Anda di halaman 1dari 18

JARINGAN INTERSTISIAL NORMAL

• Fungsi normal sel parenkim


sangat bergantung pada
integritas jaringan interstisial
yang menyusun lingkungan
mikro di sekitar sel tersebut.
• pH dan komposisi elektrolit
jaringan interstisial
dipertahankan dalam
ekuilibrium di antara plasma
dalam kapiler dengan plasma
berada di jaringan interstisial.
• Jaringan interstisial terdiri atas
sel, air dan elektrolit, substansi
dasar, dan elemen fibrilar.
MEKANISME & AKIBAT CEDERA
PADA JARINGAN INTERSTISIAL
Perubahan komposisi
plasma

Cedera interstisial

Perubahan lokal pada


jaringan

Abnormalitas Disfungsi sekunder


interstisial sel-sel parenkim
EDEMA
EDEMA LOKAL EDEMA UMUM
(Gangguan pertukaran cairan (Gangguan homeostatis
pada jaringan lokal) natrium dan air)
Edema inflamasi Edema kardial

Edema alergik Edema karena hipoproteinemia

Edema karena obstruksi vena Edema renal

Edema karena obstruksi


limfatik
Faktor-faktor yang mempengaruhi akumulasi cairan di
dalam ruang interstisial
Kondisi Permeabilitas Tekanan Tek. Osmotik Aliran limfe
patologik vaskular hidrostatik jaringan
kapiler interstisial
Edema
peradangan
akut
N
Edema alergi
N
Edema
obstruksi vena
N N
Edema
obstruksi
limfatik
N N N
EFEK KLINIS EDEMA
 EDEMA PARU
Keadaan ini akan mengganggu pertukaran gas di dalam
paru dan apabila berat, dapat menyebabkan hipoksia dan
kematian.
 EDEMA SEREBRAL
Edema serebral terjadi pada banyak gangguan otak, seperti
lesi traumatik, infeksi, neoplasma, dan pecahnya pembuluh
darah. Cairan terutama terkumpul pada rongga
ekstraselular substansia alba.
 RONGGA SEROSA
Akumulasi cairan edema di dalam kantung perikardium dan
ringga pleura dapat mengganggu fungsi jantung dan
ekspansi paru.
PERUBAHAN SUHU TUBUH
• Regulasi suhu normal
Suhu tubuh merupakan hasil keseimbangan antara
kehilangan panas & pembentukan panas dan dipertahankan
pada suhu 37O C oleh pusat termoregulator di otak.
a. Penyakit batang otak
b. Cedera yang disertai nekrosis sel atau inflamasi akut
c. Obat-obatan yang mempengaruhi pusat termoregulator
d. Perubahan pelepasan panas, terutama pad kulit.
• Demam (hipertermia) dan hipotermia
Pada suhu 42,2O C terjadi delirium (disfungsi neuronal).
Kematian dapat terjadi pada suhu 43,3O C.
Pada suhu 21,1 – 23,8O C dan jika berlangsung lama, akan
menyebabkan koma lalu kematian.
PERUBAHAN pH
 Mempertahankan pH normal
pH sel dipertahankan dalam ekuilibrium dengan pH
cairan interstisial. Proses ini dilakukan oleh:
1. Sistem buffer darah
2. Kontrol ekskresi ion hidrogen oleh ginjal dengan
pompa Na+ /K+ atau Na+ /H+
3. Kontrol pernafasan atas jumlah pembuangan CO2
saat ventilasi.
PENYEBAB pH ABNORMAL
AKIBAT PERUBAHAN pH PLASMA
• Perubahan pH menyebabkan abnormalitas elektrolit
• Asidosis menyebabkan keluarnya kalium dari dalam sel
sehingga kalium intraselular menurun dan berakibat
hiperkalemia, sedangkan alkalosis disertai oleh
hipokalemia.
• Alkalosis juga menyebabkan penurunan kadar kalsium
ion dalam darah sehingga terjadi perubahan yang
berkaitan dengan hipokalsemia.
• Bila perubahan pH sangat berat, lebih banyak lagi sistem
enzim yang tidak dapat bekerja. Kematian terjadi jika pH
plasma > 7,8 atau < 6,9.
KETIDAKSEIMBANGAN ELEKTROLIT
Ketidakseimbangan Gangguan Penyebab Lain Efek
elektrolit

Peningkatan natrium plasma Hipernatremia (kehilangan air 1. Pembuangan air 1. Peningkatan volume
atau penambahan relatif Na) 2. Kehilangan air dari kulit & cairan ekstrasel
ginjal 2. Hipertensi
3. Sindrom Conn & Cushing 3. Kehilangan cairan intrasel

Penurunan natrium plasma Hiponatremia (penambahan air 1. Insufisiensi adrenal 1. Hipotensi


atau relatif kehilangan Na) 2. Sekresi ADH tidak cukup 2. Peningkatan cairan
3. Terapi diuretik jangka intrasel
panjang

Peningkatan kalium plasma Hiperkalemia 1. Kegagalan ekskresi K+ Aktivitas listrik abnormal pada
2. Kelebihan asupan K+ sel kontraktil
3. Kehilangan K+ keluar dari
sel

Penurunan kalium plasma Hipokalemia 1. Penggunaan diuretika 1. Kelemahan otot


2. Sindrom Conn & Sindrom 2. Henti jantung
Cushing 3. Disfungsi tubulus ginjal

Peningkatan kalsium serum Hiperkalsemia 1. Hiperparatiroidisme 1. Anoreksia, mual, muntah


primer & sekunder 2. Hipertensi
2. Intoksikasi vitamin D 3. Kalsifikasi metastatik

Penurunan kalsium plasma Hipokalsemia 1. Hipoparatiroidisme 1. Kejang


2. Malabsorpsi oleh usus 2. Tetani
DEPOSISI KALSIUM (KALSIFIKASI)

Kalsifikasi Distrofik (terjadi pada jaringan yang


mati atau akan mati)

Kalsifikasi Metastatik (terjadi pada jaringan normal)


PERUBAHAN PADA KOMPONEN FIBRILAR
JARINGAN INTERSTISIAL

 Kolagen
 Retikulin
 Elastin
PERUBAHAN PADA SUBSTANSI
DASAR JARINGAN INTERSTISIAL
 Degenerasi miksoid adalah peningkatan
mukopolisakarida di dalam substansi dasar
interstisium
 Degenerasi miksoid dapat terjadi pada aorta dan
katup jantung, terutama mitral, dan merupakan
penyebab tersering inkompetensi katup mitral.

AKUMULASI MUKOPOLISAKARIDA
(Degenerasi Miksoid)
DEPOSISI AMILOID (Amiloidosis)
Istilah untuk menunjukkan berbagai bahan
berprotein yang secara abnormal mengalami
pengendapan dalam interstisium jaringan pada
berbagai gangguan klinis.
Efek Penimbunan Amiloid:
1. Jaringan yang terkena amiloidosis biasanya
membesar (hepatosplenomegali,
kardiomegali)
2. Jaringan menjadi kurang kenyal dan lebih
keras sehingga tidak dapat berkontraksi
seperti vaskular normal.
PENINGKATAN JUMLAH DARAH DAN
DEPOSISI PIGMEN HEMOGLOBIN

Kongesti & Hiperemia

Hemoragia
(Perdarahan)
Peningkatan jumlah sel
darah dan deposisi
pigmen Hb
Akumulasi hematin

Perubahan pada sel


jaringan interstisial
WASSALAMU’ALAIKUM
WR. WB.

Anda mungkin juga menyukai