Anda di halaman 1dari 38

SEMINAR PLENO

LESI NON KARIES

Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran


Universitas Jenderal Achmad Yani
Tahun Ajaran 2017/2018
KELOMPOK 5

 Alya Citra 4211171006


 RA Gradiaz 4211171025
 Dinda Andriana 4211171026
 Silvia Rahmutia 4211171033
 Fadhilah Nuraini F 4211171037
 Farah Risti 4211171039
 Imanda Asysyifa Salma 4211171042
 Winda Ananda Putri 4211171043
 Yulia Krismonika 4211171045
 Ayudhia Prasasti 4211171046
SKENARIO.

Ny. Dentina, 35 tahun memiliki keluhan gigi linu sehingga tidak


bias mengonsumsi makanan atau minuman dingin.
Kebiasaan menggosok gigi 2x setiap hari setelah makan dan
sangat menjaga kebersihan gigi dan penampilannya. Ny.
Dentina berkonsultasi kepada dokter gigi untuk
menghilangkan kelihannya. Dokter gigi melakukan
pemeriksaan objektif dan mendapat sumber linu berupa
defek pada leher gigi regio belakang kanan dan anterior RB,
tidak ada giginya yang karies. terdapat beberapa gigi
dengan restorasi amalgam pada bagian proksimal gigi 14, 15,
dan bagian servikal gigi 46. menurut keterangan, Ny. Dentina
menderita sakit tukak lambung.
GAMBARAN KLINIS
SKENARIO TAMBAHAN

- Kebiasaan menyikat gigi setelah sarapan pagi, menggunakan sikat gigi


yang mengandung kalsium karbonat sepanjang bulu sikatnya, gerakan
horizontal dan menekan.
- Pemeriksaan intraoral:

No Gigi VITALITAS PERKUSI BITE TEST MOBILITY TERAAN KERTAS


ARTIKULASI
1 31 + - - - +
2 32 + - - - +
3 41 + - - - +
4 42 + - - - +
5 44 + - - - +
6 45 + - - - ++
7 46 + - - - +
LEARNING ISSUES.
1. Bagaimana anatomi, histologi, dan histopatologi pada gigi
dalam kasus?
2. Bagaimana interpretasi dari teraan kertas artikulasi pada kasus?
3. Diagnosis pada kasus?
4. Bagaimana hubungan umur, tukak lambung, dan kebiasaan
pasien dengan diagnosis?
5. Bagaimana etiologi dari diagnosis tersebut?
6. Bagaimana mekanisme dan patofisiologis dari diagnosis
tersebut?
7. Apa yang terjadi pada gigi 44 dan 45? Bagaimana
perbedaannya dengan gigi anterior dan bagaimana rencana
perawatannya?
8. Bagaimana komplikasi dan prognosisnya?
9. Bahan restorasi apa yang tepat untuk kasus dan adakah
penanganan lain yang dapat dilakukan?
10.Sebagai dokter, apa yang akan dilakukan jika menemukan kasus
pada scenario?
1. Bagaimana anatomi, histologi dan
histopatologi pada gigi dalam kasus?
ANATOMI

Gigi •Akar tunggal, cenderung bengkok ke


distal, Panjang +- 12mm.
•Tepi incisal tegak lurus terhadap garis

31&41 yang membagi dua mahkota lingual


•Gigi terkecil pada gigi-geligi tetap
•Cervical line melengkung ke arah apex.

Gigi •Ukurannya sedikit lebih besar dari insisif


cental rahang bawah
•Mahkota berbentuk kipas dan tepi insisal

32&42 lebih lebar dari mesiodistal


•Cervical line melengkung ke arah apex

•Fossa distoklusal lrbih besar aripada fossa


mesioklusal
Gigi 44 •Ada 2 cusp, bukal lebih besar dan lebih
runcing
•Akar tunggal, membulat dan berinklinasi
ke distal
ANATOMI

Gigi
•Cusp biasanya ada 3, satu buccal
& 2 lingual
•Akarnya tunggal dan mengerucut
•Tidak ada lingual groove

45
•Cusp mesial lebih besar disbanding
distolingual

Gigi
•Lima cusp, 3 di buccal dan 2 di
lingual
•Dua akar, mesial dan distal
•Gigi terbesar pada rahang bawah

46
•Bukal berinklinasi ke lingual
ANATOMI
HISTOLOGI
Enamel
• 96% anorganik, 3& organic, 1% yang lain.
• Enamel rods, stria of Retzius, Hunter Schneger
bands, enamel lamella, enamel tuffs.

Dentin
• Primary dentin, secondary dentin, tertiary dentin.
• Mantle dentin, circumpulpa dentin, predentin,
lateral microtubules, tubuli dentin.

Pulpa
• Odontoblas layer, cell poor zone, cell rich zone.
HISTOPATOLOGI

A. Attrition wear facet with


underlying tract of white
tubules
B. Thinned facial enamel
edge overhanging the
lesion
C.Ceiling of the lesion
D. Tract of sclerotic tubules
extending from the lesion
floor to the pulp
E. Repetitive dentin
2. Bagaimana interpretasi dari teraan
kertas artikulasi?
INTERPRETASI

GIGI 31, 32, 41, 42, 44, 46: DBN

GIGI 45: KONTAK PREMATUR


3. Bagaimana diagnosis pada kasus?
Gigi 31, 32,
41, 42: GIGI 44,
ATRISI, 46:
ABRASI ABRASI
RESESI GUSI

GIGI 45:
ABFRAKSI
4. Bagaimana hubungan umur, tukak
lambung, dan kebiasaan pasien dengan
diagnosis?
UMUR • TIDAK BERPENGARUH

KEBIASAAN • BERPENGARUH

TUKAK
• TIDAK BERPENGARUH
LAMBUNG
5. Bagaimana etiologi dari diagnosis
tersebut?
ATRISI ABRASI ABFRAKSI RESESI
• Biasanya • Karena • Kontak GINGIVA
disebabkan Teknik premature
oleh • Umur
menyikat pada gigi 45 • Cara
kebiasaan gigi,
pasien menyikat
kandungan gigi
pasta gigi,
jenis bulu
sikat dan
waktu
menyikat
gigi.
6. Bagaimana mekanisme dan
patofisiologis dari diagnosis?
MEKANISME ABRASI
Gerakan terjadi antara gigi
dengan exogenous agent.

Kehilangan struktur gigi

Enamel tipis

ABRASI
MEKANISME ATRISI

Kontak gigi yang berlawanan

Terjadi kekuatan gesekan


secara langsung dan berulang

Kehilangan struktur gigi


permukaan gigi (incisal/oklusal)

ATRISI
MEKANISME ABFRAKSI
Gigi mengalami flexure selama
interaksi oklusal yang abnormal

Tekukan lateral/aksial pada gigi

Tekanan tensil & kompresif


dihasilkan di bagian servikal gigi

ABFRAKSI
MEKANISME RESESI GINGIVA
Salah pada saat menyikat gigi

Bulu sikat mengenai bagian


tepi gingiva

Perlekatan gingiva dan gigi


rusak

Penurunan tepi gingiva ke


posisi apical ke arah CEJ

RESESI GINGIVA
PATOFISIOLOGIS LINU
Defek pada Saraf A
email/semen
tum
fiber Ganglion Nyeri
terangsang

Tubuli Depolarisasi Nukleus di Persepsi Br


dentin saraf aferen med-spinalis
terbuka nosiseptor orde ke-2 45

Smear layer Deformitas Transmisi


Modulasi Br
terkalsifikasi prox. ke 312
tipis Odontoblas thalamus

Peningkatan
Tubular plugs
dan smear layer
pergerakan Cortex Gyrus post
hilang
cairan tubuli
dentin
cerebri centralis
7. Apa yang terjadi pada gigi 44, 45?
Bagaimana perbedaan gigi anterior dan
bagaimana rencana perawatannya?
GIGI 45
GIGI 44
Terjadi ABFRAKSI yang
Terjadi ABRASI yang
disebabkan oleh tekanan
disebabkan oleh penyikatan
ekstrensik yang berlebih
gigi dengan arah horizontal
pada oklusal dan kontak
dan penekanan berlebihan.
premature.

PERBEDAANNYA DENGAN GIGI ANTERIOR


Pada gigi anterior, terdapat keausan gigi pada
bagian insisal, factor penyebabnya adalah kontak
antar gigi, biasanya pada orang yang tanpa sadar
mengerot-mengerot gigi (bruxism)
RENCANA PERAWATAN
1. PREVENTIVE MANAGEMENT
- Menghilangkan factor etiologi dan lesi non-karies setelah dilakukannya
pemeriksaan objektif berdasarkan kebiasaan pasien seperti kebiasaan makan,
kebiasaan menyikat gigi, abnormal habits, dll.
- Melakukan dental health education seperti: menggunakan sikat gigi dengan
bulu lembut, gunakan pasta gigi yang tidak abrasive, memperbiki kontak oklusi,
aplikasi TAF.

2. RESTORATIVE MANAGEMENT
Penting untuk melakukan restorasi pada lesi non-karies di servikal karena:
1. Merawat gigi yang sensitif
2. Estetik
3. Melindungi pulpa
4. Menjaga kesehatan membrane periodontal
5. Mencegah karies
8. Bagaimana komplikasi dan
prognosisnya?
KOMPLIKASI: PROGNOSIS:
1.Gingivitis
2.Periodontitis
3.Pulpitis
Irreversible AD BONAM
4.Nekrosis Pulpa ( BAIK )
9. Bahan restorasi apa yang tepat untuk
kasus dan adakah penanganan lain yang
dapat dilakukan?
ABRASI &
ATRISI ABFRAKSI

RESIN
KOMPOSIT GIC
10. Sebagai dokter, apa yang akan
dilakukan jika menemukan kasus pada
scenario?
1.Dokter gigi menilai keluhan utama
pasien dan kekhawatiran pasien.

2. Dalam mengembangkan rencana


perawatan, harus mempertimbangkan
diagnosis pasien untuk mengurangi faktor
etiologi.
3. Dokter gigi juga memberikan informasi
rekomendasi penatalaksaan, pilihan
bahan restorasi tanpa mengintervensi,
juga mendiskusikan segala manfaat,
komplikasi, prognosis, keterbatasan dan
resiko terkait pengobatan yang nantinya
ajak dilakukan atau bahkan tidak
dilakukan pengobatan sama sekali.
4. Dokter gigi juga harus
mempertimbangkan status sosial
ekonomi pasien.

5. Jika dianggap harus


mendapatkan penanganan dari
profesi atau spesialis lain, maka
harus dilakukan konsultasi ataupun
rujukan.
THANK YOU.
ANY QUESTIONS?

Anda mungkin juga menyukai