mestinya dalam konseling dilayani Konseling merupakan suatu aktivitas dalam dengan pendekatan dan teknik konseling mengubah sikap dan perilaku individu, yang yang islami. Untuk itu pendekatan dan prosesnya harus dilaksanakan oleh seorang teori-teori konseling yang ada perlu konselor yang profesional. dimodifikasi agar tidak melanggar aturan norma-norma islam. Dasar pokok Islam yaitu Al-Qur'an dan Hadist yang harus digali secara kritis, agar konsep- konsep dasar konseling yang sudah pasti ada di dalam Al-Qur'an dan Hadist dapat diaplikasikan secara profesional Dasar-Dasar Pengembangan Teori Islami
Pandangan islam tersebut
Untuk Mengembangkan konsep-konsep selanjutnya menjadi landasan dalam tentang pendekatan atau teknik konseling menganalisis teori dan pendekatan islami yang didasarkan terutama pada Al- konseling barat tentang: Qur'an dan Hadist serta pemikiran tokoh islam yang berkaitan dengan: Makna konseling Hakekat manusia Beberapa pendekatan dan teknik konseling Individu dan masalah-masalah individu Proses Konseling, tujuan dan peran Perkembangan kepribadian individu konselor Membantu individu yang bermasalah Hasil konseling yang diharapkan Berdasarkan perbandingan keduanya disusun bentuk aplikasi pendekatan dan teknik konseling islami Konseling dari prespektif Barat
Konseling berasal dari kata inggris "counseling" yang
kemudian diindonesiakan menjadi konseling. Istilah "counseling" di indonesia selama beberapa dekade awal perkembangan bimbingan konseling, diterjemahkan menjadi penyuluhan, namun kemudian karena pengertian penyuluhan dalam bahasa Indonesia identik dengan penerangan, pemberian informasi atau penagrahan, sementara konseling lebih dalam maknanya, maka kata "counseling" di Indonesiakan menjadi Konseling. pengertian Konseling menurut Herbert M.burks, Jr & Bufford Steffle pada tahun 1979 yang menyatakan: "konseling adalah sebuah proses yang berorientasi belajar, dilaksanakan dalam suatu suasana yang sederhana, seseorang kepada seseorang kepada lingkungan sosial, dimana konselor sebagai seorang yang profesional dan kompeten dengan skill dan pengetahuan psikologis. Konselor berusaha membantu klien dengan metode yang sesuai atau cocok dengan kebutuhan klien dan sesuai dengan keseluruhan program hidupnya, untuk mempelajari lebih baik dirinya sendiri, untuk mempelajari bagaimana memanfaatkan pemahamanya tentang dirinya untuk memperoleh tujuan hidup”. teori dan praktik konseling prespektif Barat konseling. Gerald Corey mengemukakan bahwa ada delapan model konseling dan psikoterapi yang bisa dimasukan dalam tiga kategori: Pendekatan psikodinamika yang berlandaskan terutama pada pemahaman, motivasi tak sadar, serta rekonstruksi kepribadian. Model- model ini merupakan kategori terapi psikoanalitik. Terapi berorientasi pengalaman, dan relasi yang berlandaskan psikologi humanistik. Model-model ini mengikuti terapi eksistensial, terapi cliend- centered, dan terapi gelstalt. Terapi -terapi yang berorientasi tingkah laku, rasional kognitif dan tindakan. Model-model terapi ini meliputi: terapi transaksional, terapi- terapi tingkah laku, rasional emotif therapi, dan terapi realitas. Pada masing-masing model konseling dan psikoterapi para ahlinya berangkat dari padangan atau temuan tentang struktur kepribadian, sifat manusia, perkembangan kepribadian, tujuan terapi, peran konselor dan perubahan sikap/perilaku klien yang harus dilakukan, serta teknik-teknik terapi.
Struktur kepribadian Id, ego, super ego
fase oral (umur 0-1 tahun)
Perkembangan Fase anal (1-3 tahun) kepribadian Fase falik (3-5 tahun) Tujuan terapi
Krumboltz dan Thorensen (yang dikutip Huber dan
Milman, 1972, dikemukakan G. Corey, 1988) telah mengembangkan tiga kriteria bagi perumusan tujuan yang bisa diterima dalam konseling tingkah laku: (1) tujuan yang harus dirumuskan haruslah tujuan yang diinginkan klien. (2). Konselor harus bersedia membantu klien untuk mencapai tujuan, (3). Harus terdapat kemungkinan untuk menaksir sejauh mana klien bisa mencapai tujuanya Peran konselor dan perubahan sikap atau perilaku klien yang harus dilakukan
Konselor menjadi seorang analis terlebih dahulu harus
membangun hubungan kerja dengan klien, kemudian perlu banyak mendengar dan menafsirkan. Konselor memberikan perhatian khusus pada penolakan- penolakan kien. Konselor mendengarkan kesenjangan- kesenjangan dan pertentangan-pertentangan pada cerita klien. Selanjutnya konselor mengamati klien secara cermat selama pertemuan berlangsung. Teknik-teknik dan prosedur konseling/terapi
Desensititansi semantic Terapi implosif dan pembanjiran Latihan asertif Terapi aversi