RDTR Bokondini Kabupaten Tolikara Papua
RDTR Bokondini Kabupaten Tolikara Papua
BEWANI
BOKONDINI
BOKONERI
Ruang lingkup kawasan perencanaan
adalah Kawasan Perkotaan Bokondini
dengan luas wilayah 100,65 km2. Terdiri
KAMBONERI
atas 4 Distrik yaitu: Distrik Bokondini,
Distrik Bewani (sebagian wilayah),
Distrik Bokoneri (sebagian wilayah), dan
Distrik Kamboneri (sebagian wilayah)
4
5 8
• Kebijakan Nasional Struktur dan Pola KONSEP DAN
• Kebijakan Prov Ruang Regional STRATEGI
• Kebijakan Kab (Prov/Kab) MASTERPLAN
9 12
6
Visi dan Misi Strategi Struktur dan Pola ZONING
Pengembangan Ruang Kawasan REGULATION
Perkotaan Nasional
10 13
KAWASAN PERIZINAN
SANKSI
STRATEGIS INSENTIF
7
DISINSENTIF
STUDI KOMPARATIF/ BELAJAR DARI KOTA/
NEGERI : 11
1. Wilayah Golden, Colorado Urban Design 3D
2. Wilayah Boulder, Colorado Rencana Tapak, Tata bangunan INDIKASI 14
3. Wilayah Gunung Pilatus Rencana Sistem Sirkulasi
4. Wilayah Bhutan (Kaki Gunung Himalaya) Open space, parkir PROGRAM
5. Konsep Agropolitan Prasarana, Sarana dan utilitas
INVENTARISASI
KERANGKA
PENGUMPULAN DATA-DATA REVIEW/ PENINJAUAN KEMBALI RENCANA DESAIN PERUMUSAN
KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP RRTRW KECAMATAN
PROVINSI PAPUA NASKAH
KERANGKA DI WILAYAH PAPUA YANG
IDENTIFIKASI KONDISI AKADEMIK &
ACUAN KERJA SUDAH ADA
EKSTISTING STRUKTUR DAN RANPERDA
PERUMUSAN
POLA RUANG WILAYAH
TUJUAN
PERENCANAAN
PENGEMBANGAN
INVENTARISASI ANALISIS DAYA DUKUNG
RRTRW PRASARANA DAN SARANA
KECAMATAN DI IDENTIFIKASI SISTEM PERUMUSAN
DAN UTILITAS
WILAYAH PRASARANA DAN SARANA ARAHAN
PAPUA YANG TRANSPORTASI KOTA PELAKSANAAN
SUDAH ADA DAN
PERUMUSAN PENGENDALIAN
IDENTIFIKASI KETERSEDIAAN ANALISIS POTENSI DAN RENCANA PEMBANGUNAN
DAN KUALITAS PRASARANA PERMASALAHAN FISIK STRUKTUR DAN
DAN SARANA PERKOTAAN KOTA POLA
ANALISIS
PENGUMPULAN
KAPASITAS
DATA DAN
IDENTIFIKASI KONDISI PENGEMBANGAN PERUMUSAN
INFORMASI
DAN POLA TATA AIR KAWASAN PERATURAN
YANG TERKAIT
DENGAN PERUMUSAN ZONASI
KEGIATAN IDENTIFIKASI KONDISI RENCANA BLOK
ANALISIS DAYA
GEOLOGI DAN PERUMUSAN PEMANFAATAN
DUKUNG LINGKUNGAN KONSEP
LINGKUNGAN KOTA RUANG
RDTRK
MOBILISASI
PERALATAN DAN
PERUMUSAN
PENGUMPUL SURVEI PERUNTUKAN ANALISIS INDIKASI
KONSOLIDASI TIM METODOLOGI
AN RENCANA LAHAN SAMPAI ANALISIS KEBUTUHAN PROGRAM
KONSULTAN PELAKSANAAN
KERJA KEDALAMAN BLOK PEMANFAATAN RUANG PENGEMBANGAN PEMBANGUNAN
PEKERJAAN
PERUNTUKAN KAWASAN
INVENTARISASI PERUMUSAN
ANALISIS KEBUTUHAN
WARISAN BUDAYA AMPLOP
PELESTARIAN UNSUR-
KOORDINASI KOTA: GEDUNG DAN RUANG
PENYIAPAN UNSUR KOTA
DENGAN KAWASAN BERSEJARAH (RTBL)
PETA DASAR PERUMUSAN
PENGGUNAAN SKALA 1 : 5.000 ANALISIS POTENSI KELAMBAGAAN
JASA ANALISIS
PENGUMPULAN DATA DAN DAN PERAN
KEPENDUDUKAN DAN KEPENDUDUKAN DAN
PERMASALAHAN
SOSIAL BUDAYA SOSIAL BUDAYA
SOSIAL EKONOMI
KOTA
SURVEI DAN ANALISIS
PENGUMPULAN DATA PENGEMBANGAN
EKONOMI KOTA EKONOMI KOTA
1 PERSIAPAN Menyiapkan Langkah Kerja yang Perumusan pendekatan dan Tercapainya langkah-langkah Persiapan teknis
efektif dan efisien untuk mencapai metodologi serta penyiapan kerja yang efektif dan efisien dan administrasi
tujuan dan sasaran yang jadwal pelaksanaan pekerjaan
diinginkan dan persiapan
administrasi
3 PENJARINGAN ISU-ISU Teridentifikasinya isu-isu Diskusi awal Teridentifikasinya isu-isu Diskusi teknis
PENGEMBANGAN pengembangan wilayah yang perlu pengembangan kawasan yang
KAWASAN PERKOTAAN dititikberatkan untuk difokuskan terkait dengan substansi
dalam survei dan analisis RDTR Kawasan Perkotaan
4 SURVEY/ Teridentifikasinya kondisi awal Pengumpulan data primer dan Tercapainya proses Survey primer
PENGUMPULAN DATA kawasan dan kecenderungan sekunder pengumpulan data oleh tim dan sekunder
pelaksana pekerjaan
5 ANALISIS/IDENTIFIKAS Teridentifikasinya potensi dan Pelaksanaan proses analisis Penjelasan hasil-hasil analisis Analisis
I POTENSI DAN permasalahan pengembangan dan perolehan masukan dari kuantitatif dan
PERMASALAHAN kawasan dinas terkait kualitatif
6 KONSEP RENCANA Perumusan konsep rencana Komitmen/ kesepakatan konsep tercapainya proses perumusan Diskusi Teknis
rencana dan kesepakatan konsep dan FGD
rencana oleh tim supervisi
7 PERUMUSAN RDTR Terumuskannya RDTR Kawasan Pelaksanaan perumusan Tercapainya proses Diskusi teknis
Perkotaan Bokondini sesuai rencana perumusan rencana dan Sarasehan
dengan permasalahan yang ada
9 LOKAKARYA RDTR Terakomodasinya aspirasi Pendampingan kegiatan Tercapainya kegiatan Seminar / FGD
masyarakat dalam Rencana Tata lokakarya lokakarya oleh Pemerintah
Ruang Daerah
Keterangan:
: Sudah dilakukan
Tahap 1 s/d 6 Sudah dilaksanakan, Tahap 7 dan 8 rencana penyelesaian pekerjaan berikutnya
Slide: 14 ©Badan Perencanaan Pembangunan Daerah | Pemerintah Kabupaten Tolikara | 2013
3 . P E M A H A M A N U M U M R D T R
A. Posisi RTRW/ RDTR Kabupaten Dalam Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (SPPN)
B. Klasifikasi Penataan Ruang Menurut UU No. 26/2007
Tentang Penataan Ruang
C. Komplementaritas Rencana Tata Ruang
D. Pemahaman Peraturan Zonasi (Zoning Map)
E. Skema Alur Penyusunan Dan Penetapan RDTR
1) Penyusunan RDTR
2) Penyusunan dan Pembahasan Raperda RDTR
3) Rekomendasi dan Persetujuan Substansi Gubernur
4) Penetapan Raperda
Slide: 15 ©Badan Perencanaan Pembangunan Daerah | Pemerintah Kabupaten Tolikara | 2013
3 . P E M A H A M A N U M U M R D T R
A. Kedudukan RDTR Dalam Sistem Perencanaan Tata Ruang dan Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (SPPN)
RPJM NASIONAL
RPJP
KABUPATEN/KOTA
RDTR KOTA
RTRW KOTA
RTR KAWASAN STRATEGIS
RPJM KOTA
KABUPATEN/KOTA
URBAN DESIGN
RTRW PROVINSI RTRW KOTA & RDTR (KECAMATAN & GUIDELINES
Skala 1 : 50.000 KAB. ADMINISTRASI KAW. STRATEGIS) (KAWASAN STRATEGIS)
Skala 1 : 20.000 Skala 1 : 5.000 Skala 1 : 1.000
5A
4A
4A 5A
4A
5A
4A 4A 5A 5A
5A
5A
5A
4B 4B
5A 6A
4B
4B 5A 5B
4A 4B 5A
5A 5A
4B
4B
4A
5B
5B
4B
4B 3B
4A 3B
4A 3B
5B
3B
4A
REKOMENDASI
PENYUSUNAN & PERSETUJUAN
PENYUSUNAN PENETAPAN
PEMBAHASAN SUBSTANSI OLEH
RDTR RAPERDA RDTR
RAPERDA RDTR GUBERNUR
(Utk RAPERDA RDTR)
11 Fasilitas Sosial & Pemerintahan; Pendidikan; Kesehatan; BAPPEDA, Din. PU, Pendidikan, Konfirmasi
Umum Peribadatan; Olahraga; Komersial; Kebudayaan Kesehatan, PORA, Perdagangan,
Kebudayaan
12 Bencana Alam Sejarah; Lokasi; Dampak; Potensi Bencana Badan Geologi-ESDM, BAPPEDA, PU Konfirmasi
Peta Kondisi Eksisting Fasos & Fasum BAPPEDA, Din. PU, Pendidikan, Konfirmasi, Dokumentasi, Koordinat
Kesehatan, PORA, Perdagangan,
Kebudayaan
Peta Kawasan Strategis BAPPEDA, PU Konfirmasi, Dokumentasi, Koordinat
2. RAPERDA RDTR disusun berdasarkan Materi Teknis RDTR yang telah disusun
2. Surat Permohonan disertai RAPERDA serta dokumen materi teknis RDTR dan
Album Peta
1. Evaluasi teknis RAPERDA RDTR dilakukan bersama instansi PEMPROV terkait sebagai
anggota BKPRD Provinsi dan/atau PEMKAB/KOT terkait melalui RAKOR
2. RAKOR merupakan Forum Koordinasi POKJANIS BKPRD Provinsi melalui Tim Evaluasi
persetujuan substansi BKPRD yang ditetapkan dengan SK Gubernur
4. Untuk permasalahan khusus, dapat dilakukan pembahasan dengan instansi PEMPROV tertentu
dan/atau PEMKAB/KOT lain yang berbatasan
• Iklim Tropis basah, Pengaruh letak yang berada pada daerah tinggian (dataran tinggi), rata-rata
temperatur udara bervariasi antara 12o - 20o C
• Tingkat kelembaban > 86%,
• Angin bertiup sepanjang tahun adalah angin barat daya
• Kecepatan Angin rata-rata 16 knot dan terendah 2.9 knot.
BEWANI
BOKONDINI
BOKONERI Tabel Pembagian BWP dan Luasan
Kawasan Perkotaan Bokondini
LUAS
KAMBONERI NO DISTRIK BWP
( Km2)
1 Bokondini I 21,92
2 Bewani II 42,18
4 Kamboneri IV 20,95
JUMLAH 100,65
BWP I
Perhitungan Indeks Sentralitas
BWP III
Kelengkapan Fungsi (Fasilitas) Jumlah
Jml
BWP IV No Distrik Indeks
Pddk 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Sentralitas
1 Bokondini 3,719 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 11
2 Bokoneri 3,831 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 2
3 Bewani 3,864 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 4
4 Kaboneri 1,280 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 5
Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2013
Keterangan :
1=SD, 7=Pasar Lingkungan,
2=SLTP, 8=Pertokoan,
3=SMU, 9=Hotel,
4=Puskesmas, 10=Gereja Kampung,
5=Pustu, 11=Gereja Distrik,
6=Puskesmas Keliling, 12=Lainnya
Lahan Terbuka
Sumber : Potensi Desa (Podes) Tahun 2011, BPS Kabupaten Tolikara, 2011 Perempuan Laki-laki
Jumlah 11 4 1
Padi ladang 2 2 1
Ubi kayu 78,69 493,82 6,28
Ubi jalar 168,56 1.632,27 9,68
Jagung 27,81 57,58 2,07
Keladi 63,70 325,22 5,11
Kacang Tanah 62,01 107,20 1,73
Kedelai 29,28 58,52 1,99
Perkotaan Bokondini 432,05 2.676,61 6,20
Kabupaten Tolikara 3.182,11 15.989,70 5,02
Sumber : Kabupaten Tolikara Dalam Angka Tahun 2011
Kopi
Distrik Luas Panen Produksi Produktivitas
(Ha) (Ton) (Ton/Ha)
Bokondini 8,17 8,07 0,98
Bewani - - -
Bokoneri 1,23 1,73 1,41
Kamboneri 1,06 0,17 0,16
Perkotaan Bokondini 10,46 9,97 0,95
Kabupaten Tolikara 26,48 14,50 3,30
Sumber : Kabupaten Tolikara Dalam Angka Tahun 2011
Kawasan Pengembangan Bokondini secara geologi terdiri dari Endapan Aluvial, Endapan Longsor dan Endapan Terbiku (Terrace
Deposit) yang berumur Kuarter. Endapan tersebut menindih secara tidak selaras Metamorfic Derewo (Batuan Malihan/Metamorfosa
Derewo) yang berumur Eosen – Oligosen. Kota Bokondini saat ini, umumnya dibangun di atas Endapan Terbiku atau Terrace
Deposit karena relatif datar dengan ruang yang cukup lebar (mencapai 50 m) dan memanjang barat – timur sepanjang lebih dari 2
km.
a. Batuan Malihan Formasi Darewo yang berumur Eosen-Oligosen pada kala Tersier, terdiri dari batusabak, filit, sekis kuarsa
mika, dan sekis klorit. Batuan malihan tersebut karena umumnya berofoliasi dan terkekarkan kuat, terdapat dengan lereng yang
terjal dan curah hujan di daerah Tolikara yang relatif tinggi serta terletak pula pada daerah dengan kegempaan yang sedikit
tinggi (percepatan permukaan pada batuan dasar mencapai 0,35g) maka batuan tersebut sangat berpotensi longsor seperti yang
dijumpai pada tebing di sebelah barat-laut kota Bokondini. Namun demikian daya dukung masa tanah/ masa batuan di daerah
ini sangat lebih dari cukup untuk dibebani oleh bangunan berlantai dua atau lebih tapi cukup sulit untuk digali
b. Endapan Terbiku adalah endapan teras sungai purba yang terdiri dari konglomerat, breksi dan pasir, yang berumur Kuarter,
terdiri dari konglomerat, breksi dan pasir dengan ketebalan total dapat mencapai 50 m. Endapan ini terdapat dengan lereng
yang landai dan bahkan digunakan untuk penempatan landasan pacu bandara Bokondini yang ada sekarang termasuk kota
Bokondini.
c. Endapan longsor, merupakan endapan hasil pelongsoran tanah atau batu dari batuan malihan pada lereng-lereng yang terjal
yang terdiri dari lempung, pasir, kerakal dan bongkah dan penyebarannya hanya setempat. Endapan ini diperkirakan
mempunyai permeabilitas yang sedang antara 10-7 – 10-6 meter/detik yang artinya pada lapisan ini terdapat air tanah tidak
tertekan dengan potensi sedang namun pada daerah dan ketebalan lapisan yang terbatas.
d. Endapan aluvial sungai yang berumur Kuarter merupakan endapan sungai yang terdapat di sepanjang aliran sungai yang
terdapat di daerah ini. Endapan ini terdiri dari bongkah, kerakal, kerikil, pasir, lanau dan lumpur. Ketebalannya bervariasi
hingga mungkin sekitar tiga meter. Endapan ini seumur dengan Endapan Longsor dan juga terdapat secara tidak selaras di atas
Batuan Malihan Derewo dan/atau Endapan Terbiku. Endapan ini tidak baik digunakan untuk bahan beton karena relatif lunak
dan berbutir pipih karena umumnya berasal dari bahan rombakan Batuan Malihan Derewo. Bongkah dan kerakal yang juga
berasal dari batuan malihan tersebut, juga tidak baik untuk bahan beton karena kuat tekannya hanya sekitar 250 kg/ cm2 saja.
Kawasan Perkotaan Bokondini yang tergolong dalam type iklim tropika humida,
maka jenis-jenis tanah di daerah ini tergolong kedalam tanah yang bereaksi asam.
Jenis-jenis tanah di Kabupaten Tolikara khususnya di wilayah Bokondini terdiri dari
1) Dystrudepts, Hapludults, 2) Haplustolis, Haplustepta dan 3) Udorthents,
Hapludolls.
2 II Sebagian Wilayah Pemerintah skala distrik, Pusat Simpul jalan Kawasan dan
Bewani Pengembangan pertanian berbasis kolektor sekunder Lingkungan
hutan/ agroforestry, Pusat dengan jalan lokal
2140.08
Perkantoran dan Permukiman Simpul jalan lokal
dan lingkungan
3 III Sebagian Wilayah Pemerintah skala distrik, Pusat Simpul jalan Kawasan dan
Bokoneri Pengembangan pertanian berbasis kolektor sekunder Lingkungan
hutan/ agroforestry, Pusat dengan jalan lokal
4216.86
Perkantoran dan Permukiman Simpul jalan lokal
dan lingkungan
4 IV Sebagian Wilayah Pemerintah skala distrik, Pusat Simpul jalan Kawasan dan
Kamboneri Pengembangan pertanian berbasis kolektor sekunder Lingkungan
hutan/ agroforestry, Pusat dengan jalan lokal
1512.63
Perkantoran dan Permukiman Simpul jalan lokal
dan lingkungan
Tipe 36 (6 x 6)
5 2761 3404 4198 5487 7171
(Rumah Sehat Papua)
Sumber : Hasil Analisis Konsultan Tahun 2013
Definisi Backlog:
Kesenjangan kebutuhan rumah yang belum terpenuhi/harus dipenuhi pada tahun ke-n
Formulasi Backlog =
Jumlah Kebutuhan rumah tahun ke-n - Jumlah rumah tahun ke-n
BEWANI BEWANI
BEWANI
.
BEWANI
.
. .
BOKONERI BOKONDINI BOKONERI .
BOKONDINI
POSYANDU
SMA DAN SMK 2028 s/d 2033
KAMBONERI 2028 s/d 2033 = 2 unit .
KAMBONERI = 9 Unit/Distrik
2 Bokoneri 0 - 1 - 1 - 2 - 2 -
kan
5,000
3 Bew ani 0 - 1 - 1 - 2 - 2 -
4 Kam boneri 0 - 1 - 1 - 2 - 2 -
0.00 0.00 0.00 0.00
Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2013
Ger eja
No Dist r ik / BW P St a n da r St a n da r 2 01 3 2 01 8 2 02 3 2 02 8 2 03 3
jm lh la h a n
pen du du k m in im a l La h a n La h a n La h a n La h a n La h a n
Un it Un it Un it Un it Un it
(jiw a ) (H a ) (H a ) (H a ) (H a ) (H a ) (H a )
Danau/ Setu
Keliling (truk air
minum)
Resevoir Umum
Slide: 100 ©Badan Perencanaan Pembangunan Daerah | Pemerintah Kabupaten Tolikara | 2013
6 . A N A L I S I S
G. Analisis Ketersediaan dan Kebutuhan Prasarana Air Bersih
Penyediaan Air Bersih/Minum (Contoh) SkenarioKebutuhanPengembangan
Slide: 101 ©Badan Perencanaan Pembangunan Daerah | Pemerintah Kabupaten Tolikara | 2013
6 . A N A L I S I S
G. Analisis Ketersediaan dan Kebutuhan Prasarana Air Bersih
Penyediaan Air Bersih/Minum (Contoh) Gambar Detail Sistem
Slide: 102 ©Badan Perencanaan Pembangunan Daerah | Pemerintah Kabupaten Tolikara | 2013
6 . A N A L I S I S
G. Analisis Ketersediaan dan Kebutuhan Prasarana Drainase
• Berdasarkan hasil survei terdapat jaringan didalam pusat Kondisi Jaringan Drainase di Jalan Utama (Kolektor
kota Bokondini. Pada jaringan jalan utama kota (Kolektor Primer & Sekunder)
Primer K3) dimensi jaringan drainase hingga 1 meter
dengan tinggi 80 cm, namun kontruksinya tidak
menggunakan beton maupun paving drainase. Drainase
yang ada di jalan K4 (Kolektor Sekunder) hanya berupa
saluran tanah dan terbuka.
• Sedangkan untuk sistem jaringan di jalan lokal rata-rata
berdimensi 40 cm dengan tinggi 60-80 cm berupa saluran
tanah terbuka. Sedangkan di jalan lingkungan di kawasan
klasis cenderung berkondisi baik dengan dimensi 30 x 15 Kondisi Jaringan Drainase di Lingkungan Klasis
cm. Untuk dikawasan permukiman (dalam lingkungan) di
beberapa saluran drainase di pasar dan dibelakang
puskesmas berkondisi buruk, dimana drainase tidak
berfungsi dengan baik.
Slide: 103 ©Badan Perencanaan Pembangunan Daerah | Pemerintah Kabupaten Tolikara | 2013
6 . A N A L I S I S
G. Analisis Ketersediaan dan Kebutuhan Prasarana Drainase
Jaringan Drainase (Contoh) Gambar Detail Sistem
Sistem Drainase Utama (Skala Kota) dan Jaringan Drainase Primer, Jaringan Drainase Sekunder dan
Sistem Drainase Lokal (Skala Lingkungan) Jaringan Drainase Tersier
Slide: 104 ©Badan Perencanaan Pembangunan Daerah | Pemerintah Kabupaten Tolikara | 2013
6 . A N A L I S I S
G. Analisis Ketersediaan dan Kebutuhan Prasarana Drainase
Jaringan Drainase (Contoh) Gambar Detail Sistem
Slide: 105 ©Badan Perencanaan Pembangunan Daerah | Pemerintah Kabupaten Tolikara | 2013
6 . A N A L I S I S
G. Analisis Ketersediaan dan Kebutuhan Prasarana Energi dan Kelistrikan
Dalam melakukan analisa kebutuhan Energi non listrik, asumsi yang digunakan berikut:
Sektor industri
a. Sektor industri yang berkembang adalah industri pengelolaan hasil pangan dan pengelolaan hasil hutan dan
bersifat Industri Rumah Tangga
b. Industri pengelolaan hasil pangan membutuhkan 20 liter solar/bensin perhari atau 4800 liter/tahun dengan
assumsi kenaikan 2,5 % / tahun untuk efisiensi peralatan.
c. Industri pengelolaan hasil hutan membutuhkaan 25 liter solar/bensin perhari atau 6000 liter/tahun dengan
assumsi kenaikan 2,5 % /tahun untuk efisiensi peralatan.
d. Peningkatan pertumbuhan sektor sekitar 3,5 % pertahun
Sektor transportasi
a. Berdasarkan hasil survei pada tahun 2012, didapati jumlah mobil Angkutan yang melayani angkutan
penduduk dari/ke bokondini adalah 8 mobil perhari. Mobil angkutan diperkirakan menempuh perjalanan
total sepanjang 268.800 km.
b. Berdasarkan hasil survei, mobil pribadi mempunyai rata-rata jumlah penumpang (load factor) 10 orang.
c. Survei juga menemukan bahwa mobil pribadi mengkonsumsi bahan bakar 1 liter untuk perjalanan sejauh 2
km.
d. Pertumbuhan sektor transportasi sebesar 15 % pertahun
Slide: 106 ©Badan Perencanaan Pembangunan Daerah | Pemerintah Kabupaten Tolikara | 2013
6 . A N A L I S I S
G. Analisis Ketersediaan dan Kebutuhan Prasarana Energi dan Kelistrikan
Proyeksi Kebutuhan BBM
3,000,000
2,500,000
Volume (Liter)
2,000,000 1. Industri
Series2
1,500,000
Series3
1,000,000
2. Rumah Tangga
500,000 3. Transportasi
-
2016
2033
2012
2013
2014
2015
2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024
2025
2026
2027
2028
2029
2030
2031
2032
Tabel Proyeksi kebutuhan energi non listrik untuk kawasan
perkotaan bokondini hingga tahun 2033
Sektor Proyeksi Kebutuhan Energi Non Listrik Untuk Kawasan
Perkotaan Bokondini (Liter)
2012 2017 2022 2027 2032 2033
1. Industri 10.800 12.219 13.825 15.642 17.697 18.139
- Pengelolaan hasil pangan 4.800 5.431 6.144 6.952 7.865 8.062
- Pengelolaan hasil Hutan 6.000 6.788 7.681 8.690 9.832 10.077
2. Rumah Tangga 475.263 581.354 707.306 860.546 1.046.986 1.088.865
3. Transportasi 134.300 270.125 543.318 1.092.807 2.198.026 2.527.730
Total 622.375 865.716 1.266.472 1.971.022 2.648.895 2.648.895
Slide: 108 ©Badan Perencanaan Pembangunan Daerah | Pemerintah Kabupaten Tolikara | 2013
6 . A N A L I S I S
G. Analisis Ketersediaan dan Kebutuhan Prasarana Energi dan Kelistrikan
Untuk menganalisa kebutuhan listrik, maka harus disusun asumsi sebagai berikut;
Sektor industri
a. Sektor industri yang berkembang adalah industri pengelolaan hasil pangan dan pengelolaan
hasil hutan dan bersifat Industri Rumah Tangga
b. Industi pengelolaan hasil pangan membutuhkan kapasitas 1.000 watt untuk peralatan atau
sekitar 8.000 watt-hour perhari atau 1.920.000 watt-hour/tahun dengan assumsi kenaikan
2,5 % / tahun untuk effisiensi peralatan.
c. Industri pengelolaan hasil hutan membutuhkan kapasitas 1.000 watt untuk peralatan atau
sekitar 8.000 watt-hour perhari atau 1.920.000 watt-hour/tahun dengan assumsi kenaikan
2,5 % / tahun untuk effisiensi peralatan.
d. Peningkatan pertumbuhan sektor sekitar 3,5 % pertahun
Sektor Fasum-Fasos
a. Sektor Fasum - Fasos membutuhkan kapasitas 1.200 watt untuk kebutuhan sehari-hari atau
2.304.000 watt-hour/tahun
b. Asumsi pertumbuhan sektor rumah tangga sekitar 4 %
Slide: 109 ©Badan Perencanaan Pembangunan Daerah | Pemerintah Kabupaten Tolikara | 2013
6 . A N A L I S I S
G. Analisis Ketersediaan dan Kebutuhan Prasarana Energi dan Kelistrikan
Tabel Proyeksi Kebutuhan Listrik
di Kawasan Perkotaan Bokondini Tahun 2013-2033
Proyeksi Kebutuhan Energi Listrik (Watt-Hour)
Sektor
2012 2017 2022 2027 2032 2033
Slide: 112 ©Badan Perencanaan Pembangunan Daerah | Pemerintah Kabupaten Tolikara | 2013
6 . A N A L I S I S
H. Analisis Ekonomi
Kuadran I Kuadran II
Analisis Klassen Sektor yang maju dan tumbuh dengan Sektor maju tapi tertekan
Analisis Tipologi Klassen digunakan dengan pesat (developed sektor) (stagnant sektor)
si > s dan ski > sk Si < s dan ski > sk
tujuan mengidentifikasi posisi sektor
perekonomian Kabupaten Tolikara dengan Bangunan Pertanian
memperhatikan sektor perekonomian Provinsi Jasa-Jasa
Kuadran III Kuadran IV
Papua sebagai daerah referensi
Sektor potensial atau masih dapat Sektor relatif tertinggal
Keterangan : berkembang (developing sektor) (underdeveloped sektor)
si : laju pertumbuhan sektor tertentu dalam PDRB si> s dan ski <sk si < s dan ski < sk
s : laju pertumbuhan sektor tersebut dalam PDRB daerah
ski: nilai kontribusi sektor terhadap PDRB Perdagangan, Hotel dan Restoran Pertambangan dan Penggalian
sk : kontribusi sektor terhadap PDRB daerah yang menjadi Pengangkutan dan Komunikasi Industri Pengolahan
referensi Listrik, Gas, Air Bersih Keuangan, Persewaan dan Jasa
Perusahaan
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Distrik Bokondini Proyeksi Perkembangan Ekonomi Distrik Bokondini
Tahun 2013 – 2033 Tahun 2013 – 2033
20 700,000,000,000
18
600,000,000,000
16
14 500,000,000,000
12 400,000,000,000
10
8 300,000,000,000
6 200,000,000,000
4
100,000,000,000
2
0 0
2010 2015 2020 2025 2030 2035 2010 2015 2020 2025 2030 2035
Sumber : Hasil Analisis Konsultan Tahun 2013
Slide: 113 ©Badan Perencanaan Pembangunan Daerah | Pemerintah Kabupaten Tolikara | 2013
6 . A N A L I S I S
I. Analisis Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP)
Slide: 115 ©Badan Perencanaan Pembangunan Daerah | Pemerintah Kabupaten Tolikara | 2013
7. POTENSI, PERMASALAHAN DAN REKOMENDASI
A. Regional Potensi
Potensi Permasalahan
1. Kemampuan lahan sebagai pertanian pangan, holtikultura 1. Jangkauan ke pusat ibukota mencapai 5 jam perjalanan
dan perkebunan berkarakter hutan yang dimiliki oleh darat dengan kendaraan 4 wheeldrive;
seluruh distrik yang berbatasan langsung dengan kawasan 2. Adanya isu pemisahan diri dari Kabupaten Tolikara;
perkotaan Bokondini. 3. Kondisi jaringan jalan menuju Bokondini yang rusak berat;
2. Penyebaran permukiman berupa kampung-kampung. 4. Jaringan jalan antar distrik yang belum terbentuk secara
3. Keterpaduan kekuatan politik pemerintahan kampung di utuh;
semua distrik dan kampung yang memiliki interaksi kuat ke 5. Aksesibilitas terhadap sarana pendidikan yang masih jauh
dalam pemerintahan Kabupaten Tolikara di pusat Kota dari harapan
Karubaga.
6. Aksesibilitas terhadap sarana kesehatan yang masih jauh
4. Persebaran prasarana keagamaan seperti gereja dari dari harapan
klasis/GIDI yang menjadi alat perubahan sosial dan budaya
7. Pola hidup sehat masyarakat yang masih perlu di dorong.
masyarakat.
8. Tidak adanya perangkat komunikasi antar distrik yang dapat
5. Kepemilikan modal sosial di masyarakat papua dalam pola
memberi perkembangan antar distrik dan antar wilayah;
kehidupan bermasyarakat, baik itu dalam pembangunan
sarana kelompok/komunal dan individual. 9. Sistem transportasi antar distrik yang tidak terbentuk baik
itu dari sisi darat dan udara. Sementara dari kawasan
6. Kepemilikan nilai-nilai pemahaman lokal dalam pola
perkotaan Bokondini dengan Kabupaten Jayawijaya telah
bercocok tanam untuk dapat mampu hidup mandiri dan
terbentuk sistem transportasi udara dengan frekuensi
bergenerasi didalam setiap kelompok masyarakat.
penerbangan yang regular.
7. Kepemilikan nilai-nilai budaya yang kuat terikat disetiap
10. Belum terwujudnya kegiatan sosial dan budaya antar distrik
kelompok masyarakat dalam berperilaku toleransi dan
dan atau antar kawasan perkotaan regional yang dilandasi
menghargai.
atas kesamaan visi dan misi yang dapat meningkatkan
interaksi sosial dan budaya yang lebih harmonis dan
humanis.
Slide: 116 ©Badan Perencanaan Pembangunan Daerah | Pemerintah Kabupaten Tolikara | 2013
7. POTENSI, PERMASALAHAN DAN REKOMENDASI
A. Regional
Kelompok Potensi Regional Kelompok Isu Permasalahan Regional
No Aspek Kelompok Potensi No Aspek Kelompok Masalah
1 Sosial Jumlah penduduk, kelompok marga dan
1 Sosial Sarana sosial kemasyarakat, pemerintah
suku, distrik, pemerintah kampung, lembaga
2 Budaya Kekuatan modal kemasyarakatan, adat/suku
toleransi, gotong royong, kemampuan
bercocok tanam, 2 Budaya Kesehatan, Pendidikan
3 Politik Pemerintahan level pusat, distrik dan 3 Politik Kemiskinan, keamanan
kampung, tokoh masyarakat/kepala
suku adat. 4 Ekonomi Komoditas perdagangan, infrastruktur jalan,
telekomunikasi
4 Ekonomi Kemampuan lahan, jaringan jalan lokal,
pelabuhan udara regional
Sumber : Hasil Analisis Konsultan Tahun 2013
Slide: 117 ©Badan Perencanaan Pembangunan Daerah | Pemerintah Kabupaten Tolikara | 2013
7. POTENSI, PERMASALAHAN DAN REKOMENDASI
B. Keruangan Fisik Alam dan Penggunaan Lahan
Dalam hal ini kegiatan pemanfaatan ruang seharusnya disesuaikan dengan produk
rencana tata ruang yang telah disusun, namun pada kenyataannya masih banyak terjadi
permasalahan-permasalahan pemanfaatan ruang. Permasalahan tersebut dapat terjadi
akibat tiga faktor, yaitu tidak adanya produk rencana tata ruang, atau adanya rencana
tata ruang tetapi tidak memperhatikan aspek perkembangan kota dan terjadinya
perkembangan kota yang terlalu cepat, sehingga rencana tata ruang yang telah tersusun
menjadi tidak sesuai lagi. Untuk mengetahui lebih detail maka permasalahan
pemanfaatan ruang yang terjadi di kawasan perkotaan dilihat berdasarkan 5 (lima)
aspek yaitu:
1. Aspek hukum/norma,
2. Tata ruang,
3. Aspek transportasi,
4. Aspek perumahan, dan
5. Aspek industri.
Slide: 118 ©Badan Perencanaan Pembangunan Daerah | Pemerintah Kabupaten Tolikara | 2013
7. POTENSI, PERMASALAHAN DAN REKOMENDASI
B. Keruangan Fisik Alam dan Penggunaan Lahan 1) Aspek Hukum
Seperti yang diketahui oleh khalayak umum, bahwa permasalahan dalam pengelolaan
lahan di Papua pada umumnya adalah permasalahan kepemilikan lahan/tanah yang
dimiliki oleh adat/suku dengan batas-batas alam atau kesepakatan antar kepala suku.
Hal ini juga terdapat di dalam isu strategis dalam pengembangan wilayah kabupaten
Tolikara pada umumnya yakni;
1. Potensi masalah lahan pembangunan yang terbatas, karena seluruh lahan pada
umumnya dimiliki oleh adat/tanah ulayat. Lahan pembangunan untuk kantor-kantor
dinas merupakan hibah dari tanah ulayat atas persetujuan suku-suku yang ada.
Penyediaan lahan pembangunan untuk kepentingan bersama, perlu dirumuskan
bersama dengan ketua adat, agar memperoleh solusi dalam penyediaan lahan untuk
pengembangan.
2. Potensi konflik kepemilikan lahan untuk bermukim, karena masyarakat pendatang
ataupun dari luar suku adat, tidak dapat memiliki lahan adat.
3. Permasalahanan sistem persil yang tidak beraturan, menyebabkan inefisiensi lahan,
karena terdapat beberapa bagian lahan yang tidak ada kepemilikannya.
Slide: 119 ©Badan Perencanaan Pembangunan Daerah | Pemerintah Kabupaten Tolikara | 2013
7. POTENSI, PERMASALAHAN DAN REKOMENDASI
B. Keruangan Fisik Alam dan Penggunaan Lahan 2) Aspek Penggunaan Ruang
Slide: 120 ©Badan Perencanaan Pembangunan Daerah | Pemerintah Kabupaten Tolikara | 2013
7. POTENSI, PERMASALAHAN DAN REKOMENDASI
B. Keruangan Fisik Alam dan Penggunaan Lahan 3) Aspek Transportasi
Slide: 121 ©Badan Perencanaan Pembangunan Daerah | Pemerintah Kabupaten Tolikara | 2013
7. POTENSI, PERMASALAHAN DAN REKOMENDASI
B. Keruangan Fisik Alam dan Penggunaan Lahan 4) Aspek Perumahan
• Aspek perumahan merupakan aspek yang penting dalam kegiatan Contoh Rumah Rakyat Layak Huni
dan aktivitas perkotaan. Hal ini disebabkan perumahan Tipe 36 di Papua
merupakan pemakai lahan terbesar dari lahan terbangun
perkotaan, sekitar 40 % dari lahan, sedangkan penggunaan
lainnya adalah untuk ruang terbuka hijau, olah raga dan industri.
Dari kondisi di atas, terlihat bahwa aspek perumahan berpotensi
menimbulkan permasalahan dalam pemanfaatan lahan
perkotaan.
• Secara garis besar permasalahan permukiman perkotaan antara
lain : (1) percampuran fungsi bangunan/kawasan; (2) alih fungsi
bangunan; (3) permukiman liar; dan (4) permukiman kumuh.
Sumber : Hasil Survei Konsultan Tahun 2013
Sedangkan permasalahan permukiman yang terjadi di wilayah sub
urban adalah (5) pembangunan perumahan di kawasan rawan
bencana.
• Permasalahan utama dalam hal pembangunan perumahan di
Papua, khususnya di kawasan perkotaan Bokondini adalah
mahalnya harga pembangunan rumah sehat tipe 36, bahkan
sangat tinggi.
• Pembangunan perumahan rakyat layak huni type 36 untuk
wilayah pantai dan kepulauan minimal berkisar Rp. 100-150 juta/
unit, sedangkan di wilayah pegunungan dan daerah yang berawa
berkisar Rp. 250-300 juta/ unit untuk setiap keluarga.
Slide: 122 ©Badan Perencanaan Pembangunan Daerah | Pemerintah Kabupaten Tolikara | 2013
7. POTENSI, PERMASALAHAN DAN REKOMENDASI
B. Keruangan Fisik Alam dan Penggunaan Lahan 5) Aspek Industri
• Beberapa permasalahan yang biasanya akan timbul dalam kawasan industri adalah (1)
pencemaran lingkungan dan penurunan cadangan air tanah; dan (2) penurunan kualitas fisik
dan tingkat pelayanan jalan.
• Untuk itu disiapkan badan layanan kawasan industri khusus menangani kawasan industri
agroforestry bisnis ini kedepan. Beberapa badan layanan pemerintah yang akan berada di
Bokondini adalah (1) Badan Penelitian Teknologi Agroforestry; (2) UPT Perhubkomintel; (3)
UPT Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perikanan, Peternakan; (3) Kantor Pemerintah Distrik;
dan (4) UPT Lingkungan Hidup.
Slide: 123 ©Badan Perencanaan Pembangunan Daerah | Pemerintah Kabupaten Tolikara | 2013
7. POTENSI, PERMASALAHAN DAN REKOMENDASI
C. Kependudukan dan Tenaga Kerja
• Program ketenagakerjaan dari pemerintah provinsi, kabupaten dan kota belum menyentuh
kebutuhan masyarkat yang sebenarnya. Untuk itu diperlukan kajian yang lebih mendalam
terhadap kebutuhan keterampilan kepada masyarakat dalam upaya untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
• Faktor lain yang menghambat adalah faktor budaya yang menetapkan bahwa para lelaki papua
yang tidak diposisikan sebagai pekerja (ladang, kebun, pertanian, swasta, jasa/dagang) namun
sebagai pejuang-pejuang perang suku. Untuk itu perlu transformasi budaya yang bertahap
untuk mengasimilasi peran lelaki di dalam keluarga.
Slide: 124 ©Badan Perencanaan Pembangunan Daerah | Pemerintah Kabupaten Tolikara | 2013
7. POTENSI, PERMASALAHAN DAN REKOMENDASI
D. Perkotaan
Potensi Permasalahan Rekomendasi
1. Suku budaya yang khas dan 1. Pola sebaran rumah yang 1. Peningkatan jaringan jalan antar kampung yang
kuat tidak terpusat (komunal) nyaman, aman dan dapat mengakses pusat pelayanan
2. Terdapat rumah honai yang dan cenderung menyebar (kesehatan, sosial, peribadatan, pendidikan) di
merupakan salah satu ciri khas 2. Beberapa rumah (komunal) Distrik atau kawasan gereja.
bangunan lokal berada dalam kawasan 2. Memberi kompensasi atas pinjam pakai kawasan
3. Kawasan gereja menjadi pusat lindung lindung dengan meningkatkan fungsi kawasan
komunitas sosial, agama dan lindung (Kanaero) menjadi TWA (Taman Wisata
olahraga Alam)/ Botanical Garden, dapat dimulai dengan
skala kecil (< 50 ha).
3. Memberikan arahan/ rekomendasi KDB/KLB bagi
kawasan permukiman yang berada dalam kawasan
lindung dan penetapan peraturan zonasi.
4. Penguatan dan peningkatan sarana dan prasarana
kawasan gereja menjadi pusat komunitas sosial,
agama, pendidikan dan kesehatan.
5. Mengarahkan pembentukan kampung mandiri yang
terintegrasi dengan gedung/gereja klasis dimasing-
masing kampung.
Slide: 125 ©Badan Perencanaan Pembangunan Daerah | Pemerintah Kabupaten Tolikara | 2013
7. POTENSI, PERMASALAHAN DAN REKOMENDASI
E. Kelembagaan/ Kemasyarakatan
Potensi Permasalahan Rekomendasi
1. Sudah memiliki data tata Pemerintahan 1. Tidak ada data organisasi 1. Pembentukan kelembagaan
2. Terdapat kantor instansi Pemerintah masyarakat, LSM, dll swadaya masyarakat,
3. Sudah ada data pemberdayaan 2. Komunikasi antar dinas/SKPD perguruan tinggi, asosiasi, dan
masyarakat Kampung sering terhambat karena faktor Lembaga Masyarakat Adat
4. Sudah mempunyai Kepala-kepala alam, sarana prasarana, dan Papua (LMAP)
Distrik sarana telekomunikasi 2. Meningkatkan dinas SKPD
5. Terdapat pusat kegiatan di wilayah Kota 3. Perlu peningkatan Mutu SDM yang belum terdapat di
6. Memiliki kekayaan sumberdayaan yang dari masyarakat setempat kawasan perencanaan
melimpah terutama untuk mengisi personil 3. Menyiapkan dan penguatan
Kedinasan Kabupaten. kelembagaan dan koordinasi
antar SKPD terhadap sektor
pembangunan
4. Melakukan bimbingan teknis
dan pemantapan tata
pemerintahan guna
mendapatkan mutu sumber
daya masyarakat yang lebih
baik
5. Menyiapkan kelembagaan
dalam sektor agropolitan
Slide: 126 ©Badan Perencanaan Pembangunan Daerah | Pemerintah Kabupaten Tolikara | 2013
7. POTENSI, PERMASALAHAN DAN REKOMENDASI
F. Sarana dan Infrastruktur 1) Energi & Kelistrikan
Potensi Permasalahan Rekomendasi
1. Sungai disekitar 1. Tidak tersedianya data tentang 1. Dilakukan studi potensi sungai disekitar
kawasan berpotensi potensi sungai dan curah hujan kawasan perkotaan Bokondini
sebagai PLTMH 2. Tidak terawatnya PLTMH 2. Dilakukan perawatan berkala dan dukungan
eksisting dikarenakan kurang dari pemerintah daerah
perawatan dari komunitas 3. Pelatihan SDM lokal
3. Tidak tersedia SDM Lokal yang
dapat menjaga dan merawat
PLTMH Eksisting
2. Sungai disekitar 1. Intensitas matahari yang kurang 1. Dilakukan desain teknologi yang sesuai dengan
kawasan berpotensi lama. kondisi alam
sebagai PLTMH 2. Kurangnya SDM lokal yang dapat 2. Pelatihan SDM Lokal
merawat PLTS Eksisting 3. Bantuan dan dukungan dari pemerintah pusat
3. Harga investasi yang mahal dan pemerintah daerah
3. Pertanian dan hasil 1. Tidak tersedianya data tentang 1. Dilakukan kajian tentang potensi pertanian
Hutan sebagai sumber potensi pertanian dan hasil hutan dan hasil hutan sebagai suber energi biomassa
energi biomassa sebagai suber energi biomassa 2. Implementasi skala komunal dan/atau
2. Implementasi skala komunal terpusat
dan/atau terpusat 3. Bantuan dan dukungan dari pemerintah pusat
3. Biaya investasi yang mahal dan pemerintah daerah
4. Tidak tersedianya SDM Lokal 4. Pelatihan SDM Lokal
Slide: 127 ©Badan Perencanaan Pembangunan Daerah | Pemerintah Kabupaten Tolikara | 2013
7. POTENSI, PERMASALAHAN DAN REKOMENDASI
F. Sarana dan Infrastruktur 2) Telekomunikasi
Potensi Permasalahan Rekomendasi
1. Bokondini di Distrik Bokondini Jaringan sistem Mengembangkan sistem
telah ditetapkan menjadi PKLp, telekomunikasi baik kabel telekomunikasi nirkabel (wireless)
Distrik Kaboneri sebagai PKLp, maupun nirkabel dalam jangka pendek dan sistem
Kaniro di Distrik Bokoneri (wireless) bisa dikatakan kabel dalam jangka panjang yang
sebagai PPK, dan Bilubaga di masih sangat terbatas bisa menjangkau sebagian besar
Distrik Bewani sebagai PPL. warga
2. Jumlah penduduk Kawasan
Perkotaan Bokondini yang
terdiri dari 4 distrik
diproyeksikan mencapai 35.854
jiwa pada tahun 2033.
Slide: 128 ©Badan Perencanaan Pembangunan Daerah | Pemerintah Kabupaten Tolikara | 2013
7. POTENSI, PERMASALAHAN DAN REKOMENDASI
F. Sarana dan Infrastruktur 3) Transportasi
Potensi Permasalahan Rekomendasi
1. Terdapat jaringan jalan 1. Kondisi tanah yang kurang stabil, sehingga 1. Menyambungkan ruas
eksisting di kawasan harus dapat memilih trase jalan yang simpul dari Wunin ke
perkotaan Agro Bokondini. terbaik untuk pembangunan jalan. Bokondini dan Kubu ke
2. Dari jaringan jalan 2. Jalan-jalan yang ada tidak memiliki Bokondini
eksisting yang belum saluran drainase yang baik 2. Membuat desain jalan
menyambung, masih dapat 3. Terdapat sungai-sungai yang memotong meninggi dan gorong-
disambungkan sehingga jalan. gorong lintasan hewan
dapat memenuhi pola 4. Pembangunan jalan di Papua pada jalan Kolektor (K3) di
perjalanan yang membutuhkan biaya yang sangat besar Distrik Bokoneri / Kanaero
diinginkan. 3. Menyiapkan pembangunan
jembatan di beberapa titik
lokasi yang potensial
4. Peningkatan jalan eksisting
dan pembangunan jalan
baru di lingkungan industri
5. Pembangunan terminal
Tipe C
Slide: 129 ©Badan Perencanaan Pembangunan Daerah | Pemerintah Kabupaten Tolikara | 2013
7. POTENSI, PERMASALAHAN DAN REKOMENDASI
F. Sarana dan Infrastruktur 4) Air Bersih
Potensi Permasalahan Rekomendasi
1. Pertumbuhan penduduk akan di 1. Kualitas lingkungan semakin 1. Air baku yang akan menjadi prioritas
sertai dengan pertumbuhan menurun sehingga sumber air dimanfaatkan adalah air hujan
infrastruktur dasar perkotaan yang baku berkurang, di sisi lain 2. Pegembangan SPAM dikelompokan
menuntut pemenuhan kebutuhan air, pengaturannya kurang tepat menjadi SPAM Perkotaan dan SPAM
sehingga pengembangan pengelolaan 2. Tidak adanya prsarana air bersih Pedesaan
air minum akan menjadi prioritas yang memadai mengakibatkan 3. Untuk masyarakat yang berada jauh di
utama dalam rangka meningkatkan masyarakat kurang mampu luar kawasan perkotaan baik BWP I –
taraf hidup dan kesejahteraan mengaksesnya BWP IV dan tidak terlayani sistem
masyarakat. 3. Kurangnya kesadaran masyarakat perpipaan PAH komunal, perlu
dalam penggunaan air dan menyediakan bak penampung (tong
2. Tingginya curah hujan yang bisa
dijadikan sumber utama untuk air menjaga kelestarian lingkungan plastik 1 m3) secara individual dan atau
sebagai sumber air mendapat bantuan hibah dari pemda.
baku air minum masyarakat.
4. Kurangnya sosialisasi tentang
3. Masih banyak tersedia lahan kosong pemanfaatan dan pemeliharaan
yang luasannya bisa digunakan secara efektif dan efisiensi
sebagai tempat untuk membangun 5. Luasnya kawasan perkotaan
bak penampung air hujan komunal, 6. Rendahnya tingkat kepadatan
yang pengelolaanya bisa dilaksanakan penduduk
oleh dinas terkait melalui sistem 7. Rendahnya angka pertumbuhan
perpipaan secara gravitasi. penduduk
Slide: 130 ©Badan Perencanaan Pembangunan Daerah | Pemerintah Kabupaten Tolikara | 2013
7. POTENSI, PERMASALAHAN DAN REKOMENDASI
F. Sarana dan Infrastruktur 5) Persampahan
Potensi Permasalahan Rekomendasi
Slide: 131 ©Badan Perencanaan Pembangunan Daerah | Pemerintah Kabupaten Tolikara | 2013
7. POTENSI, PERMASALAHAN DAN REKOMENDASI
F. Sarana dan Infrastruktur 6) Air Limbah
Potensi Permasalahan Rekomendasi
1. Pertumbuhan penduduk akan di sertai dengan 1. Minimnya sarana dan 1. 80% cakupan pelaanan
pertumbuhan infrastruktur dasar perkotaan prasarana pengelolaan ditangani oleh dinas
serta perumahan yang pada setiap air limbah yang dimiliki terkait, 20% individual
aktivitas/kegiatan masyarakat akan 2. Sistem on-site
pemerintah daerah
menghasilkan limbah rumah tangga baik grey 3. Seluruh kawasan BWP,
2. Kurangnya kesadaran
water maupun black water yang menuntut dibutuhkan sarana dan
pemenuhan kebutuhan pengelolaan air limbah masyarakat terhadap prasarana pengelolaan air
yang baik guna menghindari pencemaran air kebersihan limbah :
tanah sehingga dapat meningkatkan taraf 3. Kurangnya sosialisasi Jamban/ Septic Tank : 86
hidup dan kesejahteraan masyarakat serta tentang pengelolaan air KK
membiasakan masyaarakat dengan pola hidup limbah yang baik dan Truck Tinja:1 unit
bersih dan sehat (PHBS) IPLT: 1 unit
benar
2. Tingginya curah hujan sehingga ketersediaan
4. Luasnya kawasan
air bersih untuk MCK dapat terpenuhi.
3. Masih banyak tersedia lahan kosong yang perkotaan
luasannya bisa digunakan sebagai tempat
untuk membangun IPAL/IPLT yang
pengelolaanya diawah dinas terkait.
Slide: 132 ©Badan Perencanaan Pembangunan Daerah | Pemerintah Kabupaten Tolikara | 2013
7. POTENSI, PERMASALAHAN DAN REKOMENDASI
G. Ekonomi
Potensi Permasalahan Rekomendasi
1. Sektor potensial atau masih dapat 1. Bencana alam merupakan 1. Perlu pengembangan dan
berkembang (developing sector) di ancaman besar mengingat kondisi peningkatan kegiatan sarana
antara lain Perdagangan dan pertanian. topografi yang berbukit-bukit perdagangan dan jasa agar
2. Kegiatan pertanian khususnya pertanian dengan kemiringan umumnya dapat lebih merangsang
Palawija dan Ladang yang merupakan >15% bahkan beberapa wilayah pertumbuhan kota
penyumbang terbesar PDRB di memiliki kemiringan lebih dari 2. Upaya mitigasi bencana yang
Kabupaten Tolikara. >40%. Tanah longsor menjadi efektif dapat memberikan
3. Kawasan hutan terdiri dari Hutan ancaman utama kontribusi bagi kepercayaan
Lindung,Hutan Produksi Konversi, 2. Kurangnya dukungan infrastruktur investor guna peningkatan
Hutan Produksi Biasa dan Kawasan kelistrikan, air bersih, sanitasi, perekonomian di Bokondini.
Cagar alam dapat dikembangkan untuk komunikasi dan transportasi, serta
wisata dan juga wisata edukasi. Fakta kerusakan infrastruktur fisik yang
tersebut memberikan pengaruh pada selanjutnya akan meningkatkan
kegiatan perdagangan dan jasa di biaya operasional dalam
Bokondini yang berbasis pada menjalankan bisnis.
komoditas pertanian, perkebunan dan
hasil hutan. Cadangan lahan budidaya
dan lahan untuk lingkungan terbangun
masih cukup besar, tanpa harus
mengalih-fungsikan hutan, pertanian
umbi-umbian termasuk sektor yang
potensial untuk dikembangkan.
Slide: 134 ©Badan Perencanaan Pembangunan Daerah | Pemerintah Kabupaten Tolikara | 2013
7. POTENSI, PERMASALAHAN DAN REKOMENDASI
I. Kepariwisataan 7) ODTW
Potensi Permasalahan Rekomendasi
1. Budaya, Norma adat istiadat yang kuat 1. Infrastruktur jalan menuju Kota 1. Menetapkan kawasan pariwisata di
di masyarakat Bokondini. Bokondini yang rusak parah, dalam kawasan perkotaan Bokondini
2. Potensi lahan pertanian pangan , sehingga menurunkan tingkat seperti Kawasan Klasis Bogoga, dan
perkebunan dan holtikultura yang aksesibilitas. revitalisasi situs sejarah.
memiliki peranan penting dalam 2. Infrastruktur dasar (energi, air 2. Mengembangkan kawasan-kawasan
kegiatan ekonomi masyarakat bersih, sanitasi) di dalam kawasan perkebunan menjadi objek wisata
Bokondini perkotaan Bokondini yang perlu berbasis pertanian dan perkebunan
3. Catatan sejarah asimilasi, interaksi dan ditingkatkan dan dikembangkan. (agro tourism)
transformasi masyarakat Bokondini 3. Belum berkembangnya potensi- 3. Menetapkan kawasan klasis Bogoga (OB
(Pegunungan Tengah) dalam menerima potensi wisata alam, wisata agro, Anggen) sebagai pusat pendidikan
injil masuk ke Pegunungan Tengah dan wisata rohani berbasis kristen
Bokondini menjadi PUSAT pelatihan, 4. Belum terbentuknya kelompok 4. Menyusun dan menetapkan ODTW di
pendidikan, informasi perkembangan pencinta wisata alam (adventure Kawasan Perkotaan Bokondini
transformasi sosial dan budaya tourism) di Bokondini
masyarakat Pegunungan Tengah. 5. Mendorong masyarakat Bokondini
5. Belum terbentuknya kegiatan untuk membentuk kelompok usaha
4. Topografi alam dan potensi sungai yang usaha wisata wisata.
dapat dijadikan sebagai objek wisata
petualangan alam 6. Mengembangkan sarana dan
penyebarluasan informasi ODTW
Kawasan Perkotaan Bokondini di Papua,
Indonesia dan Luar Negeri
Sumber : Hasil Analisis Konsultan Tahun 2013
Slide: 135 ©Badan Perencanaan Pembangunan Daerah | Pemerintah Kabupaten Tolikara | 2013
7. POTENSI, PERMASALAHAN DAN REKOMENDASI
I. Kerentanan, Daya Dukung dan Daya Tampung
Potensi Permasalahan Rekomendasi
1. Luas wilayah kawasan yang mencapai 1. Dominasi wilayah kawasan yang 1. Melakukan zonasi wilayah rawan
100, 65Km2 berada pada kerawanan longsor longsor, dan pembuatan regulasi.
dan gempa 2. Mengarahkan penggunaan teknologi
2. Topografi yang didominasi dengan yang tepat dan aman dalam
tingkat kecuraman yang tinggi. pembangunan kawasan.
3. Lokasi yang memiliki kelandaian 3. Menetapkan kawasan-kawasan resiko
dibawah 4% dan sesuai untuk tinggi terhadap bencana tanpa aktifitas
permukiman tersebar tidak pembangunan fisik.
memusat dan tidak luas/terbatas. 4. Menetapkan kawasan –kawasan
pengembangan (potensi) baru sebagai
alokasi permukiman kota.
Slide: 136 ©Badan Perencanaan Pembangunan Daerah | Pemerintah Kabupaten Tolikara | 2013
7. POTENSI, PERMASALAHAN DAN REKOMENDASI
PETA
I. Kerentanan Gerakan Tanah KERENTANAN GERAKAN TANAH
BWP 2
BWP 1
BWP 3
BWP 4
Slide: 138 ©Badan Perencanaan Pembangunan Daerah | Pemerintah Kabupaten Tolikara | 2013
8. KONSEP PENGEMBANGAN
A. Dasar Konsep Pengembangan
Konsep dasar pengembangan kawasan perkotaan Bokondini didasarkan atas beberapa
hal;
1. Arahan dari Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tolikara;
2. Analisis aspek sosial budaya, ekonomi, infrastruktur, sarana,
permukiman/perkotaan;
3. Potensi, masalah dan rekomendasi aspek pengembangan kota.
Slide: 139 ©Badan Perencanaan Pembangunan Daerah | Pemerintah Kabupaten Tolikara | 2013
8. KONSEP PENGEMBANGAN
B. Dasar Konsep Pengembangan (Struktur dan Pola Ruang)
HIRARKI
KAWASAN PERKOTAAN FUNGSI UTAMA POLA RUANG
FUNGSIONAL
DISTRIK BOKONDINI PKLp 1. PUSAT PELAYANAN 1. PERMUKIMAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN/PERKAMPUNGAN
PEMERINTAHAN DISTRIK 2. INDUSTRI
2. PUSAT PENGEMBANGAN 3. PARIWISATA
4. PETERNAKAN (SAPI)
PERTANIAN
5. PERKEBUNAN
3. PUSAT PERKANTORAN
6. PERTANIAN HOLTIKULTURA
4. PUSAT PERMUKIMAN 7. TANAMAN PANGAN
8. RAWAN BENCANA LONGSOR
9. PERLINDUNGAN SETEMPAT
10. LINDUNG GEOLOGI
SEBAGIAN WILAYAH PPL 1. PUSAT PERMUKIMAN 1. PERMUKIMAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN/PERKAMPUNGAN
DISTRIK BEWANI 2. PUSAT KOMERSIAL SKALA 2. PERTANIAN HOLTIKULTURA
KAMPUNG 3. TANAMAN PANGAN
4. RAWAN BENCANA LONGSOR
5. PERLINDUNGAN SETEMPAT
6. LINDUNG GEOLOGI
7. HUTAN PRODUKSI
SEBAGIAN WILAYAH PPK 1. PUSAT PELAYANAN 1. PERMUKIMAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN/PERKAMPUNGAN
DISTRIK BOKONERI PEMERINTAHAN DISTRIK 2. PARIWISATA
2. PUSAT PERMUKIMAN 3. PERTANIAN HOLTIKULTURA
4. TANAMAN PANGAN
3. PUSAT KOMERSIAL SKALA
5. RAWAN BENCANA LONGSOR
KAMPUNG
6. PERLINDUNGAN SETEMPAT
7. LINDUNG GEOLOGI
8. HUTAN PRODUKSI
SEBAGIAN WILAYAH PKLp 1. PUSAT PELAYANAN 1. PERMUKIMAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN/PERKAMPUNGAN
DISTRIK KAMBONERI PEMERINTAHAN DISTRIK 2. PERKEBUNAN
2. PUSAT PENGEMBANGAN 3. PERTANIAN HOLTIKULTURA
4. TANAMAN PANGAN
PERTANIAN
5. RAWAN BENCANA LONGSOR
3. PUSAT PERKANTORAN
6. PERLINDUNGAN SETEMPAT
4. PUSAT PERMUKIMAN 7. LINDUNG GEOLOGI
8. HUTAN PRODUKSI
Slide: 140 ©Badan Perencanaan Pembangunan Daerah | Pemerintah Kabupaten Tolikara | 2013
8. KONSEP PENGEMBANGAN
B.1. Konsep Pengembangan Struktur Ruang
1. Adanya rencana perpanjangan landasan pacu bandar udara Bokondini yang semula sepanjang
800 m menjadi 1.200 m. Rencana ini akan membawa dampak kepada perubahan kepada fungsi jalan menuju
bandar udara serta berdampak kepada pola ruang kota dimana rencana perpanjangan landasan pacu tersebut
mengharuskan berpindahnya fasilitas pelayanan pendidikan SMP dan SMA Bokondini.
2. Adanya kawasan permukiman berkepadatan rendah pada kawasan lindung Kanairo menjadikan
kawasan permukiman ini berstatus sebagai kawasan yang dikendalikan/dipenuhi sarana prasarana namun
tidak didorong untuk berkembang yang berimplikasi kepada beralih fungsinya kawasan lindung.
3. Implikasi pengembangan lainnya terhadap struktur kawasan perkotaan adalah peningkatan fungsi jalan
yakni Kolektor Primer (K3) yang menghubungkan antara distrik Wunin melalui distrik Bewani hingga
distrik Bokondini (Kp. Galala). Pengembangan jaringan jalan ini menggunakan kawasan lindung sepanjang
4,3 km. dan sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 24 tahun 2010 tentang Penggunaan Kawasan Hutan, hal
ini dapat dilakukan dengan mempertimbangkan keberlangsungan kehidupan liar hutan lainnya. Membuat
design jalan meninggi yaitu sebagai underpass crossing untuk satwa liar lainnya.
4. Rencana penetapan kawasan klasis dan pusat perkotaan (Pusat Pelayanan Primer) Bokondini
menjadi kawasan yang harus dikendalikan lingkungannya karena memiliki ruang terbuka hijau, situs sejarah
agama, topografi yang indah, vegetasi pepohonan yang tua, permukiman MAF (Mission Aviation fellowship),
gereja klasis Bogoga dan kawasan perkantoran distrik yang menyatu (kompak) rapi, asri dan indah. Kawasan
yang kompak ini diarahkan menjadi kawasan potensi wisata. Maka struktur ruang kawasan yakni jaringan
jalan yang dikembangkan adalah Kolektor Primer (K3) tidak melintasi di kawasan ini.
5. Arahan dan rencana kawasan industri berbasis agroforestry (pertanian dan perkebunan) didalam
kawasan perkotaan distrik Bokondini seluas 32 ha. Kawasan industri ini berada di sisi tenggara. Dengan
adanya kawasan industri, agar tidak terjadi degradasi lingkungan didalam pusat perkotaan maka dibuatkan
jaringan jalan baru (outer road) dengan fungsi kolektor sekunder (K4) yang menghubungkan kawasan
industri menuju sisi barat daya terkoneksi ke terminal tipe C dan terhubung ke jaringan jalan kolektor primer
(K3) di simpang Kp. Galala.
Slide: 141 ©Badan Perencanaan Pembangunan Daerah | Pemerintah Kabupaten Tolikara | 2013
8. KONSEP PENGEMBANGAN
B.2. Konsep Pengembangan Struktur Ruang Bandara Udara
Slide: 142 ©Badan Perencanaan Pembangunan Daerah | Pemerintah Kabupaten Tolikara | 2013
8. KONSEP PENGEMBANGAN
B.3. Konsep Pengembangan Struktur Ruang Bandara Udara
Slide: 143 ©Badan Perencanaan Pembangunan Daerah | Pemerintah Kabupaten Tolikara | 2013
8. KONSEP PENGEMBANGAN
B.3. Konsep Pengembangan Struktur Ruang Bandara Udara
Slide: 144 ©Badan Perencanaan Pembangunan Daerah | Pemerintah Kabupaten Tolikara | 2013
8. KONSEP PENGEMBANGAN
B.4. Konsep Pengembangan Struktur Ruang Bandara Udara
Apron
Slide: 145 ©Badan Perencanaan Pembangunan Daerah | Pemerintah Kabupaten Tolikara | 2013
8. KONSEP PENGEMBANGAN
B.5. Konsep Pengembangan Struktur Ruang Bandara Udara
Runway
Apron
Slide: 146 ©Badan Perencanaan Pembangunan Daerah | Pemerintah Kabupaten Tolikara | 2013
8. KONSEP PENGEMBANGAN
B.5. Konsep Pengembangan Struktur Ruang Bandara Udara
Runway
Apron
Slide: 147 ©Badan Perencanaan Pembangunan Daerah | Pemerintah Kabupaten Tolikara | 2013
8. KONSEP PENGEMBANGAN
B.6. Pesawat Yang Dapat Mendarat Foto Armada Udara
Slide: 148 ©Badan Perencanaan Pembangunan Daerah | Pemerintah Kabupaten Tolikara | 2013
8. KONSEP PENGEMBANGAN
B.7. Konsep Pengembangan Struktur Ruang
Kelengkapan Fungsi Fasilitas Distrik Kawasan Perkotaan
Jml Kelengkapan Fungsi (Fasilitas)
No Distrik Jumlah
Pddk 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Bokondini 3,719 3 2 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 14
2 Bokoneri 3,831 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 4
BWP II 3 Bewani 3,864 3 0 0 0 1 0 0 0 0 6 1 0 11
4 Kaboneri 1,280 1 0 0 1 3 0 0 0 0 6 1 0 12
Sumber : Hasil Analisis Tim Konsultan Tahun 2013
BWP I
Perhitungan Indeks Sentralitas
BWP III Kelengkapan Fungsi (Fasilitas) Jumlah
Jml
No Distrik Indeks
BWP IV Pddk 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Sentralitas
1 Bokondini 3,719 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 11
2 Bokoneri 3,831 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 2
3 Bewani 3,864 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 4
4 Kaboneri 1,280 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 5
Sumber : Hasil Analisis Tim Konsultan Tahun 2013
Keterangan :
1=SD, 7= Pasar Lingkungan,
2=SLTP, 8= Pertokoan,
LUAS 3=SMU, 9= Hostel,
NO DISTRIK BWP HIRARKI
( Km2) 4=Puskesmas, 10= Gereja Kampung,
1 Bokondini I PUSAT PELAYANAN PRIMER 21,92 5=Pustu, 11= Gereja Distrik,
2 Bewani II PUSAT PELAYANAN SEKUNDER 42,18 6=Puskesmas Keliling, 12= Lainnya
3 Bokoneri III PUSAT PELAYANAN TERSIER 15,60
4 Kamboneri IV PUSAT PELAYANAN TERSIER 20,95
JUMLAH 100,65
Sumber : Hasil Analisis Konsultan Tahun 2013
Slide: 149 ©Badan Perencanaan Pembangunan Daerah | Pemerintah Kabupaten Tolikara | 2013
8. KONSEP PENGEMBANGAN
Konsep Pengembangan Rencana Struktur
B.8. Konsep Pengembangan Struktur Ruang Ruang Kawasan Perkotaan Bokondini
Slide: 150 ©Badan Perencanaan Pembangunan Daerah | Pemerintah Kabupaten Tolikara | 2013
8. KONSEP PENGEMBANGAN
Konsep Pengembangan Rencana Pola Ruang
B.9. Konsep Pengembangan Pola Ruang Kawasan Perkotaan Bokondini
/ Botanical Garden
Slide: 151 ©Badan Perencanaan Pembangunan Daerah | Pemerintah Kabupaten Tolikara | 2013
8. KONSEP PENGEMBANGAN
Tabel Pengembangan Rencana Pola Ruang
B.10. Konsep Pengembangan Pola Ruang BWP-1 Kawasan Perkotaan Bokondini (BWP -1)
Slide: 152 ©Badan Perencanaan Pembangunan Daerah | Pemerintah Kabupaten Tolikara | 2013
8. KONSEP PENGEMBANGAN
Peta Pengembangan Rencana Pola Ruang
B.11. Konsep Pengembangan Pola Ruang BWP-1 Kawasan Perkotaan Bokondini (BWP -1)
Bewani
Bokoneri
Kamboneri
Slide: 153 ©Badan Perencanaan Pembangunan Daerah | Pemerintah Kabupaten Tolikara | 2013
8. KONSEP PENGEMBANGAN
Tabel Pengembangan Rencana Pola Ruang
B.15. Konsep Pengembangan Pola Ruang BWP-2 Kawasan Perkotaan Bokondini (BWP-2)
Slide: 154 ©Badan Perencanaan Pembangunan Daerah | Pemerintah Kabupaten Tolikara | 2013
8. KONSEP PENGEMBANGAN
Peta Pengembangan Rencana Pola Ruang
B.16. Konsep Pengembangan Pola Ruang BWP-2 Kawasan Perkotaan Bokondini (BWP -2)
Bokoneri
Bokondini
Slide: 155 ©Badan Perencanaan Pembangunan Daerah | Pemerintah Kabupaten Tolikara | 2013
8. KONSEP PENGEMBANGAN
Tabel Pengembangan Rencana Pola Ruang
B.17. Konsep Pengembangan Pola Ruang BWP-3 Kawasan Perkotaan Bokondini (BWP-3)
Slide: 156 ©Badan Perencanaan Pembangunan Daerah | Pemerintah Kabupaten Tolikara | 2013
8. KONSEP PENGEMBANGAN
Peta Pengembangan Rencana Pola Ruang
B.18. Konsep Pengembangan Pola Ruang BWP-3 Kawasan Perkotaan Bokondini (BWP -3)
Bewani
Bokondini
Slide: 157 ©Badan Perencanaan Pembangunan Daerah | Pemerintah Kabupaten Tolikara | 2013
8. KONSEP PENGEMBANGAN
Tabel Pengembangan Rencana Pola Ruang
B.19. Konsep Pengembangan Pola Ruang BWP-4 Kawasan Perkotaan Bokondini (BWP-4)
Slide: 158 ©Badan Perencanaan Pembangunan Daerah | Pemerintah Kabupaten Tolikara | 2013
8. KONSEP PENGEMBANGAN
Peta Pengembangan Rencana Pola Ruang
B.20. Konsep Pengembangan Pola Ruang BWP-4 Kawasan Perkotaan Bokondini (BWP -4)
Bokondini
Kaboneri
Slide: 159 ©Badan Perencanaan Pembangunan Daerah | Pemerintah Kabupaten Tolikara | 2013
8. KONSEP PENGEMBANGAN
C. Konsep Pengembangan Kawasan Prioritas Penentuan Sub BWP Prioritas
KETENTUAN
KONDISI SOSIAL, DAYA DUKUNG
FUNGSI UTAMA TINGKAT KESESUAIAN DENGAN NILAI PENTING PERATURAN
SUB BWP EKONOMI DAN DAN DAYA TOTAL SKOR
SUB BWP TUJUAN BWP SUB BWP PERUNDANGAN
LINGKUNGAN TAMPUNG
TERKAIT
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
DISTRIK 1. Pusat Pelayanan Sangat Tinggi – Merupakan Kawasan Sangat Penting, Kondisi Cukup Menunjang, Kebutuhan DD: Sangat Sesuai Dan 19
BOKONDINI Pemerintahan Distrik Utama Dengan Fungsi Perkantoran, sesuai Dan Sangat Potensial Memiliki Karakter Dasar 4202 ha. Mendukung Arahan
2. Pusat Pengembangan Perdagangan – Jasa, Pendidikan, Dalam Pengembangan Cukup (SDM Cukup, Kebutuhan DT: RTRW
Pertanian Kesehatan, Peribadatan, Dan Olah Perkotaan Ekonomi Rendah Dan
2.101 jiwa
3. Pusat Perkantoran Raga Kondisi Lingkungan
4. Pusat Permukiman Cukup Menunjang)
Skor : 5 Skor : 5 Skor : 3 Skor : 1 Skor : 5
SEBAGIAN 1. Pusat Permukiman Rendah –Tidak Memiliki Hubungan Kurang Penting, Kondisi Kurang Menunjang, Kebutuhan DD: Cukup Sesuai, 10
WILAYAH 2. Pusat Komersial Skala Langsung Dengan Pengembangan Kurang Didukung Oleh Memiliki Karakter Dasar 4366 ha. Terdapat Beberapa
DISTRIK
Kampung Perdagangan Dan Pendidikan Sarana Pelayanan Umum Yang Rendah (SDM Kebutuhan DT: Fungsi Yang
BEWANI
Pengembangan Rendah/Kurang,
2183 jiwa Mendukung
Perkotaan Ekonomi Rendah Dan
Kondisi Lingkungan
Pengembangan
Cukup Menunjang) Perkotaan
Slide: 161 ©Badan Perencanaan Pembangunan Daerah | Pemerintah Kabupaten Tolikara | 2013
8. KONSEP PENGEMBANGAN
C.2. Konsep Pengembangan Kawasan Prioritas (Struktur & Pola)
ZONA KEGIATAN
Wisata Kawasan Klasis (Warisan Sosial & Budaya Pegunungan Tengah) :
1. Keagamaan (Gereja)
2. Pendidikan (Internasional)
3. Gymnasium
4. Penginapan/ Inn
5. Wisata Rohani
6. Tugu Sejarah Injil/ Pegunungan Tengah
Slide: 163 ©Badan Perencanaan Pembangunan Daerah | Pemerintah Kabupaten Tolikara | 2013
9. PENUTUP
A. Rencana Penyelesaian Pekerjaan
B. Hasil pertemuan informal dengan masyarakat Bokondini
A. OB Anggen (Bp. Benjamin Scotty, Bp. Ones Wenda, Bp. Otniel)
B. Papua Partners (Bp. Javies Sosa, Ibu Naomi Sosa)
C. Bp. Pdt. Pontias Pagawa, Bp. Jacob
D. Bp. Marten (Mantan Mantri Di Masa Penjajahan Belanda di Papua,
Kepala Suku)
C. Dokumentasi Pertemuan dan Survey di Bokondini
Slide: 164 ©Badan Perencanaan Pembangunan Daerah | Pemerintah Kabupaten Tolikara | 2013
9. PENUTUP
A. Rencana Penyelesaian Pekerjaan
BULAN
NO TAHAPAN KEGIATAN TUJUAN KEGIATAN SASARAN METODE
1 2 3 4 5 6 7
1 PERSIAPAN Menyiapkan Langkah Kerja yang Perumusan pendekatan dan Tercapainya langkah-langkah Persiapan teknis
efektif dan efisien untuk mencapai metodologi serta penyiapan kerja yang efektif dan efisien dan administrasi
tujuan dan sasaran yang diinginkan jadwal pelaksanaan pekerjaan
dan persiapan administrasi
2 SOSIALISASI AWAL Pembentukan kesamaan pandangan Sosialisasi Tercapainya pemahaman Diskusi Teknis
dan kesepakatan tentang proses penyusunan dan FGD
RDTR oleh pemerintah
setempat
3 PENJARINGAN ISU-ISU Teridentifikasinya isu-isu Diskusi awal Teridentifikasinya isu-isu Diskusi teknis
PENGEMBANGAN pengembangan wilayah yang perlu pengembangan kawasan yang
KAWASAN PERKOTAAN dititikberatkan untuk difokuskan terkait dengan substansi RDTR
dalam survei dan analisis Kawasan Perkotaan
4 SURVEY/ PENGUMPULAN Teridentifikasinya kondisi awal Pengumpulan data primer dan Tercapainya proses Survey primer
DATA kawasan dan kecenderungan sekunder pengumpulan data oleh tim dan sekunder
pelaksana pekerjaan
5 ANALISIS/IDENTIFIKASI Teridentifikasinya potensi dan Pelaksanaan proses analisis Penjelasan hasil-hasil analisis Analisis
POTENSI DAN permasalahan pengembangan dan perolehan masukan dari kuantitatif dan
PERMASALAHAN kawasan dinas terkait kualitatif
6 KONSEP RENCANA Perumusan konsep rencana Komitmen/ kesepakatan konsep tercapainya proses perumusan Diskusi Teknis
rencana dan kesepakatan konsep dan FGD
rencana oleh tim supervisi
7 PERUMUSAN RDTR Terumuskannya RDTR Kawasan Pelaksanaan perumusan rencana Tercapainya proses perumusan Diskusi teknis
Perkotaan Bokondini sesuai dengan rencana dan Sarasehan
permasalahan yang ada
8 KONSULTASI PUBLIK Terakomodasinya aspirasi Pendampingan kegiatan Tercapainya kegiatan konsultasi FGD
masyarakat Bokondini dalam lokakarya publik oleh Pemerintah Daerah
Rencana Tata Ruang
9 LOKAKARYA RDTR Terakomodasinya aspirasi Pendampingan kegiatan Tercapainya kegiatan lokakarya Seminar / FGD
masyarakat dalam Rencana Tata lokakarya oleh Pemerintah Daerah
Ruang
Keterangan:
Tahap 1 s/d 6 Sudah dilaksanakan
Tahap 7 dan 9 rencana penyelesaian pekerjaan berikutnya
Slide: 165 ©Badan Perencanaan Pembangunan Daerah | Pemerintah Kabupaten Tolikara | 2013
9. PENUTUP
B. Hasil pertemuan informal dengan masyarakat Bokondini
Slide: 166 ©Badan Perencanaan Pembangunan Daerah | Pemerintah Kabupaten Tolikara | 2013
9. PENUTUP
C. Dokumentasi Pertemuan
PERTEMUAN DENGAN SALAH SATU KEPALA BERSAMA PENGURUS OB ANGGEN DAN TIM
SUKU BAPAK MARTEN BAMINGGEM RDTR BOKONDINI, PARIWISATA DAN GEOLOGI
Slide: 167 ©Badan Perencanaan Pembangunan Daerah | Pemerintah Kabupaten Tolikara | 2013
TERIMA KASIH
LAMPIRAN 1
STUDI KOMPARATIF DI LUAR NEGERI
LAMPIRAN
A. STUDI KOMPARATIF DI LUAR NEGERI GOLDEN COLORADO