Anda di halaman 1dari 12

Comparison of Doxycycline and Benzathine

Penicillin G for the Treatment


of Early Syphilis
Oleh : Zahra Faras Sukma

Pembimbing : dr Yanto Widiantoro, Sp.KK


TOPIK BAHASAN
LATAR BELAKANG
01

METODE PENELITIAN
02

HASIL DAN DISKUSI


03

KESIMPULAN
04
 Doksisiklin merupakan pengobatan lini kedua yang
direkomendasikan untuk tatalaksana awal sifilis na
mun laporan terbaru menyatakan bahwa
efektivitas doksisiklin sebagai tatalaksana sifilis
mengalami penurunan.

 Tujuan dari penelitian retrospektif ini adalah untuk m


enilai respon serolo-gis terhadap pengobatan sifilis
tahap awal dengan doksisiklin yang akan dibanding
kan dengan benzathine penicillin G dan meng-
evaluasi apakah doksisiklin masih merupakan
agen efektif untuk pengobatan awal sifilis
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan pada 1 Januari 2008
hingga 31 Desember 2014 pada pasien yang terdiagnosis
sifilis fase awal yang tertular secara seksual dan dirawat
dengan dosis tunggal benzathine penicillin G 2.4MU
atau doksisiklin oral 100 mg dua kali sehari selama 14 hari.
LATAR BELAKANG

Sifilis adalah penyakit yang disebabkan oleh Treponema pallidum yang


ditularkan baik secara seksual maupun dari ibu ke anak. Dilaporkan insiden sifilis di
Cina meningkat dari 8,71 kasus / 100.000 orang pada 2005 menjadi 32,04 kasus /
100.000 orang pada 2011 yang dapat disimpulkan terjadi peningkatan sebesar 25,5%.
Bedasarkan pedoman pengobatan untuk penyakit menular seksual (PMS)
benzathine penicillin G (BPG) adalah tatalaksana yang baik untuk sifilis, satu dosis
BPG sebanyak 2,4 juta unit diberikan secara intramuskular direkomendasikan untuk
sifilis dini (primer, sekunder, dan sifilis fase awal laten). Keuntungan utama dari BPG
adalah keamanan, efektivitas, dan memiliki tingkat kepatuhan yang tinggi. Doksilin
dan sefalosporin direkomendasikan sebagai alternatif pada pasien yang tidak hamil
jika mereka alergi terhadap penisilin atau tidak dapat mentoleransi pengobatan
dengan BPG.
Dilakukan studi retrospektif berbasis catatan de
ngan peserta berusia 16-70 tahun dengan sifilis
(dalam tahap laten primer, sekunder, atau awal) yang
didiagnosis antara 1 Januari 2008 dan 31 Desember 20
14. Digunakan Pearson’s chi-squared test atau Fisher's
exact test untuk membandingkan variabel kategori
pada 6 bulan dan 12 bulan setelah pengobatan.

METODE
PENELITIAN
Pasien dengan tes rapid plasma regain (RPR) positif dan uji Treponema pallidum
particle (TPPA) adalah kandidat yang akan dinilai. Semua pasien dalam penelitian ini di
beri doksisiklin 100 mg per oral dua kali sehari selama 14 hari atau BPG dosis tunggal 2,4
MU. Hanya pasien yang alergi terhadap penisilin atau yang menolak BPG intramuskular
yang diobati dengan doksisiklin. Pengobatan yang berhasil dianggap ketika lesi menghilang
dan RPR berubah menjadi negatif setelah perawatan.
Doksisiklin adalah alternatif pengobatan yang efektif dengan nilai 89,25%
yang direkomendasikan dalam pengobatan pasien dengan sifilis.
atau yang alergi atau tidak toleran terhadap BPG meskipun beberapa penelitian
menyatakan ketidakefektifan doksisiklin.
• Dalam sebuah penelitian di Baltimore pengobatan
yang berhasil untuk sifilis laten primer, sekunder, dan
awal didefinisikan sebagai penurunan minimal 4 kali lipat
dalam RPR pada 9-13 bulan, dilaporkan dalam 106 hari
pasien menerima doksisiklin dibandingkan dengan pasien
yang menerima penisilin 137 hari.

• Dalam studi oleh Wong et al. Didapatkan nilai


median 43 hari untuk doksisiklin dan 72 hari untuk BPG
maka hasil ini menunjukkan bahwa doksisiklin memiliki
waktu respon serologis yang sama dengan BPG
Kesimpulan hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa doksisiklin efektif untuk pengobatan dini
sifilis.

KESIMPULAN
Thank you

Anda mungkin juga menyukai