Anda di halaman 1dari 12

Perkembangan Pemikiran

Kualitas

Anggota : Wahyu Kunthara Gunawan


Muhammad Reza Nurdiansyah
Perspektif Terhadap Kualitas

Transcendental Product Based


Approach Approach

User Based
Approach

Manufacturing Value Based


Based Approach Approach
Dimensi Kualitas Barang

Kesesuaian
Keistemewaan dengan
Kinerja Kehandalan
Tambahan Spesifikasi
(Performance) (Reliability)
(Features) (Conformance
to Spesification)

Kualitas yang di
Kemampuan
Daya Tahan Estetika Persepsikan
Layanan
(Durability) (Estetics) (Perceived
(Service Ability)
Quality)
Dimensi Kualitas Jasa

Bukti Langsung Kehandalan


(Tangibles) (Reliability)

Daya Tanggap
(Responsiveness)

Jaminan Empati
(Assurance) (Emphaty)
Sumber Kualitas
Program, kebijakan & sikap yang melibatkan komitmen
dari manajemen puncak

Sistem informasi yang menekankan ketepatan, baik


waktu maupun detail

Desain produk yang menekankan keandalan &


perjanjian ekstensif produk sebelum dilepas ke pasar

Kebijakan produksi & tenaga kerja yang menekankan


peralatan yang terpeliharan dg baik, pekerja yang
terlatih baik & penemuan penyimpangan secara tepat

Manajemen vendor yang menekankan kualitas sebagai


sasaran utama
Biaya Kualitas
biaya yang terjadi atau mungkin akan terjadi karena kualitas
yang buruk  berhubungan dengan penciptaan,
pengidentifikasian, perbaikan & pencegahan kerusakan.

Biaya Kualitas Dikelompokan Menjadi 4

Biaya Biaya Biaya


Biaya
deteksi kegagalan kegagalan
pencegahan
(detection / internal eksternal
(prevention
appraisal (internal (external
cost)
cost) failure cost) failure cost)
Pandangan Terhadap Biaya
Kualitas
 Kualitas yang makin tinggi berarti biaya yang
semakin tinggi pula
 Biaya peningkatan kualitas lebih rendah
daripada penghematan yang dihasilkan
 Biaya kualitas merupakan biaya yang besarnya
melebihi biaya yang terjadi bila produk atau jasa
dihasilkan secara benar sejak awal (exactly right
the first time)
Perilaku Biaya Kualitas

Kualitas dapat diukur


berdasarkan biayanya
Perusahaan menginginkan agar biaya kualitas turun, namun
dapat mencapai kualitas yang lebih tinggi, setidak-tidaknya
sampai dengan titik tertentu. Bila standar kerusakan nol
dapat dicapai, maka perusahaan masih harus menanggung
biaya pencegahan dan penilaian/ deteksi

Agar laporan kinerja kualitas dapat bermanfaat, maka :


1. Biaya kualitas harus digolongkan ke dalam biaya variabel dan biaya tetap
dihubungkan dengan penjualan.
2. Untuk biaya variabel, penyempurnaan kualitas dicerminkan oleh pengurangan
rasio biaya variabel. Pengukuran kinerja dapat menggunakan salah satu dari dua
cara sebagai berikut :
3. Untuk biaya tetap, penyempurnaan biaya kualitas dicerminkan oleh perubahan
absolut jumlah biaya tetap.
Pengukuran Kualitas

Kualitas dapat diukur melaluin penelitian


konsumen mengenai persepsi pelanggan
terhadap kualitaas suatu produk atau
perusahaan. Penelitian konsumen tersebut
menggunakan berbagai macam metode,
misalnya sistem keluhan dan sara, Ghost
Shoping, lost customer analysis, maupun
dengan survei pelanggan.
Pemikiran Para Ahli
Edwards Deming
Banyak yang menganggap bahwa Deming adalah bapak dari gerakan total quality management.
Tahap-tahap dalam Siklus Deming terdiri dari:
• Mengadakan riset konsumen dan menggunakannya dalam perencanaan produk(plan).
• Menghasilkan produk (do).
• Memeriksa produk apakah telah dihasilkan sesuai dengan rencana(check).
• Memasarkan produk tersebut (act).
• Menganalisa bagaimana produk tersebut diterima di pasar dalam hal kualitas, biaya, dan kriteria lainnya
(analyze).
Joseph M. Juran
Juran mendefinisikan kualitas sebagai cocok/sesuai untuk digunakan (fitness for use), yang
mengandung pengertian bahwa suatu produk atau jasa harus dapat memenuhi apa yang diharapkan oleh
para pemakainya. Pengertian cocok ini mengandung lima dimensi utama yaitu kualitas desain, kualitas
kesesuaian, ketersediaan, keamanan, dan field use.
Menurut Juran, ada tiga langkah dasar sebagai langkah yang harus diambil perusahaan bila
mereka ingin mencapai kualitas tingkat dunia yaitu:
• Mencapai perbaikan terstruktur atas dasar kesinambungan yang dikombinasikan
dengan dedikasi dan keadaan yang mendesak.
• Mengadakan program pelatihan secara luas.
• Membentuk komitmen dan kepemimpinan pada tingkat manajemen yang lebih tinggi.
Pemikiran Para Ahli
Philip B. Crosby
Crosby terkenal dengan anjuran manajemen zero defect dan
pencegahan, yang menentang tingkat kualitas yang dapat diterima secara
statistic (acceptable quality level). Ia juga dikenal dengan Quality Vaccine
dan Crosby’s Fourteen Steps to Quality Improvement Pandangan-
pandangan Crosby dirangkumnya dalam ringkasan yang ia sebut sebagai
Dalildalil Manajemen Kualitas. Dalil-dalil tersebut antara lain:
• Definisi kualitas adalah sama dengan persyaratan.
• Sistem kualitas adalah pencegahan
• Kerusakan nol (zero defect) merupakan standar kinerja yang harus
digunakan
• Ukuran kualitas adalah price of non conformance
Terimakasih Atas
Perhatiannya

Anda mungkin juga menyukai