Anda di halaman 1dari 33

PRESENTASI KASUS

GASTROENTERITIS AKUT

Pembimbing:
dr. Rachmad Aji Saksana, M.Sc., Sp.PD

Disusun oleh:
Isnaeni Putri Sholikhah G4A015204
Dzurratun Naseha G4A015205
Irma Wijayaningtyas G4A015207

RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO


SMF ILMU PENYAKIT DALAM
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
PURWOKERTO

2016
PENDAHULUAN
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk
cair atau setengah cair setengah padat), kandungan air tinja lebih
banyak dari biasanya lebih dari 200 g atau 200ml/24 jam, atau lebih
dari tiga kali sehari. Gastroenteritis akut  Tiba-tiba, <14 hari.

Sering menimbulkan KLB dengan penderita yang banyak


dalam waktu yang singkat.

Di negara berkembang, diare infeksi menyebabkan kematian


sekitar 3 juta penduduk setiap tahun.

Di Indonesia dari 2.812 pasien diare terbanyak


disebabkan Vibrio cholerae, diikuti dengan Shigella spp,
Salmonella spp, V. Parahaemoliticus, Salmonella typhi,
Campylobacter Jejuni, dan V. Cholera.
STATUS PASIEN
A. IDENTITAS PENDERITA

Nama : Tn. I. A
Umur : Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : Mersi 05/05 Purwokerto Timur, Purwokerto

Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Tgl. Masuk RS : 22 Desember 2016

Tgl. Periksa : 23 Desember 2016


ANAMNESIS

Keluhan utama : Nyeri perut

• Onset : 6 jam SMRS


• Kuantitas : Terus-menerus
• Kualitas : Semakin memberat,
mengganggu aktivitas

Keluhan Penyerta : Mual, perut melilit, perut keras, mencret


(bab air dan ampas bulat bulat kecil), demam.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pasien datang ke IGD RSMS 22/12/16 dengan keluhan nyeri perut .
nyeri perut dirasakan sejak 6 jam SMRS dan dirasakan semakin
memburuk dan terus menerus. Pasien juga mengeluhkan mual,
perut melilit, perut keras, mencret bab air dan ampas bulat bulat
kecil. Frekuensi BAB 5x sejak semalam, jumlah tiap kali BAB lebih
dari 2 gelas belimbing. Sebelumnya pasien sudah berobat di klinik
dan karena perut semakin nyeri, keras dan bising usus menurun
maka pasien dirujuk ke RSMS. Keluhan ini dirasakan setalah pasien
mengonsumsi mangga dan nangka secara berurutan. BAB lendir
dan darah (-), demam (+). Muntah (-)
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

• Riw keluhan serupa : disangkal


• Riw tekanan darah tinggi : diakui
• Riw penyakit jantung : disangkal
• Riw kencing manis : disangkal
• Riw penyakit ginjal : disangkal
• Riw stroke : disangkal
• Riw alergi : disangkal
• Riw mondok : disangkal
• Riw operasi : disangkal
• Riw perdarahan saat bab : disangkal
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

 Riw keluhan serupa di keluarga : disangkal


 Riw tekanan darah tinggi : diakui
 Riw kencing manis : disangkal
 Riw penyakit jantung : disangkal
 Riw penyakit ginjal : disangkal
 Riw penyakit hati : disangkal
 Riw penyakit stroke : disangkal
 Riw penyakit asma : disangkal
 Riw alergi : disangkal
COMMUNITY
 Tinggal di lingkungan padat penduduk, rumah satu dengan yang lain
berdekatan
 Hubungan antara pasien dengan tetangga dan keluarga dekat baik.
Pasien aktif bekerja di luar rumah.
HOME
 Tinggal satu rumah dengan istri dan anaknya.
OCCUPATIONAL : WIRASWASTA

PERSONAL HABIT
• Pasien setiap harinya makan secara teratur 2-3 kali sehari dengan
lauk, sayur, disertai dengan gorengan.
• Pasien tidak merokok
• Pasien gemar mengonsumsi buah
PEMERIKSAAN FISIK

• Keadaan Umum : Sedang


• Kesadaran : Compos mentis E4M6V5
• Vital sign
TD : 140/90 mmHg
Nadi : 88x/menit
RR : 22x/menit
Suhu : 37,6 oC
Status Generalis :
Kepala : mesochepal, simetris, venektasi temporal (-)
Rambut : warna sebagian besar hitam, distribusi merata, tidak
rontok
Mata : edema palpebra (-/-), ptosis (-/-), konjungtiva anemis(-/-),
sclera ikterik (-/-), reflek cahaya (+/+) normal, isokor Ø 3
mm
Telinga : otore (-/-), deformitas (-/-), nyeri tekan (-/-), discharge (-
/-)
Hidung : NCH (-/-), deformitas (-/-), discharge (-/-), rinorhea (-/-)
Mulut : bibir sianosis (-), bibir kering (-), stomatitis (-)
Leher : deviasi trakhea (-/-), kelenjar lymphoid: tidak membesar,
nyeri (-), kelenjar thyroid : tidak membesar, JVP :
nampak, tidak kuat angkat
PARU
 Inspeksi : bentuk dada simetris,ketinggalan gerak (-)

 Palpasi : sela iga normal, vocal fremitus kanan = kiri

 Perkusi : sonor pada lapang paru kiri dan kanan. Batas


paru – hepar di SIC V LMCD

 Auskultasi : suara dasar vesikuler (+/+), wheezing (-/-),


Rbk (-/-), Rbh (-/-)
JANTUNG
• Inspeksi
Ictus cordis nampak pada SIC V LMC sinistra
• Palpasi
Ictus cordis teraba di SIC V LMC sinistra,tidak kuat angkat
• Perkusi
Batas jantung kanan atas : SIC II LPSD
Batas jantung kiri atas : SIC II LPSS
Batas jantung kanan bawah :SIC IV LPSD
Batas jantung kiri bawah : SIC V LMCS
• Auskultasi
S1>S2, reguler, murmur (-), gallops (-)
Abdomen
• Inspeksi : Cembung
• Auskultasi : Bising usus (+) meningkat
• Perkusi : Tympani, pekak sisi (-), pekak alih (-)
• Palpasi : Hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan (+)
di seluruh lapang abdomen

Ekstrimitas
• Superior :Deformitas (-), sianosis (-/-), edema (-/-)
• Inferior : Deformitas (-), sianosis (-/-), edema (-/-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Lab 22 Des 2016 Lab 23 Des 2016
Hemoglobin : 16.5 g/dL Natrium : 140 mmol/L
Leukosit : 22920 U/L (H) Kalium : 3.4 L mmol/L (L)
Hematokrit : 51% Klorida : 105 mmol/L
Eritrosit : 6.0 juta/uL (H) Urin lengkap
Trombosit : 342.000/uL Protein 15
MCV : 83.9 fL Eritrosit 0-1
MCH : 27.3 pg Epitel 0-2
MCHC : 32.5 %
RDW :12.2 %
MPV : 8.6 fL (L)
Hitung jenis
Basofil : 0,3 %
Eosinofil : 0,0 % (L)
Batang : 1,0 % (L)
Segmen : 89.7 % (H)
Limfosit : 6.1 % (L)
Monosit : 2.9 %
Kimia klinik :
GDS : 98 mg/Dl
 DIAGNOSIS KERJA
 Gastroenteritis Akut

 TERAPI
 Non Farmakologi
a) Edukasi penyakit kepada pasien meliputi terapi, komplikasi penyakit,
prognosis penyakit, serta teratur kontrol ke dokter untuk terapi lanjutan
b) Modifikasi gaya hidup dalam hal pola makan, olah raga/aktivitas fisik,
menghentikan rokok, pengendalian stres, untuk menurunkan risiko
predisposisi.

 Terapi Farmakologi
a) Inf RL% 20tpm
b) Inj ceftriaxone 2x1 gr iv
c) Inj ketorolac 2x30 mg iv
d) Inj ondansetron 3x4 mg iv
e) Inj mecobalamin 1a/24 jam iv
f) Ulsafat syr 3xCI
PROGNOSIS
a. Ad vitam : ad bonam
b. Ad functionam : ad bonam
c. Ad sanationam : ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI

• inflamasi lambung dan usus yang disebabkan


oleh berbagai bakteri, virus, dan
pathogen,yang di tandai dengan
bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari
GEA biasanya (> 3 kali/hari) disertai perubahan
konsistensi tinja (menjadi cair)
• Diare juga dapat terjadi pada neonatus lebih
dari 4 kali sehari dengan atau tanpa lendir
dan darah.
ETIOLOGI GASTROENTERITIS AKUT

1. Faktor infeksi
a) Infeksi bakteri: Vibrio, E. Coli, salmonella, shigella, campylobacter, yersinia
b) Infeksi virus: entrovirus (virus ECHO), coxsackie, poliomyelitis, adenovirus,
rotavirus, astovirus dan lain-lain.
c) Infeksi parasite : Cacing, protozoa, dan jamur.
2. Faktor malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat: disakarida, monosakarida pada bayi dan anak, malabsorbsi
lemak, malabsorbsi protein.
3. Faktor makanan  Makanan basi beracun dan alergi makanan.
4. Faktor kebersihan
Penggunaan botol susu, air minum tercemar dengan bakteri tinja, tidak mencuci
tangan sesudah buang air besar, atau sebelum mengkonsumsi makanan.
5. Faktor psikologi

Rasa takut dan cemas dapat merangsang peningkatan peristaltik usus.


EPIDEMIOLOGI
• Lebih sering mengenai anak-anak, mengenai 3-5 miliar anak tiap tahun dan
menyebabkan sekitar 1,5 - 2,5 juta kematian per tahun atau merupakan 12
% dari seluruh penyebab kematian pada anak-anak pada usia di bawah 5
tahun.
• Pada orang dewasa, 179 juta kasus gastroenteritis akut terjadi setiap tahun,
dengan angka rawat inap 500.000 dan >5000 mengalami kematian.
• Di Indonesia (2010) gastroenteritis masih menduduki peringkat pertama
penyakit terbanyak pada pasien rawat inap di Indonesia yaitu sebanyak
96.278 kasus dengan angka kematian (Case Fatality Rate/CFR) sebesar
1,92%.
PATOFISIOLOGI
PENEGAKAN DIAGNOSIS
1. Anamnesis

• Onset, lama gejala, frekuensi, serta kuantitas dan karakteristik feses.


• Demam  menandakan adanya infeksi bakteri invasif seperti Salmonella,
Shigella, dan Campylobacter, berbagai virus enterik, atau suatu patogen
sitotoksik seperti, C. difficile dan E. histolytica.
• Feses yang berdarah  infeksi oleh patogen invasif dan yang melepaskan
sitotoksin; infeksi EHEC bila tidak terdapat leukosit pada feses.
• Muntah sering terjadi pada diare yang disebabkan oleh infeksi virus atau toksin
bakteri misalnya S. Aureus.
• Tenesmus merupakan penanda dari diare inflamasi
• Riwayat makanan yang dikonsumsi juga dapat mengarahkan diagnosis.
• Antibiotik yang baru saja digunakan (sebagai petunjuk adanya infeksi C.
difficile), obat-obat lain
2. Pemeriksaan fisik

• Keadaan umum dan kesadaran


• Tanda vital
• Turgor kulit, kelopak mata, serta mukosa lidah.
• Tanda-tanda dehidrasi dan kontraksi volume ekstraseluler, seperti
denyut nadi >90 kali/menit dan lemah, hipotensi
postural/ortostatik, lidah kering, kelopak mata cekung, serta
kulit yang dingin dan lembab
• Tanda-tanda peritonitis juga perlu dicari karena merupakan
petunjuk adanya infeksi oleh patogen enterik invasif.
3. Pemeriksaan laboratorium

• pemeriksaan leukosit
• darah samar feses,
• pemeriksaan laktoferin feses
• endoskopi saluran cerna bagian bawah
• kultur feses
• serta pemeriksaan telur cacing dan parasit
PENATALAKSANAAN

1. Rehidrasi sebagai prioritas utama pengobatan


2. Memberikan terapi simptomatik
3. Memberikan terapi definitif
REHIDRASI
a. Jenis cairan yang hendak digunakan  RL atau NaCl isotonis
b. Jumlah cairan yang hendak diberikan.
Rumus BJ Plasma :
Kebutuhan cairan: BJ Plasma – 1.025 x BB (Kg) x 4 ml
0.001
Metode Pierce berdasarkan kriteria klinis:
1. Dehidrasi ringan, kebutuhan cairan 5% X KgBB
2. Dehidrasi sedang, kebutuhan cairan 8% X KgBB
3. Dehidrasi berat, kebutuhan cairan 10% X KgBB
c. Jalan masuk atau pemberian cairan  oral dan intravena
Oral  larutan oralit. Komposisi  20 gr glukosa, 3.5 gr NaCl, 2.5 gr Na
bikarbonat dan 1.5 gr KCl per liter air.
TERAPI ANTI DIARE
a. Kelompok antisekresi selektif
Racecadotril yang bermanfaat sekali sebagai penghambat enzim enkephalinase
sehingga enkephalin dapat bekerja kembali secara normal.
b. Kelompok opiat
Kodein fosfat, loperamid HCl serta kombinasi difenoksilat dan atropin sulfat
(lomotil). Kodein  15-60mg 3x sehari, loperamid 2 – 4 mg/ 3 – 4x sehari dan
lomotil 5mg 3 – 4 x sehari. Efek  penghambatan propulsi, peningkatan absorbsi
cairan  memperbaiki konsistensi feses dan mengurangi frekuensi diare.
c. Kelompok Absorbent
Arang aktif, attapulgit aktif, bismut subsalisilat, pektin, kaolin, atau smektit
diberikan atas dasar argumentasi bahwa zat ini dapat menyerap bahan infeksius
atau toksin-toksin.
d. Zat Hidrofilik
Ekstrak tumbuh-tumbuhan yang berasal dari Plantago oveta, Psyllium,
Karaya (Strerculia), Ispraghulla, Coptidis dan Catechu dapat membentuk
kolloid dengan cairan dalam lumen usus dan akan mengurangi frekwensi dan
konsistensi feses tetapi tidak dapat mengurangi kehilangan cairan dan
elektrolit. Pemakaiannya adalah 5-10 cc/ 2x sehari dilarutkan dalam air atau
dalam bentuk kapsul.
e. Probiotik
Kelompok probiotik yang terdiri dari Lactobacillus dan Bifidobacteria atau
Saccharomyces boulardii, memiliki efek yang positif karena berkompetisi
untuk nutrisi dan reseptor saluran cerna. Syarat penggunaan dan keberhasilan
mengurangi atau menghilangkan diare harus diberikan dalam jumlah yang
adekuat.
TERAPI DEFINITIF

a. V. kolera El Tor: Tetrasiklin 4 x 500 mg/hr selama 3 hari atau kortimoksazol dosis
awal 2 x 3 tab, kemudian 2 x 2 tab selama 6 hari
b. ETEC: Trimetoprim-Sulfametoksazole atau Kuinolon selama 3 hari.
c. S. aureus: Kloramfenikol 4 x 500 mg/hr
d. Salmonella Typhi: Obat pilihan Kloramfenikol 4 x 500 mg/hr selama 2 minggu atau
Ciprofloksasin 2 x 500 mg selama 14 hari.
e. Salmonella non Typhi: ciprofloxacin atau norfloxacin oral 2 kali/hari (5–7 hari).
f. Shigellosis: Ampisilin 4 x 1 g/hr atau Kloramfenikol 4 x 500 mg/hr selama 5 hari.
g. Helicobacter jejuni (C. jejuni): Eritromisin, dewasa: 3 x 500 mg atau 4 x 250 mg,
anak: 30-50 mg/kgBB/hr dalam dosis terbagi selama 5-7 hari atau Ciprofloxacin 2
x 500 mg/hr selama 5-7 hari.
h. Amoebiasis: Tinidazol dosis tunggal 2 g/hr selama 3 hari.
i. Virus: simptomatik dan suportif.
KOMPLIKASI
1. Dehidrasi

Dehidrasi bermanifestasi sebagai rasa haus yang meningkat, berkurangnya


jumlah volume urin dengan warna urin gelap, tidak mampu berkeringat, dan
perubahan ortostatik  kompenasasi tubuh bertujuan mengatur osmolaritas
cairan ekstraseluler.
2. Syok hipovolemik
Hipovolenik adalah keadaan berkurangnya volume darah yang bersirkulasi
dalam tubuh. Merupakan kegawatan karena berkurangnya jumlah darah dan
cairan tubuh menyebabkan jantung tidak dapat mempompa darah dalam jumlah
cukup.
3. Haemolityc uremic Syndrome (HUS)
komplikasi terbanyak oleh EHEC. Pasien menderita gagal ginjal, anemia
hemolisis, dan trombositopeni 12-14 hari setelah diare.
PROGNOSIS

• Dengan penggantian cairan yang adekuat, perawatan yang


mendukung, dan terapi antimikrobial jika diindikasikan, prognosis
diare infeksius hasilnya sangat baik dengan morbiditas dan mortalitas
yang minimal.

• Di Amerika Serikat, mortalits berhubungan dengan diare infeksius


<1,0%. Pengecualiannya pada infeksi EHEC dengan mortalitas 1,2%
yang berhubungan dengan sindrom uremik hemolitik.
KESIMPULAN
1. Gastroenteritis adalah adanya inflamasi pada membran mukosa saluran pencernaan dan
ditandai dengan diare dan muntah.
2. Penyebab dari gastroenteritis akut: faktor infeksi (infeksi bakteri, infeksi virus, infeksi
parasite), faktor malabsorbsi, faktor makanan, faktor kebersihan, dan faktor psikologi.
3. Penegakan diagnosis: anamnesis  onset, lama gejala, frekuensi, serta kuantitas dan
karakteristik feses, feses dapat mengandung darah atau mucus dan disertai demam.
4. Pemeriksaan fisik  tanda-tanda dehidrasi dan kontraksi volume ekstraseluler, seperti
denyut nadi >90 kali/menit dan lemah, hipotensi postural/ortostatik, lidah kering,
kelopak mata cekung, serta kulit yang dingin dan lembab.
5. Pemeriksaan penunjang  leukosit, darah samar feses, laktoferin feses, endoskopi
saluran cerna bagian bawah, kultur feses, serta pemeriksaan telur cacing dan parasite.
6. Penataaksanaan yaitu : menilai rehidrasi sebagai prioritas utama pengobatan,
memberikan terapi simptomatik, memberikan terapi definitive.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai