Secara umum pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa audit adalah proses secarasistematis yang
dilakukan oleh orang berkompeten dan independen dengan mengumpulkandan mengevaluasi bahan bukti
dan bertujuan memberikan pendapat mengenai kewajaranlaporan keuangan tersebut.
Dalam melaksanakan audit faktor-faktor yang
harus diperhatikan adalah:
1. Dibutuhkan informasi yang dapat diukur dan sejumlah kriteria (standar) yang dapat
digunakan sebagai panduan untuk mengevaluasi informasi tersebut.
2. Penetapan intetitas ekonomi dan periode waktu yang di audit harus jelas
untuk menentukan lingkup tanggung jawab auditor.
3. Bahan bukti harus diperoleh dalam jumlah dan kualitas yang cukup untuk
memenuhi tujuan audit.
4. Kemampuan auditor memahami kriteria yang di gunakan serta sikap independen
dalam mengumpulkan bahan bukti yang diperlukan untuk mendukung
kesimpulanyang akan diambilnya.
UNTUK MEMASTIKAN
Tujuan Audit
Kelengkapan (Completeness)
Eksistensi (Existence)
Ketepatan (Accuracy)
Penilaian (Valuation)
Klasifikasi (Classification)
Ketepatan (Accuracy)
Standar Audit
Standar Umum Standar Lapangan
Pemeriksaan harus dilakukan pihak yang Pelaksanaan auditing harus dilakukan sebaik-
punya keahlian yang memadai sebagai seorang baiknya. Bila ada asisten pelaksana, maka
auditor, bukan sekedar akuntan. harus ada supervisi sesuai keperluannya.
Profesionalisme seorang auditor dituntut dalam Pengungkapan informasi dalam laporan
pelaksanaan pekerjaannya tanpa memihak pada keuangan haruslah dipandang memadai,
piihak manapun. kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.
Seorang auditor harus memakai keahliannya Di dalam laporan auditor harus terdapat
secara cermat dan seksama dalam pernyataan atau pendapat mengenai suatu
melaksanakan audit dan penyusunan laporan. laporan keuangan yang diperiksa.
Bila dalam penyusunan laporan keuangan
perusahaan tidak konsisten, maka di dalam
laporan auditor harus menjelaskannya dan
memberikan rekomendasi untuk diperbaiki.
Kasus SNP Finance, OJK Beri Sanksi Kantor Akuntan
Publik
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menjatuhkan sanksi administratif berupa pembatalan
pendaftaran kepada Kantor Akuntan Publik (KAP) Satrio, Bing, Eny, dan Rekan yang
menjadi auditor laporan keuangan PT Sunprima Nusantara Pembiayaan (SNP Finance). OJK
juga mengenakan sanksi kepada dua orang akuntan publik (AP) dari KAP tersebut, yakni
Marlinna dan Merliyana Syamsul.
Keputusan tersebut muncul setelah kasus pembobolan kredit 14 bank yang dilakukan SNP
Finance dengan nilai kerugian Rp 14 triliun terkuak. Seperti diketahui, laporan keuangan
tahunan SNP Finance diaudit oleh kedua AP tersebut dan mendapatkan opini Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP). Namun berdasarkan hasil pemeriksaan OJK, ternyata SNP Finance
terindikasi menyajikan laporan keuangan yang tidak sesuai dengan kondisi keuangan yang
sebenarnya.
Laporan keuangan yang telah diaudit tersebut, digunakan SNP Finance untuk mendapatkan
kredit dari perbankan dan menerbitkan surat utang jangka menegah atau Medium Term
Note (MTN). Penerbitan MTN ini berpotensi mengalami gagal bayar dan menjadi kredit
bermasalah. "Hal ini menyebabkan kerugian banyak pihak," kata Deputi Komisioner
Manajemen Strategis dan Logistik OJK Anto Prabowo, dalam keterangan resminya pada
Senin (1/10).
OJK menilai, AP Marlinna dan AP Merliyana Syamsul telah melakukan
pelanggaran berat sehingga melanggar Peraturan OJK (POJK) Nomor
13/POJK.03/2017 tentang Penggunaan Jasa Akuntan Publik Dan Kantor
Akuntan Publik. Ada tiga hal yang menjadi dasar pertimbangan OJK ketika
mengenakan sanksi tersebut.
Pertama, mereka dianggap telah memberikan opini yang tidak
mencerminkan kondisi perusahaan yang sebenarnya.
Kedua, besarnya kerugian industri jasa keuangan dan masyarakat yang
ditimbulkan atas opini AP terhadap Laporan Keuangan SNP Finance.
Ketiga, OJK khawatir kepercayaan masyarakat terhadap sektor jasa
keuangan menurun akibat dari kualitas penyajian laporan keuangan tahunan
oleh akuntan publik. "Langkah tegas OJK ini merupakan upaya menjaga
kepercayaan masyarakat terhadap industri jasa keuangan," kata Anto.
ANALISIS