Anda di halaman 1dari 11

AHDK: Persyaratan Hukum Melakukan Proses

Akuntansi dan Audit

Nama Anggota Kelompok :


Safira Nuansa B. K. M. (041711333017)
Yusuf Daniswara (041711333020)
Desisca Ajeng A. (041711333041)
Ida Bagus Gde A. A. (041711333043)
Agnes Widiastuti (041711333049)
Tugas pokok akuntansi
1. Penentuan artinya; suatu harta atau kewajiban setelah di akui kepemilikannya
2. Perlakuan dan pencatatan yaitu;proses memperlakukan transaksi keungan yang
sudah di akui yang ditentukan nilainya dalam kelompok aktiva,utang pendapatan
atau beban (expense).
3. Penyajian. Penyajian dilakukan untuk memenuhi harapan pihak internal atau
eksternal sebagai bahan untuk mengukur posisi keuangan,posisi kas kinerja
manajerial dan kinerja organisai.
4. Pengakuan. Proses ini merupakan penjelasan kondisi organisasi cacatan atas
laporan keuangan kinerja non keuangan yang telah di capai dan hal-hal yang
tidak di cantumkan
Pengertian Audit

 Menurut PSAK – Tim Sukses UKT Akuntansi 2006


Audit adalah suatu proses sistematik yang bertujuan untuk memperoleh serta mengevaluasi bukri
yang dikumpulkan atas asersi atau pernyataan tentang kegiatan dan kejadian-kejadian ekonomi dan melihat
bagaimana tingkat hubungan antara pernyataan dengan kenyataan yang terjadi.

 Menurut William F. Meisser, Jr (Auditing and Assurance Service, A Systematic Approach)


Audit merupakan aktivitas independen, keyaknan obyektif dan konsultasi yang dirancang guna
menambah nilai dan meningkatkan operasi entitas/organisasi/perusahaan. audit membentu suatu entitas
mencapai tujuanya dengan melakukan pendekatan yang sisematis dan konsisten untuk mengevaluasi da
meningkatkan efektifitas manajemen dan pengendalian maupun proses tata kelola.

Secara umum pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa audit adalah proses secarasistematis yang
dilakukan oleh orang berkompeten dan independen dengan mengumpulkandan mengevaluasi bahan bukti
dan bertujuan memberikan pendapat mengenai kewajaranlaporan keuangan tersebut.
Dalam melaksanakan audit faktor-faktor yang
harus diperhatikan adalah:

1. Dibutuhkan informasi yang dapat diukur dan sejumlah kriteria (standar) yang dapat
digunakan sebagai panduan untuk mengevaluasi informasi tersebut.
2. Penetapan intetitas ekonomi dan periode waktu yang di audit harus jelas
untuk menentukan lingkup tanggung jawab auditor.
3. Bahan bukti harus diperoleh dalam jumlah dan kualitas yang cukup untuk
memenuhi tujuan audit.
4. Kemampuan auditor memahami kriteria yang di gunakan serta sikap independen
dalam mengumpulkan bahan bukti yang diperlukan untuk mendukung
kesimpulanyang akan diambilnya.
UNTUK MEMASTIKAN
Tujuan Audit
Kelengkapan (Completeness)

Eksistensi (Existence)

Ketepatan (Accuracy)

Penilaian (Valuation)

Membuat Pengungkapan (Disclosure)

Klasifikasi (Classification)

Ketepatan (Accuracy)
Standar Audit
Standar Umum Standar Lapangan
 Pemeriksaan harus dilakukan pihak yang  Pelaksanaan auditing harus dilakukan sebaik-
punya keahlian yang memadai sebagai seorang baiknya. Bila ada asisten pelaksana, maka
auditor, bukan sekedar akuntan. harus ada supervisi sesuai keperluannya.
 Profesionalisme seorang auditor dituntut dalam  Pengungkapan informasi dalam laporan
pelaksanaan pekerjaannya tanpa memihak pada keuangan haruslah dipandang memadai,
piihak manapun. kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.
 Seorang auditor harus memakai keahliannya  Di dalam laporan auditor harus terdapat
secara cermat dan seksama dalam pernyataan atau pendapat mengenai suatu
melaksanakan audit dan penyusunan laporan. laporan keuangan yang diperiksa.
 Bila dalam penyusunan laporan keuangan
perusahaan tidak konsisten, maka di dalam
laporan auditor harus menjelaskannya dan
memberikan rekomendasi untuk diperbaiki.
Kasus SNP Finance, OJK Beri Sanksi Kantor Akuntan
Publik
 Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menjatuhkan sanksi administratif berupa pembatalan
pendaftaran kepada Kantor Akuntan Publik (KAP) Satrio, Bing, Eny, dan Rekan yang
menjadi auditor laporan keuangan PT Sunprima Nusantara Pembiayaan (SNP Finance). OJK
juga mengenakan sanksi kepada dua orang akuntan publik (AP) dari KAP tersebut, yakni
Marlinna dan Merliyana Syamsul.
 Keputusan tersebut muncul setelah kasus pembobolan kredit 14 bank yang dilakukan SNP
Finance dengan nilai kerugian Rp 14 triliun terkuak. Seperti diketahui, laporan keuangan
tahunan SNP Finance diaudit oleh kedua AP tersebut dan mendapatkan opini Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP). Namun berdasarkan hasil pemeriksaan OJK, ternyata SNP Finance
terindikasi menyajikan laporan keuangan yang tidak sesuai dengan kondisi keuangan yang
sebenarnya.
 Laporan keuangan yang telah diaudit tersebut, digunakan SNP Finance untuk mendapatkan
kredit dari perbankan dan menerbitkan surat utang jangka menegah atau Medium Term
Note (MTN). Penerbitan MTN ini berpotensi mengalami gagal bayar dan menjadi kredit
bermasalah. "Hal ini menyebabkan kerugian banyak pihak," kata Deputi Komisioner
Manajemen Strategis dan Logistik OJK Anto Prabowo, dalam keterangan resminya pada
Senin (1/10).
OJK menilai, AP Marlinna dan AP Merliyana Syamsul telah melakukan
pelanggaran berat sehingga melanggar Peraturan OJK (POJK) Nomor
13/POJK.03/2017 tentang Penggunaan Jasa Akuntan Publik Dan Kantor
Akuntan Publik. Ada tiga hal yang menjadi dasar pertimbangan OJK ketika
mengenakan sanksi tersebut.
 Pertama, mereka dianggap telah memberikan opini yang tidak
mencerminkan kondisi perusahaan yang sebenarnya.
 Kedua, besarnya kerugian industri jasa keuangan dan masyarakat yang
ditimbulkan atas opini AP terhadap Laporan Keuangan SNP Finance.
 Ketiga, OJK khawatir kepercayaan masyarakat terhadap sektor jasa
keuangan menurun akibat dari kualitas penyajian laporan keuangan tahunan
oleh akuntan publik. "Langkah tegas OJK ini merupakan upaya menjaga
kepercayaan masyarakat terhadap industri jasa keuangan," kata Anto.
ANALISIS

 AP Marlinna dan AP Merliyana Syamsul telah melakukan pelanggaran berat sehingga


melanggar POJK Nomor 13/POJK.03/2017 Tentang Penggunaan Jasa Akuntan
Publik dan Kantor Akuntan Publik.
 Sebagai mana tertera dalam penjelasan Pasal 39 huruf b, bahwa pelanggaran berat
yang dimaksud antara lain AP dan KAP melakukan manipulasi, membantu
melakukan manipulasi, dan atau memalsukan data yang berkaitan dengan jasa yang
diberikan.
SOLUSI
 Mewajibkan para penanggung jawab laporan keuangan memiliki sertifikat
Chartered Accountant (CA) untuk mencegah kasus kecurangan (fraud).
 Upaya memperkuat pengawasan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
terhadap korporasi yang berada di bawah pengawasan OJK
 Pihak bank harus selektif dalam meyalurkan kredit ke perushaan multifinance

Anda mungkin juga menyukai