Anda di halaman 1dari 34

KEPERAWATAN GERONTIK

Oleh :
Fatmawati Mohamad
Latar Belakang
 Perkembangan IPTEK Kesehatan penemuan antibiotika
dapat mengatasi berbagai masalah penyakit infeksi dan
perbaikan gizi masyarakat shg UHH juga meningkat.
 Peningkatan UHH berkontribusi terhadap peningkatan
populasi lansia terutama pada 10 tahun terahir.
 Populasi lansia > 7% dari jumlah penduduk shg
menempatkan Indonesia tergolong negara berstruktur tua.
PENGERTIAN

 Gerontologi :
Studi yang berfokous pada semua aspek menua yang
mencakup fisik, psikologis, sosial dan ekonomi.
 Geriatric :
Studi yang berfokus pada menua yang patologis mencakup
diagnosis dan tritmen untuk masalah kesehatan yang lajim
pada lansia.
KEPERAWATAN GERONTIK

Suatu era spesialisasi dalam keperawatan berfokus pada


pemberian asuhan keperawatan pada lansia baik sehat atau
sakit dengan mempertimbangkan keunikan lansia,
dilakukan melalui pengkajian, perencanaan, implementasi
dan evaluasi.

Kombinasi dari Kep. Gorontologi dan Kep. Geriatrik


TUJUAN
Keperawatan Gerontik
Memberikan pelayanan dan asuhan keperawatan yang
berkualitas dan sensitif budaya kepada lansia,keluarga dan
masyarakat.
PERKEMBANGAN KEPERAWATAN
GERONTIK DI INDONESIA

Sebelum tahun 1990 :


Keperawatan lansia merupakan bagian dari keperawatan
medikal bedah.
Tahun 1992 :
Sejalan dengan peningkatan populasi lansia maka
diperlukan bentuk pelayanan khusus dirumah sakit
tercantum dalm UU Kesehatan no 23 tahun 1992, paragraf
19 sections 1 dan 2 fokus pada kesehatan lansia.
Tahun 1996 oleh Kementrian Kesehatan dan Sosial
- dibentuk bina keluarga lansia
- posyandu lansia/posbindu oleh masyarakat
Tahun 2010, dibentuk kolegium keperawatan
gerontik untuk mengembangkan keilmuan
keperawatan gerontik dan menyusun standar
pendidikan spesialis keperawatan gerontik.
Tahun 2003-sekarang, keperawatan gerontik dibuka
sebagai peminatan pada spesialis keperawatan
komunitas.
Keperawatan gerontik diajarkan sebagai mata ajar
diprogram studi D3 Keperawatan dan Ners
Pelatihan terkait keperawatan gerontik, namun belum
dengan kurikulum yang baku.
PELAYANAN KEPERAWATAN LANJUT USIA

Kementrian Kementrian
BKKN
kesehatan Sosial

Yan lansia
sakit di RS PSTW

Yan lansia Non


di HC PSTW:
(Rajal) Pusaka

Bina
Posbindu
keluarga
(Older’s Health Post
lansia
SASARAN LANGSUNG :

1. Pemeriksaan ADL
2. Pemeriksaan status mental
3. Pemeriksaan atatus gizi
4. Pengukuran tekanan darah
5. Pemeriksaan Hb
6. Pemeriksaan kadar protein
7. Pemeriksaan DM
8. Pelayanan rujukan ke PKM
9. Penyuluhan sesuai masalah
10. Kunjungan rumah oleh kader
SASARAN TAK LANGSUNG :
1. Keluarga lansia
2. Masyarakat lingkungan lansia
3. Organisasi sosial yang peduli kesehatan lansia
4. Petugas kesehatan yang melayani
5. Masyarakat luas

Posbindu:
6. Pendaftaran
7. Pencatatan ADL, pengukuran BB-TB
8. Pengukuran TD, pemeriksaan kesehatan dan status mental
9. Pemeriksaan air seni dan kadar darah
10. Konseling dan penyuluhan
MEKANISME PELAYANAN
Kegiatan sebelum pemeriksaan (senam Sambil menunggu giliran pemeriksaan
bersama, bersepeda, ceramah agama, kader melakukan penyuluhan kelompok
demo makanan sehat , dll) bekerjasama serta memberikan lembar wawancara
dengan yayasan , LSM, Majelis Ta’lim, untuk di isi peserta
gereja setempat, dll.
Pemeriksaan
(satu persatu)

Meja 5 Meja 4 Meja 3 Meja 2 Meja 1


identifikasi pemeriksaan pengukuran wawancara registrasi
Faktor risiko tekanan darah, TB,BB,IMT oleh kader pemberian
PTM, gula darah, lingkar perut nomor
Konseling/ kolestrol total analisa lemak kode/urit yang
edukasi, dan trigliserida tubuh sama serta
Serta tindak APE,IVA dll. pencatatan ulang
Lanjut hasil pengisian KMS
Lainnya. FP. Ke buku
pencatatan lainnya
Oleh kader.
PELAYANAN LANSIA DI PANTI

Program pelayanan lansia dalam panti yang meliputi :


 Pelayanan reguler
 Pelayanan harian (day care services)
 Pelayanan subsidi silang, yang kemudian dilakukan di 237
panti (2 panti milik kementrian sosial, 70 milik pemda, dan
165 milik swasta/masyarakat.
PELAYANAN KEPERAWATAN GERONTIK DI
MASYARAKAT

Telah di kembangkan melalui riset dan praktik :


1. Pelatihan keluarga yang merawat lansia (FCTP)
2. Pengembangan model keluarga mandiri
3. Pengembangan model keluarga santun lansia
4. Pembentukan kelompok Swabantu lansia (Self help group
of Older people)
5. Pengembangan kelompok pendukung lansia (support
group for older people) dengan melatih kader kesehatan
atau keluarga.
PENUTUP

Keperawatan gerontik merupakan area spesialisasi dalam


keperawatan yang berfokus pada lansia sehat, risiko, rentan
dan sakit dengan memperhatikan keunikan lansia dan
pemenuhan kebutuhan dasarnya.
Perkembangan keperawatan gerontik belum berkembang
di bandingkan dengan dunia.
Keperawatan gerontik dilakukan baik di rumah sakit,
Puskesmas, PSTW dan Komunitas
Jenis dan variasi pelayanan perlu dikembangkan untuk
memenuhi kebutuhan lansia.
Keterlibatan keluarga sebagai orang terdekat dengan
lansia penting untuk meningkatkan kualitas hidup
lansia.
Kerjasama antara perawat dan pekerja sosial (social
worker) sangat penting dilakukan di PSTW untuk
meningkatkan pelayanan keperawatan lansia.
Koordinasi lintas kementrian Kemkes, Kemsos dan
BKKBN perlu ditingkatkan agar pelayanan terhadap
lansia dapat menjangkau seluruh lansia.
CAPAIAN PEMBELAJARAN LULUSAN PROGRAM
STUDI DIPLOMA KEPERAWATAN
1. Mampu memberikan asuhan keperawatan kepada individu, keluarga
dan masyarakat yang menjamin keselamatan klien (patient safety),
sesuai standar asuhan keperawatan yang telah tersedia.
2. Mampu melaksanakan prosedur bantuan hidup dasar (basic life
support/BLS) pada situasi gawat darurat/bencana dengan memilih
dan menerapkan metode yang tepat, sesuai standar dan
kewenangannya.
3. Mampu memberikan (administering) dan mencatat obat oral dan
topikal sesuai standar pemberian obat dan kewenangan yang di
delegasikan.
4. Mampu memilih dan menggunakan peralatan dalam memberikan
asuhan keperawatan sesuai dengan standar asuhan keperawatan.
5. Mampu mengkoleksi, menyusun, mendokumentasikan, dan
menyajikan informasi asuhan keperawatan yang meliputi
kemampuan dalam
5. Mampu mengkoleksi, menyusun, mendokumentasikan, dan menyajikan
informasi asuhan keperawatan yang meliputi kemampuan dalam
a. Mengkoleksi dan mengkompilasi data kesehatan klien sebagai dasar rujukan
bagi Ners dalam menetapkan tindakan keperawatan.
b. Mengidentifikasi dan melaporkan situasi perubahan yang memperburuk
kondisi pasien kepada Ners.
c. Mencatat rencana asuhan terkini secara akurat sesuai tanggung jawabnya.

6. Mampu melaksanakan komunikasi terapeutik dengan klien dan memberikan


informasi yang akurat kepada klien dan/atau
keluarga/pendamping/penasehat tentang rencana tindakan keperawatan yang
menjadi tanggung jawabnya.
7. Mampu memberikan saran untuk meningkatkan pola hidup sehat klien dan
menurunkan angka kesakitan.
8. Mampu menunjukkan kinerja bermutu dan kualitas yang terukur terhadap
hasil kerja sendiri, tenaga kerja pendukung (support workers) yang menjadi
tanggung jawab pengawasan dilingkungan bidang kerjanya.
9. Mampu melakukan pencegahan dan penularan infeksi sesuai dengan SOP.
MEMBANGUN EMPATI PERAWAT
PADA LAJUT USIA

Empati
Empati adalah hal yang kompleks dan multidimensia
dengan komponen yang terdiri dari: moral, kognitif, emosi
dan perilaku
Empati dapat dilatih, ditingkatkan dan memegang kunci
utama dalam peningkatan kualitas pelayanan keperawatan
Empati didapatkan selama proses belajar terutama saat
berinteraksi langsung dengan pasien
Mengapa Empati Penting.?

Memberikan perawatan seperti yang di inginkan pasien


Untuk memahami kebutuhan orang yang kita rawat
Dapat mengetaui bagaimana cara membangkitkan
motivasi
Dapat dengan jelas memprediksi masalah yang dapat
terjadi pada klien
CARA MEMBANGUN EMPATI

 Menumbuhkan rasa ingin tahu pada hal yang baru ada disekitarnya
 Menjadi relawan – volunter
 Jangan ikuti prasangka hati
 Melakukan hal yang orang lain lakukan
 Perlakukan orang lain sebagai orang
 Latih dan tumbuhkan rasa sayang - kebaikan
PELAYANAN KESEHATAN PADA
LANJUT USIA
Posyandu Lansia

Posyandu Lansia adalah pos pelayanan terpadu di suatu


wilayah tertentu dan digerakkan oleh masyarakat agar
lansiayang tinggal disekitarnya mendapatkan
pelayanan kesehatan.
SASARAN POSYANDU LANSIA
a. Sasaran langsung
1) Kelompok pra usia lanjut (45-59 tahun)
2) Kelompok usia lanjut (60 tahun keatas)
3) Kelompok usia lanjut dengan resiko tinggi (70
tahun ke atas)
b. Sasaran tidak langsung
1) Keluarga dimana usia lanjut berada
2) Organisasi sosial yang bergerak dalam pembinaan
usia lanjut
3) Masyarakat luas
TUJUAN POSYANDU LANSIA(MATRA, 1996)
a. Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan lansia untuk mencapai
masa tua yang bahagia &
berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat.
b. Tujuan khusus
1) Meningkatkan kesadaran lansia untuk membina sendiri
kesehatannya
2) Meningkatkan kemampuan & peran serta masyarakat
dalam mengatasi masalah
kesehatan lansia secara optimal
3) Meningkatkan jangkauan pelayanan kesegatan lansia
4) Meningkatnya jenis dan mutu yankes lansia
JENIS PELAYANAN KESEHATAN DI POSYANDU
LANSIA (DEPKES RI, 2005).
Pemeriksaan kemandirian dalam melakukan aktifitas
sehari-hari,
Pemeriksaan status mental
Pemeriksaan status gizi
Pengukuran tekanan darah dan denyut nadi
Pemeriksaan Hb sahli
Pemeriksaan gula darah
Pemeriksaan protein urine
Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas,
JENIS PELAYANAN KESEHATAN DI POSYANDU
LANSIA (DEPKES RI, 2005).
Penyuluhan kesehatan baik di dalammaupun di luar
kelompok melalui kunjungan rumah lansia dengan
resiko tinggi terhadap penyakit dan konseling lansia
Kunjungan rumah oleh kader disertai petugas
kesehatan dalam rangka kegiatan
Keperawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)
untuk lansia dengan resiko tinggi terhadap penyakit.
Pemberian PMT (pemberian makanan tambahan)
Kegiatan olah raga untuk lansia
PELAYANAN KESEHATAN PADA
LANJUT USIA
Puskesmas Santun Usia Lanjut
Pengertian Puskesmas Santun Lansia :
Puskesmas yang melaksanakan pelayanan kesehatan
kepada pra Lansia danlansia yang meliputi pelayanan
promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif yang lebih
menekankan unsur proaktif, kemudahan proses
pelayanan, santun, sesuai standart pelayanan dan
kerjasama dengan unsur lintas sektor. Program Lansia
tidak terbatas pada pelayanan kesehatan klinik, tetapi
juga pelayanan kesehatan di luar gedung dan
pemberdayaan masyarakat
Ciri – ciri Puskesmas Santun Lansia :
Memberikan pelayanan yang baik, berkualitas & sopan
Memberikan kemudahan dalam pelayanan kepada lansia
Memberikan keringanan / bebas biaya pelayanan kesehatan
bagi Lansia Gakin
Memberikan dukungan / bimbingan padal ansia dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatannya agar tetap
sehat dan mandiri
Melakukan pelayanan kesehatan secara proaktif untuk dapat
menjangkau sebanyak mungkin sasaran lansia di wilayahnya
Melakukan kerjasama lintas program dan lintas sektoral
dengan azas kemitraan dalam rangka untuk pembinaan dan
meningkatkan kualitas hidup lansia
PELAYANAN KESEHATAN PADA
LANJUT USIA
Pelayanan lansia di Panti Werda
Pengertian Panti Werdha
Merupakan unit pelaksana teknis di bidang pembinaan
kesejahteraan sosial lansia yang memberikan
pelayanan kesejahteraan sosial bagi lansia berupa
pemberian penampungan, jaminan hidup seperti
pakaian, pemeliharaan kesehatan, pengisian waktu
luang termasuk rekreasi, bimbingan sosial mental
serta agama sehingga mereka dapat menkmati hari tua
diliputi ketentraman lahir dan batin.
Tujuan Panti Werdha
Tujuan Umum
Tercapainya kualitas hidup & kesejahteraan
para lansia yang layak dalam tata
kehidupan masyarakat, bangsa dan negara
berdasarkan nilai-nilai luhur budaya bangsa
sehingga mereka dapat menikmati hari
tuanya dengan tenteram lahir batin.
Tujuan Panti Werdha
Tujuan Khusus
Memenuhi kebutuhan dasar pada lansia
Memenuhi kebutuhan rohani pada lansia
Memenuhi kebutuhan keperawatan dan kesehatan
lansia
Memenuhi kebutuhan ketrampilan pada lansia
Meningkatnya peran serta keluarga dan masyarakat
dalam upaya pemeliharaan kesehatan lansia dipanti
werdha
Sasaran pembinaan di Panti Werdha
Sasaran pembinaan di Panti Werdha
Lanjut usia : Berusia 60 tahun ke atas, tidak berdaya
mencari nafkah sendiri untuk kelangsungan
hidupnya, tidak mempunyai keluarga dan atau
memiliki keluarga tetapi tidak mampu memelihara
lansia tersebut.
Keluarga
Masyarakat
Instansi terkait sepertiDepartemen Agama (Depag),
Dinas Kesehatan (Dinkes), Pemerintah Daerah
(Pemda), dan lain-lain.
JENIS PELAYANAN DI PANTI
WERDHA
Upaya Promotif
Upaya Prefentif
Upaya Kuratif
Upaya Rehabilitatif
FASE-FASE PELAKSANAAN KEGIATAN DI PANTI WERDHA
Fase orientasi
Melakukan pengumpulan data pada lansia secara individu atau kelompokdan
situasi dan kondisi Panti Werdha.
 Fase identifikasi
Setelah data terkumpul pada fase orientasi, maka dapat disimpulkan masalah
kesehatan yang terjadi pada lansia di Panti. Kemudian merencanakan tindakan
yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah yang terjadi pada lansia.
 c. Fase intervensi
 Melakukan tindakan sesuai dengan rencana, misalnya memberikan
penyuluhan
 kesehatan, konseling, advokasi, kolaborasi dan rujukan
 d. Fase resolusi
 Pada fase resolusi yang dilakukan adalah menilai keberhasilan tindakan pada
fase
 intervensi dan menentikan perkembangan kondisi pada lansia.

Anda mungkin juga menyukai