)
berkurang
GDS = 97
A:
- CHF FC II dengan congestive
hepatopathy + efusi pleura
bilateral
- CAD inferolateral
- DM tipe II
PROGNOSIS
• Quo ad Vitam : Dubia ad Bonam
• Quo ad Functionam : Dubia ad Malam
• Quo ad Sanationam : Dubia ad Malam
TINJAUAN
PUSTAKA &
PEMBAHASAN
Definisi Gagal Jantung
Gagal jantung adalah suatu sindrom klinis
akibat kelainan struktur atau fungsi jantung
yang ditandai dengan :
– Gejala gagal jantung : sesak napas atau
lelah bila beraktivitas atau saat istirahat
– Tanda-tanda kongesti cairan, seperti
kongesti paru atau bengkak
pergelangan kaki.
Terminologi Gagal Jantung
• Gagal Jantung Akut vs Gagal Jantung
Kronis
• Gagal Jantung Kanan vs Gagal Jantung
Kiri
• Heart Failure-reduces Ejection Fraction vs
Heart Failure–Preserved ejection fraction
• Gagal Jantung Sistolik vs Gagal Jantung
Diastolik
Etilogi Gagal Jantung
Heart Failure- Reduced Ejection Fraction (<40%)
Penyakit arteri koroner Non-iskemik kardiomiopati
Infark miokard dilatasi
Iskemia miokard Penyakit familial/genetik
Penyakit infiltratif
Overload tekanan kronis
Hipertensi Kerusakan akibat toksin atau obat
Penyakit katup obstruktif Penyakit metabolik
Viral
Overload volume kronis
Penyakit katup regurgitasi Penyakit Chagas
Shunt intrakardiak (kiri ke Kelainan ritme dan frekuensi jantung
kanan) Bradiaritmia kronis
Shunt ekstrakardiak Takiaritmia kronis
Heart Failure- Preserved Ejection Fraction (>40-50%)
Hipertropi patologis Kardiomiopati restriktif
Primer (kardiomiopati hipertropi) Penyakit infiltratif (amioloidosis,
Sekunder (hipertensi) sarkoidosis)
Storage disease (hemokromatosis)
Penuaan (aging)
Kelainan endomiokardial
Fibrosis jantung

Penyakit jantung pulmonal


Kor pulmonale
Penyakit vaskular pulmonal

Kondisi high-output
Kelainan metabolik Kebutuhan aliran darah yang berlebihan
Tirotoksikosis Shunt ateriovena sistemik
Kelainan nutrisi (beriberi) Anemia kronis
Klasifikasi Fungsional (NYHA)
I. Tidak ada keterbatasan dalam aktivitas fisik
II. Aktivitas sedikit terbatas, sesak dan lelah pada
aktivitas fisik sedang
III. Aktivitas terbatas, sesak pada aktivitas fisik
ringan 1 minggu SMRS
IV. Aktivitas sangat terbatas, sesak saat istirahat. MRS
Diagnosis Gagal Jantung
GEJALA
• Utama : fatik dan sesak
• Lainnya : ortopnea, PND, respirasi Cheyne-Stokes, anoreksia, nyeri
abdomen

PEMERIKSAAN FISIK
• TD : normal, tinggi atau rendah
• Peningkatan JVP
• Ronchi dan mengi
• PMI bergeser kebawah atau kesamping
• S3
• Pembesaran hepar, ascites dan edema ekstremitas
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Laboratorium Rutin : darah tepi lengkap, elektrolit,
BUN, kreatinin, enzim hepar, serta urinalisis.
• Elektrokardiografi.
• Rontgen thoraks
• Echocardiogram/ Doppler
• MRI merupakan pemeriksaan baku emas untuk
menentukan ukuran dan volume ventikel kiri.
• Biomarker : BNP dan N-terminal pro-BNP
merupakan penanda yang sensitif untuk gagal
jantung dengan penurunan fraksi ejeksi.
Kriteria Framingham 5 Mayor
4 Minor
Kriteria Major Kriteria Minor
• Paroksismal nokturnal • Edema ekstremitas
dispnea • Batuk malam
• Distensi vena leher • Sesak pada aktivitas
• Ronki paru • Hepatomegali
• Kardiomegali • Efusi pleura
• Edema paru akut • Kapasitas vital berkurang 1/3
• Gallop S3 dari normal
• Peninggian tekanan vena • Takikardia (>120 kali/menit)
jugularis
• Refluks hepatojugular

Gagal jantung jika >=


dua kriteria mayor; atau
1 kriteria mayor dan 2 kriteria minor
TATALAKSANA GAGAL JANTUNG

TERAPI
JANGKA
PENDEK
kongesti pulmonal, ortopnea,
PND, edema perifer, dilatasi
vena jugular, hepatopati
kongestif, kongesti usus,
ascites, atau refluks
hepatojugular.

keringat dingin
pada ekstremitas,
oliguria,
kebingungan, atau
penyempitan
tekanan darah
Medikamentosa Gagal Jantung Akut

• Diuretik : furosemide i.v (+spironolacton)


• Vasodilator : ISDN -> hipertensi
• Inotropik positif : dobutamin -> hipotensi
• Vasopressor : dopamin dan norepineprin -> hipotensi

• Terapi tambahan :
– Profilaksis tromboemboli : aspilet
– Vasopresin antagonis
– Opiates
– Anxiolytic dan sedatif
Terapi Jangka Panjang
Terapi Umum
• Cari dan obati penyakit komorbid
• Hentikan merokok dan batasi konsumsi alkohol (2 gelas/ hari
pada laki-laki dan 1 gelas/hari pada perempuan)
• Hindari aktivitas yang berat dan temperatur yang terlalu tinggi
atau terlalu rendah.
• Edukasi pasien dan keluarga pasien tentang pentingnya diet
yang tepat dan kepatuhan minum obat.
• Olahraga : misalnya berjalan kaki 3-5 kali perminggu selama
20-30 menit atau sepeda statis 5kali/minggu selama 20 menit
• Diet rendah garam dan pembatasan konsumsi cairan.
Medikamentosa Candesartan
bisoprolol

Spironolacton

Furosemide
Terapi yang diberikan kepada semua pasien HFrEF yang
simptomatis :
• Angiotensin- converting enzyme inhibitors
• Beta-blokers
 Penyekat beta memberikan efek yang maksimal jika digunakan
bersamaan dengan ACEi.
 Penyekat beta mulai diberikan ketika kondisi pasien sudah stabil.
• Aldosterone receptor antagonists
 Dapat menyebabkan hiperkalemia.

Diberikan bisoprolol
pada hari ke 3
Terapi yang diberikan kepada pasien HFrEF simptomatis
tertentu:
Furosemide
• Diuretik
 merupakan ujung tombak pengobatan gagal jantung dengan
kongesti.
 Loop diuretics memberikan efek yang lebih kuat daripada
thiazides.
 Kombinasi : edema persisten.
• Angiotensin receptor neprilysin inhibitor
 Merupakan kombinasi valsartan dan sacubitril.
 Efek obat ini lebih superior dibandingkan ACEi ≠ terapi awal
 Obat ini tidak boleh dikonsumsi bersamaan dengan ACEi
• If channel inhibitor
 Ivabradine hanya boleh diberikan pada pasien dengan ritme sinus
dan denyut jantung > 70 kali/menit.
• Angiotensin II type I receptor blockers Candesartan
 Merupakan alternatif pada pasien yang tidak dapat mentoleransi
ACEi akibat batuk, alergi atau angioedema.
• Kombinasi Hydralazine dan ISDN
 Pada ras hitam, NYHA kelas III-IV
Terapi lain yang memberikan lebih sedikit manfaat pada
pasien dengan HFrEF
• Digoxin
 Dapat diberikan pada semua HFrEF untuk menurunkan angka
rawat inap.
 Diberikan pada pasien gagal jantung dengan AF-RVR ketika
terapi lain tidak bisa memperlambat laju ventrikel tersebut.
 UTAMA : NYHA kelas III-IV dengan rasio kardiotorasik >55%
atau fraksi ejeksi < 25%
• Statin dan antikoagulan-antiplatelet Aspilet
 Penyakit jantung koroner dan/atau hiperlipidemia  simvastatin
dan aspirin
 Anti koagulan diberikan pada pasien gagal jantung dengan atrial
fibrilasi ditambah minimal satu faktor resiko stroke kardioemboli
yang lain ( hipertensi, diabetes mellitus, riwayat stroke atau TIA,
usia ≥ 75 tahun).
Obat-obatan yang harus dihindari pada pasien
gagal jantung simptomatik NYHA kelas II-IV :
• Golongan tiazolidinedion (glitazon) karena dapat
memperburuk gejala gagal jantung
• Golongan CCB , kecuali amlodipine dan felodipine
karena memiliki efek inotropik negatif Herbesser
• OAINS dan penghambat COX-2 sebaiknya dihindari
karena menyebabkan retensi air dan natrium, serta
memperburuk fungsi ginjal dan gejala gagal jantung
• Kombinasi ARB dengan ACEi tidak
direkomendasikan karena memperburuk fungsi
ginjal dan menyebabkan hiperkalemia.
PROGNOSIS
Gagal jantung yang simptomatis memiliki prognosis yang
buruk.
– 30-40% pasien meninggal dalam waktu 1 tahun
– 60-70% meninggal dalam waktu 5 tahun

Pasien dengan kategori NYHA kelas IV memiliki angka


mortalitas 30-70% sedangkan pasien dengan NYHA kelas
II memiliki angka mortalitas 5-10%.
DAFTAR PUSTAKA
1. Yancy et al. 2013 ACCF/AHA Guideline for the Management of Heart Failure: Executive
Summary. Journal of the American Collage of Cardiology. 2013;64(16):1495-539.
2. Situasi Kesehatan Jantung. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI.2014.
3. Hanifati F, Liwang F, Pradipta EA, Tanto C. Kapita Selekta Kedokteran edisi IV: Media
Aesculapius; 2014.
4. Sudoyo AW, Setiyodati B, Alwi I, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi Kelima Jilid
II: Interna Publishing; 2010.
5. Fauci, dkk. Harrison’s Principles of Internal Medicine 18 th Edition: The McGraw-Hill
Companies; 2012
6. Labus D, Kowalak J. Handbook of Signs & Symptoms, 4th Edition: Lippincott Williams &
Wilkins; 2010.
7. Bickley LS. Bate’s Guide to Physical Examination and History Taking 11 th Edition:
Lippincott Williams & Wilkins; 2012.
8. Jessup M, dkk. 2009 Focused Update Incorporated Into the ACC/AHA 2005 Guidelines
for the Diagnosis and Management of Heart Failure in Adults. Journal of the American
Collage of Cardiology. 2009;53(15): 1-90.
9. Ponikowski P, dkk. 2016 ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of acute and
chronic heart failure. 2016
10. Gheorghiade M et al. Effect of oral digoxin in high-risk heart failure patients : a pre-
specified subgroup analysis of the DIG trial. Eur J Heart Fail. 2013;15: 551-559.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai