Anda di halaman 1dari 15

MB 13.2.B.7.

PANDUAN SIMULASI
PEMICUAN PERUBAHAN PERILAKU
LANGKAH-LANGKAH
KEGIATAN SIMULASI PEMICUAN

PERSIAPAN SIMULASI:

1.Peserta dibagi menjadi 2 kelompok besar, 1 kelompok (Kelompok 1)


sebagai Pemeran Simulasi & 1 kelompok (Kelompok 2) sebagai
Pengamat Proses Simulasi Pemicuan Perubahan Perilaku.

2.Minta kelompok yang berperan melakukan simulasi untuk mengorganisasi


diri menentukan siapa akan berperan sebagai apa.

Adapun Peran yang harus dilakukan:


•Sebagai Fasilitator (1 Orang)
•Sebagai Co Fasilitator (2 Orang)
•Sebagai Content Recorder (2 Orang)
•Sebagai Proses Fasilitator (1 Orang)
• Sebagai Environment Setter (2 Orang)
• Sebagai Masyarakat (10 Orang)
• Sebagai Tokoh Agama (2 Orang)
• Sebagai Perangkat Desa (2 Orang)

3. Minta kelompok yang berperan sebagai Pengamat Proses


Simulasi untuk mempersiapkan diri juga dengan mengacu pada
Panduan ini.

4. Gunakan Tanda Pengenal (Nama & Posisi Peran) dari


kertas metaplan untuk peserta yang mendapat peran (Simulasi
maupun Pengamat).
PELAKSANAAN SIMULASI:

1. Lakukan Pengantar Pertemuan, dengan:


•Perkenalkan Tim Pemicu
•Sampaikan Tujuan Kedatangan Tim:
- Untuk belajar tentang kebiasaan masyarakat yang
berhubungan dengan kesehatan lingkungan.
- Tim akan banyak bertanya dan minta kesediaan
masyarakat yang hadir untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
Tim dengan jujur.
(Catatan: masyarakat ditempatkan sebagai “guru” yang akan
menjadi sumber informasi sedangkan fasilitator menempatkan
diri sebagai “murid” yang akan banyak bertanya dan menerima
informasi dari gurunya).
- Kedatangan Tim bukan untuk memberikan bantuan
dalam bentuk apapun (uang, semem dll) melainkan untuk belajar.
2. Lakukan Pencairan Suasana,
Suasana dengan:
• Tujuan: Terciptanya suasana akrab antara fasilitator dan
masyarakat sehingga masyarakat akan terbuka untuk menceritakan
apa yang terjadi di kampung tersebut.
• Lakukan pencairan dengan permainan yang menghibur,
mudah dilakukan oleh masyarakat, melibatkan banyak orang dan ada
hubungannya dengan CLTS.

3. Lakukan Identifikasi Pengguna Jamban atau Cakupan


Sanitasi, dengan:
• Sepakati bersama tentang penggunaan kata BAB dan
kotoran manusia dengan bahasa setempat (misal “Ngising”
untuk BAB dan “Tai“ untuk kotoran manusia). Kata yang disepakati
akan digunakan selama proses pemicuan berlangsung
• Ajukan pertanyaan : “Di mana saja biasanya masyarakat
BAB ?
• Jika ada yang menjawab di WC/jamban, minta peserta yang sudah
BAB di jamban untuk mengangkat tangannya (untuk mengetahui
seberapa banyak masyarakat yang hadir telah memiliki WC/jamban)
• Ajukan pertanyaan: “Kenapa sebagian masyarakat masih
BAB di kebon/sawah atau tempat terbuka lainnya?
(jawaban tidak perlu dikomentari)

4. Lakukan Mapping (Pemetaan), dengan:


• Minta beberapa orang dari peserta untuk menggambar peta
kampung mereka.
• Mulai pembuatan peta dengan membuat batas kampung, jalan
desa, lokasi pemicuan, lokasi kebun, sawah, kali, lapangan, SPAL,
balong ikan, rumah penduduk (nama KK & jumlah anggota keluarga
ditulis di kertas).
• Setelah semua rumah peserta yang hadir masuk dalam peta, minta
kepada semua peserta untuk mengambil bubuk/semen
warna kuning, kemudian minta mereka untuk meletakkan
bubuk/semen tersebut sesuai dengan lokasi dimana mereka
biasa BAB.
BAB Jika sudah di jamban, maka bubuknya diletakkan di
lokasi rumah.
• Minta ke semua peserta untuk mengamati peta kampung mereka,
apa yang terjadi dengan kampung mereka yang
dikepung oleh kotoran dan minta mereka untuk bertepuk
tangan.
Bagaimana perasaan kita kalau
• Ajukan pertanyaan kunci:
melihat kampung kita seperti dalam peta? (Kembangkan
ke pertanyaan-pertanyaan berikutnya yang memicu rasa jijik, malu,
harga diri dll.)
5. Lakukan Transeck Walk, dengan:
• Ajak semua peserta untuk berjalan-jalan mengelilingi
kampung mereka. Tujuan perjalanan adalah lokasi-lokasi
dimana orang biasa BAB.
• Jika menemukan kotoran, beri bendera warna kuning dan
ajukan pertanyaan: Kotoran siapa ini? Siapa saja yang tadi
malam atau tadi pagi BAB disini? Bagaimana perasaan
kita kalau melihat kotoran yang berserakan seperti ini?
ini
(Kembangkan ke pertanyaan-pertanyaan berikutnya untuk memicu
rasa jijik, malu, takut sakit dll.)
6. Lakukan Menghitung Volume Tinja, dengan:
• Hitung volume tinja mulai dari menghitung berapa jumlah KK
dan jiwa di kampung tersebut dan berapa kira-kira jumlah orang
yang masih BAB di sembarang tempat, berapa kali
biasanya kalau BAB dalam sehari, berapa banyak (kilo) sekali BAB.
Lalu kalikan jumlah tinja yang dikeluarkan per orang dengan jumlah
jiwa yang masih BAB di sembarang tempat. Hitung jumlah tinja dalam
seminggu, sebulan, setahun dst. Konversikan jumlah tinja dalam
ukuran karung beras, berapa karung dan berapa tinggi jika ditumpuk
seperti padi/ beras.

• Ajukan bagaimana perasaan mereka jika


pertanyaan
melihat tinja sebanyak itu dan lari kemana saja tinja-
tinja itu?
(Kembangkan ke pertanyaan-pertanyaan berikutnya untuk memicu rasa
jiji, takut sakit, rasa nyaman, rasa berdosa dll.)
7. Lakukan Pendalaman Oral Kontaminasi (Oral Fecal),
dengan:
• Ajukan pertanyaan: Mungkinkah tinja yang kita keluarkan di
sembarang tempat bisa masuk masuk mulut kita? kita Jika
mungkin lewat mana dan apa saja?
(pada proses ini jawab masyarakat bisa langsung disampaikan lewat
lisan atau mereka diminta menggambarkan prosesnya dengan
kertas/alat yang sudah dipersiapkan)
• Tegaskan bahwa ternyata kita telah makan tinja yang kita
keluarkan sendiri dengan berbagai macam cara.
Apa yang terjadi/apa akibatnya
• Ajukan pertanyaan:
kalau kita “makan” atau minum” tinja?
(Kembangkan ke pertanyaan-pertanyaan berikutnya untuk
menguatkan bahwa ternyata kita telah telah makan dan minum
tinja yang kita keluarkan)
8. Lakukan Simulasi Air Yang Terkontaminasi
(Alternative 1), dengan:
• Siapkan 2 gelas air mineral yang masih disegel
• Minta salah seorang peserta untuk minum air tersebut
dengan terlebih dahulu menunjukkan bahwa air masih tersegel.
Fasilitator juga melakukan hal sama (minum air mineral kemasan)
• Minta 1 helai rambut kepada salah seorang peserta, kemudian
tempelkan rambut tersebut ke tinja yang sudah
diambil saat transect, celupkan rambut tersebut ke
air mineral yang tadi diminum oleh peserta
• Minta peserta yang minum air tadi untuk meminum kembali air yang
telah diberi tinja. Minta juga peserta yang lain untuk meminumnya.
• Ajukan pertanyaan: Kenapa tidak ada yang berani
minum?
• Ajukan pertanyaan lain untuk menguatkan bahwa air yang kita
minum dari rumah, makan yang kita makan sama tercemarinya
seperti air tadi jika kita masih BAB di sembarang tempat.
9. Lakukan Simulasi Air Yang Terkontaminasi
(Alternative 2), dengan:
• Siapkan 1 ember air dari sumur milik warga atau dari
sungai yang bersih
• Minta salah seorang peserta untuk mencuci muka dengan air
tersebut. Fasilitator juga melakukan hal sama (mencuci muka)
• Minta 1 helai rambut kepada salah seorang peserta, kemudian
tempelkan rambut tersebut ke tinja yang sudah diambil saat
transect, celupkan rambut tersebut ke air yang tadi
digunakan untuk mencuci muka oleh peserta
• Minta peserta yang telah mencuci muka tadi untuk mencuci muka
kembali dengan air yang telah diberi tinja. Minta juga peserta yang
lain untuk melakukannya.
• Ajukan pertanyaan: Kenapa tidak yang ada berani
melakukan?
• Ajukan pertanyaan lain untuk menguatkan bahwa air yang kita
minum dari rumah, makanan yang kita makan sama tercemarinya
seperti air tadi jika kita masih BAB di sembarang tempat.
PUNCAK PEMICUAN

• Ajukan terlebih dahulu pertanyaan tambahan: Apa dampak dari


adanya tai yang berserakan (MEMICU TAKUT SAKIT),
bagaimana kalau kita tidak punya jamban, kemudian kita ingin berak
pada malam hari atau dalam kondisi sakit atau hamil, bagaimana kalau
ada ular (MEMICU RASA AMAN DAN NYAMAN), bagaimana dengan
kaum perempuan yang mungkin diintip orang? (MEMICU
PRIVASI/HARGA DIRI)
• Apakah BAB di sembarang tempat itu lebih banyak
mendatangkan manfaat atau lebih banyak kerugiannya?
• Apakah kita mau begini terus? Kalau tidak harus bagaimana?
• Adakah atau siapa yang mau berubah?
• Apa yang akan dilakukan setelah ini?
• Minta masyarakat yang mau berubah (membuat jamban) untuk ke
depan dan berikan apresiasi (tepuk tangan)
• Minta mereka (yang mau berubah) untuk menanda tangani ‘kontrak
sosial’ (komitmen pembuatan jamban)
• Sepakati jadwal pertemuan berikutnya (RTL)
• Tutup pertemuan dengan ucapan terimakasih kepada masyarakat
UNTUK PEMERAN PENGAMAT SIMULASI:

1. Lakukan pengamatan kegiatan proses simulasi yang dilakukan


oleh Kelompok 1
2. Sebagai bahan pengamatan proses simulasi, jawab & diskusikan
pada kelompok pertanyaan dibawah ini:
 Apakah masing-masing pelaku peran sudah sesuai dengan peran
pada posisinya?
 Bagaimana Fasilitator Masyarakat sebagai pemeran Lead
Fasilitator & Process Fasilitator sudah sesuai dengan perannya?
 Apa yang masih kurang dari kegiatan simulasi tadi & bagaimana
sebaiknya dalam melakukan Pemicuan Perubahan Perilaku
tersebut?
3. Paparkan hasil pengamatan proses simulasi dan lakukan diskusi
Pleno

Anda mungkin juga menyukai