Anda di halaman 1dari 8

TRIASE BENCANA

1. Elin Sintias
2. Laila Nur Baeti
3. Melyantono A.P
4. Aji Wahyu P
5. Diah Eka Saputri
6. Fifi Nur Amalia
7. Maya Sri D
8. Haniva Lukma S
9. Meyta Ayu P
10. Miftachul Janah
11. Nia Ambarwati
12. Resita Dwi N
13. Sintya R.M
14. Tri Wahyuningsih
15. Urip Atik
TRIASE

Bahasa Prancis “TRIER” = Memilih

Tujuan
Pengertian

untuk memudahkan penolong untuk


Penanganan medis yang memberikan petolongan dalam
diberikan berdasarkan kondisi korban masalah atau
“Prioritas” sesuai dengan bencana dan diharapkan banyak
penderita yang memiliki kesempatan
keadaan penderita.
untuk bertahan hidup
METODE TRIASE

METTAG (Triage tagging system) START (Simple Triage And Rapid Transportation).

Sistim METTAG atau Penuntun Lapangan START berupa


penilaian pasien 60 detik yang
pengkodean dengan
mengamati ventilasi, perfusi, dan
warna tagging system yang status mental untuk memastikan
sejenis bisa digunakan sebagai kelompok korban seperti yang
bagian dari Penuntun memerlukan transport segera atau
Lapangan START. tidak, atau yang tidak mungkin
diselamatkan, atau mati. Ini
memungkinkan penolong secara
cepat mengidentifikasikan korban
yang dengan risiko besar akan
kematian segera atau apakah tidak
memerlukan transport segera.
Pendekatan yang dianjurkan untuk memprioritaskan tindakan atas
korban adalah yang dijumpai pada sistim METTAG yaitu:

 Prioritas Nol (Hitam) : Pasien mati atau cedera fatal yang jelas dan tidak
mungkin diresusitasi.
Prioritas Pertama (Merah) : Pasien cedera berat yang memerlukan
tindakan dan transport segera (gagal nafas, cedera torako-abdominal,
cedera kepala atau maksilo-fasial berat, shok atau perdarahan berat,
luka bakar berat)
Prioritas Kedua (Kuning) : Pasien dengan cedera yang dipastikan tidak akan
mengalami ancaman jiwa dalam waktu dekat (cedera abdomen tanpa
shok, cedera dada tanpa gangguan respirasi, fraktura mayor tanpa shok,
cedera kepala atau tulang belakang leher, serta luka bakar ringan).
Prioritas Ketiga (Hijau) : Pasien degan cedera minor yang tidak
membutuhkan stabilisasi segera (cedera jaringan lunak, fraktura dan
dislokasi ekstremitas, cedera maksilo-fasial tanpa gangguan jalan nafas
serta gawat darurat psikologis).
KLASIFIKASI TRIASE
Prioritas 1 atau Emergensi

• Pasien dengan kondisi mengancam nyawa,


memerlukan evaluasi dan intervensi segera
• Pasien dibawa ke ruang resusitasi
• Waktu tunggu 0 (Nol)

Prioritas 2 atau Urgent

• Pasien dengan penyakit yang akut


• Mungkin membutuhkan trolley, kursi
roda atau jalan kaki
• Waktu tunggu 30 menit
• Area Critical care
Prioritas 3 atau Non Urgent

• Pasien yang biasanya dapat berjalan


dengan masalah medis yang minimal
• Luka lama
• Kondisi yang timbul sudah lama
• Area ambulatory / ruang P3

Prioritas 0 atau 4 Kasus kematian

• Prioritas 0 atau 4 Kasus kematian


• Tidak ada respon pada segala rangsangan
• Tidak ada respirasi spontan
• Tidak ada bukti aktivitas jantung
• Hilangnya respon pupil terhadap cahaya
TRIASE BENCANA
Sistem Pelayanan Tanggap Darurat ditujukan untuk mencegah kematian dini
(early) karena trauma yang bisa terjadi dalam beberapa menit hingga
beberapa jam sejak cedera (kematian segera karena trauma, immediate,
terjadi saat trauma.

Saat penolong (tenaga medis) memasuki daerah bencana yang tentunya


banyak memiliki korban yang terpapar hal yang pertama kali harus
dipikirkan oleh penolong adalah Penilaian TRIASE. Triase dibagi menjadi
penilaian triase pada psikologis korban dan menilai triase medis.
Dalam Triase Medis sebaiknya menggunakan metode START (Simple Triage
and Rapid Treatment) yaitu memilih korban berdasarkan pengkajian awal
terhadap penderita degan menilai Respirasi, Perfusi, dan Status Mental.
langkah-langkah yang harus dilakukan
penolong saat terjadi bencana
o Penolong pertama melakukan penilaian cepat tanpa menggunakan
alat atau melakuakan tindakan medis.
o Panggil penderita yang dapat berjalan dan kumpulkan diarea
pengumpulan
o Nilai penderita yang tidak dapat berjalan, mulai dari posisi terdekat
dengan penolong.
o Inti Penilaian Triage Medis (TRIASE dalam bencana memiliki 4 warna
Hitam (penderita sudah tidak dapat ditolong lagi/meninggal), Merah
(penderita mengalami kondisi kritis sehingga memerlukan
penanganan yang lebih kompleks), Kuning (kondisi penderita tidak
kritis), Hijau (penanganan pendirita yang memiliki kemungkinan hidup
lebih besar. Penderita tidak memiliki cedera serius sehingga dapat
dibebaskan dari TKP agar tidak menambah korban yang lebih banyak.
Penderita yang memiliki hidup lebih banyak harus diselamatkan
terlebih dahulu).

Anda mungkin juga menyukai