Anda di halaman 1dari 75

1.

KARAKTER
Karakter

Moral

Kinerja
KONFIGURASI NILAI (SOSIAL-KULTURAL-PSIKOLOGIS)

cerdas, kritis, beriman dan bertakwa,


kreatif, inovatif, jujur, amanah, adil,
ingin tahu, berpikir bertanggung jawab,
terbuka, produktif, berempati, berani
berorientasi Ipteks, OLAH OLAH mengambil resiko,
dan reflektif PIKIR HATI pantang menyerah, rela
berkorban, dan berjiwa
patriotik

ramah, saling
OLAH OLAH menghargai, toleran,
bersih dan sehat, peduli, suka menolong,
RAGA RASA/
disiplin, sportif, gotong royong,
KARSA
tangguh, andal, nasionalis, kosmopolit ,
berdaya tahan, mengutamakan
bersahabat, kepentingan umum,
kooperatif, bangga menggunakan
determinatif, bahasa dan produk
kompetitif, ceria, Indonesia, dinamis,
dan gigih kerja keras, dan beretos
kerja 3
NILAI-NILAI
NILAI DESKRIPSI
SIKAP DAN PERILAKU YANG PATUH DALAM
MELAKSANAKAN AJARAN AGAMA YANG DIANUTNYA,
1. RELIGIUS TOLERAN TERHADAP PELAKSANAAN IBADAH AGAMA
LAIN, SERTA HIDUP RUKUN DENGAN PEMELUK AGAMA
LAIN

PERILAKU YANG DIDASARKAN PADA UPAYA MENJADIKAN


DIRINYA SEBAGAI ORANG YANG SELALU DAPAT
2. JUJUR DIPERCAYA DALAM PERKATAAN, TINDAKAN, DAN
PEKERJAAN

SIKAP DAN TINDAKAN YANG MENGHARGAI PERBEDAAN


3. TOLERANSI
AGAMA, SUKU, ETNIS,PENDAPAT, SIKAP DAN TINDAKAN
ORANG LAIN YANG BERBEDA DARI DIRINYA

TINDAKAN YANG MENUNJUKKAN PERILAKU TERTIB DAN


PATUH PADA BERBAGAI KETENTUAN DAN PERATURAN
4. DISIPLIN
4
Lanjutan…
NILAI DESKRIPSI
PERILAKU YANG MENUNJUKKAN UPAYA SUNGGUH-SUNGGUH
5. KERJA KERAS
DALAM MENGATASI BERBAGAI HABATAN BELAJAR DAN TUGAS
SERTA MENYELESAIKAN TUGAS DENGAN SEBAIK-BAIKNYA

BERPIKIR DAN MELAKUKAN SESUATU UNTUK MENGHASILKAN


CARA ATAU HASIL BARU DARI APA YANG TELAH DIMILIKI

6. KREATIF
SIKAP DAN PRILAKU YANG TIDAK MUDAH TERGANTUNG PADA
7. MANDIRI ORANG LAIN DALAM MENYELESAIKAN TUGAS-TUGAS

CARA BERFIKIR, BERSIKAP DAN BERTINDAK YANG MENILAI


8. DEMOKRATIS SAMA HAK DAN KEWAJIBAN DIRINYA DAN ORANG LAIN

SIKAP DAN TINDAKAN YANG SELALU BERUPAYA UNTUK


9. RASA INGIN MENGETAHUI LEBIH MENDALAM DAN MELUAS DARI APA YANG
DIPELAJARINYA, DILIHAT, DAN DIDENGAR
TAHU 5
Lanjutan…
NILAI DESKRIPSI
10. SEMANGAT CARA BERPIKIR, BERTINDAK, DAN WAWASAN YANG
KEBANGSAAN MENEMPATKAN KEPENTINGAN BANGSA DAN NEGARA DI
ATAS KEPENTINGAN DIRI DAN KELOMPOKNYA

CARA BERFIKIR, BERSIKAP DAN BERBUAT YANG


MENUNJUKKAN KESETIAAN, KEPEDULIAN, DAN
PENGHARGAAN YANG TINGGI TERHADAP BAHASA,
LINGKUNGAN FISIK, SOSIAL, BUDAYA, EKONOMI, DAN
11. CINTA TANAH
POLITIK BANGSANYA
AIR
SIKAP DAN TINDAKAN YANG MENDORONG DIRINYA UNTUK
12. MENGHARGAI PRESTASI
MENGHASILKAN SESUATU YANG BERGUNA BAGI
MASYARAKAT, DAN MENGAKUI DAN MENGHORMATI
KEBERHASILAN ORANG LAIN

TINDAKAN YANG MEMPERLIHATKAN RASA SENANG


13. BERSAHABAT/ BERBICARA, BERGAUL, DAN BEKERJA SAMA DENGAN ORANG
KOMUNIKATIF LAIN
6
Lanjutan…
NILAI DESKRIPSI
SIKAP, PERKATAAN DAN TINDAKAN YANG MENYEBABKAN
14. CINTA ORANG LAIN MERASA SENANG DAN AMAN ATAS
DAMAI KEHADIRAN DIRINYA

KEBIASAAN MENYEDIAKAN WAKTU UNTUK MEMBACA


15. GEMAR BERBAGAI BACAAN YANG MEMBERIKAN KEBAJIKAN BAGI
MEMBACA DIRINYA

SIKAP DAN TINDAKAN YANG SELALU BERUPAYA


MENCEGAH KERUSAKAN PADA LINGKUNGAN ALAM DI
16. PEDULI SEKITARNYA, DAN MENGEMBANGKAN UPAYA-UPAYA
LINGKUNGAN UNTUK MEMPERBAIKI KERUSAKAN ALAM YANG SUDAH
TERJADI
SIKAP DAN TINDAKAN YANG SELALU INGIN MEMBERI
17. PEDULI BANTUAN BAGI ORANG LAIN DAN MASYARAKAT YANG
SOSIAL MEMBUTUHKAN

SIKAP DAN PERILAKU SESEORANG DALAM


MELAKSANAKAN TUGAS DAN KEWAJIBANNYA TERHADAP
18. TANGGUNG DIRI SENDIRI, MASYARAKAT, LINGKUNGAN (ALAM, SOSIAL
JAWAB DAN BUDAYA), NEGARA DAN TUHAN YME
7
KARAKTER SEBAGAI
POROS PENDIDIKAN

Nawacita 8:
Melakukan Revolusi
Karakter Bangsa
 Membangun pendidikan
kewarganegaraan (sejarah
pembentukan bangsa, nilai-nilai
patriotisme dan cinta Tanah Air,
semangat bela negara dan budi
pekerti)
 Penataan kembali kurikulum
pendidikan nasional
 Mengevaluasi model
penyeragaman dalam sistem
pendidikan nasional
 Jaminan hidup yang memadai
bagi para guru khususnya di
daerah terpencil
 Memperbesar akses warga miskin
untuk mendapatkan pendidikan

“Gerakan
Penguatan
Pendidikan
Karakter sebagai
fondasi dan ruh 8
SISTEM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

Input Process Output

Hidden
Curr
Olah Hati
(Etika)
INTRA
KURIKULER
Olah Olah
Raga Pikir
KO - ESKTRA (Kinestetika)
KURIKULER KURIKULER (Literasi)
Character

Olah Karsa
MASYARAKAT (Estetika)

1 2 3
Pengintegrasian Tri Pusat Penguatan Nilai-Nilai Membangun Generasi
Pendidikan dengan Karakter Emas 2045 dengan
Intrakurikuler, dibekali Karakter,
Ko-kurikuler, Ekstrakurikuler, Keterampilan Abad 21,
dan Hidden Curr di Sekolah Literasi
Input : Pengintegrasian Tri Pusat Pendidikan dengan
Intrakurikuler, Ko-kurikuler, Ekstrakurikuler, dan Hidden Curr di
Sekolah

1. Intra-kurikuler:
• Seluruh Mata Pelajaran.
2. Ko-Kurikuler:
• Studi / kunjungan lapangan, karya wisata,
sanggar seni, taman budaya, madrasah diniyyah,
komunitas bahasa dan sastra.
3. Estra-Kurikuler:
• Pramuka, Paskibraka, Palang Merah Remaja
(PMR), Olah Raga, dsb.
4. Hidden Curr:
• Upacara bendera, Lagu Nasional/Daerah,
Membaca Buku, Berdoa Bersama, Membersihkan
Lingkungan, Latihan Memimpin di Kelas
PROSES: PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KARAKTER Variasi Metode
Pembelajaran:
 Metode pembelajaran berbasis
masalah (problem based learning)
 Metode pembelajaran berbasis
proyek (project based learning)
 Metode pembelajaran melalui
Religius penemuan/ pencarian/penelitian
Jujur (inquiry/discovery learning)
Toleransi  Dsb
Disiplin
Kerja Keras
Kreatif
Mandiri
(Etika) Demokratis
Rasa Ingin Tahu Religius
Olah Hati
Semangat
Kebangsaan
(Kinestetika) (Literasi) Cinta Tanah Air Nasionali
Integritas
Olah
Raga
Olah
Pikir
Menghargai
Prestasi Nilai s

Utama
Bersahabat/Komu
nikatif
Cinta Damai
Olah Gemar Membaca
(Estetika)
Karsa Peduli Lingkungan Gotong Mandiri
Peduli Sosial Royong
Tanggung Jawab
(dan lain-lain)
Filosofi Pendidikan
Karakter Nilai-nilai Karakter Kristalisasi Nilai-Nilai
Ki Hajar Dewantara
11
2. LITERASI
LITERACY AS THE
Ability to:
• identify,
• compute,
• understand,
• interprete,
• create and
• communicate
using printed and written materials associated with varying
contexts.
Literacy involves a continum of learning in enabling
individuals
to achieve : their goals,
to develop : their knowledge,
their potential,
to participate fully in: their community,
wider society.
Sumber: UNESCO
LITERASI

Ability to:
 Identify
 Compute
 Understand
 Interprete
 Create
 Communicate

Contexts To achieve: Goals


Texts/ To develop: Knowledge,
Potential
Materials/
To participate fully in:
Contents Community, Wider society

C O N T I N U M O F L E A R N I N G
The 4Cs framework for CLIL (Coyle, 2005)
Apa itu teks?

Teks bukan diartikan sebagai


hanya tulisan berbentuk artikel.
Teks merupakan perwujudan
kegiatan sosial, yang memiliki
tujuan sosial.
Genre
• Genre merupakan pengelompokan (bentuk
pola pikir) dari suatu peristiwa komunikasi.
• Setiap peristiwa komunikasi memiliki tujuan
komunikatif yang berbeda-beda dalam wujud
komunikasinya.
• Wujud komunikasi ditentukan oleh
masyarakat yang menghasilkan genre
tersebut
(Swales, 2003)
Ruang Lingkup Genre dan Tipe Teks
GENRE TIPE TEKS
1. Menggambarkan (Describing) 1. Laporan

2. Deskripsi
2. Menjelaskan (Explaining) 3. Eksplanasi
3. Memerintah (Instructing) 4. Instruksi/Prosedur
Pertanyaan
4. Berargumen (Arguing) 5. Eksposisi/Diskusi/
Respon/Reviu
5. Menceritakan (Narrating) 6. Rekon
7. Narasi
Puisi
Ruang Lingkup Genre (Teks)
GENRE TIPE TEKS Lokasi Sosial
Menggam- Laporan: Buku rujukan,
barkan melaporkan informasi dokumenter, buku
(Describing) panduan, laporan
eksperimental
(penelitian), presentasi
kelompok, …
Deskripsi: Pengamatan diri, objek,
menggambarkan lingkungan, perasaan, …
peristiwa, hal, sastra
Menjelaskan Eksplanasi: Paparan,
(Explaining) menjelaskan sesuatu pidato/ceramah, tulisan
ilmiah/populer
Ruang Lingkup Genre (Teks)
GENRE TIPE TEKS Lokasi Sosial
Memerintah Instruksi/ Prosedur: Buku panduan/ manual
(Instructing) menunjukkan bgm (penerapan), instruksi
sesuatu dilakukan pengobatan, aturan olahraga,
rencana pembelajaran (RPP),
instruksi, resep,
pengarahan/pengaturan, …
Berargumen Eksposisi: (MEYAKINKAN/Mempengaruhi)
(Arguing) memberi pendapat atau : iklan, kuliah, ceramah/pidato,
sudut pandang editorial, surat pembaca,
artikel Koran/majalah, …
Diskusi MENGEVALUASI suatu
persoalan dengan sudut
pandang tertentu/2 atau lebih.
Respon/reviu Menanggapi teks sastra, kritik
sastra, resensi, …
Ruang Lingkup Genre (Teks)
GENRE TIPE TEKS Lokasi Sosial
Mencerita- Rekon: Jurnal, buku harian,
kan menceritakan artikel Koran, berita,
(Narrating) peristiwa secara rekon sejarah, surat,
berurutan log, garis waktu (time
line), …
Narasi: Prosa (Fiksi ilmiah,
menceritakan fantasi, fabel, cerita
kisah atau rakyat, mitos, dll.),
nasehat drama, …
Puisi Puisi, puisi rakyat
(pantun, syair,
Tipe Teks
Ada 7 tipe teks sebagai tujuan sosial, yaitu:
1. laporan (report),
2. rekon (recount),
3. eksplanasi (explanation),
4. eksposisi (exposition:
discussion,
response or review),
5. deskripsi (description),
6. prosedur (procedure), dan
7. narasi (narrative)
TIPE TEKS
(Laporan, Rekon, Deskripsi, Eksplansi, Eksposisi,
Prosedur, Narasi)
Teks Sastra Teks Media Massa Teks Sehari

(Klassik, Populer, (TV, Koran, (Katalog, Surat,


Kontemporer) Majalah, Poster, Email, Telepon,
Kartun, Film, Radio, Instruksi, Iklan,
Video, Wacana Wawancara)
Siswa)

MENDENGARKAN & BERBICARA, MEMBACA & MEMIRSA, MENULIS


PENERAPAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN

PENGALAMAN BELAJAR
(Learning experience)
PENGALAMAN BERLITERASI:
Memahami Teks/Berteks

PENGALAMAN
PENGALAMAN
SESEORANG SESEORANG
SESEORANG
(hands-on experience)
SESEORANG
SESEO yang Literat
yang Literat
(hands-on experience) RANG
Mampu menggunakanp Mampu menggunakan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap
pengetahuan, keterampilan,dan sikap
yang
untuk menyelesaikan persoalan/masalah
untuk menyelesaikanppersoalan/masalah
Literat

 MELAPORKAN
 MENCERITERAKAN
 MENDESKRIPSIKAN
 MENJELASKAN
 BERARGUMENTASI
 MENCERITERAKAN KEMBALI
 MEMBUAT PROSEDUR

(Winataputra: danHamka:2017
KONTINUM PENGALAMAN BELAJAR
BERTEKS:
Melaporkan, Menceritakan, Menceritakan Kembali,
Mendeskripsikan, Menjelaskan, Menyusun Prosedur,
Menyusun Eksposisi
META- v v v v v v
KOGNITIF

v v v v v v
PROSEDUR

v v v v v v
KONSEP

v v v v v v
FAKTA

Mengiden- Menghi- Memaha- Menginter= Mengkre- Mongomu-


tifikasi tung mi pretasi asi nikasikan
3. KOMPETENSI
3a. Kompetensi Sikap
TINGKATAN SIKAP DESKRIPSI
Menerima nilai Kesediaan menerima suatu nilai dan
memberikan perhatian terhadap nilai
tersebut
Menanggapi nilai Kesediaan menjawab suatu nilai dan ada rasa
puas dalam membicarakan nilai tersebut

Menghargai nilai Menganggap nilai tersebut baik; menyukai nilai


tersebut; dan komitmen terhadap nilai tersebut

Menghayati nilai Memasukkan nilai tersebut sebagai bagian dari


sistem nilai dirinya
Mengamalkan nilai Mengembangkan nilai tersebut sebagai ciri
dirinya dalam berpikir, berkata, berkomunikasi,
dan bertindak (karakter)
(sumber: Olahan Krathwohl dkk., 1964)
Sikap Perilaku
Menerima nilai memilih, mendengar, mengikuti, memberi, menganut,
mematuhi, meminati
Menanggapi menjawab, membantu, mengajukan, mengompromikan,
nilai menyenangi, menyambut, mendudkung, menyetujui,
menampilkan, melaporkan, memilih, mengatakan,
memilah, menolak
Menghargai mengasumsikan, meyakini, melengkapi, meyakinkan,
nilai memperjelas, memprakarsai, mengimani, mengundang,
menggabungkan, mengusulkan, menekankan,
menyumbang
Menghayati menganut, mengubah, menata, mengklasifikasikan,
nilai mengombinasikan, mempertahankan, membangun,
membentuk pendapat, memadukan, mengelola,
menegosiasi, merembuk

mengubah perilaku, berakhlak mulia, mempengaruhi,


Mengamalkan
mengaktualisasi, melayani, membuktikan,memberi solusi
nilai
Tingkat Perkembangan Keyakinan
(Stages of Faith) Fowler (1981)
 Universalizing Berjiwa tercerahkan

 Conjuctive Kesadaran saling keterhubungan

 Individual-Reflective Sadar tahu-diri secara individual.

 Synthetic Conventional Rasa keterikatan mengikuti aturan

 Mythic-Literal Kesungguhan seadanya

 Intuitive-Projective Peniruan-seadanya/apa-adanya.

 Undifferentiated Faith Kepercayaan seadanya


Lawrence Kohlberg: 1975
• Melihat bagaimana kelebihan dan kelemahan manusia
dipengaruhi oleh komunikasi/pergaulan

• Mengenali kesepakatan yang akan meningkatkan kesejahteraan


kedua belah pihak

• Mampu melihat sistem normatif yang abstrak

• Mengenal orientasi baik atau buruk

• Melihat bahwa orang lain memiliki tujuan dan pilihan, yang


mungkin sesuai atau tidak sesuai dengan aturan.

• Tidak mengenal norma lain, hanya norma dirinya yang dikenal.


3b. Kompetensi
Pengetahuan
Kecakapan Abad 21

Berpikir kritis

KECAKAPAN Kreativitas
Kolaborasi
ABAD 21 dan inovasi

komunikasi
Kecakapan Hidup Abad 21
Critical thinking
Creativity
Communication
Learning Collaboration
21st Century learning: and
• To know Innovation
• To do Skills
• To be
• To live together

Core Flexibility
subjects Initiative
21st Leadership
Century Social-skills
Information Context Cross cultural
Digital Life and Productivity
Media, and literacy career skills
Accountability
ICT literacy
Life-long learner

(Puskurbuk:2016)
Kompetensi yang Tidak Dibatasi Pemenggalan
Taksonomi Proses Berpikir

Kerangka Penyusunan KD Lama Kerangka Penyusunan KD Revisi

Dimensi Proses Berpikir

SMA/SMK
Dimensi Proses Berpikir

Keluasan &
Kedalaman

SMA/SMK
SMP
SMP
SD Faktual
Konseptual
SD Prosedural
Metakognitif

Dimensi Pengetahuan
FIGURE A.1 Summary of the Structural Changes from the
Original Framework to The Revision
Separate Knowledge
Noun Aspect
Dimension Dimension
Knowledge Remember
Verb Aspect

Comprehension Understand

Application Apply
Cognitive
Analysis Analyse Process

Synthesis Evaluate

Evaluation Create
TINGKATAN TAKSONOMI BERPIKIR (ANDERSON, 2001)
THE
COGNITIVE DESCRIPTION
PROCESS
CREATE Put element together to form a coherent whole,
reorganise into a new pattern or structure
EVALUATE Make judgment based on criteria and standard
Break materials into constituent parts and
ANALYSE determine how parts relate to one another to an
overall structures of purposes
APPLAY Carry out or use procedure in a given situation
UNDERSTAND Construct meaning from ibstructional messages,
including oral, written and grafic communication
REMEMBER Retrieve relevant knowledge from long term
memory
FACTUAL CONCEPTUAL PROCEDURE META-
COGNITIVE
The basic The How to do Knowledge of
elements interrelation- something, cognition in
students ship among methods of general as
must know to the basic inquiry, and well as
be acquanted elements criteria for awarness and
with a within a using skills, knowledge of
dicipline or larger algorithms, one;s own
solve structure techniques cognition
problems in that enable and methods
it them to
function
together
DIMENSI PENGETAHUAN
Jenis dan Subjenis Contoh
A.PENGETAHUAN FAKTUAL- Elemen-elemen dasar yang harus
diketahui siswa untuk mempelajari satu disiplin ilmu atau untuk
menyelesaikan mmasalah-masalah dalam disiplin ilmu tersebut
1. Pengetahuan tentang Kosakata teknis, symbol-simbol music.
terminology Sumber-sumber daya alam pokok, sumber-sumber
2. Pengetahuan tentang informasi yang reliabel
detail-detail elemen-
elemen yang spesifik.
B. PENGETAHUAN KONSEPTUAL – Hubungan-hubungan antar elemen
dalam sebuah struktur besar yang memungkinkan elemen-elemennya
berfungsi secara bersama-sama.
1. Pengetahuan tentang Periode waktu geologis, bentuk kepemilikan usaha bisnis
klasifikasi dan kategori Rumus Pithagoras, hokum penawaran dan permintaan
2. Pengetahuan tentang Teori evolusi, Struktur Majelis Permusyawaratan Rakyat
prinsip dan generalisasi
3. Pengetahuan tentang
teori, model, dan
DIMENSI PENGETAHUAN
Jenis dan Subjenis Contoh
C. PENGETAHUAN PROSEDURAL – Bagaimana melakukan sesuatu, mempraktikkan metode-
metode penelitian, da kriteria-kriteria untuk menggunakan keterampilan, algoritma, teknik,
dan metode.
1. Pengetahuan tentang keterampilan dalam Keterampilan-keterampilan dalam melukis dengan cat air, algoritma
bidang tertentu dan algoritma pembagian seluruh bilangan
2. Pengetahuan tentang teknik dan metode Teknik wawancara, metode ilmiah
dalam bidang tertentu
3. Pengetahuan tentang kriteria untuk Kriteria yang digunakan untuk menentukan kapan harus menerapkan
menentukan kapan harus menggunakan prosedur hokum Newton, kriteria yang digunakan untuk menilai
prosedur yang tepat. fisibilitas suatu metode.

D. PENGETAHUAN METAKOGNITIF – Pengetahuan tentang kognisi secara umum dan


kesadaran dan pengetahuan tentang kognisi diri sendiri.
1. Pengetahuan strategis Pengetahuan tentang skema sebagai untuk mengetahui struktur
suatu pokok bahasan dalam buku teks, pengetahuan tentang
1. Pengetahuan tentang tugas-tugas kognisi penggunaan metode penemuan atau pemecahan masalah
Pengetahuan tentang macam-macam tes yang dibuat guru,
pengetahuan tentang tuntutan beragam tugas kognitif
1. Pengetahuan-diri Pengetahuan bahwa diri (sendiri) kuat dalam ‘mengkritisi esai’ tetapi
lemah dalam menulis esai; kesadaran tentag tingkat pengetahuan
yang dimiliki oleh diri (sendiri).
META-
COGNITIVE IDENTIFY PREDICT USE DECONSTRUCT REFLECT CREATE

PROCEDURE RECALL CLARIFY CARRY INTEGRATE JUDGE DESIGN


OUT

CONCEPTUAL RECOGNISE CLASSIFY PROVIDE DIFFERENTI- DETERMINE ASSAMBLE


ATE

FACTUAL LIST SUMMARIZE RESPOND SELECT CHECK GENERATE

REMEMBER UNDER- APPLY ANALYZE EVALUATE CREATE


STAND
IDENTIFY PREDICT USE DECONSTRUCT REFLECT CREATE
META- Strategis for One’s Technique One’s biases On one’s An
COGNITIVE retaining response to s that prohress innovative
information culture shocks match learning
one;s portfolio
strenghth
RECALL CLARIFY CARRY INTEGRATE JUDGE DESIGN
PROCEDURE OUT
How to Assembly pH tests of Complance Effidency of An efficient
perform CPR instructions water with regulation sampling project
samples techniques
RECOGNISE CLASSIFY PROVIDE DIFFERENTI- DETERMINE ASSAMBLE
CONCEPTUAL Syexhaustion Adhesives by Advice to ATE Relevance A team of
mptomes of toxicity novices High and low of result experts
culture
LIST SUMMARIZE RESPOND SELECT CHECK GENERATE
FACTUAL Primary and Features of a To The most For A log of
secondary new product frequently complete list of consistency daily
colors asked activities among activities
questions sources
REMEMBER UNDER- APPLY ANALYZE EVALUATE CREATE
STAND
3c. Kompetensi
Keterampilan
Mengamati Perhatian pada waktu mengamati
suatu obj ek/ membaca suatu tulisan/
mendengar suatu penjelasan, catatan
yang dibuat tentang yang diamati,
kesabaran, waktu (on task) yang
digunakan untuk mengamati

Mempertanyakan
Jenis, kualitas, dan jumlah pertanyaan
yang diajukan peserta didik
(pertanyaan faktual, konseptual,
prosedural, dan hipotetik)
Jumlah dan kualitas sumber
Mengumpulkan yang dikaji/ digunakan,
informasi/ kelengkapan informasi,
mencoba validitas informasi yang
dikumpulkan, dan
instrumen/alat yang digunakan
untuk mengumpulkan data.
Menalar/ Mengembangkan interpretasi,argumentasi
mengasosiasi dan kesimpulan mengenai keterkaitan
Informasi dari dua fakta/konsep,
interpretasi argumentasi dan kesimpulan
mengenai keterkaitan lebih dari dua fakta/
konsep/teori, mensintesis dan argumentasi
serta kesimpulan keterkaitan antarberbagai
jenis fakta/ konsep/teori/pendapat;
mengembangkan interpretasi,struktur baru,
argumentasi, dan kesimpulan yang
menunjukkan hubungan fakta/konsep/
teori dari dua sumber atau lebih yang
tidak bertentangan; mengembangkan
interpretasi, struktur baru, argumentasi dan
kesimpulan dari konsep/teori/pendapat
Mengomunikasikan Menyajikan hasil kajian (dari
mengamati sampai
menalar) dalam bentuk
tulisan, grafis, media
elektronik, multi media dan
lain-lain.

(Sumber: Olahan Dyers)


Dave

Imitasi Meniru, mengikuti, mereplikasi, mengulangi


[Peniruannya blm sempurna]
Manipulasi Membuat kembali, membangun,
melaksanakan, mengimplementasikan
Presisi Mendemonstrasikan, melengkapi,
mempertunjukkan, menyempurnakan,
mengkalibrasi, mengontrol
Artikulasi Mengonstruksikan, memecahkan,
mengombinasikan, mengkoordinasikan,
mengadaptasi, mengembangkan,
memformulasi
Naturalisasi Merancang, menspesifikasi, mengelola
Simpson Uraian Dave Uraian
Persepsi Menunjukan Imitasi Mengulangi
perhatian untuk kegiatan yang
melakukan suatu telah
gerakan didemonstrasikan
atau dijelaskan,
Menunjukan meliputi tahap
Kesiapan coba-coba hingga
kesiapan mental
dan fisik untuk mencapai respon
melakukan suatu yang tepat
gerakan

Meniru Meniru gerakan


secara
terbimbing
Membiasa Melakukan Manipulasi melakukan suatu
kan gerakan pekerjaan dengan
gerakan mekanistik sedikit percaya dan
(mecha- kemampuan melalui
nism) perintah dan berlatih
Mahir Melakukan Presisi melakukan suatu
(complex gerakan tugas atau aktivitas
or overt kompleks dengan keahlian dan
response) dan kualitas yang tinggi
termodifik dengan unjuk kerja
asi yang cepat, halus,
dan akurat serta
efisien tanpa bantuan
atau instruksi
Menjadi Menjadi gerakan Artikulasi Keterampilan
gerakan alami yang berkembang dengan baik
alami diciptakan sendiri sehingga seseorang
(adaptation) atas dasar gerakan dapat mengubah pola
yang sudah gerakan sesuai dengan
dikuasai persyaratan khusus
sebelumnya untuk dapat digunakan
mengatasi situasi
problem yang tidak
sesuai SOP
Menjadi Menjadi gerakan Naturali- melakukan unjuk kerja
tindakan baru yang orisinal sasi level tinggi secara
orisinal dan sukar ditiru alamiah, tanpa perlu
(origination) oleh orang lain berpikir lama dengan
dan menjadi ciri mengkreasi langkah
khasnya kerja baru
SIKAP, PENGETAHUAN, DAN KETERAMPILAN

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Bloom Direvisi Dave Sympson


Krathwohl Dyers
Anderson

Imitasi Persepsi,Kesiapan,
Menerima Mengingat Mengamati Meniru

merespon Memahami Menanya Manipulasi Membiasakan

Menghargai Menerapkan Mencoba Presisi Mahir

Menghayati Menganalisis Menalar Artikulasi Alami

Mengamalkan Mengevaluasi Menyaji Naturalisasi Orsinil

Mencipta Mencipta 55
PEMBELAJARAN
Berpikir Kritis
(Critical thinking)

 merupakan seni berpikir (is the art of thinking)


 tentang berpikir (about thinking )
 pada saat berpikir (while thinking)
 dengan maksud untuk (In order to make)
 dapat berpikir lebih baik (thinking better)
(Paul and Elder, 2006:xvii)
Intuitive Thinking
(Ornstein and Hunkins,2013:116)

Berpikir intuitif merupakan bagian dari proses


penemuan/penyingkapan, yang serupa dengan keterlibatan
khas ilmuwan dlm permasalahan, memainkan gagasan, dan
memahamai hubungan-hubungan sehingga mampu melakukan
penemuan/penyingkapan atai menambahn kekayaan
pengetahuannya
(Intuitive thinking is a part of discovery process, that is similar
to the scholar-specialist engaging in hounces,
playing with ideas, and understanding relationships so they
can make discoveries or add to the storehouse of knowledge).
Full-fledge Citizens of a Stable Civil Society.
(CIVITAS International: 2006)

Religius,Nasionalis, Mandiri, Gotong Royong, Integritas

HIGHER ORDER HIGHER


THINKING SKILLS FATE MATURITY
(HOTS) LEVEL
(Partnership for 21st Century :2008: (HiFMaL)
Bloom,et al: 1956; Andersen,et al:2000;
Marzano and Kendall:2007 (Fowler:1980; Kohlberg:1975)
Piaget:1975, Bruner:1960; Kolb:1986))

HIGHER
MORAL MATURITY
LEVEL
(HiMMaL)
(Piaget:,Kohlberg:1975, Bull:1981)

(Winataputra:2017)
PEMBELAJARAN EFEKTIF
Kegiatan
Dinamis, USING PRODUCTIVE HABIT OF MIND
produktif
USING KNOWLEDGE Penelitian,
Tugas MEANINGFULLY Project,
membaca workshop
lanjut, EXTENDING
Panel, AND REFINING
seminar, KNOWLEDGE
Debat dll

Ceramah,
ACQUIRING
Tanya jawab AND
Diskusi, INTEGRATING
Simulasi, KNOWLEDGE
Tugas
membaca

Komunikasi
POSITIVE PERCEPTION AND ATTITUDES
interaktif
(Marzano:1985) 60
STRUCTURE OF LEARNING
(Kolb:1986)
CONCRETE EXPERIENCE
“Feeling”

Apprehension
(penangkapan langsung)

Accomodation Divergence
(Memproses) (Berpikir Menyebar)

ACTIVE
EXPERIMENTATION REFLECTIVE
“Doing” OBSERVATION
“Watching”

Asssimilation Intention
Convergence
Extention (Berpikir Memusat) (Hubungan pikiran (pemusatan)
dg obyek)
(perluasan)
Comprehension
(pemahaman)

ABSTRACT CONCEPTUALIZATION
“Thinking” 61
Tingkat Perkembangan Keyakinan
(Stages of Faith) Fowler (1981)
Tingkat Perkembangan Keyakinan (Stages of Faith) Fowler
(1981)
Tahap Tingkat Keyakinan Fowler Usia Padanan dg. Piaget/Kohlberg

6 Universalizing 45+ Post Conventional Level (Kohlberg)


Berjiwa tercerahkan Senior Konvensional puncak

5 Conjuctive 35+Years? Post Conventional Level (Kohlberg)


Kesadaran akan saling keterhubungan Dewasa Konvensional puncak

4 Individual-Reflective 21+Years Formal Operational (Piaget)/


Sadar tahu-diri secara individual. PT Operasi Formal
Conventional Level (Kohlberg)
konvensional
3 Synthetic Conventional 12+Years Pre-Conventional Level (Kohlberg)
Rasa keterikatan mengikuti aturan SMP-SMA Konvensional awal

2 Mythic-Literal 7-12 Years Concrete Operational (Piaget)


Kesungguhan seadanya. (SD/MI) Operasi konkrit

1 Intuitive-Projective 2-7 Years Pre-Operational/ (Piaget)


Peniruan-seadanya/apa-adanya. Praoperasi

0 Undifferentiated Faith 0-2 Years Sensory Motorical/ (Piaget)


Kepercayaan seadanya. Gerak sensori
Ilustrasi Tingkat moralitas dalam Prilaku
adaptasi Teori Perkembangan Moral Kohlberg
(Lawrence Kohlberg: 1975,
adaptasi Winataputra:2017))
Tingkat Pandangan tentang Manusia Cara Pandang Sosial
Moralita
6 Melihat bagaimana kelebihan dan kelemahan Saling menghormati sebagai prinsip universal
manusia dipengaruhi oleh komunikasi/pergaulan

5 Mengenali kesepakatan yang akan meningkatkan Cara pandang berorientasi perjanjian.


kesejahteraan kedua belah pihak

4 Mampu melihat sistem normatif yang abstrak Cara pandang sistem normatif abstrak

3 Mengenal orientasi baik atau buruk Cara pandang hubungan sosial

2 Melihat bahwa orang lain memiliki tujuan dan Egoisme instrumental


pilihan, yang mungkin sesuai atau tidak sesuai
dengan aturan.

1 Tidak mengenal norma lain, hanya norma dirinya Egoisme buta


yang dikenal.
JENJANG KEMAMPUAN HOTS
Jenjang HOTS Kemampuan Kata Kerja
Analisis Mengelompokkan dalam bagian-bagian mediferensiasi kelompok informasi
penting dari sebuah sumber informasi/benda memilih informasi berdasarkan kelompok
yang diamati/ fenomena sosial-alam-budaya menentukan fokus penting suatu informasi

Menentukan keterkaitan antar komponen mengorganisasi keterkaitan antar


kelompok/menyusun
menemukan koherensi antar kelompok
membuat struktur (baru) untuk kelompok
informasi
Menemukan pikiran pokok/bias/nilai penulis memberi label untuk kelompok yang
atau pemberi informasi dikembangkan
menemukan bias penulis/pemberi informasi

Evaluasi Menentukan kesesuaian antara masalah, mencek kesinambungan


uraian dan kesimpulan/ proporsi suatu mendeteksi unsur yang sama
bentuk/proporsi suatu penyajian drama tari memonitoring kegiatan
mentes/menguji
Menentukan kesesuaian metoda/ prosedur/ mengeritik kelebihan dan kelemahan
teknik/rumus/prinsip dengan masalah informasi atau bagiannya
memberikan penilaian berdasarkan kriteria

Mencipta Mengembangkan hipotesis mengembangkan


Merencanakan penelitian/proyek/ merencanakan
kegiatan/ciptaan mendesain
mengembangkan produk baru menghasilkan
mekonstruksi
merekonstruksi
BERBASIS AKTIVITAS
Guru menciptakan pembelajaran sehingga
siswa:
Mengalami:
Berdialog dengan:

Melakukan Orang lain = Interaksi

Mengamati Diri sendiri = Refleksi

(L. Dee Fink, 1999)


Scaffolding Learning in Context
Teacher regulated Joint Practice Student
Regulated
Joint
Practice/
Teacher Independent
led/ teacher student led
modelled
together
with
students
I do, you help/ You do,
I do, you watch
You do, I help I watch

Adapted from:
Strategic Reading: Guiding Students to Lifelong Literacy by Jeffrey Wilhelm, Tanya Baker, and Julie Dube. Copyright © 2001
66
Model Lain: Discovery/Inquiry Learning

Karakteristik pembelajaran: peserta didik secara


aktif menemukan ide dan mendapatkan makna

Komponen

Stimulasi dan
Mengumpulkan Pegolahan Verifikasi
Identifikasi Informasi Generalisasi
Informasi Hasil
Masalah
Model Lain: Pembelajaran Berbasis Masalah
(Problem Based Learning)

Karakteristik: peserta didik secara aktif memecahkan


masalah kontekstual

Komponen

Menyusun
Identifikasi dan Rancangan Mengolah
Mengumpulkan Menyelesaikan
Merumuskan
Penyelesaian Informasi Informasi Masalah
Masalah
Masalah
Model Lain: Pembelajaran Berbasis Proyek
(Project Based Learning)

Karakteristik: peserta didik secara aktif


menyelesaikan suatu project, penyelesaian
memerlukan waktu penyelesaian relatif lama

Komponen

Menyusun
Identifikasi dan Rancangan Pengolahan
Mengumpulkan Menyusun
Merumuskan
Penyelesaian Informasi Informasi Laporan
Project
Project
Model Lain: Cooperatif Learning

Karakteristik: kerjasama tim dalam


melaksanakan pembelajaran

Komponen

Bekerja Presentasi Menerima


Menyampai- Menyajikan Membentuk
Kelompok
Dalam Hasil Kerja Umpan
kan Tujuan Informasi Balik
Kelompok Kelompok
MODEL PEMELAJARAN BAHASA INDONESIA

(Model ini dikonstruksi oleh Agus Trianto dan M. Hamka dalam Pengembangan Inspirasi Pembelajaran Bahasa Indonesia,
Puskurbuk, tahun 2016)
PERANCANGAN RPP
KI • KD TUJU- MATE- • MO- • PPK KEGI- PENILAIAN LAM-
• IPK AN RI DEL • KEC ATAN PIRAN
• SIN- ABD PEM- KI- • SO- RU-
TAKS 21 BELA- SI2 AL BRIK • MA-
• LITE- JARAN • TU- TERI
RASI GAS

DARI • KD DIRUM MATERI MENG- • NILAI KEGIAT • MEMANDU URAI-


PER- DARI USKAN SESUAI GUNA- KA- AN PEMBUATAN AN
MEN- PERM BER- KD KAN RAK- SISWA INSTRUMEN MA-
DIK- EN- DASAR- SALAH TER BERDA PENILAIAN TERI
BUD DIK- KAN KD SATU YG SARKA SESUAI
BUD MODEL DIKE N • BUTIR2 SOAL DGN
PEM- MBAN SINTAK • TUGAS2 KD
• IPK BELA- GKAN S DGN • INSTRUMEN
OLEH JARAN • BUTIR MENGI PENILAIAN
GU- BESER- KEC NTEGR LAINNYA
RU TA SIN- ABAD ASIKAN
TAKS- 21 KARAK • PEDOMAN
NYA • LITER TER, PENSKORAN/
ASI 4C, • PENGISIAN
APA? LITERA LEMBAR
SI PENGAMATAN
KERANGKA LOGIS KURIKULUM
Manusia Silabus
Indonesia SKL Inspirasi
kini dan SD/MI, SMP/MTs, Pembelajar-
masa datang SMA/MA,
an dan
SMK/MAK
Penilain

Buku
• How to measure
KI-KD • How to Assess

Learning
Outcomes
A S K Proses
Pembelajararan
dan Penilain
Assessment of Learning
Assessment as learning
Assessmen for learning
PENGEMBANGAN KI, KD, DAN KONTEKS

PENGALAMAN BELAJAR (PEMBELAJARAN DAN


PENILAIAN)

SISWA:
• BERKARAKTER,
• KOMPETEN, DAN
• LITERAT

LOTS HOTS
• Pembelajaran bertujuan mengembangkan bakat, minat,
dan potensi peserta didik agar berkarakter, kompeten, dan
literat. Untuk mencapai hasil tersebut diperlukan
pengalaman belajar yang bervariasi mulai dari yang
sederhana sampai pengalaman belajar yang kompleks.
Dalam kegiatan tersebut guru harus melaksanakan
pembelajaran dan penilaian yang relevan
• Pembelajaran dalam setiap mata pelajaran terkait dengan
kompetensi universal dan konteks yang harus memacu
peserta didik untuk memiliki ketrampilan berpikir dari yang
sederhana (LOTS) menuju berpikir tingkat tinggi (HOTS).
• Kegiatan pembelajaran tersebut tidak dapat sekaligus
dilaksanakan, tetapi sedikit demi sedikit melalui
perkembangan: dari LOTS menujuHOTS, sehingga pada
akhirnya HOTS menjadi karakter peserta didik.
• Melalui pembelajaran tersebut pada akhirnya dapat
mengahasilkan lulusan yang berkarakter, kompeten, dan
literat untuk siap menghadapi tantangan Abad 21.

Anda mungkin juga menyukai